Asep Kadarohman
Department of Chemistry Education, Faculty of Mathematics and Sciences Education, Indonesia University of Education, Bandung, Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 West Java

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

EKSPLORASI MINYAK ATSIRI SEBAGAI BIOADITIF BAHAN BAKAR SOLAR Kadarohman, Asep
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 14, No 2 (2009): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v14i2.366

Abstract

Minyak atsiri merupakan produk bahan alam dari keragaman hayati Indonesia yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bioaditif bahan bakar solar. Minyak cengkeh, minyak terpentin, minyak pala, minyak gandapura, minyak sereh dan minyak kayu putih adalah minyak atsiri yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai bioaditif bahan bakar solar karena senyawa-senyawa penyusunnya memiliki rantai siklik dan ketersediaan oksigen yang cukup besar. Temuan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai minyak atsiri yang paling berpotensi untuk dijadikan sebagai bioaditif bahan bakar solar, yang selanjutnya dapat dilakukan kajian lebih lanjut tentang potensi minyak atsiri tersebut. Secara umum, penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama karakterisasi minyak solar dan bioaditif menggunakan GC-MS, tahap kedua karakterisasi fisik solar-bioaditif pada berbagai komposisi, dan tahap ketiga penentuan laju konsumsi pada mesin satu silinder skala laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak cengkeh dapat menurunkan laju konsumsi bahan bakar sebesar 4,43% pada penambahan bioaditif 0,6%, minyak terpentin 5,07% pada penambahan bioaditif 10%, minyak pala 0,16% pada penambahan bioaditif 0,4% dan minyak kayu putih 1,82% pada penambahan bioaditif 3%, sedangkan  laju konsumsi bahan bakar yang ditambah minyak gandapura dan minyak sereh lebih tinggi dibandingkan solar murni. Dapat disimpulkan bahwa minyak cengkeh memiliki kemampuan paling tinggi dalam menurunkan tingkat laju konsumsi bahan bakar solar.Kata kunci: Minyak Atsiri, Solar, Bioaditif.
MISKONSEPSI DAN SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN LEMAK MELALUI PRAKTIKUM PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN Kadarohman, Asep; Nahadi, Mr; Asri M, Mira Ratna
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 15, No 1 (2010): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v15i1.295

Abstract

The students’ misconceptions and attitudes in teaching learning fat through transparent soap-making lab has been investigated. The study was conducted on 36 science students on the 3th grade at one of the state senior high school in Bandung. The research used descriptive method, with diagnostic tests, questionnaires attitude scale “Likert”, observation, and interviews as the instruments. It was found that, 50% of students had misconceptions on physical properties of fats and oils concepts. The students had a good perception on teaching learning process as well as the relationship of fat with daily life.Keywords: misconceptions, attitudes, fat
MINYAK ATSIRI SEBAGAI TEACHING MATEMAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN KIMIA Kadarohman, Asep
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 8, No 2 (2006): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v8i2.338

Abstract

Minyak atsiri merupakan salah satu bahan ekspor non migas andalan Indonesia. Namun harga senyawa turunan minyak atsiri yang diimpor ke Indonesia jauh lebih mahal daripada harga minyak atsiri yang dieskpor. Untuk mengatasi permasalahn tersebut pemerintah telah menetapkan penelitian bidang minyak atsiri merupakan topik penelitian unggulan saat ini. Minyak daun cengkeh, minyak sereh, minyak terpentin, minyak pefinen, minyak nilam, dan minyak akar wangi merupakan beberapa contoh minyak atsiri yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Minyak atsiri awalnya digunakan sebagai bahan pewangi, parfum, obat-obatan, dan bahan aroma makanan. Dalam perkembangan sekarang hasil sintesis senyawa tuunanan minyak atsiri dapat digunakan sebagai feromon, aditif biodisel, antioksidan, polimer, aromaterapi, penjerap logam, sun screen block dan banyak lagi kegunaan lainnya. Pendidikan merupakan salah satu media strategis yang dapat digunakan untuk mempercepat transfer ilmu. Penggunaan bahan lokal sebagai teaching material dengan pendekatan life skill banyak disarankan dalam proses pembelajaran kimia. Pada makalah ini akan dibahas konsep-konsep kimia minyak atsiri dan penerapannya dalam pembelajaran kimia, YanE diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan terhadap pemanfaatan komponen senyawa minyak atsiri lebih lanjut. Ilmu kimia sebagai produk dan proses sains berimpilikasi terhadap proses pembelajaran yang dikembangkan. Agar minyak atsiri dapat digunakan sebagai teaching material dalam proses pembelajaran kimia, maka kajian minyak atsiri harus memenuhi pada kedua kriteria tersebut. Pada pembahasan yang dilakukan ditemukan bahwa sebagai produk dan proses, minyak atsiri merupakan bahan dasar yang dapat digunakan untuk mendapatkan produk-produk yang lebih bermanfaat yang terus diteliti oleh para ahli kimia sampai saat ini. Banyak konsep kimia yang dapat dijelaskan dengan mengunakan minyak atsiri sebagai teaching material, seperti konsep isolasi, pemurnian, analisis, dan berbagai macam jenis reaksi. Berdasarkan temuan tersebut disimpulkan bahwa Kimia minyak atsiri mengandung konsep-konsep kimia yang dapat digunakan sebagai teaching material dalam proses pembelajaran kimia. Pembelajaran kimia dengan menggunakan contoh proses dan reaksi yang berhubungan dengan minyak atsiri akan meningkatkan kebermaknaan belajar.Kata Kunci: Teaching material, pembelajaran, dan minyak atsiri.
APAKAH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING MAMPU MELATIHKAN KETERAMPILAN ABAD 21? Mayasari, Tantri; Kadarohman, Asep; Rusdiana, Dadi; Kaniawati, Ida
Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK) Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : UNIVERISTAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.275 KB) | DOI: 10.25273/jpfk.v2i1.24

Abstract

Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin pesat, peran pendidikan menjadi sangat penting dalam mempersiapkan peserta didik agar memiliki keterampilan abad 21. Salah satu upaya untuk menjawab tantangan ini dengan merubah peran guru dari dari penyedia dan peyampai informasi menjadi fasilitator untuk berbagi informasi dan pengetahuan serta melatihkan kemampuan memecahkan masalah kepada peserta didik. Pembelajaran konstruktivisme menjadi salah satu alternatif dalam melatihkan keterampilan abad 21. Model pembelajaran project based learning dan problem based learning menjadi model yang paling poluler pada pendekatan konstruktivisme. Namun, masih banyak para pendidik yang mengalami kebingungan dalam membedakan dan mengoperasikan  kedua model pembelajaran ini. Oleh karena itu, artikel ini mengulas persamaan dan perbedaan antara project based learning dan problem based learning, serta menjawab apakah kedua model pembelajaran tersebut mampu melatihkan keterampilan abad 21.
GROWTH PROCESS OF ORGANIC VETIVER ROOT WITH POTATO AS INTERCROPPING PLANT Kadarohman, Asep; Eko S., Ratnaningsih; Dwiyanti, Gebi; Lailatul K., Lela; Kadarusman, Ede; Nur F., Ahmad
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 34, No 1 (2012)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v34i1.145

Abstract

Vetiver oil (Vetiveria zizanoides) is one of Indonesia main export commodities. Vetiver root is perennial plant and generally planted with vegetables as intercropping plant. Increasing the selling price of vetiver oil can be done by transferring the production of conventional vetiver oil (non-organic) to organic vetiver oil. Demonstration of land used was one hectare, which 2,000 m2 for planting vetiver root with potato (Solanum tuberosum) as inter-cropping plant and 8,000 m2 for vetiver root without intercropping, in Sukakarya-Samarang, Garut. The planting used goat and cow dung as manure, distillate water of vetiver oil and liquid bio-pesticide as pesticide. Variables studied included plant height, number of leaf and crotch. In the first quarter of the years, the number of leaf and crotch of vetiver root with intercropping was better than vetiver root without inter-cropping. However, there was not significant difference for plant height of vetiver root, both with and without intercropping. Products of organic potato as intercropping plant of vetiver root were less than those of non-organic potato, but the latter had a better texture and durability.   Keywords: Vetiveria zizanoides, Solanum tube-rosum, intercropping, organic farming
MISKONSEPSI DAN SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN LEMAK MELALUI PRAKTIKUM PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN Kadarohman, Asep; Nahadi, Nahadi; M., Mira Ratna Asri
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 15, No 1 (2010): JPMIPA: Volume 15, Issue 1, 2010
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v15i1.35988

Abstract

The students’ misconceptions and attitudes in teaching learning fat through transparent soap-making lab has been investigated. The study was conducted on 36 science students on the 3th grade at one of the state senior high school in Bandung. The research used descriptive method, with diagnostic tests, questionnaires attitude scale "Likert", observation, and interviews as the instruments. It was found that, 50% of students had misconceptions on physical properties of fats and oils concepts. The students had a good perception on teaching learning process as well as the relationship of fat with daily life.
EKSPLORASI DIMENSI KREATIVITAS UNTUK PENGEMBANGAN PRODUK KREATIF ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Mayasari, Tantri; Kadarohman, Asep; Rusdiana, Dadi
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 18, No 2 (2013): JPMIPA: Volume 18, Issue 2, 2013
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v18i2.36139

Abstract

ABSTRAKPersediaan energi yang berasal dari fosil dunia termasuk Indonesia semakin berkurang, maka perlu dikembangkan produk kreatif energi baru dan terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kreatifitas dalam pengembangan produk kreatif energi baru dan terbarukan. Penelitian ini menggunakan metoda deskriptif tanpa perlakuan terhadap responden. Total responden yang terlibat sebayak 30 peserta didik program studi pendidikan fisika pada salah satu LPTK di Madiun, Indonesia. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas kuesioner, wawancara, dan desain produk kreatif. Data yang diperoleh diolah dengan analisis regresi dan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara produk kreatif yang dihasilkan dengan dimensi person, process, dan press, dengan nilai korelasi dari urutan tertinggi person (r = 0.787), press (r = 0.613), dan process (r = 0.543). Indikator dari dimensi person yang mempunyai pengaruh paling besar adalah rasa ingin tahu, keterbukaan terhadap pengalaman, dan rasa percaya diri yang tinggi. Indikator dari dimesi process yang perlu ditingkatkan adalah originalitas dan elaborasi. ABSTRACTFossil energy availability in the world, including Indonesia, is increasingly declining; hence, a creative product of new and renewable energy needs to be developed. The research aimed to explore creativity in developing a creative product of new and renewable energy using descriptive method without any treatment to respondents. There were a total of 30 students of Physics Education Program in one of Teachers Training Institutions in Madiun, Indonesia, as the respondents. The instruments used in this research consisted of questionnaires, interviews, and creative product designs. The obtained data were analysed using regression and correlation. Results showed that there was a correlation between the creative products and the dimensions of person, process, and press, with the value of correlation from the highest to the lowest: person (r = 0.787), press (r = 0.613), and process (r = 0.543), respectively. The indicators for creative person that were observed to have greater influence were curiosity, openness to experiences, and high confidence. The indicators for creative process that needed to be improved were originality and elaboration.
MINYAK ATSIRI SEBAGAI TEACHING MATEMAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN KIMIA Kadarohman, Asep
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 8, No 2 (2006): JPMIPA: Volume 8, Issue 2, 2006
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v8i2.35695

Abstract

Minyak atsiri merupakan salah satu bahan ekspor non migas andalan Indonesia. Namun harga senyawa turunan minyak atsiri yang diimpor ke Indonesia jauh lebih mahal daripada harga minyak atsiri yang dieskpor. Untuk mengatasi permasalahn tersebut pemerintah telah menetapkan penelitian bidang minyak atsiri merupakan topik penelitian unggulan saat ini. Minyak daun cengkeh, minyak sereh, minyak terpentin, minyak pefinen, minyak nilam, dan minyak akar wangi merupakan beberapa contoh minyak atsiri yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Minyak atsiri awalnya digunakan sebagai bahan pewangi, parfum, obat-obatan, dan bahan aroma makanan. Dalam perkembangan sekarang hasil sintesis senyawa tuunanan minyak atsiri dapat digunakan sebagai feromon, aditif biodisel, antioksidan, polimer, aromaterapi, penjerap logam, sun screen block dan banyak lagi kegunaan lainnya. Pendidikan merupakan salah satu media strategis yang dapat digunakan untuk mempercepat transfer ilmu. Penggunaan bahan lokal sebagai teaching material dengan pendekatan life skill banyak disarankan dalam proses pembelajaran kimia. Pada makalah ini akan dibahas konsep-konsep kimia minyak atsiri dan penerapannya dalam pembelajaran kimia, YanE diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan terhadap pemanfaatan komponen senyawa minyak atsiri lebih lanjut. Ilmu kimia sebagai produk dan proses sains berimpilikasi terhadap proses pembelajaran yang dikembangkan. Agar minyak atsiri dapat digunakan sebagai teaching material dalam proses pembelajaran kimia, maka kajian minyak atsiri harus memenuhi pada kedua kriteria tersebut. Pada pembahasan yang dilakukan ditemukan bahwa sebagai produk dan proses, minyak atsiri merupakan bahan dasar yang dapat digunakan untuk mendapatkan produk-produk yang lebih bermanfaat yang terus diteliti oleh para ahli kimia sampai saat ini. Banyak konsep kimia yang dapat dijelaskan dengan mengunakan minyak atsiri sebagai teaching material, seperti konsep isolasi, pemurnian, analisis, dan berbagai macam jenis reaksi. Berdasarkan temuan tersebut disimpulkan bahwa Kimia minyak atsiri mengandung konsep-konsep kimia yang dapat digunakan sebagai teaching material dalam proses pembelajaran kimia. Pembelajaran kimia dengan menggunakan contoh proses dan reaksi yang berhubungan dengan minyak atsiri akan meningkatkan kebermaknaan belajar.
EKSPLORASI MINYAK ATSIRI SEBAGAI BIOADITIF BAHAN BAKAR SOLAR Kadarohman, Asep
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 14, No 2 (2009): JPMIPA: Volume 14, Issue 2, 2009
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v14i2.35876

Abstract

Minyak atsiri merupakan produk bahan alam dari keragaman hayati Indonesia yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bioaditif bahan bakar solar. Minyak cengkeh, minyak terpentin, minyak pala, minyak gandapura, minyak sereh dan minyak kayu putih adalah minyak atsiri yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai bioaditif bahan bakar solar karena senyawa-senyawa penyusunnya memiliki rantai siklik dan ketersediaan oksigen yang cukup besar. Temuan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai minyak atsiri yang paling berpotensi untuk dijadikan sebagai bioaditif bahan bakar solar, yang selanjutnya dapat dilakukan kajian lebih lanjut tentang potensi minyak atsiri tersebut. Secara umum, penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama karakterisasi minyak solar dan bioaditif menggunakan GC-MS, tahap kedua karakterisasi fisik solar-bioaditif pada berbagai komposisi, dan tahap ketiga penentuan laju konsumsi pada mesin satu silinder skala laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak cengkeh dapat menurunkan laju konsumsi bahan bakar sebesar 4,43% pada penambahan bioaditif 0,6%, minyak terpentin 5,07% pada penambahan bioaditif 10%, minyak pala 0,16% pada penambahan bioaditif 0,4% dan minyak kayu putih 1,82% pada penambahan bioaditif 3%, sedangkan laju konsumsi bahan bakar yang ditambah minyak gandapura dan minyak sereh lebih tinggi dibandingkan solar murni. Dapat disimpulkan bahwa minyak cengkeh memiliki kemampuan paling tinggi dalam menurunkan tingkat laju konsumsi bahan bakar solar.
STUDENTS’ DIFFICULTIES IN SOLVING SYNTHESIS ORGANIC COMPOUND PROBLEMS Amsad, Lusia Narsia; S, Liliasari; Kadarohman, Asep; Sardjono, Ratnaningsih Eko
Unnes Science Education Journal Vol 8 No 3 (2019): December 2019
Publisher : Department of Integrated Science, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Semarang in Collaboration with Perkumpulan Pendidikan IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/usej.v8i3.32424

Abstract

Solving the synthesis problem of organic compounds requires the understanding of certain organic chemical concepts. Students need to integrate organic chemical concepts to analyze the synthesis stage of organic compounds. Therefore, purposed of this research is want to find the difficulties possessed by students in solving organic synthesis problem. The participants of this research are 14 students of chemistry education in one state university in Papua, Indonesia. The type of this research is descriptive research. The research using multiple choices with reasoning test and essay test as the instruments, that consist of 6 items of multiple choices and 3 essay items. The results analyze by percentage and described. In this research, students are given issues concerning to the concepts of organic chemistry and the synthesis of organic compounds. The result shows students' understanding on the concept of functional group of organic compound is 79%, organic compound structure is 57%, organic stability is 22%, electrophile and nucleophile is 36%, while the concept of reagent, required condition and related product stereochemistry of organic compound less than 20%. It shows students having more difficulties in the concepts of reagent, required condition and related product stereochemistry of organic compound.