Edi Safitri
Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Reaktualisasi Dharma Dakwah Islamiyah Kampus UII Demangan Baru1 Ahmad Darmaji; Syarief Zudaidah; Yusdani Yusdani; Edi Safitri
Afkaruna: Indonesian Interdisciplinary Journal of Islamic Studies Vol 10, No 1: June 2014
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/aiijis.2014.0029.32-43

Abstract

The following research tries to answer the research question of how the portrait and the dynamics of society around campus of UII Jalan Damangan Baru No. 24 Yogyakarta? and how social dynamics of society from the perspective of Islamiyah Dakwah as one of the dharma UII? This research is a field and qualitative research, the location of research at Campus UII Jalan Damangan Baru No. 24 Yogyakarta. The approach that used in this study is phenomenological approach. The analysis which used in this study is the analysis of Miles that including: data reduction, data display and conclusion drawing / verification as an intertwined at the time before, during, and after the collection of data in parallel, to build conclusion. The results of this research has been revealed that the religious community in Campus UII Jalan Demangan Baru emphasizes tolerance. However, the attitude of this potential, by the Campus UII has never seen as an opportunity to do various efforts to strengthen through service programs and Islamiyah Dakwah. In addition to this research also found that the relationship between the Campus UII Jalan Demangan Baru with itys several units and the local community, not shown as partners of both planned and programmed for mutual support and cooperation between two entites. Keywords: dakwah, Universitas Islam Indonesia, religious life, lembaga pendidikan Islam Islam.
Yogyakarta Urban Middle-Class Sufism: Economic, Political and Cultural Networks Yusdani Yusdani; Hujair AH Sanaky; Edi Safitri; Imam Machali; Muhammad Iqbal Juliansyahzen
Ulumuna Vol 23 No 2 (2019): December
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/ujis.v23i2.342

Abstract

The phenomenon of strengthening religious activity in the urban middle-class society in Yogyakarta Special Region in the last decade has been remarkable. The shift from the traditional Sufism to the model of piety associated with this middle-class Sufism further reinforce the middle class's religiosity. This study focused on the problem of the middle-class Muslim community when involving in Sufi practices. Through an in-depth interview with Sufi members and observation on their Sufi practice, this study shows that the urban middle-class Sufism pattern in Yogyakarta places emphasis on aesthetic-symbolic values. On the one hand, the tendency of religious patterns of Muslim communities is a form of negotiation between the values of spirituality in Islam and the forms and practices of global culture. On the other hand, the Sufi practice constitutes negotiation of the models of piety with economic-business motives. This Sufism is not institutionalized in conventional Sufism, commonly known as sufi order (tarekat) such as qadariyya, naqshabandiyya, and shattariyya, among the most popular Sufi order. Middle-class Sufism frames their distinctiveness in the form of economic, political, and cultural networks.
Strategi Pemanfaatan Media Online Untuk Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Era Pandemi Covid-19 Antara Idealita Dan Realita Dzulkifli Hadi Imawan; Edi Safitri; A F Djunaidi; Muhammad Najib Asyrof
Refleksi Pembelajaran Inovatif Vol 3, No 1 (2021): Volume 3 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/rpi.vol3.iss1.art4

Abstract

Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu materi wajib bagi mahasiswa Universitas Islam Indonesia. Pendidikan Agama Islam berisi penjelasan tentang akidah, Syariah, dan akhlak serta keteladanan diajarkan untuk membina mahasiswa menjadi muslim yang baik. Tetapi pandemi Covid-19 memaksa pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilakukan dengan jarak jauh dengan media online (daring). Karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menelisik bagaimana pendidikan Agama Islam dengan daring (online) dapat dilaksanakan dengan baik. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif dan Research and development in education (R&D). Penelitian ini menemukan bahwa agar dapat dipahami oleh mahasiswa dengan baik upaya pembinaan iman dan adab dalam Pendidikan Agama Islam dilakukan dengan menyiapkan materi dalam bentuk softfile dan video, memanfaatkan media-media online seperti google classroom, youtube, whatsapp, zoom untuk pembelajaran dan melakukan instrument penilaian sebagai evaluasi.
PANDANGAN KEISLAMAN MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA DALAM KAJIAN RUTIN DI MASJID ULIL ALBAB Ahmad Muzaki; Yesi Wening Sari; Edi Safitri
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 1 No. 1 (2019): Ahwal Syakhsiyah, Pendidikan Agama Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol1.iss1.art7

Abstract

Keberagaman masyarakat Indonesia adalah hal yang sudah terjadi sejak awal kemerdekaan, baik ras, suku bahkan agama. Islam adalah agama mayoritas yang dianut oleh bangsa Indonesia, Islam tersebar di Indonesia di Indonesia dengan cara santun dan damai dengan mangkolaborasikan budaya dan kesenian yang sudah ada dengan agama sebagai landasannya. pada era ini penyebaran agama Islam dan pemahamannya banyak ragam dan corak pemikiran, ada yang Eksklusif, Inklusif dan Liberal. Pola pemikiran keIslaman ini tidak hanya dimiliki oleh para pendakwah, akan tetapi mahasiswa sebagai agen perubahan pun memiliki beragam corak pemikiran, bahkan corak pemikiran tersebut ada yang mereka bentuk ketika berada di dunia kampus, terutama mahasiswa universitas Islam Indonesia sebagai kampus yang menjunjung tinggi konsep Islam Rahmatan Lil Alamin. Dengan meneliti pandangan keIslaman mahasiswa Universitas Islam Indonesia dalam kajian rutin di Masjid Ulil Albab dapat memberikan gambaran terhadap pengurus takmis masjid ulil albab, tenaga pendidik dan kependidikan UII agar mengetahui pendangan keIslaman mahasiswa yang diperoleh dari kajian di masjid ulil albab. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kuantitatif dengan proses pengambilan data menggunakan wawancara terstruktur yang telah dipersiapkan seluruh pertanyaan tertulis sebanyak 15 butir pertanyaan dan dibagikan kepada 40 narasumber. Dalam penelitian ini setelah memetakan corak pemikiran keagamaan maka menghasilkan data hasil yang memiliki tingkat pemahaman Eksklusivisme tinggi 27%, eksklusivisme rendah 30,83%, Inklusivisme rendah 26,33%, Inklusivisme tinggi 15%. Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas memiliki corak pemikiran eksklusivisme rendah dengan kadar toleransi kepada perbedaan masih sedikit.
KEBANGKITAN MASJID KAMPUS DI YOGYAKARTA: EKSKLUSIF ATAU INKLUSIF? AF. Djunaidi; Lukman A. Irfan; Edi Safitri
Millah: Journal of Religious Studies Vol. XV, No. 2, Februari 2016 Dialektika Agama Dan Realitas Sosial Masyarakat
Publisher : Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/millah.vol15.iss2.art5

Abstract

This research is motivated by the phenomenon of religious activities in mosques strengthening campus in Yogyakarta. The phenomenon of the strengthening of religious activity on campus is obviously very interesting to study. Moreover, the phenomenon has a tendency exclusive then the mosque likewise; The programs and activities actually mosque campus have a common goal that is about to present Islam in the middle of campus and community that was changing it shows the tendency that leads to what is known as “exclusivism of religion.” The subjects were four mosques campuses, namely the mosque at UGM, UNY, UII, and UIN Sunan Kalijaga. Methods of data collection in this study includes surveys, participatory observation, in-depth interviews (depth interview), and field notes. This study found that: Mosque campus has its own characteristics depending takmir or board mosque and activists. Tendency to exclusivity comes on board mosque. Then, the management of the campus mosque ideally an  early forerunner of the strengthening of religious movements. This religious movement to bring the interaction between activists intensified so through a process of internalization grow and shape the character.
Tradisi Besar Membangun Toleransi, Madrasah Diniyah Takmiliyah Al-Mubarok Yogyakarta Membangun Harmoni Beragama Edi Safitri
Millah: Journal of Religious Studies Vol. 19, No. 2, Februari 2020 Dinamika Pemikiran Moderasi Islam
Publisher : Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/millah.vol19.iss2.art7

Abstract

Di tengah masih adanya berbagai ujaran kebencian, kekerasan berbasis agama, dan ideologisasi simbol keagaman menggantikan konsep NKRI dan Pancasila, lembaga pendidikan agama dan keagamaan, baik yang formal maupun nonformal sangat berperan dalam menyemai kader-kader muslim yang akan berkiprah di tengah masyarakat. Mengerti dan melihat pendidikan nonformal dalam upayanya terlibat ke arah itu, sangat penting, karena transfer pengetahuan keagaman dan persepsi keagamana juga banyak dilakukan oleh lembaga keagamaan nonformal, sehingga akan mempengaruhi peta generasi baru muslim di Indonesia. Tulisan ini adalah hasil  penelitian, terhadap pendidikan keagamaan bekerjasama dengan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan kemenag  dengan mengambil fokus pada Madrasah Diniyah Takmiliyah, sebagai pendidikan keagamaan non-formal yang ada di Yogyakarta, khususnya di Madrasah Diniyah Takmiliyah Al-Mubarok, Sleman Yogyakarta. Sudut pandang yang digunakan, di sini, melihat gerakan di tengah masyarakat, dari  sudut apa yang dikembangkan oleh istitusi, lembaga, atau padepokan atau masjid, yang berhubungan dengan tradisi yang lebih besar di lingkupnya, dan afiliasi madzhabnya; tetapi juga dilihat berhubungan dengan konteks tradisi kecilnya, di tengah komunitas masyarakat. Sudut pandang tradisi besar dalam  lingkungan tradisi kecil, berusaha dilihat saling terkait, tidak sama sekali otonom. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa di sebuah madrasah yang terlihat kecil, ternyata juga membangun tradisi besar, dalam hal ini adalah toleransi; yang tidak terpisah dari gerakan yang lebih besar lagi. Mereka mempercayai bahwa perbedaan tidak mungkin dihindari, sama halnya dengan persamaan, tidak mungkin semua orang mempunyai pikiran yang sama semua. Akan tetapi mereka juga memiliki batasan yang dipahami dari sumber tradisi besar, Al-Qur’an dan hadits, dimana toleransi tidak boleh dalam soal ikut beribadah atau kayakinan. Dengan memahami demikian, mereka menanamkan nilai-nilai menghargai perbedaan dan yang berbeda keyakinan dan nilai keterbukaan. Upaya yang dilakukan mereka, menjadi agen of change melalui pendidikan non formal, karena didukung oleh guru-guru yang berpikiran terbuka dan kepemimpinan yang visioner untuk mencapai tujuan itu. Hanya saja, dari sudut membangun jaringan ke luar, Madrasah Takmiliyah Al-Mubarok belum cukup kuat dan massif, sehingga masih bertumpu ke dalam.
Persoalan Pangan dan Keamanan Pangan Dalam Perspektif Ormas K eagamaan di Indonesia (Studi Kasus di NTB dan Yogyakarta) Edi Safitri
Unisia Vol. 33 No. 73 (2010): Jurnal Unisia
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/unisia.vol33.iss73.art7

Abstract

Penelitian ini ingin menemukan dan menawarkan suatu yang baru tentang cara melihat isu keamanan pangan nasional. Yang ditawarkan penelitian ini adalah melakukan reformulasi fi qh pangan untuk mendukung food safety education program. Kekhasan dari penelitian ini adalah melihat isu kemanan pangan berbasiskan legitimasi agama. Di tengah masyarakat Indonesia yang masih kental dengan tradisi agama, pendekatan berbasis agama untuk memecahkan problem-problem riil di masyarakat sangatlah penting, termasuk dalam hal isu keamanan pangan ini. Sebab, masyarakat selalu dan masih menoleh agama sebagai inspirasi sikap dan gerakannya setiap hari. Kebaruan yang ditawarkan oleh penelitian ini, melihat respon fi qh dan kalangan agama (dengan mengambil wilayah NTB, dan Yogyakarta) menyikapi isu keamanan pangan, dengan memakai pendekatan yang melampaui konsep halal-haram. Pendekatan interdisipliner dipilih untuk mereformulasi fi qh pangan ini, dengan pertimbangan bahwa dalam melihat problem sosial, agama (termasuk fi qh) tidak boleh melepaskan diri dari disiplin ilmu yang lain, seperti kesehatan, gizi, kimia dan lain-alin; dan di sisi lain agama harus bisa memecahkan dan menjawab problem riil di masyarakat dengan arif dan kontekstual. Berdasarkan temuan, respon fi qh dan kalangan agamawan yang berada di Ormas keagamaan( NU, Muhamdaiyah, Nahdlatul Wathan dan MUI) ternyata masih belum beranjak dari paradigma halal-haram sebagaimana terumuskan dalam fi qh klasik. Pendekatan semacam ini jelas kurang memadai menjawab persoalan pangan dan keamanan pangan yang kian komplek sekarang ini.
PRINSIP KECUKUPAN MATERI PEMBELAJARAN TERHADAP MAHASISWA SEMESTER 3 PAI UII DALAM MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN TAHUN AJARAN 2022- 2023 Almuhaimin; Alam Al Akbar; Edi Safitri
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 5 No. 3 (2023): Ahwal Syakhsiyah, Pendidikan Agama Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol5.iss3.art6

Abstract

Riset ini ingin menemukan sejauh mana Prodi Pendidikan Agama Islam mempertimbangkan prinsip kecukupan pembelajaran dalam kebijakan akademiknya serta mengetahui penyebab adanya mahasiswa yang belum memenuhi prinsip kecukupan materi pembelajaran bisa mengambil matakuliah lanjutan. Pentingnya riset ini adalah untuk memeberikan kontribusi dalam bidang keilmuan, khususnya dalam ilmu penerapan kurikulum mengenai prinsip kecukupan pembelajaran yang diterapkan prodi pendidikan agama islam dalam melaksanakan rancangan pembelajarannya. Riset ini adalah riset kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data megunakan teknik Observasi, wawancara dan dokumentasi. Riset ini ingin menjawab dua hal penting yaitu : cakupan kedalaman materi dan ketepatan prosedur. Berdasarkan penelitian di temukan bahwa pada tataran implementasi terjadi ketidakselarasan prinsip kecukupan materi pembelajaran yang di berikan kepada mahasiswa semester 3 Prodi PAI pada tahun ajaran tersebut. Oleh sebabnya pada tataran implementasi prinsip kecukupan materi pembelajaran tersebut perlu di kaji ulang. Adapun penyebab terjadi ketidakselarasan adalah di karenakan empat hal utama yaitu: Kesalahan prodi dalam mempertimbangkan materi pembelajaran serta mata kuliah yang akan di berikan, sistem KRS, peralihan kurikulum serta keterlambatan sosialisasi
Shifting Variants and Ideological Affiliations of Islamic Education Institutions in the Special Region of Yogyakarta Machali, Imam; Safitri, Edi; Wulandari, Fitria
Jurnal Pendidikan Islam Vol. 10 No. 1 (2021): JURNAL PENDIDIKAN ISLAM
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Education State Islamic University (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpi.2021.101.107-132

Abstract

This study aimed to identify and map the development of the variants of Islamic Educational Institutions in Yogyakarta and analyze the map of the ideological affiliation of Islamic educational institutions. This type of research is field research. Data collection techniques are carried out using interviews, observation, and documentation. The data validity test used the source triangulation technique. The process of data analysis is data reduction, transcription, coding, grouping, comparing and contrasting, interpreting, and drawing conclusions. The results of the study indicate that Islamic Educational Institutions in Indonesia has developed and changed very rapidly. These changes and developments influence the variants and ideology of Islamic Educational Institutions in Yogyakarta. The shift in the variants of Islamic Educational Institutions in Yogyakarta can be mapped into four variants, i.e., the Religious Movement Variant, the Political Dakwah Variant, the Business Variant, and the Corporate Variant. Further, the ideological affiliations of Islamic educational institutions in Yogyakarta can be mapped into four, Compromising Ideology, Aswaja-Traditionalist, Modernist-Reformist, and Revivalist.
Dialectics of Islam and Bengal: A Study of the Da'wah Strategy of the Mafia Sholawat in Java Junanah, Junanah; Safitri, Edi; Asroni, Ahmad; Susilo, Mohamad Joko
Contemporary Education and Community Engagement (CECE) Vol. 2 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/cece.v2i1.1153

Abstract

The research aims to determine: the philosophical, doctrinal, and sociological foundations behind the da'wah orientation; da'wah strategy; and the transformation of religious prayer Mafia congregations. This qualitative research uses the method of observation, documentation, and interviews. The results showed that: Gus Ali Gondrong with his Mafia Sholawat preferred the Bengali community as the object of his da'wah. Gus Ali Gondrong's da'wah strategy used various media including: physical media, verbal, and amaliah media. Sholawat accompanied by music and Sufi dances, the tausyiah conveyed by Gus Ali was non-judgmental and able to embrace the bengal community. Third, Gus Ali Gondrong's da'wah strategy uses Berger and Luckmann's theoretical framework by using a dialectical process experienced by humans through three momentums, namely: externalization, objectivation, and internalization. The transformation of the congregation is evidenced by changes in attitudes, behavior, and commitment to religious teachings; feel like a better human being, act the right way; as well as a change in the principle of religious life towards a more firm and clear direction. This research can contribute to development of more contextual and effective da'wah theories and strategies in dealing with ignorance, especially in the Javanese context.