Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Jurnal Sains dan Seni ITS

Alam sebagai Fasilitator Perilaku Anak Dita Pranditya Putri; Collinthia Erwindi
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1005.784 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.17991

Abstract

Dewasa ini semakin marak perilaku buruk yang muncul pada anak, diakibatkan oleh menurunnya perhatian dari orang tua akibat orang tua sibuk bekerja. Banyaknya sikap destruktif yang muncul pada anak perlu diwaspadai dan dikontrol dengan cara memberi perlakuan atau respon tertentu yang dapat dilakukan oleh lingkungan terdekat anak, baik dari lingkungan orang tua, keluarga, teman, dan alam sekitar. Melalui pendekatan psikologis dan perilaku, maka pemilihan kegiatan juga desain dari objek diharapkan dapat meminimalisir perilaku buruk yang ada pada diri anak. Objek dirancang untuk menghadirkan suasana yang berbeda kepada pengguna, supaya tersampaikan pengalaman yang berbeda pula, sehingga memunculkan respon tertentu. Suasana alam dihadirkan dengan tujuan memberi penyegaran dari suasana perkotaan. Pemilihan kegiatan didasarkan dari sifat atau sikap yang ingin direspon dari pengguna, dan yang memberi dampak positif tertentu sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dengan menggunakan metode merancang Aritektur Organik , penataan massa juga pembentukan objek merespon lingkungan eksisting pada lahan, sehingga diharapkan objek dapat beradaptasi dengan lingkungannya dengan baik.
Ruang Aktif Sebagai Solusi terhadap Pengaruh Negatif Teknologi pada Anak Larasasri Ratnaningtyas; Collinthia Erwindi
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.673 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.18478

Abstract

Pada zaman sekarang, anak-anak yang tinggal pada lingkungan perkotaan yang padat terlihat cenderung lebih malas, cepat lelah, cepat sakit dan terlihat seperti tertekan. Sedangkan pada anak-anak yang tinggal didaerah pedesaan mereka terlihat sangat lincah, sehat, tidak mudah lelah dan sangat ceria. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya sebuah sarana bermain yang menarik perhatian anak-anak pada perkotaan baik dilihat dari aspek udara maupun keselamatan yang terdapat pada kota surabaya sangat susah untuk anak-anak dapat bermain pada siang hari. Hal ini menyababkan orang tua menjadi pasrah dengan memberikan gadget kepada anak-anak dan mengakibatkan ketergantungan pada anak-anak. Oleh karena itu di perlukan sebuah wadah arsitektur berupa ruang aktif untuk mencegah ketergantungan terhadap gadget tersebut terjadi. Oleh karena itu metode merancang, dalam menciptakan sebuah obyek ini diperlukan sebuah pemahaman terhadap psikologi yaitu sebuah pemahaman yang terkait dengan kebutuhan anak. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah menciptakan sebuah obyek untuk mewadahi aktivitas anak-anak agar anak- anak dapat menjadi produktif dalam masa perkembangannya serta memberikan pencegahan agar anak-anak tidak menjadi ketergantungan pada gadget.
Aktif Desain sebagai Alternatif Rekreasi Taman Kota Sandra Adilla Haeruddin; Collinthia Erwindi
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.104 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.19072

Abstract

Balikpapan sebagai pintu gerbang perekonomian Kalimantan Timur akan mengembangkan wilayahnya dibibir pantai berbetasan Selat Makassar. Proyek pengembangan ini akan membangun coastal road sepanjang 7,5 km yang nantinya akan menjadi kawasan bisnis dan jasa. Proyek ini dibagi menjadi segmen I- VIII. Berdekatan dengan kawasan yang akan dikembangkan tersebut, terdapat Lapangan Merdeka. Lapangan Merdeka merupakan tempat rekreasi masyarakat Kota Balikpapan, yang ramai dikunjungi sampai saat ini. Lapangan Merdeka, sebagai representasi rekreatif, saat ini berpotensi tersaingi karena adanya pulau yang akan dikembangkan di segmen VIII. Fasilitas lengkap pada pulau akan membuat masyarakat lebih tertarik mengunjunginya daripada Lapangan Merdeka. Akibatnya, Lapangan Merdeka akan menurun pengunjungnya dan menjadi tempat yang terabaikan. Sehingga, agar keduanya saling berintegrasi, fungsi tiap tempat didesain berbeda-beda untuk saling melengkapi. Dengan melihat potensi aktivitas pada pulau, yang kemungkinan menjadi rekreasi pasif maka Lapangan Merdeka di kembangkan dengan desain rekreasi aktif melalui pendekatan perilaku dan metode aktif desain.
Perancangan Infrastruktur Pertanian dalam Konteks Perkotaan Maria Fransisca Candra Yunita; Collinthia Erwindi
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1083.712 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v6i2.26505

Abstract

Seiring dengan berkembangnya dunia dalam berbagai aspek, muncul beberapa isu dan permasalahan yang kompleks seperti overpopulasi, terorisme, krisis ekonomi global, dan lain sebagainya. Overpopulasi merupakan suatu keadaan dimana jumlah orang dalam suatu kelompok melebihi daya dukung dari wilayah yang ditempatinya. Permasalahan ini sudah mulai terlihat di berbagai kota-kota besar terutama yang terletak di negara berkembang dan menyebabkan tingkat kepadatan penduduk tinggi, kemacetan, polusi, dan lain-lain. Salah satu dampak terbesar dari overpopulasi adalah kaitannya dengan ketersediaan bahan pangan. Area pertanian di kota semakin berkurang, sedangkan jumlah penduduk dan permintaan bahan pangan mulai meningkat. Hal tersebut dapat mengakibatkan kenaikan harga bahan pokok karena terbatasnya atau kurangnya ketersediaan bahan pangan yang ada sehingga terpaksa mengimpor dari daerah lain. Oleh karena itu dibutuhkan inovasi terutama pada bidang pertanian skala kota untuk mengatasi permasalahan ini.  Berdasarkan isu tersebut, muncul inovasi obyek arsitektural “Taman Pertanian Kota” yang berfungsi sebagai sarana infrastruktur penyedia bahan makanan sekaligus pendidikan teknologi pertanian. Metode yang digunakan dalam proses perancangan obyek ini adalah kontekstualisme dengan pendekatan secara ekologis.
Pengaplikasian Ekologi Arsitektur pada Perancangan Agrowisata Sapi Perah di Desa Ngroto, Pujon Zahra Amiratiara Salma; Collinthia Erwindi
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.913 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v6i2.26669

Abstract

Pemenuhan kebutuhan susu sapi nasional saat ini masih belum terpenuhi oleh peternak lokal. Fenomena ini terjadi salah satunya karena tidak tersentralisasinya peternakan rakyat sehingga menyulitkan dalam segi manajemen dan produksi. Di sisi lain, Pujon, yang terletak di Kabupaten Malang merupakan salah satu pemasok susu sapi nasional mempunyai potensi untuk memenuhi kebutuhan nasional. Potensi lain dari Kecamatan Pujon adalah dari segi pariwisata. Terdapat banyak destinasi liburan di daerah Pujon sehingga potensi tersebut dapat dimanfaatkan. Metode ekologi arsitektur dipilih untuk rancangan ini karena pelestarian lingkungan menjadi salah satu tujuan utama dibuatnya sebuah ekowisata dan sekaligus untuk menjaga hubungan timbal balik antara peternakan dan lingkungan. Analisa terhadap site dilakukan sebagai dasar dari perancangan arsitektur ini, sehingga kebutuhan-kebutuhan khusus pada site dapat direspon dengan baik.
Human Behavior Terhadap Objek Arsitektural Bagi Anak Autistik Gabyawan Arioseno; Collinthia Erwindi
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1621.089 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v7i2.32449

Abstract

Setiap tahun di seluruh dunia, tingkat autisme mengalami peningkatan. Awal tahun1990-an, kasus autisme masih berkisar pada perbandingan 1 : 2.000 kelahiran. Adapun permasalahan-permasalahan yang timbul saat meningkatnya jumlah anak pengidap autis. Objek rancang yang dibuat bertujuan untuk mewadahi anak pengidap autis yang akan diperbaiki atau dilatih perilakunya sehingga dituntuk anak pengidap autis tidak takut dengan dunia luar. Metodologi yang dipakai untuk menyelesaikan permasalahan anak pengidap autis yaitu dengan cara human behavior dikarenakan untuk merancang diperlukan ilmu dari apa saja perilaku yang tidak disukai oleh anak pengidap autis dan apa saja perilaku yang disukai oleh anak pengidap autis tersebut. Awalnya anak pengidap autis harus diperkenalkan image dunia luar supaya mereka mengenalnya lebih dekat dan tidak cenderung mengucilkan diri. Sehingga objek yang diperuntukkan untuk anak autis dituntut untuk melatih mereka agar mereka tidak lagi mengucilkan diri atau malu terhadap lingkungan sekitarnya.
Perancangan Ruang Kerja dengan Konsep Nature Blend Margiana Belinda Amaliya; Collinthia Erwindi
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.879 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v7i2.33145

Abstract

Masyarakat pekerja di kota besar selalu disibukkan dengan deadline penyelesaian tugas dan tuntutan peran di tempat kerja sehingga membuat stres menjadi suatu faktor yang hampir tidak mungkin untuk dihindari. Stres kerja tidak hanya ditimbulkan karena beban kerja yang berat, namun juga pengaruh lingkungan kerja. Namun, kondisi dan suasana lingkungan kerja pada saat ini kurang memperhatikan kondisi kenyamanan dan psikologis pekerja. Keterikatan manusia dengan alam yang dijelaskan dalam ilmu biofilia memiliki manfaat, salah satunya dapat merespon stres. Oleh karena itu perancangan ini menawarkan lingkungan kerja yang membaur dengan alam (nature blend), yaitu dengan menghadirkan dan mendekatkan alam pada lingkungan kerja sehingga diharapkan nuansa alam dapat terasa saat bekerja. Konsep nature blend ini diharapkan dapat merespon masalah stres yang terjadi di tempat kerja.
Persepsi Visual dalam Rancangan Pusat Belanja Daring dan Luring Berliani Ghea Ghassani; Collinthia Erwindi
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.632 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v8i2.46404

Abstract

Saat ini Indonesia dihadapkan dengan sebuah fenomena perubahan kebutuhan masyarakat dalam berbelanja, yang dulunya berbelanja secara luring (offline), perlahan-lahan mulai beralih menjadi berbelanja secara daring (online). Hal ini akan berdampak, juga menjadi tuntutan pada rancangan sebuah obyek pusat perbelanjaan/mall. Karena sesuai namanya, yang merupakan tempat perbelanjaan, sehingga fasilitas-fasilitas didalammnya harus menunjang para pengunjungnya agar tertarik untuk berbelanja. Persepsi Visual merupakan salah satu upaya yang selalu dijadikan hal utama untuk menarik perhatian pengunjung. Karena visual merupakan indera manusia yang paling sering digunakan dengan baik. Sehingga memunculkan persepsi memalui hal-hal yang berhubungan dengan visual akan memudahkan terciptanya daya tarik masyarakat dalam hal berbelanja, khususnya berbelanja pakaian.  Dalam obyek rancangan ini, pusat perbelanjaan yang dirancang, menggabungkan antara aktivitas berbelannja daring (online) dan luring (offline), dimana dalam elemen-elemen desain rancangan ini sangat memperhatikan dan menggunakan sebuah pendekatan persepsi visual.
Pengaruh Musik terhadap Arsitektur Berbasis Isu Kesehatan Mental Baiq Nadhira Kamilia; Collinthia Erwindi
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v9i2.57274

Abstract

Di masa sekarang ini, gangguan emosional pada kesehatan mental masih kurang dipandang sebagai hal yang serius oleh beberapa kalangan masyarakat. Orang-orang yang merasakan gangguan tersebut cenderung memilih untuk tidak berbicara dan mengabaikannya, dimana jika hal tersebut terus berlanjut, dapat berakibat fatal. Sementara itu musik, suatu hal yang tidak asing didengar dalam kehidupan, merupakan sebuah “Bahasa” universal yang dapat dinikmati oleh seluruh manusia di dunia. Sayangnya, masyarakat Indonesia hanya melihat musik sebatas hiburan dan tidak lebih dari itu. Dengan menggunakan musik sebagai pendekatan dalam merancang bangunan, arsitektur dapat berperan tidak hanya sebagai seni yang menaungi, namun juga sebagai medium yang dapat menghubungkan elemen-elemen yang kontras.