Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Selenium Status of School Children in IDD Endemic and Non Endemic Areas . Rimbawa; Faisal Anwar; Eddy S Mudjajanto; Sri Adiningsih; Maya Sri Maryani
Media Gizi dan Keluarga Vol. 24 No. 2 (2000): Jurnal Media Gizi dan Keluarga
Publisher : Media Gizi dan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objectives of the study was to observe relationship between determinant parameters of iodine status and determinant parameter of selenium status among the elementary school children in determining IDD problem. The study was conducted in two villages of coastal area of Pasuruan, East Java Province using 24 samples in endemic area of IDD and 22 samples in non endemic area of IDD. Iodine status was measured based on urinary excretion of iodine (UEI) and thyroid hormones consentration (TSH, FT4, T3) while selenium status masured using selenium content of blood serum. The results of the study show that iodine status as measured by UEI and FT4 of samples living in endemic area (8,3% normal and 95,8% normal respectively) are statistically different from those in non endemic area (100% normal and 95,4% normal respectively) while iodine status as measured by TSH and T3 in endemic area (87,5% normal and 95,8% normal respectively) are not statistically different from those in non endemic area (100% normal and 100% normal respectively). The average selenium content in serum owned by samples in two areas are not statistically different. However if the data was classified based on normality categories, it is shown that samples in endemic area of IDD have lower category in selenium status (79,19%) compared to those in non endemic area of IDD (9,09%). There are significant correlation between T3 and FT4,, T3 and selenium content of serum, and between FT4 and selenium content of serum in non endemic area. The result of regression analyses of joined samples from endemic and non endemic areas showed that selenium content of serum and UEI were closely related to iodine and selenium intake (r=0,402 and r=0,510).Keywords: selenium, iodine status, school children
Dampak depresiasi rupiah terhadap perekonomian jangka panjang Sri Adiningsih
Economic Journal of Emerging Markets Vol. 2 No. 3 (1997)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/ejem.v2i3.6830

Abstract

Since July, 1997, a crisis in currency markets has been running into Asian countries. These countries which were known as high performance Asian economic countries (HPAEs) were suddenly knocked down by a prolonged crisis.
Reformulasi Kebijaksanaan Perberasan Nasional Faisal Kasryno; Pantjar Simatupang; Effendi Pasandaran; Sri Adiningsih
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 19, No 2 (2001): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v19n2.2001.1-23

Abstract

EnglishRapid rice production growth leading to the achievement of rice self sufficiency in 1984 came from productivity and harvested area which both had been growing rapidly as the results of technological break through (the Green Revolution), infrastructure development, rice field extensification and comprehensive incentive as well as facilitating policies. It was a phenomenal achievement. The rice self sufficiency was proven not sustainable, however. This review shows that since mid 1980's rice production growth has been slowing down and increasingly unstable value to innovation stagnation, over intensification syndrome, over extensification and land conversion, declining incentives and institutional fatigue. Indonesia has become rice net importer since early 1990's and even the largest world rice importer since late 1990's that undermines national food security. Revitalization of trend rice sector has become an imperative strategic national policy agenda. The paper also discusses some policy options for revitalizing the rice sector. IndonesianPesatnya pertumbuhan produksi beras yang memungkinkan Indonesia meraih swasembada beras pada tahun 1984 berasal dari pertumbuhan produktivitas dan luas panen sebagai hasil dari terobosan teknologi (Revolusi Hijau), pembangunan infrastruktur, perluasan areal, dan kebijakan insentif maupun fasiltasi yang komprehensif. Keberhasilan tersebut sungguh fenomenal. Namun demikian, swasembada berat tersebut terbukti tidak berkelanjutan. Ulasan ini menunjukkan bahwa sejak pertengahan tahun 1980'an pertumbuhan produksi beras telah mengalami perlambatan dan semakin tidak stabil pula sebagai akibat dari stagnasi inovasi, sindrome over intensifikasi, over ekstensifikasi dan konversi lahan, penurunan insentif dan kelesuan institusional. Indonesia telah menjadi importif netto beras sejak awal tahun 1990-an dan bahkan menjadi importif terbesar di dunia sejak akhir tahun 1990'an sehingga ketahanan pangan nasional semakin rawan. Revitalisasi sektor perberasan nasional merupakan salah satu agenda kebijakan strategis mendesak. Makalah ini juga membahas beberapa opsi kebijakan dalam rangka revitalisasi sektor perberasan nasional.
Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga dan Frekuensi Diare dengan Stunting pada Balita di Kampung Surabaya Musyayadah Musyayadah; Sri Adiningsih
Amerta Nutrition Vol. 3 No. 4 (2019): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.375 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v3i4.2019.257-262

Abstract

Background: Stunting is growth failure in toddlers due to chronic nutrients deficiency and recurrent infections, especially during the first 1000 days of life and can be a bad impact to quality of widely accepted human resources, which further can decreases future national productivity. The incidence of diarrhea and family food security are indicated to be factors cause stunting. Stunting is closely related to food insecurity and the incidence of recurrent diarrhea experienced by toddlers.Objectives: This study aimed to analyze the relationship between family food security and the frequency of diarrhea among stunted toddlers in Kampung SurabayaMethods: This research was observational analytic using cross-sectional. Sample consisted of 52 toddlers 6-24 months in the Puskesmas Bulak Banteng Surabaya. Sample selection with simple-random-sampling. Data was collected by interview with questionnaire. Food security was measured by US-HFSSM questionnaire and a questionnaire to the frequency of diarrhea. Data were analyzed using the Spearman statistical test (α=0.05).Results: The results showed that as many as 63.5% of toddlers are stunted, 71.1% of toddlers were in families with food insecure conditions, and 55.8% of toddlers diarrhea with frequency rarely (1-2 times). Results showed a significant relationship between family food security with stunting (p=0.004). Frequency of diarrhea with stunting showed a significant relationship (p=0.01).Conclusions: The proportion of stunting events increase if condition of food insecurity occur continuously, hence, coping strategies in the family were needed to overcome food insecurity. Besides, to overcoming the incidence of diarrhea by held counseling about PHBS.ABSTRAKLatar Belakang: Stunting merupakan kegagalan pertumbuhan pada balita akibat defisiensi zat gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada masa 1000 HPK dan dapat berdampak buruknya kualitas sumber daya manusia yang diterima secara luas, yang selanjutnya menurunkan kemampuan produktif suatu bangsa yang akan datang. Kejadian penyakit infeksi terutama diare dan ketahanan pangan keluarga diindikasikan menjadi faktor yang dapat menyebabkan stunting. Kondisi stunting erat kaitannya dengan rawan pangan dan kejadian diare berulang yang dialami balita.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan ketahanan pangan keluarga dan frekuensi diare dengan stunting pada balita di kampung Surabaya.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 52 balita berusia 6-24 bulan di wilayah Kerja Puskesmas Bulak Banteng Surabaya. Pemilihan sampel dengan teknik simple random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner. Ketahanan pangan diukur dengan kuesioner US-HFSSM dan kuesioner terkait frekuensi diare. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik Spearman (α=0,05).Hasil: Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 63,5% balita mengalami stunting, 71,1% balita berada pada keluarga dengan kondisi rawan pangan, dan 55,8% balita mengalami diare dengan kategori frekuensi jarang (1-2 kali). Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara ketahanan pangan keluarga dengan stunting (p=0,004). Frekuensi diare dengan stunting juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (p=0,01).Kesimpulan: Proporsi kejadian stunting akan meningkat jika kondisi rawan pangan terjadi terus menerus, sehingga dibutuhkan coping strategi dalam keluarga untuk mengatasi kerawanan pangan. Selain itu untuk mengurangi kejadian diare dengan mengadakan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 
Hubungan Antara Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Pada Siswi MAN 1 Lamongan Nurul Maulid Dya; Sri Adiningsih
Amerta Nutrition Vol. 3 No. 4 (2019): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.5 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v3i4.2019.310-314

Abstract

Background: Puberty is a period that occurs in adolescence. Puberty in young women is characterized by the occurrence of menarche. Adolescent is an age group that is prone to menstrual disorders, one of which is an abnormal menstrual cycle. Abnormal menstrual cycles can be predictors of reproductive health problems. One of the factors that causes an abnormal menstrual cycle is nutritional status.Objective: This study aimed to analyze the relationship between nutritional status and menstrual cycles in female students of Islamic Senior High School Lamongan.Method: This cross-sectional designed study was conducted on the 10th and 11th-grade students of Islamic Senior High School 1, Lamongan. The determination of the sample was done by simple random sampling to choose 83 students. Data related to the menstrual cycle was obtained by interview using a questionnaire. Nutrition status data was obtained by measuring height, weight. Nutritional status was classified by using the BMI/U z-score table values for girls aged 5-18 years from the Indonesian Ministry of Health. Data analyzed using the Spearman correlation test with α = 0.05.Results: The results showed that respondents with normal nutritional status (66.3%) mostly had normal menstrual cycles (62.7%). Respondents with obesity tend to experience abnormal menstrual cycles (71.4%). Based on the results of statistical tests, it was known that there was a relationship between nutritional status with the menstrual cycle (p = 0.036).Conclusions: There was a relationship between nutritional statuses with the female students’ menstrual cycle of Islamic Senior High School 1, Lamongan ABSTRAKLatar Belakang: Salah satu fase dalam pekembangan manusia adalah masa remaja. Masa pubertas merupakan masa yang terjadi pada masa remaja. Pubertas pada remaja putri ditandai dengan terjadinya menarche. Remaja perempuan merupakan kelompok usia yang rentan mengalami gangguan menstruasi seperti siklus menstruasi yang tidak normal. Salah satu faktor yang menyebabkan siklus menstruasi yang tidak normal yaitu status gizi.Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi siswi MAN 1 Lamongan.Metode: Analitik observasional merupakan jenis dari penelitian ini dan cross sectional merupakan desain pada penelitian ini. Populasi pada penelitian ini merupakan siswi kelas X dan XI Madrasah Aliyah Negeri 1 Lamongan (MAN 1 Lamongan). Penentuan sampel dilakukan dengan simple random sampling dan didapatkan besar sampel adalah 83 siswi. Data terkait siklus menstruasi didapatkan dengan wawancara menggunakan kuisioner. Data status gizi didapatkan dengan melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan. Status gizi diklasifikasikan dengan menggunakan nilai tabel z-score IMT/U untuk anak perempuan usia 5-18 tahun dari kemenkes RI. Analisis data menggunakan uji korelasi spearman dengan α = 0,05.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan status gizi normal (66,3%) sebagian besar memiliki siklus menstruasi yang normal (62,7%). Responden dengan status gizi yang tidak normal cenderung mengalami siklus menstruasi yang tidak normal. Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi dengan nilai p = 0,036.Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi siswi MAN 1 Lamongan.
Peningkatan Daya Saing Internasional Krusial dalam Exit Strategi dari Program IMF Sri Adiningsih
Unisia No 50/XXVI/IV/2003
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/unisia.vol26.iss50.art1

Abstract

 Based on Indonesian economy development lately, it could be said that fundamental macro economy stronger than before. This condition indicates that could be a basic for Indonesia to exit from IMF program. Because of this, if this policy can be reached and the microeconomics can be structured, the IMF exit strategy will not shock Indonesian economy. So it is important to build competitive advantage especially how to increase export, infestationand decrease imported goods. For long term, this policy prepares the opportunity to create a vocation, so the unemployment problems can be solved. 
Pengaruh Penggunaan Media Sosial, Musik Dan Game Terhadap Ketergantungan Ponsel Pada Pelajar Di Kecamatan Oebobo Kota Kupang Nusa Tenggara Timur Shela Christine Pello; Sri Adiningsih; Rika Soebarniati
MEDICA MAJAPAHIT Vol 8 No 1 (2016): Medica Majapahit
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ponsel sebagai gaya hidup masyarakat modern dimana hampir setiap orang, termasuk pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Survei yang dilakukan Pew Internet and American Life Project pada tahun 2013 didapatkan kelompok usia 18-29 tahun yaitu usia pelajar dan Penguruan Tinggi merupakan pengguna ponsel terbanyak diantara semua kelompok umur yakni sebesar 80%. Kenyataaannya penggunaan ponsel dikalangan pelajar dapat menimbulkan ketergantungan ponsel sehingga dapat berdampak negatif pada diri pelajar dan lingkungan sosial pada pelajar. Penelitin ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan sebagai media sosial, untuk mendengarkan musik dan bermain game dengan ketergantungan ponsel pada pelajar. Metode penelitian ini yang digunakan adalah cross sectional. Sampel terdiri 30 pelajar dari 3 sekolah di Kecamatan Oebobo. Hasil penelitian dari analisis Regresion Ordinal menunjukkan bahwa telah diperoleh penggunaan sebagai media sosial dan untuk mendengrakan musik terhadap ketergantungan ponsel pada pelajar di Kecamatan Oebobo terdapat pengaruh yang signifikan dikarenakan nilai p<0,05 (nilai α). Setelah di uji Regression Ordinal Multiple yakni variabel sebagai media sosial yang mempunyai pengaruh yang paling kuat dari variabel mendengarkan musik dan bermain game. Hasil penelitian diatas dapat mengupayahkan dan menerapkan regulasi yang jelas untuk para pelajar SLTA dalam penggunaan ponsel di lingkungan sekolah dan aturan waktu penggunaan dirumah pelajar.