Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGORGANISASIAN DAN DAMPAK PENGEMBANGAN EKOWISATA BERKELANJUTAN, DESA BUDAYA KERTALANGU, KOTA DENPASAR Byna Kameswara; Suhirman Suhirman
Jurnal Pariwisata Vol 7, No 1 (2020): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.327 KB) | DOI: 10.31294/par.v7i1.7628

Abstract

ABSTRAK Pariwisata merupakan salah satu bagian dari potensi ekonomi di Indonesia. Ada banyak jenis pariwisata, salah satunya adalah ekowisata. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata merupakan hal yang penting. Partisipasi masyarakat ini bertujuan untuk menimbulkan rasa kepemilikan terhadap pengembangan ekowisata. Salah satu contohnya adalah di Desa Budaya Kertalangu. Partisipasi masyarakat ini didukung oleh pengorganisasian komunitas atau masyarakat yang bertahap. Tahapan tersebut seperti tahapan integrasi, tahapan pemetaan isu, permasalahan, dan potensi desa, tahapan merancang tindakan bersama, tahapan implementasi, tahapan monitoring dan evaluasi, tahapan refleksi, dan tahapan umpan balik. Tahapan ini merupakan siklus yang berkesinambungan satu dengan yang lainnya. Pelaksanaan setiap tahap ini tentunya akan memberikan dampak pada penerapan konsep pembangunan berkalanjutan. Kata-kunci: Ekowisata, Pengorganisasian Komunitas, Pembangunan Berkelanjutan. ABSTRACT Tourism is one part of the economic potential in Indonesia. There are many types of tourism, one of which is ecotourism. Community participation in the development of ecotourism is important. This community participation aims to create a sense of ownership towards the development of ecotourism. One example is in the Cultural Village of Kertalangu. Community participation is supported by gradual community organizing. These stages such as the integration stage, the stage of mapping issues, problems, and potentials of the village, the stage of designing joint actions, the stages of implementation, the stages of monitoring and evaluation, the stages of reflection, and the stages of feedback. This stage is a continuous cycle. The implementation of each stage will certainly have an impact on the application of the concept of sustainable development. Keywords: Ecotourism, Community Organizing, Sustainable Development
Proses Transaktif, Interaksi Antar Aktor Agen Transfer dalam Pembangunan Lokal Muhammad Taufiq; Suhirman Suhirman; Benedictus Kombaitan
TATALOKA Vol 22, No 3 (2020): Volume 22 No. 3, August 2020
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tataloka.22.3.400-408

Abstract

Planning as a decision-making tool got intervention from the actors involved in it, through deliberation which is transactive planning and face-to-face dialogue between planners as transfer agents and the community. This situation has resulted in a mismatch between the priority policies for using the budget set at the local level and the implementation guidelines set by the central government. Questions arise how interactions between actors occurred in a transactive process. This article evaluates the interaction between involved actors in the transactive process, which occurs during a practice of local development planning program activity. Evaluations were carried out on village fund program cases in Indonesia, through qualitative approach analysis. The study aims to provide an understanding of the interactions between transfer agent actors during deliberation at the local level. The results show that the interaction between transfer agents conduct through the practice of dominating ideas, which tend to emphasize the dominance of certain parties in prioritizing budget use policies.
MENEMUKAN KEMBALI PEMBARUAN PERKOTAAN BERBASIS PENGEMBANGAN MASYARAKAT: STUDI PENANGANAN PEMUKIMAN KUMUH DI PERKOTAAN INDONESIA Muhammad Taufiq; Petrus Natalivan Indradjati; Suhirman Suhirman; Benedictus Kombaitan
TATALOKA Vol 21, No 4 (2019): Volume 21 No 4, November 2019
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tataloka.21.4.649-659

Abstract

The urban renewal concept is one of the city development policies approaches. It promotes profit optimization in urban areas. However, this is done by eroding existing slums and ending with injustice for the community. For this reason, city development policies need to direct urban renewal implementation based on community development. The question arises whether urban renewal needs to be applied for urban areas in Indonesia, whether urban renewal brings certain benefits in achieving a more humane society development and its limits. This article aims to provide a theoretical understanding of the considerations and implications for its application through illustrative case studies from several major cities in Indonesia. This study evaluates urban renewal ideas from a community development viewpoint, through descriptive, evaluative analysis and literature. Study results show that urban renewal is necessary for cities in Indonesia in terms of policies that make the city center become a more competitive business area and generate maximum urban profits through tax revenues. On the other hand, this is done to beautify the city's face, which will automatically improve community development in cities and suburbs. Local wisdom in the context of a city's development policy choice base is a limitation for its implementation optimality.
STRATEGI MANAJEMEN KONFLIK DI KAWASAN KARST CITATAH Melania Hanny Aryantie; Suhirman Suhirman
Jurnal Ecolab Vol 13, No 2 (2019): Ecolab
Publisher : Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup Laboratorium Lingkungan (P3KLL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.619 KB) | DOI: 10.20886/jklh.2019.13.2.69-83

Abstract

Konflik terkait pemanfaatan sumberdaya alam seperti di kawasan karst sudah menjadi isu nasional. Studi ini bertujuan untuk memetakan persepsi pihak-pihak yang berkonflik di kawasan karst Citatah, Provinsi Jawa Barat serta mencari solusi untuk mengatasi konflik sumberdaya alam. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan metode snowball sampling. Analisis dilakukan secara bertahap meliputi analisis isi, analisis pihak, dan analisis jejaring aktor (dynamic actor network analysis). Studi ini menemukan bahwa sumber konflik adalah kebijakan pemerintah terkait zonasi kawasan karst Citatah. Kebijakan ini memperuncing konflik antara penambang dengan kelompok konservasi. Lebih jauh kepentingan kelompok konservasi semakin berkembang terkait dengan kepentingan perlindungan hidrologi, geologi, dan arkeologi. Studi ini menyarankan pentingnya penataan kembali zonasi yang dilakukan secara inklusif dengan mediasi pihak yang netral.
Powers on Community-Level Deliberation: A Power Cube Approach Muhammad Taufiq; Suhirman Suhirman; Tubagus Furqon Sofhani; Benedictus Kombaitan
Indonesian Journal of Geography Vol 54, No 2 (2022): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijg.60911

Abstract

This study is generated by the limited understanding of the actor's power on village-level deliberation. In community-level deliberation, especially for villagers, planning struggles with unbalanced power from involved actors to avoid potential failures due to inappropriate implementation and waste of state finances. Problems from policy formulation results have distorted the consensus. Community-based planning faces different power characteristics displayed by involved actors. However, it seems that this matter's understanding is mostly obtained in Western urban areas context and few have studied it in the rural context, even more, sourced from non-Western and global south practices. Questions arise on the power capabilities each actor has and its implications for the planning formulation results. This article aims to provide an understanding of the actor's position and their source of power. It investigates the power identities of involved actors on the community-level deliberation through a power cube approach. Community-level deliberation in Pematang Tengah village, Indonesian, is used as the case study. Primary data were obtained from interviews with twenty-one respondents, observation, and document analysis during 2018-2020. The result shows that each actor displays a specific power characteristic driving their influences on the planning formulation results. This condition has implications for the construction of the power holder's influence in dominating the deliberation process.
Peran Stakeholder terhadap Pengembangan Destinasi Ekowisata Mangrove Siak Nurul Asyifa; Suhirman Suhirman
Warta Pariwisata Vol 21 No 1 (2023):
Publisher : Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/wpar.2023.21.1.04

Abstract

Siak Sri Indrapura merupakan salah satu Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) di Provinsi Riau berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) Tahun 2010-2025. Program unggulan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Siak dan Pemerintah Provinsi Riau adalah pengembangan kepariwisataan. Ekowisata mangrove atau bakau merupakan salah satu cara dalam mendukung status Kota Hijau yang sedang diterapkan di Kabupaten Siak. Kabupaten Siak memiliki 3 (tiga) destinasi ekowisata mangrove antara lain Ekowisata Mangrove Rawa Mekar Jaya, Ekowisata Mangrove Sungai Rawa, dan Ekowisata Mangrove Mengkapan. Artikel ini menjelaskan bahwa pengembangan kepranataan destinasi wisata merupakan bagian yang melekat dari pengembangan destinasi Ekowisata Mangrove Siak. Hal ini ditandai dengan peran-peran dari para stakeholder yang sangat berpengaruh bagi pengembangan pariwisata ini. Penelitian ini menganalisis aspek kepranataan yang berperan dalam pengembangan destinasi Ekowisata Mangrove Siak. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis Social Network Analysis (SNA).
Insentif Tanam Terhadap Produktivitas dan Keikutsertaan Petani di Lahan Eks Galian Pasir (Studi Kasus: Desa Cibulan, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat) Setiawan, Eko Fajar; Suhirman, Suhirman
Agridevina : Berkala Ilmiah Agribisnis Vol 12, No 2 (2023): Agridevina : Berkala Ilmiah Agribisnis
Publisher : UPN VETERAN JAWA TIMUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/agridevina.v12i2.4016

Abstract

Budidaya kedelai di lahan eks galian pasir Desa Cibulan, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan merupakan sinkronisasi program pemerintah pusat, kabupaten dan pemerintahan desa untuk mensukseskan target perluasan area tanaman pangan baru di lahan eks galian pasir Desa Cibulan. Dengan massifnya intervensi dari pemerintah melalui insentif tanam, kelompok tani di Desa Cibulan, telah merevegetasi lahan eks galian pasir seluas 115 ha di lima (5) bloklahan eks galian pasir Desa Cibulan. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods, dengan kombinasi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam (in depth interview) kepada pemangku kepentingan, obervasi lapangan dan pengumpulan data sekunder seperti pengumpulan dokumen kebijakan atau laporan tanam musim kedelai Desa Cibulan. Analisis kuantitatif menggunakan analisis Kruskall Wallis dan analisis kualitatif menggunakan deskriptif. Hasil analisis Kruskall Wallis membuktikan bahwa ada perbedaan yang nyata dari perlakuan insentif tanam kedelai yang bervariasi terhadap kenaikan produksi kedelai (ton/ha) dan penerimaan petani untuk terlibat (orang) kegiatan. Insentif tanam kedelai yang paling banyak diminati dan mempengaruhi produktivitas petani di lahan eks galian pasir adalah modal usaha, paketsubsidi kedelai dan pendampingan  DOI : https://doi.org/10.33005/agridevina.v12i2.4016