Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

RENCANA STRATEGIS ORGANISASI TEKNOLOGI INFORMASI DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X DENGAN METODE CASCADING BALANCED SCORECARD Noor Ali, Achmad Holil; Rizal, M. Syaiful; E.R., Mahendrawathi
JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN Vol 2 No 1 (2018): AUGUST
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/amj.v2i1.63

Abstract

PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) is a state-owned company engaged in the sugar industry and tobacco as well as a number of subsidiaries. PTPN X uses Information Technology (IT) to improve productivity and competitive advantage. The Management of PTPN X generated IT Organization to deliver good IT solution. But with the limited budget and a huge investment, the role of IT is not contributing the maximum to the progress of the company even IT solution have paradox impact. This is because the IT strategic initiatives do not aligned with its business strategy, so that IT organizations need strategic planning. In This study, strategic planning for IT organization generated by using the Balanced Scorecard Cascading. Wherein the process is divided into several stages, namely the determination of the vision and mission of IT organizations, determine business strategy that will be supported by IT, identification of IT users, identification of output and the main job description of the IT organization, aligning strategy IT organizations indicated to the strategic map, defining Key Performance Indicators (KPIs), and IT strategic initiatives of each strategies. The analysis in this study is using SWOT analysis, Critical Success Factor, and Value Chain. Balanced Scorecard is used in this study were IT-Balanced Scorecard with the perspectives of Corporate Contribution, Customer Orientation, Operational Excellence, and Future Orientation. The results obtained from this research are 10 Strategy that is maximizing IT contribution to business, meet the IT customers’ needs, good IT planning, implementing good application, effective and efficient IT operations, improving IT good services, upgrades IT and Technology support, IT good governance implementation, IT alignment with business strategy, and motivated and competent IT personnel. There are 21 KPI to measure the strategy and 30 strategic initiatives or programs to meet the KPI. The KPI and the 30 initiatives are arranged based on the existing condition of IT organization reflected in the SWOT and what targets are indeed to be achieved by implementing the strategy.
Change Management Strategies to Implement A Fingerprint Based Attendance System in Information Systems Department Using ADKAR Model Endang Sulistiyani; Achmad Holil Noor Ali; Hanim Maria Astuti
TEKNOLOGI DITERAPKAN DAN JURNAL SAINS KOMPUTER Vol 3 No 1 (2020): June
Publisher : Unusa Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/atcsj.v3i1.1675

Abstract

Information Systems Department has used fingerprints as a student attendance system. But its implementation is briefly, because there are still technical and non-technical problems in the system. Unfortunately, at this time, the fingerprint is only left installed in each classroom and the manual attendance system is reused. It can be seen that the unsuccessful project management is caused by problems in changing from the manual system to the fingerprint system. Based on the ploblems, Information Systems Department of ITS requires change management strategies to implement this system. The planning of change management strategy is initiated by analyzing the gap between the business processes of manual attendance system and of the fingerprint-based attendance system. The goal of this gap analysis is to identify the changes and the impacts which then let to an identification to the solution. The solution will be an input for the development of change management strategy using the perspectives of Awareness, Desire, Knowledge, Ability, Reinforcement (ADKAR) model. The strategy is then mapped according to Prosci’s state of change. The result from this research is a change management roadmap of the fingerprint system’s implementation. This roadmap contains three states of change, which covering current, transition, and future.
SISTEM MANAJEMEN INSIDEN PADA PROGRAM MANAJEMEN HELPDESK DAN DUKUNGAN TI BERDASARKAN FRAMEWORK ITIL V3 (STUDI KASUS PADA BIRO TEKNOLOGI INFORMASI BPK-RI) Tumpal Paradongan Silitonga; Achmad Holil Noor Ali
Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) Vol 1, No 5 (2010): Information System And Application
Publisher : Jurusan Teknik Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam pengelolaan layanan TI di lingkungan BPK-RI, salah satu proses TI yang paling sering dilakukan adalah proses manajemen insiden yang dituangkan dalam bentuk program manajemen helpdesk dan dukungan TI. Hal ini disebabkan semakin banyak perangkat keras komputer dan jaringan yang ditangani berikut aplikasi sistem informasi yang digunakan. Adanya harapan dari pimpinan dan pegawai BPK-RI agar waktu penanganan insiden dapat diminimalkan dan tingginya ketergantungan kepada staf teknis tertentu, membuat dokumentasi tata laksana manajemen insiden yang terstandar sangat diperlukan. Pembuatan tata laksana manajemen insiden program manajemen helpdesk dan dukungan TI diawali dengan pengumpulan informasi dan analisa melalui penelaahan dokumen tata kelola TI BPK-RI, dan studi literatur framework ITIL. Analisa dilakukan untuk menyempurnakan proses manajemen insiden yang sudah ada, dan kemudian mengembangkan dokumen prosedur terstandar yang berisi fungsi dan tanggungjawab dalam diagram RACI, kategori dan prioritas insiden, metrik dan CSF, SLA yang digunakan dalam manajemen insiden, serta formulir yang digunakan. Setelah dokumen selesai dibuat, maka langkah selanjutnya adalah verifikasi masingmasing bagian dari dokumen. Setelah verifikasi, dilakukan validasi dokumen untuk mengetahui tujuan dari proses manajemen insiden sudah terpenuhi. Dokumentasi tata laksana manajemen insiden diperlukan untuk menjadi standar acuan dalam penanganan insiden, mengurangi miskomunikasi antar pihak yang menangani insiden, dan memiminalkan waktu penanganan insiden. Dokumen tata laksana ini akan digunakan oleh pihak manajemen untuk menjadi standar dalam penanganan insiden. Selain itu dokumen ini memberikan kemudahan bagi pihak manajemen untuk mengukur capaian setiap aktifitas dalam program manajemen insiden dengan menggunakan matrik tata laksana.
Identifikasi Aktivitas Manajemen Perubahan Organisasi pada Implementasi ERP di PT Perkebunan Nusantara XI Menggunakan Model ADKAR Achmad Holil Noor Ali; Eko Wahyu Tyas Darmaningrat; Rizki Nugraha Anundra
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2018): The 2nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.892 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2018i1.3380

Abstract

Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sistem yang kompleks sehingga angka kegagalan dalam proyek implementasinya sangat tinggi. Manajemen perubahan yang kurang baik merupakan salah satu faktor penyebab kegagalannya. PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI), salah satu perusahaan Badan Umum Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang agribisnis akan mengimplementasikan ERP, sehingga manajemen perubahan yang baik dirasa perlu agar implementasi ERP berjalan sukses. ADKAR merupakan salah satu model manajemen perubahan organisasi akan digunakan sebagai dasar perencanaan strategi manajemen perubahan organisasi di PTPN XI. Pada tahap perencanaan implementasi ERP, manajemen perubahan dapat diinisiasi melalui sebuah strategi yang diwujudkan dengan berbagai aktivitas untuk membangun kesadaran (awareness), menumbuhkan keinginan (desire) serta memberikan pengetahuan (knowledge). Seluruh aktivitas ini didapatkan dari hasil analisis literatur yang disesuaikan dengan kondisi di PTPN XI melalui observasi, wawancara dan diskusi dengan Kepala Divisi TI PTPN XI. Hasil dari penelitian ini berupa kumpulan aktivitas manajemen perubahan yang dipetakan berdasarkan elemen ADKAR dan diurutkan berdasarkan tingkat keefektifannya. Bentuk kumpulan aktivitas tersebut juga digambarkan dalam sebuah roadmap manajemen perubahan organisasi untuk proses implementasi ERP di PTPN XI.
Sosialisasi Bahaya dan Upaya Pencegahan Social Engineering untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Tentang Keamanan Informasi Eko Wahyu Tyas Darmaningrat; Achmad Holil Noor Ali; Anisah Herdiyanti; Apol Pribadi Subriadi; Feby Artwodini Muqtadiroh; Hanim Maria Astuti; Tony Dwi Susanto
Sewagati Vol 6 No 2 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.479 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v6i2.92

Abstract

Pada tahun 2018, pengguna media sosial di Indonesia mencapai 49% dari total penduduk Indonesia yaitu 130 juta dari total 265,4 juta populasi. Perilaku upload foto, video, atau tulisan yang berisikan informasi pribadi dapat menyebabkan pengguna berada dalam posisi yang berbahaya dan berpotensi hilangnya privasi pengguna. Banyak dari kasus kriminal dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Pelaku mengambil foto dan informasi nomor seluler korban melalui sosial media dan mengedit foto korban menjadi foto vulgar untuk mengancam dan memeras korban. Kasus penyalahgunaan informasi disebabkan oleh kurangnya kesadaran untuk menjaga privasi informasi di media sosial. Social engineering merupakan salah satu teknik yang perlu diwaspadai dalam menjaga keamanan informasi. Social engineering berfokus pada bagian terlemah pada sistem jaringan komputer, yaitu manusia. Teknik ini berusaha mengambil informasi pribadi dengan melakukan manipulasi psikologis melalui mekanisme interaksi sosial. Selain itu, dalam pelaksanaan social engineering, pelaku meminta langsung apa yang diinginkan. Berdasarkan permasalahan tersebut, tim pengabdi melakukan sosialisasi mengenai berbagai teknik social engineering, dampak yang ditimbulkan, serta upaya pencegahannya kepada masyarakat. Adanya kebijakan WFH di era pandemi COVID-19 saat ini mengakibatkan penggunaan gadget dan media sosial semakin massif. Sebagian besar peserta berpendapat bahwa materi yang disampaikan menarik. Hal ini membuat peserta sangat antusias dan menyampaikan cukup banyak pertanyaan. Setelah mengikuti sosialisasi, peserta menjadi lebih berhati-hati jika hendak membagikan foto atau informasi yang mungkin mengandung informasi pribadi di media sosial.
Digitalisasi Konten Pembelajaran Pendidikan Al Qur’an di SMP Islam Al Azhar 13 Surabaya Menggunakan Aplikasi yukBlajar! Eko Wahyu Tyas Darmaningrat; Achmad Holil Noor Ali; Sholiq; Radityo Prasetianto Wibowo; Khakim Ghozali
Sewagati Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.422 KB)

Abstract

Problematika Pendidikan Al Qur’an (dan Pendidikan Islam) di era Global, dapat dikategorikan menjadi 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Beberapa permasalahan dari faktor internal meliputi: relasi kekuasaan dan orientasi pendidikan islam, masalah kurikulum, pendekatan/metode pembelajaran, profesionalitas dan kualitas SDM, serta biaya pendidikan. Sedangkan permasalahan dari faktor eksternal meliputi: dikotomi antara Ilmu Agama dengan Ilmu Umum, sifat ilmu pengetahuannya yang masih terlalu umum dan kurang memperhatikan upaya penyelesaian masalah, rendahnya semangat untuk melakukan penelitian, sistem hafalan (memorizing), dan mencari ilmu hanya merupakan sebuah proses untuk mendapatkan sertifikat atau ijazah (certificate oriented). Penerapan digital learning memiliki keunggulan berupa biaya pengembangan yang lebih murah, lebih baik, serta lebih cepat. Untuk memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh mitra, kegiatan pengabdian masyarakat ini akan memberikan pelatihan bagi pengajar Pendidikan Al Qur’an di SMP Islam Al Azhar 13 Surabaya untuk merancang konten pembelajaran digital dengan menggunakan aplikasi “yukBlajar!”. Aplikasi ini memungkinkan guru, siswa, maupun orang tua untuk berkolaborasi dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, aplikasi ini bertujuan untuk membantu guru dalam merancang rencana pembelajaran dengan metode pembelajaran yang interaktif. Dengan adanya konten pembelajaran yang menarik dan interaktif, diharapkan siswa dapat lebih mudah dalam memahami materi dan lebih termotivasi dalam belajar Pendidikan Al Qur’an.
Penyusunan Dokumen SOP Pengiriman Data MBKM ITS ke PDDikti Mengacu pada Ketentuan Kantor Penjamin Mutu ITS Clariesta Putri Ardiyanti; Achmad Holil Noor Ali; Radityo Prasetianto Wibowo
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i1.100280

Abstract

Sebagai upaya untuk memenuhi IKU-PTN dan melaksanakan kewajiban sebagai perguruan tinggi, ITS harus mengirimkan data program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) ke PDDikti. Proses bisnis ini menjadi bagian dari proses bisnis ITS yaitu Pemutakhiran Data Forum Lapangan (Forlap) Dikti. Pendataan MBKM yang dilakukan lintas unit kerja, membuat proses pelaporan MBKM ITS ke PDDikti tidak berjalan mulus. Permasalahan pun muncul diantaranya data tidak valid, data tidak lengkap dan kekeliruan pelaksanaan prosedur. Hal ini berdampak pada persentase keberhasilan pelaporan data MBKM ITS yang dilaporkan ke PDDikti berada di angka yang kecil. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan petunjuk aktivitas, mengidentifikasi unsur dokumentasi dan prosedur serta mengidentifikasi pihak yang terlibat pengiriman data MBKM ITS ke PDDikti. Selain itu, penelitian ini juga mengidentifikasi serta merespon risiko menggunakan metode HAZOP sehingga dapat mengurangi dampak negatif dari risiko dalam proses pengiriman data MBKM ITS ke PDDikti. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Selama penelitian, data yang digunakan adalah kondisi lapangan yang ada pada proses pengiriman data MBKM ITS ke PDDikti baik di unit kerja departemen maupun DPTSI. Dalam mengidentifikasi risiko, metode yang digunakan adalah analisis HAZOP. Sedangkan untuk menentukan aktivitas yang dilakukan didasarkan pada kebijakan, peraturan serta mutu baku dari setiap proses bisnis. Berdasarkan hasil analisis HAZOP, ditemukan risiko yang paling banyak terjadi dalam proses bisnis pengiriman data MBKM ITS ke PDDikti adalah risiko jumlah data yang diproses kurang dari yang seharusnya serta risiko formulir dokumentasi menyelesaikan pekerjaan di setiap prosedur tidak diisi oleh pelaksana. Selain itu dihasilkan dokumen pengiriman data MBKM ITS ke PDDikti dengan 5 hirarki yang terdiri dari kebijakan, framework dan standar, manual, dan prosedur serta formulir. Dengan adanya dokumen SOP dari hasil penelitian ini maka risiko yang muncul dapat diatasi dengan prosedur yang telah distandarisasikan dan persentase peningkatan pelaporan data MBKM ITS ke PDDikti dapat meningkat.
Pendampingan Manajemen Risiko Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Pemerintah Kota XYZ Rizal Risnanda Hutama; Tony Dwi Susanto; Reny Nadlifatin; Apol Pribadi Subriadi; Sholiq Sholiq; Feby Artwodini Muqtadiroh; Achmad Holil Noor Ali
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v5i2.4181

Abstract

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah menerbitkan peraturan No. 5 Tahun 2020 tentang pedoman manajemen risiko sistem pemerintahan berbasis elektronik. Peraturan tersebut haris diimplementasikan oleh seluruh pemerintah daerah beserta seluruh OPD yang ada didalamnya. Namun, hingga saat ini masih terdapat kendala dalam mengikuti pedoman peraturan tersebut karena keterbatasan OPD dalam memahami. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pendampingan dalam implementasi Manajemen Risiko terkait Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik di Pemerintah Kota XYZ. Fokus kegiatan ini adalah meningkatkan partisipasi dan pemahaman OPD terkait risiko yang mungkin timbul selama proses implementasi SPBE. Metode pendampingan yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini yaitu dengan melalui workshop terkait manajemen risiko SPBE dan dilanjutkan dengan meninjau pengisian form manajemen risiko SPBE yang telah dilakukan. Hasil kegiatan menunjukkan kemajuan positif dengan sebagian besar OPD aktif mengisi formulir manajemen risiko. Namun, temuan juga mengidentifikasi beberapa OPD yang masih memerlukan pemahaman lebih mendalam terkait konsep manajemen risiko karena pengisian yang dilakukan belum lengkap untuk seluruh formulir manajemen risiko SPBE. Oleh karena itu, saran yang diajukan melibatkan penguatan pendidikan dan pelatihan khusus, penyusunan materi penyuluhan yang disesuaikan, peningkatan komunikasi, dan pemantauan berkelanjutan. Dengan saran tersebut, diharapkan program pendampingan ini dapat mendukung efektivitas manajemen risiko SPBE di Pemerintah Kota XYZ, menuju tata kelola pemerintahan yang lebih baik dan transparan
Pengenalan Sistem Aquaponik Cerdas untuk Memfasilitasi Kemampuan Mandiri pada Siswa Berkebutuhan Khusus di SLB Anggraeni, Wiwik; Risqiwati, Diah; Husniah, Lailatul; Sugiyanto; Aulia Sidharta, Hanugra; Budiyanta, Nova Eka; Djunaidy, Arif; Tyasnurita, Raras; Ali, Achmad Holil Noor; Divka, Princessa Sissy; Rahmanisa, Fathia
Sewagati Vol 8 No 2 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v8i2.967

Abstract

SLB ABCD Bakti Sosial merupakan sebuah sekolah luar biasa yang melayani siswa dengan kebutuhan khusus, terletak di Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.SLB tersebut memiliki 28 siswa SD, 18 siswa SMP, dan 17 siswa SMA, yang dibimbing oleh 11 guru. Berdasarkan diskusi dengan para guru, diketahui bahwa tempat tinggal siswa memiliki radius hingga 25 kilometer, karena jumlah SLB di Jawa Tengah yang belum sebanding dengan jumlah siswa. Metode pengajaran di SLB ini berbeda dengan sekolah umum, dengan kurikulum tahun 2013 yang mengalokasikan 40% pembelajaran pada materi teori dan 60\% pada keterampilan praktis. Untuk meningkatkan keterampilan siswa, Tim Pengabdian Masyarakat ITS mengusulkan penerapan sistem smart-aquaponic. Sistem ini tidak hanya menjadi alat latihan, tetapi juga sesuai dengan latar belakang pertanian masyarakat Boyolali, yang merupakan mata pencaharian utama di daerah tersebut. Materi video dan modul pendukung diperkenalkan untuk membantu para guru dalam membimbing siswa berkebutuhan khusus. Pengajaran ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dengan memperkenalkan integrasi budidaya ikan dan tanaman melalui otomatisasi sederhana. Otomatisasi ini meliputi pemberian pakan ikan secara terjadwal dan aliran air yang dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan tanaman. Dengan memperkenalkan smart-aquaponic di SLB ABCD Bakti Sosial, harapannya adalah guru dan siswa dapat mengembangkan keterampilan aquaponik dan menyesuaikannya dengan kebutuhan daerah sekitar.
Determinant factors of mobile investment app users among generation Z Indonesia Hanif, Hidjra; Nadlifatin, Reny; Hutama, Rizal Risnanda; Ali, Achmad Holil Noor; Persada, Satria Fadil
International Journal of Electrical and Computer Engineering (IJECE) Vol 14, No 3: June 2024
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijece.v14i3.pp3073-3083

Abstract

Generation Z, alternatively referred to as the digital native generation, is distinguished by its profound immersion in technological progress. This study elucidates the determinants of generation Z's technological improvement in mobile investing application usage (MIA). As the instrument for factors analysis, the modified unified theory of acceptance and use of technology-2 (UTAUT-2) technique was implemented. The presented hypotheses were validated through the application of structural equation modeling (SEM) to the data acquired from 280 respondents via online questionnaires. The research revealed that trust, habit, performance expectation, and perceived risk had a substantial impact on the behavioral intention of Generation Z to utilize MIA. Furthermore, actual usage behavior is notably influenced by habit and behavioral intention, whereas gender acts as a substantial moderator in relation to performance expectancy and price value variables.