Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Processing Household Waste into Organic Compost Fertilizer to Overcome Environmental Pollution in Lok Rawa Village, Barito Kuala Regency Emma Ruhaidani; Irwandy Muzaidi; Ichwan Setiawan
OMNICODE Journal (Omnicompetence Community Developement Journal) Vol 1 No 2 (2022)
Publisher : UrbanGreen Central Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55756/omnicode.v1i2.93

Abstract

The problem of waste in Lok Rawa Village so far has not been completely solved, apart from the absence of a garbage collection site in the village, public awareness of not littering is still very low. In addition, there is still a lack of knowledge about how to treat household waste. One solution or alternative that is efficient is waste processing by sorting organic waste produced by local residents and processing it into compost. With this activity, the people of Lok Rawa village know the negative impact of using inorganic fertilizers, namely the occurrence of soil pollution. The community also knows the benefits of using organic fertilizers, one of which is compost from household waste, which can help the community's economy and also help overcome environmental pollution. In addition, the composting program also provides knowledge to the community to manage household waste into compost independently.
Stabilisasi Tanah Lempung Kota Banjarmasin dengan Penambahan Limbah Gypsum sebagai Timbunan Dasar (Subgrade) Irwandy Muzaidi; Muhammad Fitriansyah; Elia Anggarini; Zainul Azmul Fauza
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS 2024: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Banjarmasin merupakan daerah berjenis tanah aluvial yang didominasi struktur lempung yang memiliki daya dukung dan stabilitas tanah yang rendah. Tanah di Kota Banjarmasin dianggap tidak sesuai untuk digunakan dalam pekerjaan konstruksi perkerasan jalan jika digunakan sebagai bahan timbunan pondasi bawah (subbase). Oleh karena itu diperlukan stabilisasi tanah untuk meningkatkan kapasitas dukung pada tanah agar dapat digunakan untuk memenuhi suatu kebutuhan bahan konstruksi. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan mencampur variasi limbah gypsum + tanah asli sebesar 3%, 6%, dan 9% dengan masa perawatan 7 hari dan 14 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai CBR terbesar didapat pada penambahan limbah gypsum 6%, adapun CBR soaked diperoleh dengan nilai tanah asli + limbah gypsum 0% sebesar 8,44%, tanah asli + limbah gypsum 3% sebesar 13,46% (peram 7 hari) 14,53% ( peram 14 hari). Tanah asli + limbah gypsum 6% sebesar 18,43% (peram 7 hari), 19,97% (peram 14 hari). Tanah asli + limbah gypsum 9% sebesar 13,34% (peram 7 hari), 14,76% (peram 14 hari). Sehingga komposisi Tanah lempung Banjarmasin dapat digunakan sebagai bahan timbunan dasar.
Analisis Stabilitas Lereng pada Tanah Lempung Lunak Kabupaten Kapuas dengan Perkuatan Geocell menggunakan Program Plaxis dan Metode Fellenius Muhammad Fitriansyah; Khairul Kurniawan; Elia Anggarini; Irwandy Muzaidi
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS 2024: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lereng merupakan permukaan tanah yang memiliki kemiringan tertentu dari bidang horizontal. Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya longsor berasal dari struktur lereng itu sendiri, seperti kemiringan dan karakteristik tanah atau batuan dari lereng. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka faktor keamanan lereng dengan kondisi eksisting dan mengetahui angka faktor keamanan setelah diperkuat dengan geocell secara horizontal sebanyak 1 lapis, 2 lapis, 3 lapis, 5 lapis, dan 7 lapis menggunakan program Plaxis dan perhitungan manual menggunakan Metode Fellenius. Hasil angka faktor keamanan yang diperoleh dari analisis dengan program Plaxis pada kondisi eksisting adalah 1,0877, untuk geocell 1 lapis sebesar 1,4283, geocell 2 lapis sebesar 1,4894, untuk geocell 3 lapis sebesar 1,5592, untuk geocell 5 lapis sebesar 1,7521, dan untuk geocell 7 lapis sebesar 2,1431. Sedangkan angka faktor keamanan melalui perhitungan manual menggunakan Metode Fellenius pada kondisi eksisting adalah 0,9499, untuk geocell 1 lapis sebesar 1,0540, untuk geocell 2 lapis sebesar 1,1818, untuk geocell 3 lapis sebesar 1,3247, untuk geocell 5 lapis sebesar 1,6553, dan untuk geocell 7 lapis sebesar 2,0459. Dari hasil analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan geocell sebanyak 3 lapis secara horizontal sebagai perkuatan lereng menunjukan hasil yang paling efisien untuk diaplikasikan pada lereng tersebut.
NILAI FAKTOR KEMANAN PERKUATAN OPRIT JEMBATAN MENGGUNAKAN BAHAN GEOTEXTILE DAN CERUCUK GALAM pada TANAH LUNAK KOTA BANJARMASIN Fitriansyah, Muhammad; Gustie Sambalewa Saky; Irwandy Muzaidi; Elia Anggarini
AGREGAT Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i1.22395

Abstract

Soft soils according to geotechnical guidelines relate to those soils that if not recognized and investigated carefully can cause intolerable long-term instability and settlement problems, such soils have low shear strength and high compressibility, The soft soil layer located in Banjarmasin, South Kalimantan has a thickness of up to 25 m, the average hard soil is found at a depth of about 40 m. The slope of the soil in Banjarmasin is between 0.13% with a geological composition, especially the bottom, dominated by clay with fine sand inserts and alluvium deposits consisting of gray-black and soft clay. The slope of the land in Banjarmasin is between 0.13% with a geological composition, especially the lower part dominated by clay with fine sand inserts and alluvium deposits consisting of grayish black clay and soft Research methods are a way to solve problems or how to develop knowledge with scientific methods. In this study, the analysis used is a comparison of the calculation of reinforcement on the bridge oprit manually with two methods of reinforcing galam cribs and Geotextile materials. The data used in this study used Sondir data for the Labor Intensive Bridge Project, based on the results of the analysis of the decline in galam and geotextile materials. Then it is known the difference in the value of the decline based on the results of the safety factor value of 3.71 and for geotextiles 1.21. From the value of the safety factor obtained, the reinforcement of galam pile is better than using geotextile.
Analisis Faktor Keamanan Pada Permodelan Timbunan Yang Diperkuat Geogrid Di Atas Tanah Lempung Lunak Muzaidi, Irwandy; Anggarini, Elia; Hardiani, Dyah Pradhitya; Sriardi, Doni
AGREGAT Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i1.22441

Abstract

The pile built on soft soil has a tendency to fail its submission (bearing failure). This is caused by soft soils to have a low carrying capacity to carry the burden of construction. If a pile must be built which must be completed in a relatively fast time and must be stockpiled on soft soil, can be overcome by reinforcing the soil using geogrid material so as to increase the carrying capacity of soft soil (bearing capacity) and stability of the pile. Analysis uses the element method to the help of plaxis software to find the value of safety, deformation, and voltage changes in the pile built on the soft soil strengthened by geogrid. From this study it was found that the Modeling Piles 2 without Geogrid got a SF 1,0668 value and using Geogrid got a SF 1,3349 value. The safety factor of the pile of land 2 is above 1.25 which means that landslides are rare even without geogrid or use geogrid.
Structure Design Evaluation of Muhammadiyah Banjarmasin University Convention Centre Building Due to Functional Change Based on SNI 03-2847-2019 Anggarini, Elia; Muzaidi, Irwandy
Semesta Teknika Vol 26, No 2 (2023): NOVEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/st.v26i2.18659

Abstract

The Muhammadiyah Banjarmasin University Convention Centre Building was originally built as a guesthouse, over time it changed its function to become a place for lecture activities. Therefore, an evaluation of the initial structural design is carried out on the reliability of the building structure as regulated in Government Regulations in Permen PU No. 25 of 2007 concerning Certificate of Building Functioning or SLF. The data used in this study are primary and secondary data, where primary data is in the form of field tests to determine the uniformity of concrete quality, namely the bounce test using the Hammer Test tool on the beams and columns of the 1st floor and 2nd floor as many as 10 points, while secondary data uses preliminary planning data. Modeling is done in 3D using SAP2000 software. The results of research on the value of uniformity of concrete quality show mixed results, this is due to several factors, one of which is different casting methods in the field. Meanwhile, from the results of the analysis of the service ability of the building structure, the value of the Ultimate Moment (Mu) and Ultimate Load (Pu) as well as the Maximum Ultimate Moment (Mr) and Maximum Ultimate Load (Pr) is still able to withstand the loads acting on the structure even though it has changed its function based on SNI 03-2847-2019.
Korelasi Penyerapan Air dan Kuat Tekan Bata Semen Menggunakan Bottom Ash PLTU Pulang Pisau, Kalimantan Tengah Elia Anggarini; Irwandy Muzaidi; Muhammad Fitriansyah
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): .
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.24290

Abstract

Bottom ash merupakan limbah hasil pembakaran batu bara yang volumenya terus meningkat setiap tahunnya. Penanganan limbah bottom ash di PLTU Pulang Pisau saat ini digunakan untuk stabilisasi tanah dan ada juga yang masih ditimbun di lahan kosong sehingga masih kurang efektif karena sewaktu-waktu dapat berbahaya bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan inovasi pemanfaatan limbah batu bara sebagai pengganti pasir. Pengujian dilakukan dengan membuat benda uji berupa batako yang bertujuan untuk mendapatkan campuran yang menghasilkan kuat tekan yang optimal, sehingga menghasilkan batako yang efisien. Penelitian ini berfokus pada korelasi antara daya serap air dan kuat tekan batu bata dengan menggunakan metode eksperimen. Pada penelitian ini, komposisi substitusi bottom ash terhadap berat pasir adalah 0%, 10%, 20%, dan 40%, dengan pengujian yang dilakukan adalah pengujian serapan air dan pengujian kuat tekan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, nilai penyerapan air terendah pada persentase 10% yaitu 0,15209% dan nilai penyerapan air tertinggi pada persentase 40% yaitu 0,30418%. Pada pengujian kuat tekan diperoleh hasil tertinggi pada persentase 10% yaitu 156,67 Kg/cm2 dan nilai kuat tekan terendah pada persentase 40% yaitu 146,67 Kg/cm2. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan bottom ash menyebabkan peningkatan persentase penyerapan air pada batako sehingga hasil uji kuat tekan batako mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh bentuk ukuran butiran bottom ash yang lebih besar dari pasir, sehingga mengakibatkan banyaknya pori-pori pada batako
Analisis Pengaruh Konfigurasi Prefabricated Vertical Drain (PVD) Terhadap Waktu Konsolidasi dan Penurunan Tanah (Studi Tanah Lempung Lunak Banjarmasin) Fitriansyah, Muhammad; Elia Anggarini; Irwandy Muzaidi; Heru Dwi Frandika; Hidayati Sabrina
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): .
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.24293

Abstract

Tanah lunak sering ditemukan di wilayah Kota Banjarmasin atau sekitarnya dengan karakteristik yang kurang baik sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan tanah yang besar dalam jangka waktu yang lama. Salah satu cara untuk mempercepat waktu penurunan tanah adalah dengan menggunakan Prefabricated Vertical Drain (PVD). Penulis mencoba menganalisis Pengaruh Bentuk Konfigurasi Prefabricated Vertical Drain (PVD) terhadap Waktu Konsolidasi dan Penurunan Tanah (Studi Tanah Lempung Lunak Banjarmasin). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pemodelan dengan menggunakan perangkat lunak komputer dan menggunakan metode Terjaghi dan Metode Barron yang selanjutnya dikembangkan oleh Hansbo (1979). Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis waktu penurunan konsolidasi (U90%) tanpa menggunakan PVD adalah 22514 hari, setelah menggunakan PVD selama 26 hari, penggunaan PVD dapat mempercepat waktu penurunan konsolidasi pada tanah lunak. Semakin jauh jarak antar PVD, penurunan konsolidasi tanah semakin kecil. Penurunan terendah konfigurasi persegi terjadi pada jarak 2 m dengan penurunan konsolidasi sebesar 0,3869 m sedangkan penurunan terendah konfigurasi segitiga terjadi pada jarak 2 m dengan penurunan konsolidasi sebesar 0,3800 m. Jadi konfigurasi segitiga lebih baik daripada konfigurasi persegi jika dilihat dari nilai penurunan konsolidasi tanah.
Stabilisasi Tanah Lempung Lunak Banjarmasin Dengan Bottom Ash Sebagai Lapisan Subgrade pada Perkerasan Jalan Muzaidi, Irwandy; Fitriansyah, Muhammad; Anggarini, Elia; Setiawan, Gigih Tegar
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): .
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.24295

Abstract

Kota Banjarmasin merupakan daerah yang didominasi dengan tanah lunak, tanah lunak tersebut termasuk dalam golongan beberapa tanah lempung yang memiliki daya dukung tanah yang rendah. Pada kondisi alami, tanah di Banjarmasin dianggap tidak sesuai untuk digunakan dalam pekerjaan konstruksi perkerasan jalan jika digunakan sebagai timbunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki sifat fisis dan sifat mekanis tanah lempuung lunak di Banjarmasin dengan menggunakan bahan limbah industri batu bara dari PLTU Pulang Pisau. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan mencampur variasi bottom ash + tanah asli sebesar 5%, 10%, dan 15% dengan masa pemeraman 3 hari, 7 hari, dan 14 hari. Hasil penlitian menunjukan bahwa semakin besar penambahan bottom ash maka akan menaikan nilai CBR, adapun CBR soaked diperoleh dengan nilai tanah asli + bottom ash 0% sebesar 13,16%, tanah asli + bottom ash 5% sebesar 14,66% (peram 3 hari) 17,95%( peram 7 hari), 18,55% (peram 14 hari). Tanah asli + bottom ash 10% sebesar 20,94% (peram 3 hari), 25,73% (peram 7 hari), 26,33% (peram 14 hari). Tanah asli + bottom ash 15% sebesar 23,46% (peram 3 hari), 27,52% (peram 7 hari), 28,12% (peram 14 hari). Sehingga komposisi Tanah lempung lunak Banjarmasin dapat digunakan sebagai bahan timbunan pilihan.
Korelasi Penyerapan Air dan Kuat Tekan Bata Semen Menggunakan Bottom Ash PLTU Pulang Pisau, Kalimantan Tengah Elia Anggarini; Irwandy Muzaidi; Muhammad Fitriansyah
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.24290

Abstract

Bottom ash merupakan limbah hasil pembakaran batu bara yang volumenya terus meningkat setiap tahunnya. Penanganan limbah bottom ash di PLTU Pulang Pisau saat ini digunakan untuk stabilisasi tanah dan ada juga yang masih ditimbun di lahan kosong sehingga masih kurang efektif karena sewaktu-waktu dapat berbahaya bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan inovasi pemanfaatan limbah batu bara sebagai pengganti pasir. Pengujian dilakukan dengan membuat benda uji berupa batako yang bertujuan untuk mendapatkan campuran yang menghasilkan kuat tekan yang optimal, sehingga menghasilkan batako yang efisien. Penelitian ini berfokus pada korelasi antara daya serap air dan kuat tekan batu bata dengan menggunakan metode eksperimen. Pada penelitian ini, komposisi substitusi bottom ash terhadap berat pasir adalah 0%, 10%, 20%, dan 40%, dengan pengujian yang dilakukan adalah pengujian serapan air dan pengujian kuat tekan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, nilai penyerapan air terendah pada persentase 10% yaitu 0,15209% dan nilai penyerapan air tertinggi pada persentase 40% yaitu 0,30418%. Pada pengujian kuat tekan diperoleh hasil tertinggi pada persentase 10% yaitu 156,67 Kg/cm2 dan nilai kuat tekan terendah pada persentase 40% yaitu 146,67 Kg/cm2. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan bottom ash menyebabkan peningkatan persentase penyerapan air pada batako sehingga hasil uji kuat tekan batako mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh bentuk ukuran butiran bottom ash yang lebih besar dari pasir, sehingga mengakibatkan banyaknya pori-pori pada batako