Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PENGARUH MOBILISASI DAN PENGGUNAAN VCO (VIRGIN COCONUT OIL) TERHADAP ULKUS DEKUBITUS PADA GANGGUAN FUNGSI MOTORIK PASCA STROKE Retno Setyawati; Suyanto suyanto; Mohammad Arifin Noor
NURSCOPE: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Ilmiah Keperawatan Vol 1, No 2 (2015): Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/nurscope.1.2.1-6

Abstract

ABSTRAKUlkus dekubitus atau luka baring adalah tipe luka tekan, dan 7-8% dinyatakan sebagai penyebab kematian pada paraplegia yang sering terjadi pada pasien stroke, sehingga perlu dilakukan tindakan perawatan yang tepat. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh mobilisasi dan penggunaan VCO (Virgin Coconut Oil) terhadap luka dekubitus pada gangguan fungsi motorik pasca stroke di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Desain penelitian quasi experiment, rancangan penelitian dengan menggunakan time series design dengan kelompok intervensi dan kontrol. Jumlah sampel 8 orang. Teknik pengambilan sampel purposive sampling. kelompok intervensi dilakukan mobilisasi 2-3 jam sekali dengan memberikan VCO sedangkan kelompok kontrol dilakukan mobilisasi lebih dari 2-3 jam sekali dan tidak diberikan VCO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan grade dekubitus pada kelompok intervensi dan kontrol yang dilakukan mobilisasi dan diberikan VCO dengan nilai p = 0,495. Perlunya tindakan yang tepat dilakukan pada pasien dengan gangguan fungsi motorik pasca stroke untuk mengurangi kejadian dekubitus.Kata kunci: mobilisasi, VCO, ulkus decubitus, pasca stroke, gangguan fungsi motorik
PENGARUH CAMPURAN BUBUK SIRIH HIJAU, BUBUK KAPUR DAN BUBUK KULIT BUAH MANGGIS PADA LARU ALAMI TERHADAP SIFAT SENSORIGULA KELAPA CETAK Ridwan Rizkyanto; Karseno Karseno; Retno Setyawati
Bernas : Jurnal Penelitian Pertanian Vol 15, No 1 (2019): Bernas February 2019
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.837 KB)

Abstract

Gula kelapa dibuat dari bahan baku nira kelapa. Nira kelapa mudah mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh mikroba. Kerusakan nira kelapa dapat dihambat dengan menambahkan beberapa bahan pengawet nira yang sering disebut laru. Salah satunya adalah laru alami yang dibuat dengan mencampurkan bubuk sirih hijau dan bubuk kulit buah manggis dengan bubuk kapur. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) menentukan perbandingan bubuk sirih hijau dan bubuk kulit buah manggis yang menghasilkan gula kelapa cetak dengan kualitas baik, 2) menentukan proporsi perbandingan campuran bubuk sirih hijau dan bubuk kulit buah manggis terhadap bubuk kapur yang menghasilkan gula kelapa dengan kualitas baik dan 3) menentukan kombinasi bubuk sirih hijau dan bubuk kulit buah manggis serta proporsi bubuk sirih hijau dan bubuk kulit buah maggis terhadap bubuk kapur yang menghasilkan gula kelapa cetak dengan kualitas baik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan bubuk sirih hijau dan bubuk kulit buah manggis (b/b) 1:3 menghasilkan gula kelapa cetak yang lebih baik dibandingkan perbandingan 1:1 dan 3:1, dan proporsi perbandingan bubuk sirih hijau dan bubuk kulit buah manggis terhadap bubuk kapur yaitu (b/b) 15:85 menghasilkan gula kelapa cetak yang lebih baik dibandingkan proporsi 5:95 dan 10:90, serta kombinasi perlakuan perbandingan bubuk sirih hijau dan bubuk kulit buah manggis 1:3dan proporsi perbandingan bubuk sirih hijau dan bubuk kulit buah manggis terhadap bubuk kapur 15:85 menghasilkan gula kelapa cetak yang lebih baik dibandingkan kombinasi lainnya dan sudah sesuai SNI 01-3743-1995. Gula kelapa cetak tersebut memiliki rasa manis (skor 2,97), rasa getir agak terasa (skor 2,91)dan tekstur keras (skor 2,79).
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI VITREKTOMI DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG Embarwati .; Dwi Retno; Retno Setyawati
Jurnal Ilmiah Penelitian Mahasiswa Vol 2, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Jurnal Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.386 KB)

Abstract

Latar Belakang : Vitrektomi merupakan tindakan pengambilan cairan gel pada organ penglihatan yang membuat retina dapat diperbaiki kembali, sehingga penglihatan dapat kembali seperti semula. organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan bahwa pada tahun 2020 ada sebanyak 285 juta populasi manusia mengalami gangguan pada fungsi penglihatan yang mana menyebabkan terjadinya kebutaan. Vitrektomi menyebabkan terjadinya insisi pasa mata sehingga menimbulkan rasa tidak nyama pada mata. Komplikasi dapat muncul setalah dilakukan tindakan vitrektomi dan salah satu efek yang muncul adalah kecemasan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pasien pre operasi vitrektomi di rumah sakit islam sultan agung semarang. Dimana faktor-faktor itu antara lain Usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, dukungan keluarga dan komunikasi terapiutik. Metode: penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental dengan studi korelasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuestioner. Jumlah responden sebanyak 95 orang. Daya yang diperoleh diolah secara statistika dengan menggunakan rumus somers’d dan koefisiensi lamda. Hasil: Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa dari 95 responden penelitian memiliki karakteristik usia terbanyak pemuda dengan presentasi 77,06 %, jenis kelamin terbanyak jenis kelamin laki-laki sebanyak 79,8 %, tingkat pendidikan terbanyak SMA sebanyak 48,6 %, status ekonomi terbanyak menengah sebanyak 88,08 %, responden terbanyak mempunyai pekerjaan sebanyak 88,9%. Simpulan: ada hubungan antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status ekonomi,dukungan keluarga,dan komunikasi terapiutik dengan kecemasan pasien pre operasi vitrektomi di rumah sakit islam sultan agung semarang (p value < 0,05) Kata kunci: kecemasan pasien, Faktor-faktor kecemasan pre operasi virektomi
Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator dan Dukungan Keluarga dengan Self-care Management pada Penderita Hipertensi Shinta Amelia Oktaviani; Retno Setyawati; Suyanto Suyanto
Corona: Jurnal Ilmu Kesehatan Umum, Psikolog, Keperawatan dan Kebidanan Vol. 3 No. 1 (2025): Corona: Jurnal Ilmu Kesehatan Umum, Psikolog, Keperawatan dan Kebidanan
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/corona.v3i1.1170

Abstract

Hypertension is a non-communicable disease that is often referred to as "the silent killer" because of its asymptomatic nature. Surgical education plays an important role in providing important information and motivational support to hypertensive patients, which has the potential to increase the effectiveness of treatment. In addition, family involvement is the main foundation for successful monitoring and prevention of complications, because hypertension management is highly dependent on effective self-care management. This study used a quantitative descriptive correlational research design with a cross-sectional approach. Data collection used a questionnaire given to 75 participants registered in the Hypertension Chronic Disease Management Program in the Bangetayu and Tlogosari Kulon Health Centers. Statistical analysis used the Somer'd correlation test. Among the 75 study respondents, 92% (n = 69) rated the role of nurses as good educators, while 88% (n = 66) reported good family support, and 84% (n = 63) showed good self-care management. Statistical analysis revealed a significant correlation between the role of nurses as educators with self-care management of hypertension patients (p=0.016, correlation coefficient=0.525). Likewise, family support showed a significant relationship with self-care management (p=0.01, correlation coefficient=0.491). This study shows that there is a significant relationship between the role of nurses as educators and family support with self-care management in hypertension patients in the working areas of Bangetayu Health Center and Tlogosari Kulon Health Center.
Hubungan Perilaku Merokok Dan Tingkat Stress Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Enjelika Dwi Amelia; Dwi Retno Sulistyaningsih; Retno Setyawati
An-Najat Vol. 3 No. 2 (2025): Mei : An-Najat : Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v3i2.2414

Abstract

Hypertension is a global health issue that can lead to severe complications. Risk factors for hypertension include smoking behavior and stress levels, which are often overlooked. This study aims to evaluate the relationship between smoking behavior, stress levels, and blood pressure in hypertensive patients at Sultan Agung Islamic Hospital, Semarang. This study employed a correlational design with a cross-sectional approach. A total of 111 respondents were selected through purposive sampling. Smoking behavior was measured using the Glover Nilsson Smoking Behavior Questionnaire (GN-SBQ), while stress levels were assessed using the Perceived Stress Scale (PSS-10). Blood pressure was measured using a sphygmomanometer. Data were analyzed using Spearman Rank correlation. The results of this research are getting results the majority of respondents were heavy smokers (75.7%) and experienced severe stress levels (90.1%). The correlation between smoking behavior and blood pressure showed a very weak negative relationship and was not statistically significant (p > 0.05). Similarly, the relationship between stress levels and blood pressure was also not statistically significant (p > 0.05). The conclusion there is no significant relationship between smoking behavior or stress levels and blood pressure in hypertensive patients in this study. These findings highlight the importance of a holistic approach in managing hypertension
Gambaran Tekanan Darah, Frekuensi Nadi Dan Kecemasan Pasien Pre Operasi Phacoemulsifikasi Di Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes Usmanto, Uus; Dwi Retno Sulistyaningsih; Retno Setyawati
An-Najat Vol. 3 No. 2 (2025): Mei : An-Najat : Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v3i2.2416

Abstract

Phachoemulsification is a cataract surgical technique that uses ultrasinicvibrationts to crust the cataract and suction out lens fragments through a small incicion in the cornea. This technique allows for the placement of a foldable intraocular lens and allows for a quick recovery because the incision is small and does not require stitches. Phacoemulsification is useful for many types of cataracts but is less effective for dense cataracts. This study uses a quantitative descriptive reserch type aimed at decribing certain characteristics or phenomena of the reserch subjecht without testing hypotheses or causal relationships. In this context, blood pressure data, pulse rate and anxiety levels are measured and presented in the form of numbers, descriptive statistics such as averages, presentages, or frequency distributions.  From the result of the reserch data shows that as many as 43 respondens (57,33%) have normal blood pressure, for pulse frequency shows the results that as many as 44 respondents (58,67%) have normal pulse frequency. And for anxyety shows the results that as many as 42 respondents (56,00%)have mild anxiety. based on the result of the study that has been conducted it can be concluded that the majority of respondents’ ages are in the category elderly (>60 years) with a total of 59 respondenst (78.67%). The majority of female gender is 43 respondent (57.33%). While the majority of respondents’ health history who do not haveblood pressure increases is 45 respondents (60%). And for the blood pressure variable, the results show that as many as 43 respondents (57.33%) have normal blood pressure, for the pulse frequency variable, the results show that as many as 44 respondents (58.67%) have normal pulse frequency, while for anxiety, the results show that as many as 42 respondents (56%) have mild anxiety.
Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pasien Dalam Pencegahan Penularan Tuberkulosis Paru Di RS Bhakti Asih Brebes Moch. Hendro Nurrokhim; Erna Melastuti; Retno Setyawati
An-Najat Vol. 3 No. 2 (2025): Mei : An-Najat : Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v3i2.2432

Abstract

Tuberkulosis (TB) menjadi penyebab kematian tertinggi kedua di dunia setelah COVID-19 pada tahun 2022. perilaku pasien memiliki peran yang esensia dalam pencegahan dan penularan TB, perilaku tersebut diperoeh dari berbagai macam pengaaman dan interaksi dengan ingkungannya yang diwujudkan pada pengetahuan, sikap dan tindakan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku pasien dalam pencegahan penularan TB paru. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode Analisis deskriptif dengan pendekatan cross-sectiona. Sampe yang terkumpu sebanyak 30 pasien TB paru menggunakan teknik Accidenta samping. perilaku dan pengetahuan pasien tentang pencegahan dan penularan TB diukur menggunakan kuesioner yang vaid dan reiabe. Analisis yang diakukan menggunakan uji Spearman rank untuk mengetahui hubungan antara variabel. Sebanyak 22 pasien (73,3%) memiliki pengetahuan yang baik dan 20 pasien (72%) memiliki perilaku pencegahan dan penularan yang baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku pasien dalam pencegahan penularan TB paru (p = 0,042; r = 0,373). Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pasien dalam pencegahan penularan TB paru di RS Bhakti Asih Brebes. Pihak rumah sakit dapat memberikan pendidikan kesehatan terkait TB Paru atau sosiaisasi secara berkaa, agar pasien dan keuarga memiliki pengetahuan yang adekuat tentang TB Paru.
Hubungan Self-care Management, Lama Menderita, Dan Komplikasi Hipertensi Dengan Kualitas Hidup Pasien Hipertensi Puput Dwi Aryanti; Retno Setyawati; Suyanto, Suyanto
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia (JKMI) Vol. 2 No. 3 (2025): April
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jkmi.v2i3.4043

Abstract

Hipertensi adalah salah satu konflik kesehatan utama di dunia dan sering kali disebut sebagai “silent killer” sebab tidak menunjukkan gejala. Prevalensi hipertensi terus meningkat, dan penyakit ini memiliki dampak besar pada kualitas hidup seseorang. Self-care management, durasi atau lama menderita, dan komplikasi hipertensi adalah faktor penting yang mampu memberikan pengaruh pada kualitas hidup pasien. Studi penelitian ini melalui pendekatan kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi dan metode cross-sectional. Data dikumpulkan dari 94 responden pasien hipertensi di Poli Penyakit Dalam RSIA Sultan Agung Semarang menggunakan kuesioner Hypertension Self-Management Behaviour Questionnaire (HSMBQ) dan WHOQOL-BREF. Uji bivariat seperti uji somers’d dan uji lambda digunakan pada penelitian ini untuk menganalisis data untuk mengetahui bagaimana variabel berhubungan satu sama lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kekuatan korelasi yang kuat (r = 0,671) antara self-care management dan kualitas hidup (p = <0,05). Selain itu terdapat korelasi antara durasi atau lama menderita dengan kualitas hidup (p = <0,05), dan terdapat kekuatan korelasi yang kuat (r = 0,637). Selain itu, ada hubungan antara komplikasi dan kualitas hidup dengan kekuatan korelasi yang kuat (r = 0,647) dan (p = <0,05). Kualitas hidup pasien hipertensi dipengaruhi oleh faktor seperti self-care management, durasi penyakit, dan adanya komplikasi. Penerapan self-care management yang tepat dapat berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien. Dalam meningkatkan kualitas hidup orang yang menderita hipertensi, saran penelitian ini adalah bahwa orang harus dididik tentang self-care management atau manajemen perawatan diri sendiri secara berkelajutan. Kata Kunci : Hipertensi, Komplikasi, Kualitas Hidup, Lama Menderita, Self-care Management
Hubungan Pengetahuan, Motivasi dan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kepatuhan Menjalani Rehabilitasi Medik pada Pasien Pasca Stroke Safira Putri Aulya; Retno Setyawati; Suyanto Suyanto
Quantum Wellness : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2025): Quantum Wellness : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/quwell.v2i1.1391

Abstract

Stroke occurs due to a blockage or rupture of blood vessels in the brain, leading to tissue damage and functional impairment, which can result in death. Post-stroke patients require long-term medical rehabilitation for recovery and relapse prevention. However, patient compliance with rehabilitation is often low. Factors influencing compliance include knowledge about rehabilitation, motivation to recover, and family support, all of which play a crucial role in the success of rehabilitation.This study aims to analyze the relationship between knowledge, motivation, and family support with the compliance of post-stroke patients in undergoing medical rehabilitation. This research employs a quantitative approach with a cross-sectional design, using total sampling of 44 respondents. Data were collected through questionnaires and statistically analyzed using the Somers’ d test. The study results showed that among the 44 respondents, 72.5% had a moderate level of knowledge, 79.5% had high motivation, 52.3% received moderate family support, and 90.9% demonstrated a high level of compliance. The correlation between knowledge and compliance was 0.490 with a p-value of 0.021, while the correlation between motivation and compliance was 0.600 with a p-value of 0.034. There is a significant relationship between knowledge, motivation, and family support with the compliance of post-stroke patients in undergoing medical rehabilitation.
Pengaruh Aromaterapi Peppermint dan Terapi Relaksasi Benson terhadap Saturasi Oksigen Pasien Bronkopneumonia Naning Setyo Wati; Retno Setyawati; Suyanto Suyanto
Quantum Wellness : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2025): Quantum Wellness : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/quwell.v2i1.1402

Abstract

Bronchopneumonia is an infectious disease that attacks the lower respiratory system, including the bronchioles and alveoli, charactherized by the presence of spots or patches on the lung lobes caused by Staphylococcus aereus bacteria in mild cases and followed by Klebsiella pneumoniae in severe cases. On of the non-pharmacological therapies for bronchopneumonia is peppermint aromatherapy and benson relaxation therapy. Peppermint aromatherapy has the effect of relieving the nose and making breathing easier combined with the benson relaxation technique which ultimately effects oxygen saturation. This study aims to determine the effect of administering peppermint aromatherapy and benson relaxation therapy on oxygen saturation levels in bronchopneumonia patients. This study used a quasi experimental design with a one group pre-post test design, involving 17 respondents selected through purposive sampling. The results of this study showed that there was a difference in oxygen saturation before and after the intervention with a p-value of 0.0001 < 0.05. The administration of peppermint aromatherapy and benson relaxation therapy influences the increase in oxygen saturation of broncopneumonia patients at RSI Sultan Agung Semarang.