Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

GROWTH PROCESS OF ORGANIC VETIVER ROOT WITH POTATO AS INTERCROPPING PLANT Kadarohman, Asep; Eko S., Ratnaningsih; Dwiyanti, Gebi; Lailatul K., Lela; Kadarusman, Ede; Nur F., Ahmad
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 34, No 1 (2012)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v34i1.145

Abstract

Vetiver oil (Vetiveria zizanoides) is one of Indonesia main export commodities. Vetiver root is perennial plant and generally planted with vegetables as intercropping plant. Increasing the selling price of vetiver oil can be done by transferring the production of conventional vetiver oil (non-organic) to organic vetiver oil. Demonstration of land used was one hectare, which 2,000 m2 for planting vetiver root with potato (Solanum tuberosum) as inter-cropping plant and 8,000 m2 for vetiver root without intercropping, in Sukakarya-Samarang, Garut. The planting used goat and cow dung as manure, distillate water of vetiver oil and liquid bio-pesticide as pesticide. Variables studied included plant height, number of leaf and crotch. In the first quarter of the years, the number of leaf and crotch of vetiver root with intercropping was better than vetiver root without inter-cropping. However, there was not significant difference for plant height of vetiver root, both with and without intercropping. Products of organic potato as intercropping plant of vetiver root were less than those of non-organic potato, but the latter had a better texture and durability.   Keywords: Vetiveria zizanoides, Solanum tube-rosum, intercropping, organic farming
SINTESIS KALIKS[4]RESORSINARENA DARI MINYAK KAYUMANIS DAN PENGGUNAANNYA UNTUK EKSTRAKSI FASA PADAT LOGAM BERAT HG(II) DAN PB(II) Sardjono, Ratnaningsih E.; Dwiyanti, Gebi; Aisyah, Siti; Khoerunnisa, Fitri
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 12, No 2 (2008): JPMIPA: Volume 12, Issue 2, 2008
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v12i2.35776

Abstract

Sintesis C-sinamal kaliks[4]resorsinarena (CSKR) dari minyak kayumanis dan penggunanannya untuk ekstraksi fasa padat logam berat Pb(II) dan Hg(II) telah dilakukan. CSKR diperoleh sebanyak 75% sebagai produk reaksi resorsinol dan sinamaldehida pada 77oC selama 24 jam. Isolasi sinamaldehida dari minyak kayumanis melalui metode bisulfit menghasilkan sinamaldehida sebanyak 79% dengan kemurnian 99,5%. Ekstraksi fasa padat Pb(II) dan Hg(II) oleh CSKR dilakukan dalam sistem batch pada berbagai pH, waktu interaksi, dan konsentrasi logam. Ekstraksi fasa padat Pb(II) berlangsung optimum pada pH 4, waktu interaksi 180 menit, dan konsentrasi awal 6,6 mg/L, mengikuti model kinetika pseudo orde dua, mengikuti model isoterm Langmuir, serta memberikan kapasitas ekstraksi sebesar 1,986 mol/g atau 37,2%. Sementara itu, ekstraksi fasa padat Hg(II) berlangsung optimum pada pH 5, waktu interaksi 180 menit, dan konsentrasi awal 0,36 mg/L, mengikuti model kinetika pseudo orde dua, mengikuti model isoterm Freundlich, serta memberikan kapasitas ekstraksi sebesar 0,71 mol/g atau 79,1%.
PENERAPAN PEER ASSESSMENT DAN SELF ASSESSMENT PADA TES FORMATIF HIDROKARBON UNTUK FEEDBACK SISWA SMA KELAS X Siswaningsih, Wiwi; Dwiyanti, Gebi; Gumilar, Cahya
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 18, No 1 (2013): JPMIPA: Volume 18, Issue 1, 2013
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v18i1.36125

Abstract

ABSTRAKPenelitian dengan judul “Penerapan Peer Assessment dan Self Assessment Pada Tes Formatif Hidrokarbon Untuk Feedback Siswa SMA Kelas X” ini bertujuan memberikan feedback kepada siswa untuk meningkatkan pengetahuannya serta mendapatkan metode penilaian yang inovatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penerapan peer assessment dan self assessment dilaksanakan melalui enam tahapan. Rincian keterlaksanaan setiap tahapan yaitu tahap pemotivasian siswa (75,44%), tahap pelatihan peer assessment dan self assessment (71,05%), tahap pelaksanaan tes formatif dan pemberian feedback (59,65%), tahap pelaksanaan peer assessment, self assessment dan pemberian feedback (90,35%), tahap keterlaksanaan pengkomunikasian hasil (100%), serta tahap pemanfaatan hasil (78,95%). Subjek penelitian penelitian ini adalah siswa SMA kelas X sebanyak 19 orang. Dalam pelaksanaan peer assessment, sebanyak 47,37% siswa berkategori sangat baik, 31,58% siswa berkategori baik, 15,79% siswa berkategori cukup, dan 5,26% siswa berkategori kurang. Dalam pelaksanaan self assessment, sebanyak 57,89% siswa berkategori sangat baik, 15,79%, berkategori baik, dan 26,32% siswa berkategori cukup. Sebanyak 63,16% siswa merasa puas dengan feedback yang diberikan dengan menggunakan rubrik peer assessment dan self assessment pada tes formatif hidrokarbon. Sebanyak 63,16% siswa merasa memperoleh manfaat berupa feedback dari rubrik peer assessment dan self assessment. Tahap pemotivasian dan pelatihan yang kurang maksimal menyebabkan pelaksanaan peer assessment dan self assessment kurang optimal.ABSTRACTThe purpose of this study entitled "Implementation of Peer and Self Assessment To Hydrocarbons Formative Tests as a Feedback of Grade X Students of Senior High School" was to give the students a feedback to improve their knowledge and to get an innovative assessment method as well. Method used on this study was descriptive. Implementation of peer and self assessment was done through six stages. They were motivating students (75.44%), training of peer and self assessment (71.05%), implementing of formative tests and giving feedback (59.65%), implementing of peer assessment, self assessment and giving feedback (90.35%), communicating results (100%), and utilizing the results (78.95%). The subjects of the study were 19 grade X students of senior high school. From the implementation of peer assessment, there were 47.37% of students categorized as excellent, 31.58% of students categorized as good, 15.79% of students categorized as adequate, and 5.26% of students categorized less. While from the implementation of self-assessment, there were 57.89% of students categorized as excellent, 15.79% of students categorized as good, and 26.32% of students categorized as adequate. A total of 63.16% of students were satisfied with the feedback given by using peer and self assessment rubric in hydrocarbons formative test. A total of 63.16% of students felt obtaining benefits as a feedback from peer and self assessment rubric. Motivating and training stages were not quite maximal, so the implementation of peer and self assessment were not quite optimal as well.
PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN PROSES SISWA SMA KELAS XI POKOK BAHASAN TITRASI ASAM BASA Agustin, Resa Repita; Siswaningsih, Wiwi; Dwiyanti, Gebi
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 18, No 2 (2013): JPMIPA: Volume 18, Issue 2, 2013
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v18i2.36141

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan tes yang dapat mengukur keterampilan proses siswa yaitu mengamati, menafsirkan, menerapkan konsep, merencanakan percobaan dan mengkomunikasikan khususnya pada materi titrasi asam basa. Tes yang dikembangkan berbentuk hands-on task dan soal uraian masing-masing sebanyak dua butir soal dan delapan butir soal. Waktu pengerjaan tes ini yaitu selama 90 menit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan untuk memperoleh suatu produk tes keterampilan proses yang memiliki kualitas yang baik, dilihat dari validitas dan reliabilitas tes serta taraf kesukaran dan daya pembeda soal. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penelitian pengembangan tes ini meliputi 2 tahap utama, yaitu (1) studi pendahuluan dan (2) pengembangan model. Tes yang dikembangkan memenuhi kriteria sebagai alat ukur yang baik dilihat dari validitas isi, validitas empiris yang tinggi dan reliabilitas tes yang tinggi pula. Semua butir soal memiliki tingkat kesukaran yang sedang serta daya pembeda yang cukup dan baik. Semua siswa dari kelompok tinggi memberikan respon positif terhadap tes keterampilan proses sedangkan sebagian besar siswa dari kelompok rendah tidak menyukai bentuk tes seperti ini.ABSTRACTThe purpose of this study was to develop a test that can measure students' process skills of observing, interpreting, applying concepts, planning experiments and communicate especially in acid-base titration lesson. Tests were developed form of hands-on tasks and descriptions about each of two items and eight items. Processing time this test is for 90 minutes. The method used in this research was a method of research and development to achieve a product of the skill test that has good quality, judging the validity and reliability of the test as well as the level of difficulty and discrimination power about. Based on the research that has been done, the test development research includes two main stages, namely (1) preliminary studies and (2) the development of the model. Tests were developed to meet the criteria as a measure of good views of the validity of the content, a high empirical validity and reliability tests are also high. All items have a moderate level of difficulty as well as the distinguishing power and good enough. All students of the high group responded positively to the process skills test while the majority of students from low group did not like the form of a test like this.
PENGARUH PENAMBAHAN AKTIVATOR LAKTOPEROKSIDASE TERHADAP KETAHANAN SUSU SAPI SEGAR Dwiyanti, Gebi
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 13, No 1 (2009): JPMIPA: Volume 13, Issue 1, 2009
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v13i1.35786

Abstract

Pada penelitian ini telah dilakukan pengawetan susu sapi segar menggunakan sistem laktoperoksidase dengan penambahan aktivator peroksidase. Konsentrasi aktivator peroksidase yang ditambahkan yaitu 10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm dengan suhu penyimpanan 4o C. Uji ketahanan susu dilakukan dengan uji resasurin dan Total Plate Count (TPC) petrifilm serta analisa kandungan protein pada susu yang diawetkan. Hasil uji resasurin dan TPC menunjukkan bahwa susu yang diawetkan dengan penambahan activator 30 ppm lebih tahan lama dibandingkan dengan penambahan aktivator 10 ppm dan 20 ppm. Kandungan protein susu sapi segar dan susu sapi yang di awetkan tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu berkisar 2,80 – 2,90 % b/b. Penambahan aktivator lektoperoksidase sampai 30 ppm dapat membuat susu lebih tahan lama.
PENGARUH PEMANASAN TERHADAP PROFIL ASAM LEMAK TAK JENUH MINYAK BEKATUL Gumilar, Gun Gun; Zackiyah, Zackiyah; Dwiyanti, Gebi; HM, Heli Siti
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 14, No 2 (2009): JPMIPA: Volume 14, Issue 2, 2009
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v14i2.35877

Abstract

Parameter kualitas minyak bekatul ditentukan oleh banyaknya kandungan asam lemak tidak jenuh dalam minyak bekatul. Mengingat banyaknya manfaat asam lemak tidak jenuh dalam minyak bekatul, maka diperlukan cara yang baik dalam memperlakukan minyak bekatul agar kualitas asam lemak dalam minyak bekatul tetap baik. Pada umumnya proses pemanasan minyak dapat mengakibatkan kualitas minyak menjadi menurun karena dapat menyebabkan minyak mengalami oksidasi. Pada penelitian ini dilakukan uji stabilitas asam lemak tak jenuh minyak bekatul pada berbagai variasi suhu. Berdasarkan hasil penelitian ditunjukkan bahwa asam oleat, yang merupakan asam lemak tidak jenuh tunggal, memiliki stabilitas yang tinggi pada suhu 100oC, 120 oC, dan 160 oC. Stabilitas yang tinggi asam lemak tak jenuh pada fraksi tersabunkan bekatul ini memberikan potensi besar untuk menjadikan limbah padi (bekatul) sebagai food stuff, obat maupun minyak kesehatan untuk menurunkan kolesterol plasma darah yang berpotensi menyebabkan penyakit arterosklerosis.