Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Gambaran Kebahagiaan Mustahik Di Lembaga Amil Zakat Pekanbaru Ikhwanisifa Ikhwanisifa; Reni Susanti; Salmiyati Salmiyati
Psikobuletin:Buletin Ilmiah Psikologi Vol 2, No 2 (2021): Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/pib.v2i2.12624

Abstract

Kebahagiaan merupakan salah satu kondisi yang ingin dicapai setiap orang. Berbagai situasi kehidupan seperti sulitnya memenuhi kebutuhan hidup dan tidak harmonisnya relasi sosial kadangkala menghambat pencapaian kebahagiaan. Penelitian ini mengkaji bagaimana gambaran kebahagiaan pada para mustahik yang ada di Pekanbaru. Sampel penelitian berjumlah 180 orang, merupakan para mustahik yang mendapat bantuan dari lembaga amil zakat dan mengikuti program pendampingan/pemberdayaan di 3 lembaga amil zakat. Alat ukur kebahagiaan yang digunakan dalam penelitian ini dimodifikasi dari Oxford Happines Questionnaire (OHQ) yang dikembangkan oleh Argyle, Martin & Crossland. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa kebahagiaan para mustahik berada pada kategori tinggi. Selanjutnya hasil analisis one-way anova menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kebahagiaan para mustahik berdasarkan jenis bantuan yang diterima. Begitu pula halnya dengan jenis kelamin, usia, dan pekerjaan. Hal ini berarti bahwa para mustahik mempersepsikan kondisi kehidupannya secara positif sehingga mampu menerima dirinya, menunjukkan perasaan senang dan optimis, memiliki harga diri yang baik, serta meyakini kemampuannya dalam menghadapi kehidupannya masing-masing
Regulasi Emosi pada Mahasiswa Melayu Ahyani Radhiani Fitri; Ikhwanisifa Ikhwanisifa
JURNAL PSIKOLOGI Vol 12, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v12i1.3002

Abstract

The concept of God: From the lens of students of integrated Islamic elementary schools Reni Susanti; Ikhwanisifa Ikhwanisifa
HUMANITAS: Indonesian Psychological Journal Vol 17, Number 1: February 2020
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/humanitas.v17i1.8916

Abstract

Children at elementary schools have been able to develop their logical thinking and the ability to understand symbols and fundamental principles, yet still in a concrete fashion. Religion, however, introduces the concept of God, which is quite an abstract concept. Therefore, a learning method that can help children to develop their understanding of God is required. This research aimed to identify the conception of God on children enrolled in Integrated Islamic schools (SIT). The study used qualitative method with the indigenous psychology approach. The study collected data from 200 students at Grade Six from Integrated Islamic elementary schools in Pekanbaru. The data was processed using thematic analysis based on the conception of God in Islamic tradition. The results showed that the majority of the respondents (97.73%) described their conception of God with their understanding of God as the Creator (tawhid al-rububiyya) involving the perfection of God, the willfulness of God, and the existence of God. The implementation of the understanding of God in daily life (tawhid al-uluhiyya) is then applied through prayers, compliance to religious rules, and submission toward God's commands. These results suggest that respondents comprehend the concept of God and implement such understanding through their daily activities
Peristiwa Apa Yang Mendekatkan Anak Dengan Tuhannya? Perspektif Psikologi Islam Ikhwanisifa .; Reni Susanti
Wacana Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : UNS Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.773 KB) | DOI: 10.13057/wacana.v11i1.139

Abstract

Abstrak Konsep Tuhan merupakan perwujudan keimanan seseorang terhadap Tuhannya. Konsep Tuhan adalah perpaduan kesan yang terpisah mengenai hal-hal yang berkenaan tentang Tuhan yang sudah bisa didapatkan dari masa kanak-kanak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang peristiwa apa yang mendekatkan anak dengan Tuhannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Psikologi Indijinus dengan memberikan pertanyaan terbuka, “ Peristiwa apakah yang mengingatkanmu tentang Tuhanmu?”. Responden dalam penelitian ini adalah 200 siswa kelas 6 Sekolah Dasar Islam Terpadu di Pekanbaru. Data diolah dengan menggunakan Nvivo 8.0. Berdasarkan hasil analisis didapatkan empat tema besar berkaitan dengan peristiwa yang mendekatkan anak dengan Tuhan yaitu cobaan (43%), ibadah (33,5%), nikmat (9,5%), dan tidak beribadah (3%). Hasil ini menunjukkan bahwasanya representasi mental konsep Tuhan pada anak dapat digambarkan dalam bentuk aspek evaluatif anak tentang Tuhannya. Evaluasi tersebut terbagi atas dua penilaian yakni penilaian positif dan negatif. Penilaian positif meliputi ibadah dan nikmat, sedangkan penilaian negatif meliputi cobaan dan kesalahan.   Kata kunci :  Anak, Konsep Tuhan, Peristiwa
ISLAMIC GROUP PLAY THERAPY: UPAYA PENGEMBANGAN KETERAMPILAN HELP SEEKING BEHAVIOUR DALAM MENGHADAPI KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK Ikhwanisifa Ikhwanisifa; Raudatussalamah Raudatussalamah; Reni Susanti
Generasi Emas: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol. 2 No. 2 (2019): Generasi Emas: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.562 KB) | DOI: 10.25299/ge.2019.vol2(2).4467

Abstract

Sexual violence against children is increasingly prevalent, in some cases, it is found that the child's lack of skills in dealing with situations that threaten him. The purpose of this study is to look at the effectiveness of Islamic Group Play Therapy in improving help-seeking behavior skills in children who are vulnerable to sexual harassment or violence. Respondents in this study were 15 children who have experienced sexual violence and children who are vulnerable to sexual harassment or violence in Siak Regency. The data analysis technique is a paired sample test technique. The results of the overall analysis showed that there was no increase in skills to seek help in child victims of sexual violence with a value of t-1.976 with a significance level of 0.068. However, an increase in skills occurred in the informal dimension, namely an increase in the behavior of asking for help from others with a value of -3.761 at a significance level of 0.002, meaning that the subject was able to ask for help from others during sexual violence. There is an increase in helping yourself with a t value of 4795 at a significance level of 0.000, meaning that there has been an attempt by the subject to help himself so that the subject is not just silent when he experiences sexual violence.
Peran Religious Coping dan Tawakal Untuk Meningkatkan Subjective Wellbeing Pada Masyarakat Melayu Ikhwanisifa Ikhwanisifa; Raudatussalamah Raudatussalamah
JURNAL PSIKOLOGI Vol 18, No 1 (2022): Jurnal Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v18i1.15265

Abstract

Setiap orang mendambakan kebahagiaan dan hidup yang bermakna, kebahagiaan dianggap lebih penting dari pada uang dan kebaikan moral. Kebahagiaan sebagai bagian dari subjective wellbeing merupakan salah satu kualitas hidup individu dan masyarakat yang baik termasuk masyarakat Melayu. Salah satu faktor yang mempengaruhi subjective wellbeing adalah religiusitas. Saat individu dihadapkan pada masalah, maka salah satu cara individu untuk mengelola masalahnya adalah dengan menggunakan keyakinannya melalui coping religious. Islam memiliki suatu konsep yang juga merupakan coping religious yaitu tawakkal, yang merupakan penyerahan diri kepada Allah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana coping religious dan tawakkal dapat mempengaruhi subjective well-being atau kesejahteraan diri pada masyarakat melayu. Partisipan penelitian merupakan 161 masyarakat Melayu Kecamatan Bukit Batu kabupaten Bengkalis yang berprofesi sebagai Petani. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan skala coping religious yakni BriefRCOPE yang dikembangkan (Pargament, Smith, Koenig, & Perez (1998), skala Tawakkal yang dikembangkan Rusydi (Putri & Uyun, 2017.; Husnar, Saniah & Nashori, 2017.; Sartika & Kurniawan, 2015) dan skala subjective well-being (Diener et.al, 2002). Analisa data yang digunakan menggunakan teknik Regresi Berganda. Hasil analisis menunjukkan coping religious dan tawakkal secara bersama memiliki hubungan dengan subjective well-being  dengan nilai (F) 4.046 dengan nilai  (p) 0.019 (p<0.05).) Artinya bahwa individu yang memiliki kesejahteraan subjektif adalah individu yang mampu memiliki keyakinan yang kuat terhadap agama dan Tuhannya yang diwujudkan dalam sikap tawakkal dalam hidupnya saat dihadapkan pada permasalahan.    Kata-kata kunci: Coping Religious, Tawakkal, Subjective Well Being
Gambaran Resilensi Akademik Mahasiswa Tingkat Akhir yang Sedang Mengerjakan Skripsi Di Masa Pandemi Covid-19 Anggia Kargenti Evanurul Marettih; Ikhwanisifa Ikhwanisifa; Rita Susanti; Laila Ramadhani
Psikobuletin:Buletin Ilmiah Psikologi Vol 3, No 3 (2022): Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/pib.v3i3.18771

Abstract

Resiliensi akademik merupakan kondisi individu yang mampu bertahan, melewati serta berhasil dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi sepanjang kehidupan akademik. Salah satu hambatan yang terjadi dalam kehidupan akademik pada mahasiswa adalah pengerjaan skripsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran resilensi akademik mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Resiliensi akademik diukur dengan menggunakan The Academic Resilience Scale (ARS-30) yang disusun oleh Cassidy (2016) yang telah diadaptasi dan dimodifikasi oleh Kumalasari, Luthfiyanni, dan Grasiaswaty (2020). Sampel penelitian berjumlah 517 ditentukan dengan teknik accidental sampling. Hasil penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa memiliki resiliensi akademik yang cukup baik namun belum optimal. Hal ini terlihat juga dari dari 3 komponen, Perseverance (Kategori rendah), Reflecting and adaptive help-seeking (kategori tinggi) dan Negative affect and emotional response (kategori rendah). Hasil independent sample t-test menemukan tidak ada perbedaan resiliensi akademik antara mahasiswa laki-laki dan perempuan (t=1,013, p=0,311). Artinya, baik mahasiswa laki-laki maupun perempuan memiliki resiliensi akademik dalam katagori yang sama. Resiliensi penting bagi mahasiswa, sehingga perlu dilatih agar dapat bertahan dan menghadapi situasi situasi sulit dan yang tidak menyenangkan tidak hanya dalam kehidupan akademik saja melainkan dalam kehidupan sehari-hari.
Peran Psychological Capital Dan Spirituality Dalam Meningkatkan Subjective Well-Being Mahasiswa Dan Dampaknya Terhadap Academic Achievement Rita Susanti; Ikhwanisifa Ikhwanisifa; Anggia Kargenti Evanurul Marettih
JURNAL PSIKOLOGI Vol 19, No 1 (2023): Jurnal Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v19i1.18869

Abstract

Abstrak Academic Achievement di perguruan tinggi merupakan dasar keberhasilan dan keunggulan mahasiswa. Pencapaian ini dapat diraih dengan kesehatan mental yang baik seperti Subjective Well-Being (SWB) yang tinggi. Mahasiswa dengan Subjective Well-Being yang tinggi akan mampu meningkatkan prestasi akademiknya. Dalam hal ini untuk mencapai Subjective Well-Being perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi. Dalam banyak penelitian yang telah dilakukan bahwa prediktor yang mempengaruhi Subjective Well-Being adalah variabel Psychological Capital (PsyCap) dan Spirituality (Avey et al., 2010); (Luthans & Luthans, 2015); (Lun & Bond, 2013). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh PsyCap dan Spirituality terhadap Subjective Well-Being dan dampaknya terhadap academic achievementpada mahasiswa. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Riau sebanyak 565 mahasiswa. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan skala PsyCap (Luthans et al., 2007), skala Spirituality (Dasti & Sitwat, 2014), dan skala Subjective Well-Being (The satisfaction with scale/SWLS oleh (Diener et al. ., 1985) dan Scale of positive and negative experience(SPANE) oleh (Diener, Oishi, et al., 2009). Penelitian ini menggunakan SEM-WarpPLS untuk menganalisis pengaruh antar variabel laten. Hasil penelitian menunjukkan PsyCap berpengaruh positif terhadap Subjective Well-Being, dan Spiriituality juga berpengaruh terhadap Subjective Well-Being siswa. Temuan lain menunjukkan bahwa Subjective Well-Being dapat mempengaruhi academic Achievement siswa. Artinya mahasiswa dengan kapasitas PsyCap yang tinggi dan mampu menginternalisasi nilai-nilai Spirituality dalam kehidupannya akan mampu mempengaruhi Subjective Well-Being dan berdampak pada academic Achievement.   Kata-kata kunci: Psychological Capital, Spirituality, Subjective Well-Being, academic    Achievement ABSTRACT Academic achievement in higher education is the foundation of student success and excellence. This achievement can be achieved with good mental health such as high subjective well-being. students with high subjective well-being will be able to improve their academic achievement. In this case, to achieve high subjective well-being, it is necessary to pay attention to the influencing factors. In many studies that have been done predictors that affect subjective well-being are the variables Psychological Capital (PsyCap) and Spirituality (Avey et al., 2010); (Luthans & Luthans, 2015); (Lun & Bond, 2013). The purpose of this study was to see the effect of Psychological Capital and Spirituality on subjective well-being in students. The subjects in this study were students of one of the universities in Riau as many as 565 students. The data in this study were obtained using the PsyCap scale (Luthans et al., 2007), the spirituality scale (Dasti & Sitwat, 2014), and the subjective well-being scale (The satisfaction with scale/SWLS by (Diener et al., 1985) and Scale of positive and negative experience (SPANE) by (Diener, Oishi, et al., 2009)). This research uses SEM-WarpPLS to analyze the effect beetwen latent variables. The results show PsyCap positively affected subjective well-being, and Spirituality also affected students' subjective well-being. Other findings shows that subjective well-being can affect student academic achievement. This means that students with high PsyCap capacity and to able internalize spirituality values in their lives will be able to influence subjective well-being and have an impact on academic achievement.Kata-kata kunci: Psychological Capital, Spirituality, Subjective Well Being, academic    Achievement
PERAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEBERSYUKURAN TERHADAP KUALITAS HIDUP KELUARGA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS: Dukungan keluarga, kebersyukuran, kualitas hidup keluarga, anak berkebutuhan khusus Ikhwanisifa, Ikhwanisifa; Marettih, Anggia Kargenti Evanurul; Susanti, Rita; Raudaful Zahira, Gitsya
Generasi Emas Vol. 7 No. 1 (2024): Generasi Emas: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/ge.2024.vol7(1).12174

Abstract

Good quality of family life is vital for parents of children with special needs who often feel stressed and depressed. The quality of family life has a complex effect on parents' physical and psychosocial aspects, which can lead to health problems, family conflicts, and poor living standards. Family support and gratitude are expected to affect the quality of life for families owned by parents of children with special needs. The research subjects were 78 parents in Pekanbaru, determined by purposive sampling. Data collection used an adaptation of the TFQoLS scale (Beach Center on Disability, 2012) Cronbach's alpha 0.937, FSS (Uddin & Bhuiyan, 2019) Cronbach's alpha 0.854 and GQ-6 (McCullough, Emmons & Tsang, 2002) Cronbach's alpha 0.748. Multiple regression results show F= 76.97, R2=0,664, p= 0.00. The results found that family support and gratitude were proven to influence the quality of family life in parents of children with special needs. Gratitude being the best predictor. The study's results showed a correlation between family support, gratitude to the family quality of life. Family support obtained by parents can help ease the burden of parenting, which causes pressure on parents, as well as gratitude which can make parents carry out their roles and responsibilities with a more positive perspective so that family support and gratitude can have an impact positively on the quality of life of families parents of children with special needs. Keywords: family support, gratitude, family quality of life, parents of children with special needs
Peran Harga Diri Terhadap Ketidakpuasan Bentuk Tubuh Remaja Perempuan Marettih, Anggia Kargenti Evanurul; Ikhwanisifa, Ikhwanisifa; Widiningsih, Yuli; Yovanny, Cindy Puspa
Psychopolytan : Jurnal Psikologi Vol 8 No 1 (2024): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/psi.v8i1.4213

Abstract

Body dissatisfaction is a serious phenomenon that requires precautions because it generates a serious of health complications, including impaired well-being. Self-esteem is one of the factors that can predict body dissatisfaction.This study aims to determine the role of self-esteem to body dissatisfaction in adolescent female. There are 250 adolescents female determined in this study using a purposive sampling technique. The BSQ-34 from Cooper et al. (1987) was applied to assess body dissatisfaction and the state self-esteem scale from Heatherton & Polivy (1991) was used to assess self-esteem. The regression model indicates r= -0.345, F= 16,996, B= -0,321 (p<0,000), which is means that self-esteem has a very significant role in predicting body dissatisfaction in adolescent females. These findings indicate that if adolescents have high self-esteem then dissatisfaction with their bodies is low, conversely if adolescents' self-esteem is low then adolescents will experience high body dissatisfaction. Appearance is the aspect of self-esteem that contributes the most to predicting body dissatisfaction, with r = -0,386,( p <0,000). Negatif appraisal of physical appearance can cause highest body dissatisfaction in female. That is the reason why it is important to have a possitive appraisal to avoid body dissatisfaction in adolescent female.