Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan (Journal of Soil Science and Environment)

Soil Moisture Characteristics on Several Soil Types Dwi Putro Tejo Baskoro; Suria Darma Tarigan
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 9 No 2 (2007): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.671 KB) | DOI: 10.29244/jitl.9.2.77-81

Abstract

Soil water availability is one of the important factors injluencing plant growth. Soil that can store more water in alonger time can support a better plant growth. This study was aimed to evaluate the dynamics of soil water of four differentsoils with different characteristics. Four soils classes are clayey textured soils-Red Yellowish Podsolik Jasinga, Clayeytextured soils-Latosol Darmaga, . Sandy Textured soil-Regosol Sindang Barang, and highly organic mater content soi/sAndosolSukamantri. The result showed that at every-suction analyzed, Andosol Sukamantri had consistently highest watercontent while Regosol Sindang Barang was consistently lowest. Similar tendency wasfoundfor available water capacity. Theresult also showed that moisture content at Regosol decrease more rapidly than those of the other three soils. The time need to reach likely constant moisture content is variable with soil type; lowest at Regosol Sindangbarang (45 hours after completely saturated and drained) followed by Podsolik Jasinga (73 hours), Latosol darmaga (74 hours) and Andosol Sulcamatri (76 hours).
Application of Fuzzy Sets Function for Land Attributes Mapping Dwi Putro Tejo Baskoro
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 10 No 1 (2008): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.976 KB) | DOI: 10.29244/jitl.10.1.20-26

Abstract

A study was conducted to evaluate the potential use of Geographical Information System (GIS) for mapping thebiophysical resources of watershed PC-based GIS soft-wares were used in the analysis, processing and mapping of spatialdata. The conventional mapping technique that presents land attribute in form of polygon with abrupt change across classboundaries was improved using Fuzzy technique. This technique involves the generation of membership maps for each soiltype based on the relationship between the soil type and it's forming factors like geology, elevation, slope gradient, slopeaspect, slope curvature, and land cover. The fuzzy technique was found to be more appropriate than the conventionaltechnique of mapping in expressing continuous and gradually changing soil or land attributes. Validation with observed soilor land attributes values indicated that root mean square error (RMSE) obtained for Fuzzy method was lower than that fromthe conventional method
PRIORITAS PERLINDUNGAN LAHAN SAWAH PADA KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN DI KABUPATEN GARUT Zluyan Firdaus Afif; Baba Barus; Dwi Putro Tejo Baskoro
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 16 No 2 (2014): Jurnal Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.213 KB) | DOI: 10.29244/jitl.16.2.67-74

Abstract

Perlindungan lahan sawah di Kabupaten Garut perlu dilakukan sejak dini, hal ini dimaksudkan untuk menjaga keberadaan lahan sawah serta jati diri Kabupaten Garut sebagai lumbung padi Provinsi Jawa Barat. Upaya ini dilakukan untuk mendukung ketahanan pangan nasional ditengah maraknya isu konversi lahan pertanian. Terutama pada Kawasan Strategis Perkotaan yang pada dasarnya merupakan pusat perekonomian di Kabupaten Garut. Hasil kajian ini diharapkan diperoleh gambaran kondisi aktual lahan sawah di Kawasan Strategis Perkotaan Kabupaten Garut. Penghitungan neraca lahan dilakukan dengan membandingkan kebutuhan dan ketersediaan lahan pada Kawasan Strategis Perkotaan di Kabupaten Garut. Penentuan lahan prioritas dilakukan atas parameter: 1) kelas kesesuaian lahan; 2) intensitas pertanaman (IP); 3) sistem Irigasi; 4) luas hamparan; dan 5) jarak dari bahu jalan. Selanjutnya dilakukan pengelompokan berdasarkan kriteria fisik yang homogen, sehingga diperoleh empat karakteristik tipologi perlindungan lahan sawah di Kawasan Strategis Perkotaan. Sebaran lahan prioritas pertama kemudian di bandingkan dengan pola ruang dalam RTRW Kabupaten Garut tahun 2011-2013, sehingga diperoleh luas lahan prioritas pertama yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kawasan Strategis Perkotaan adalah sebesar 2,079 ha atau setara dengan 25.67% dari luas wilayah. Artinya, jika lahan sawah prioritas pertama ini digunakan sebagai sumber untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan standar minimal 30%, pemerintah hanya tinggal mengakumulasi kekurangan sebesar 4.33%.
PERBEDAAN NILAI KADAR AIR KAPASITAS LAPANG BERDASARKAN METODE ALHRICKS, DRAINASE BEBAS, DAN PRESSURE PLATE PADA BERBAGAI TEKSTUR TANAH DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERTUMBUHAN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus L.) Oteng Haridjaja; Dwi Putro Tejo Baskoro; Mahartika Setianingsih
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 15 No 2 (2013): Jurnal Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.871 KB) | DOI: 10.29244/jitl.15.2.52-59

Abstract

Ketersediaan air dalam tanah merupakan salah satu faktor penting bagi pertumbuhan tanaman. Kadar air pada kapasitas lapang dapat ditetapkan dengan metode yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan berbagai metode pengukuran kadar air kapasitas lapang dan melihat responnya terhadap pertumbuhan bunga matahari. Penelitian ini diawali dengan penetapan kadar air kapasitas lapang (KAKL) dengan yaitu metode Alhricks, Drainase bebas, dan Pressure Plate terhadap tiga kelas tekstur tanah berbeda yaitu: liat, lempung liat berpasir, dan lempung berpasir. Selanjutnya di rumah kaca, dilakukan penanaman bunga matahari dengan perlakuan kombinasi perbedaan jenis tekstur dan pemberian air pada KAKL dari masing-masing metode. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan percobaan faktorial acak lengkap dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekstur dan metode penetapan serta interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap nilai KAKL. Kadar air kapasitas lapang (% berat) pada tekstur liat (62.18%) lebih besar dibandingkan tekstur lempung liat berpasir (20.42%) dan lempung berpasir (10.92%). Pada penetapan kadar air kapasitas lapang dengan metode Alhricks, ketebalan pasir kuarsa yang paling baik adalah 6 cm dan tanah 3 cm, karena data kadar air yang diperoleh lebih konsisten serta menghasilkan nilai R2 yang paling tinggi (0.967). Pada tekstur liat perlakuan penyiraman yang didasarkan pada KAKL tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan biomassa akar kering namun berpengaruh nyata terhadap biomassa akar basah, biomassa tajuk basah dan kering, serta panjang akar. Pada perlakuan tekstur, terlihat perbedaan respon pertumbuhan yang nyata antara tanaman bunga matahari yang ditanam pada tekstur liat, lempung liat berpasir, dan lempung berpasir.
ANALISIS SPASIAL RISIKO BANJIR WILAYAH SUNGAI MANGOTTONG DI KABUPATEN SINJAI, SULAWESI SELATAN Seniarwan Seniarwan; Dwi Putro Tejo Baskoro; Komarsa Gandasasmita
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 15 No 1 (2013): Jurnal Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1032.597 KB) | DOI: 10.29244/jitl.15.1.39-44

Abstract

Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia dan banyak memberikan dampak negatif. Sinjai merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang sering dilanda banjir. Bencana banjir yang terjadi pada tahun 2006 menimbulkan banyak kerugian dan korban jiwa, khususnya di ibukota kabupaten akibat meluapnya Sungai Mangottong. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara spasial tingkat bahaya, kerentanan, dan risiko banjir di wilayah Sungai Mangottong. Analisis bahaya dilakukan dengan mengidentifikasi daerah genangan menggunakan GIS (Geographical Information System) berdasarkan data DEM (Digital Elevation Model) dan volume banjir. Analisis kerentanan dilakukan dengan menggabungkan kriteria kerentanan fisik, kerentanan sosial, dan eksposur lahan menggunakan metode spasial MCDA (Multi Criteria Decision Analysis) dan pembobotan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Risiko banjir dianalisis dengan menggabungkan komponen bahaya dan kerentanan banjir. Tingkat bahaya banjir dinilai berdasarkan hasil simulasi model genangan periode ulang 25 tahun dan kelas kedalaman air menunjukkan bahwa kelas tinggi sebagian besar berada pada wilayah Kecamatan Sinjai Timur, sedangkan kelas rendah dan sedang berada pada wilayah Kecamatan Sinjai Utara. Tingkat kerentanan dan risiko banjir menunjukkan bahwa kelas tinggi sebagian besar berada pada wilayah Kecamatan Sinjai Utara.
KEMAMPUAN RETENSI AIR DAN KETAHANAN PENETRASI TANAH PADA SISTEM OLAH TANAH INTENSIF DAN OLAH TANAH KONSERVASI Enny Dwi Wahyunie; Dwi Putro Tejo Baskoro; Mohammad Sofyan
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 14 No 2 (2012): Jurnal Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.867 KB) | DOI: 10.29244/jitl.14.2.73-78

Abstract

Sebuah penelitian untuk mempelajari pengaruh jangka panjang sistem pengelolaan tanah terhadap ketersediaan air terkait dengan sifat-sifat tanah yang dilakukan di Darmaga Bogor. Penelitian ini dilakukan di daerah dengan sistem konvensional olah tanah intensif (OTI) dan sistem olah tanah konservasi (OTK) di lahan pertanian kering pada tanah liat (Oxic Dystrudepts) dengan rotasi tanaman semusim. Kedua sistem pengolahan tersebut telah diterapkan di daerah tersebut selama lebih dari 12 tahun. Karakteristik retensi air dan penetrasi tanah dari kedua sistem pengolahan dibandingkan. Sistem konvensional olah tanah intensif dapat mengurangi kandungan bahan organik tanah jika dibandingkan dengan pengolahan tanah konservasi. Kecenderungan serupa juga ditemukan untuk karakteristik retensi air. Kapasitas lapang, kapasitas air tersedia, dan kadar air tanah lebih rendah di OTI daripada di OTK, sedangkan penetrasi tanah lebih tinggi pada OTI dibanding OTK. Hasil pengamatan menyatakan bahwa secara relatif tingginya penetrasi tanah dalam profil tanah di bawah sistem olah tanah intensif karena adanya pemadatan sub soil.
REGRESI LOGISTIK BINER DAN RASIONAL UNTUK ANALISIS BAHAYA TANAH LONGSOR DI KABUPATEN CIANJUR Reni Kusumo Tejo; Dwi Putro Tejo Baskoro; Baba Barus
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 18 No 1 (2016): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (803.302 KB) | DOI: 10.29244/jitl.18.1.35-41

Abstract

Sepanjang tahun 2002-2007 Cianjur telah mengalami 33 kali kejadian longsor. Tujuan penelitian ini adalah: (i) mengidentifikasi faktor yang paling berpengaruh terhadap bahaya tanah longsor di Kabupaten Cianjur, dan (ii) menganalisis bahaya tanah longsor di Kabupaten Cianjur. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor yang paling berpengaruh terhadap bahaya longsor di Kabupaten Cianjur adalah analisis regresi logistik biner dan analisis rasional. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik biner dan rasional, curah hujan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya longsor di daerah penelitian. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien parameter curah hujan yang tertinggi pada ketiga persamaan (0.542 pada hasil menggunakan SPSS, 0.920 pada hasil menggunakan Idrisi, dan 0.29 pada hasil analisis rasional). Kejadian longsor dipengaruhi terutama oleh kelas curah hujan yang tinggi. Ketiga peta bahaya longsor menghasilkan lokasi-lokasi untuk kelas bahaya sedang sampai tinggi. Pada peta bahaya longsor hasil regresi logistik biner menggunakan SPSS, kelas bahaya sedang sampai tinggi terdapat di bagian barat laut dan tenggara Cianjur. Pada peta hasil analisis menggunakan Idrisi, kelas tersebut di bagian tengah dan bagian utara Kabupaten Cianjur. Peta bahaya longsor hasil rasional, kelas bahaya longsor sedang dominan dan menyebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Cianjur. Peta bahaya longsor hasil regresi logistik biner menggunakan Idrisi lebih baik dibandingkan dua peta bahaya lainnya, karena mempunyai nilai koefisien determinan terbesar yaitu 0.980. Kata kunci: Regresi logistik biner, bahaya, tanah longsor, rasional
PEMODELAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN MENGGUNAKAN CLUE-S Toga Pandapotan Sinurat; Khursatul Munibah; Dwi Putro Tejo Baskoro
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 17 No 2 (2015): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1086.243 KB) | DOI: 10.29244/jitl.17.2.75-82

Abstract

The growth of a region has changed land-use pattern, not only in urban areas but also rural areas such as Humbang Hasundutan regency, North Sumatra Province. As one district that newly developed since its establishment in 2003, land-use change has affected the environment such as the emergence of degraded land due to deforestation and other environmental vulnerability issues in some sub districts. CLUE-S (the Conversion of Land Use and its Effects at Small region extents) model with a combination of dynamic systems and quantification of empirical relationships between land-use and its driving factors was chosen to predict land-use change that improves an understanding of land allocation planning. The aims of this study were to analyze land-use change in Humbang Hasundutan district and predict the changes in year 2033. The results showed Humbang Hasundutan district has 5,362 hectares of forest cover loss in period of years 2003 to 2013. Land use change simulation by using scenario with restricted area policy and forest land rehabilitation can maintain forest cover over 30 % and contribute to augment forest vegetation on degraded lands by 47.87 % in year 2033. Keywords: CLUE-S, degraded land, forest cover, land-use change
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK TANAH DAN PRODUKSI UBI KAYU Dwi Putro Tejo Baskoro
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 12 No 1 (2010): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.476 KB) | DOI: 10.29244/jitl.12.1.9-14

Abstract

A study about the effect of humic substance and green manure on soil physical characteristics and cassava production was conducted on a Sandy loam soil in Sukadana-East Lampung. Humic substance was obtained from Proper Humic, whereas green manure was obtained from crop residue and weed surrounding the experimental site. Humic substance applied was 15 liters ha-1 and green manure applied was 2 tons ha-1. The result of the experiment indicated that in general, humic substance and green manure applied had no significant effect on soil physical characteristics. However, there was a tendency that water content at field capacity (pF 2.54) and water available capacity increased as humic substance and green manure were applied. Similar tendency was also observed for water retained in soil where field soil water content at 7 consecutive no-raindays was slightly higher at soil with humic substance and green manure. With the application of humic substance and green manure, soil could hold water in a longer time. The effect of green manure on field soil water content was, however, slightly better than that of humic substance. Nevertheless, application of humic substance 15 l ha-1 increased significantly cassava growth and production and the effect was better than those from green manure with the dosage of 2 ton ha-1. Key words: cassava production, humic substance, water retention
KAJIAN PENGARUH SITU TERHADAP RESPON HIDROLOGI DI DAS PESANGGRAHAN MENGGUNAKAN MODEL HEC-HMS Selamet Kusdaryanto; Dwi Putro Tejo Baskoro; Suria Darma Tarigan
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 12 No 2 (2010): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.927 KB) | DOI: 10.29244/jitl.12.2.11-17

Abstract

Pesanggrahan river with total extent of watershed about 13,384 ha is one of rivers flowing through Jakarta City that causes flood problem every years. Many effort has been done to reduce flood problem, among others is to build reservoir in watershed, but the effectiveness of reservoir is still questionable. A research aimed to analyze gap of reservoir capacity changes and its influence on hydrological response and to arrange the scenario of reservoir capacity change to improve hydrological response in Pesanggrahan Watershed was done using HEC-HMS Model. Reservoir capacity change scenarios applied to the actual rainfall condition and designed rainfall condition with a certain recurrence interval. The scenarios consist of: reservoir with the exsisting condition (scenario 1), increase depth of reservoir to 5 meters (scenario 2) and build 6 reservoirs on Pesanggrahan watershed (scenario 3). The model was calibrated using daily discharge data from the date of January 10th to April 30th 2009. Model calibration result shows that model is quite accurate to predict peak discharge in Pesanggrahan Watershed with Nash-Sutcliffe efficiency value = 0.9817 and R2 =0.975. Simulation results showed that the reservoir is effective in decreasing its local effect to peak discharge (reservoir area). The presence of reservoir with existing condition reduce only 6.38 % of the peak run off in outlet Kebon jeruk, whereas building of 6 reservoir will reduce 24.6 % of the peak run off in outlet Kebon jeruk.Keywords : HEC-HMS Model, peak discharge, Reservoir capacity change
Co-Authors A Akbar Aditia Sapto Utomo Affan Chahyahusna Agis Mulyani Alim, Nurmaranti Andrea Emma Pravitasari, Andrea Emma Andria Harfani Qalbi Ansori Ansori Araswati, Fulki Dwiyandi Asti Nurmilah Astrid Aryani Ndun Asyhari, Adibtya Baba Barus Balqis Nur Aisyah Basuki Sumawinata Benadikta Widjayatnika Boedi Tjahjono Budi Mulyanto Carolyn, Rully Dhora Darmawan Darmawan Darmawan Darmawan Desy Fatmawati Diyah Novita Kurnianti Dyah Retno Panuju Elianah Elvina Nora Lubis Enni Dwi Wahjunie Enny Dwi Wahyunie Ernan Rustiadi Evi Nursari Evi Nursari Fajar Nugraha Fatmawaty Fatmawaty, Fatmawaty Fatoni, Arif Fayra Parahita Gangga, Adi Gilang Munggaran Harisman Edi Hendi Hendra Bayu Henry D. Manurung Iman Sadesmesli Irvan Zidni Iskandar Iskandar Jepri, Kristoporus Jon Hendri JUBAEDAH JUBAEDAH, JUBAEDAH Khursatul Munibah Komarsa Gandasasmita Kukuh Murtilaksono Kukuh Murtilaksono Kukuh Murtilaksono Latief M Rahman Latief Mahir Rachman Leonard Kristofery LILIK BUDIPRASETYO M. Galih Permadi Mahardika, Rabbirl Yarham Mahartika Setianingsih Malahayati, Sri Marisa Dwi Putri Maswar Maswar Maudy Susanti Mohammad Sofyan Muhammad Yahya Fadhil Nabila Nurhaliza Navisha Maulita Dewi Neneng Laela Nurida Nur Etika Karyati Nuraida Nuraida Nurmaranti Alim Nursari, Evi Omo Rusdiana Oteng Haridjaja Parahita, Fayra Purwakusuma, Wahyu Putri, Savitri Khairunnisa Rahmah Dewi Yustika, Rahmah Dewi Rahman, Latief M Ramadhi, Muhammad Haris Achyar Ratna Yestina Ravelle, Adzan Pandu Reni Kusumo Tejo Selamet Kusdaryanto Seniarwan Seniarwan Siregar, Mariana Sella Suria Darma Tarigan Surya Darma Tarigan Syaiful Anwar Tiwi Astriani Toga Pandapotan Sinurat Vinni Lovita Widiatmaka Wistha Nowar Yayat Hidayat Yusuf, Sri Malahayati Zluyan Firdaus Afif