Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Tinjauan Yuridis Peranan BUM Desa Dalam Strategi Pengembangan Desa Wisata Agus Budi Santoso
Amnesti Jurnal Hukum Vol. 1 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/amnesti.v1i1.619

Abstract

UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa merupakan landasan bagi desa untuk mengelola dan mengatur sumber daya alam skala desa baik yang berada di wilayah pantai maupun wilayah pegunungan. Dalam UU Desa tersebut memberikan peluang bagi desa untuk mengelola sumber daya alam melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sehingga desa benar-benar mempunyai kemandirian dalam mengelola sumber daya alam skala desa. Makalah ini mengkaji secara Yuridis normatif, peranan hukum dalam pengelolaan potensi sumber daya alam khususnya sumber daya pariwisata di desa wisata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa. Regulasi terkait pengelolaan sumber daya alam skala desa oleh BUMDes dan konsep pengelolaan sumber daya alam skala desa telah sesuai dan sejalan dengan sila ke lima Pancasila, yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, namun masih perlu dilakukan koordinasi dan pengawasan oleh pihak-pihak yang berwenang baik Pemerintah Pusat maupun Daerah. Sehingga pemenuhan hak desa atas sumber daya alam skala desa benar-benar dpat terwujud. Oleh sebab itu perlu diatur ketentuan teknis untuk melakukan monitoring dan evaluasi serta pembinaan terhadap desa.
Tinjauan Kritis Batas Usia Perkawinan di Indonesia dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Septi Indrawati; Agus Budi Santoso
Amnesti Jurnal Hukum Vol. 2 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/amnesti.v2i1.804

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis batas usia perkawinan berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan dan dampaknya terhadap masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian hukum normatif melalui model preskriptif. Bahan hukum yang dikumpulkan dikaji secara komprehensif dan dianalisa secara deduktif dengan penyajian yang sistematis. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perubahan batasan usia dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perkawinan mengatur tentang larangan perkawinan di bawah umur. Undang-undang tersebut memberikan pembatasan umur minimal untuk kawin bagi warga negara pada prinsipnya dimaksudkan agar orang yang akan menikah diharapkan sudah memiliki kematangan berpikir, kematangan jiwa dan kekuatan fisik yang memadai. Keuntungan lainnya adalah kemungkinan keretakan rumah tangga yang berakhir dengan perceraian dapat dihindari, karena pasangan tersebut memiliki kesadaran dan pengertian yang lebih matang mengenai tujuan perkawinan yang menekankan pada aspek kebahagiaan lahir dan batin.
PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI LAHAN KERING MELALUI BUDI DAYA JAHE MERAH Zulfanita Zulfanita; Didik Widiyantono; Budi Setiawan; Muhamad Taufik; Rofiq Nurhadi; Agung Nusantoro; Sugeng Eko Putro Widoyoko; Agus Budi Santoso
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 2 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i2.8762

Abstract

ABSTRAKDi era mileneal saat ini dibutuhkan pemberdayaan masyarakat petani dalam berbagai aspek. Kelompok tani banyak didominasi oleh penduduk usia muda, sehingga dibutuhkan pemberdayaan sejak awal meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, kelembagaan dan jaringan pemasaran. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan upaya pemberdayaan di berbagai aspek berupa menambah pengetahuan dan skill, memperkuat kelembagaan, dan memberikan pendampingan dalam rangka ekspansi jaringan pasar khususnya dalam budidaya jahe merah. Metode program ini adalah dengan pola penyuluhan, motivasi, pelatihan dan pendampingan pada kelompok tani sehingga tujuan dari program ini tercapai. Hasil dari program ini bahwa ada peningkatan pengetahun dan skill dengan metode penyuluhan dan pelatihan walaupun belum maksimal, pemberdayaan kelembagaan sudah dipahami dan dilaksanaan melalui penguatan kelompok kelompok tani, sedangkan penguatan kelembagaan dalam bentuk badan hukum baru tahap persiapan.  Kata kunci: budidaya jahe; jahe merah; pemberdayaan masyarakat; kelompok petani. ABSTRACTIn the current millennial era, empowerment of farming communities is needed in various aspects. Many farmer groups are dominated by young people, so empowerment is needed from the start covering aspects of knowledge, skills, institutions and marketing networks. This community service program aims to provide empowerment efforts in various aspects in the form of increasing knowledge and skills, strengthening institutions, and providing assistance in the context of expanding market networks, especially in red ginger cultivation. The method of this program is a pattern of counseling, motivation, training and assistance to farmer groups so that the objectives of this program are achieved. The results of this program are that there is an increase in knowledge and skills with extension and training methods, although not maximal, institutional empowerment has been understood and implemented through strengthening farmer groups, while institutional strengthening in the form of legal entities is only in the preparatory stage. Keywords: ginger cultivation; red ginger; community empowerment; farmer groups.
Regional Head of Performance Accountability in Local Government Law from The New Order to The Reform Era Agus Budi Santoso
Varia Justicia Vol 17 No 1 (2021): Vol 17 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/variajusticia.v17i1.5035

Abstract

The accountability of regional heads is one of the benchmarks for the success of development and regional autonomy. This study aims to analyze the accountability of regional heads in each law. The research method used is a normative juridical method with a statutory approach based on a study of statutory regulations related to this research topic. The results showed that the accountability of regional heads in Law Number 5 of 1974 is not regulated. However, the characteristics of the new post-reform decentralization order by a centralized government were marked by the enactment of Law Number 22 the Year 1999. The DPR elects regional heads based on accountability. In addition, regional heads can be dismissed by the DPR if their accountability report (LPJ) is rejected, which in turn creates political instability. It is also due to the absence of a parallel position between the regional head and the DPRD.
PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI MELALUI TEKNOLOGI FERMENTASI PENGOLAHAN ECENG GONDOK UNTUK PAKAN UNGGAS DI DESA TERSIDILOR KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO Zulfanita Zulfanita; Jeki Mediantari Wahyu Wibawanti; Budi Setiawan; Agus Budi Santoso; Uswatun Hasanah; Lyla Shafiya Anindita; Ela Rosita Ariana; Meilania Wisma Puspita; Putri Kartika Widiyaningsih
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.13686

Abstract

ABSTRAKMakalah ini menyampaikan uraian tentang proses  penumbuhan pengetahuan dan ketrampilan tentang pengolahan eceng gondok  yang difermentasi untuk pakan unggaskepada Kelompok  tani  Maju Bersama yang merupakan satu satunya kelompok tani yang mengelola tanaman pangan dan unggas (ayam dan bebek) di TersidiLor  Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo. Tujuan pengabdian ini adalah pemberdayaan kelompok tani  dengan memberi pemahaman dan keterampilan kepada masyarakat melalui penyuluhan dan pelatihan, agar memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dalam bidang pertanian dan peternakan. Rangkaian kegiatan yang dilakukan sejak Kuliah Kerja Nyata Tematik Universitas Muhammadiyah Purworejo di laksanakan selama 1 bulan yang  terdiri dari (1) orientasi lokasi, (2) persiapan dan perencanaan penyuluhan dan pelatihan , (3) kegiatan pelatihan, (4) pengamatan hasil pelatihan, dan (5) evaluasi terhadap pelatihan. Pengumpulan data dari kajian ini dilakukan dengan metode observasi dan wawancara  terhadap  mitra yaitu anggota  kelompok tani maju bersama berjumlah 15 orang yang menjadi peserta kegiatan. Berdasarkan dari hasil evaluasi dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa anggota kelompok tani maju bersama di  desa tersidiLor diKecamatan Pituruh kabupaten Purworejo antusias dan menyadari bahwa eceng gondok dapat dimanfaatkan apabila diberi sentuhan teknologi fermentasi  khususnya untuk pakan ternak unggas seperti ayam dan bebek. Salah satu bagian penting dari kegiatan ini adalah peserta mengetahui bahwa eceng gondok dengan tambahan konsentrat, EM4/tetes tebu yang difermentasi dengan takaran sesuai dapat  menambah  pengetahuan dan ketrampilan dari bidang pertanian dan peternakan.Disisi lain diharapkan bahwa dengan tambahan pakan eceng gondok yang difermentasi menjadi cadangan pakan unggas dan dapat menambah penampilan dan produksi telur pada unggas . Kata kunci : eceng gondok; fermentasi; pakan ungags; kelompok tani. ABSTRACTThis paper provides a description of the process of growing knowledge and skills to the Maju Bersama farmer group, which is the only farmer group that manages food crops and poultry (duck and chicken) in Tersidi Lor, Pituruh District, Purworejo Regency regarding the processing of fermented water hyacinth for poultry feed. The purpose of this service is to empower farmer groups by providing understanding and skills to the community through counseling and training, so that they have the ability to develop their potential in agriculture and animal husbandry. The series of activities carried out since the Purworejo Muhammadiyah University Thematic Real Work Lectures were carried out for 1 month consisting of (1) location orientation, (2) counseling and training preparation and planning, (3) training activities, (4) observation of training results, and (5) evaluation of training. Data collection from this study was carried out using observation and interview methods with partners, namely members of the Advanced Farmer Group, totaling 15 people who were participants in the activity. Based on the results of the evaluation and discussion, it can be concluded that the members of the farmer group in the tertiary village of Lor in the Pituruh District, Purworejo Regency, are enthusiastic and realize that water hyacinth can be used if given a touch of fermentation technology, especially for poultry feed such as chickens and ducks. An important part of this activity is that the participants know that water hyacinth with additional concentrate, fermented EM4/sugar molasses at appropriate doses can increase their knowledge and skills in agriculture and animal husbandry. poultry feed and can increase the appearance and egg production in poultry. Keywords : water hyacinth; fermentation; poultry feed; farmer groups