Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh lama blansir terhadap sifat fisikokimia dan sensoris tepung kentang udara (Dioscorea bulbifera L.) Noera Dellya Agustin; Bernatal Saragih; Sulistyo Prabowo
Journal of Tropical AgriFood Volume 1, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.1.1.2019.2413.29-35

Abstract

Kentang udara (gembolo) merupakan umbi yang serupa dengan umbi gembili namun ukurannya lebih besar, keduanya termasuk dalam satu genus Dioscorea yang selama ini masih belum banyak dimanfaatkan. Salah satu bentuk alternatif pengolahan untuk kentang udara yaitu mengolahnya menjadi tepung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh blansir terhadap karakteristik fisikokimia dan sensoris tepung kentang udara yang dihasilkan. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 7 perlakuan dan 3 ulangan. Data di analisa menggunakan sidik ragam dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5%. Untuk data sensoris diolah menggunakan Method of Successive Internal sebelum dianalisa dengan sidik ragam. Penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan blansir pada pembuatan tepung kentang udara memberikan pengaruh tidak nyata terhadap kadar air, kadar abu, daya serap air, hedonik dan mutu hedonik tekstutr, hedonik dan mutu hedonik aroma, tetapi berpengaruh nyata terhadap wettability, densitas kamba, rendemen, hedonik dan mutu hedonik warna. Sifat fisikokimia tepung kentang udara hasil penelitian ini adalah kadar air 7,03-7,47%, kadar abu 3,60-4,39%, wettability 22-235 detik, densitas kamba 0,54-0,71 g/mL, daya serap air 6,41-6,96 g/g. Rendemen tepung kentang udara ini adalah 11,91-19,56%. Sifat sensoris dari tepung yang dihasilkan dari pengolahan dengan blansir 12 menit adalah mendekati suka untuk warna, tekstur dan aroma, dengan karakteristik berwarna kuning kecoklatan, bertekstur agak halus dan beraroma mendekati beraroma tepung kentang udara.
Pengaruh formulasi karagenan dan EVSpectra(R) terhadap sifat organoleptik dan penerimaan pasar produk jelly oximata Abdullah Ibrahim; Anton Rahmadi; Sulistyo Prabowo
Journal of Tropical AgriFood Volume 2, Nomor 2, Tahun 2020
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.2.2.2020.4181.53-58

Abstract

Jelly oximata merupakan makanan setengah padat yang terbuat dari produk emulsi oximata®, dengan formulasi karagenan dan EVSpectra (minyak sawit merah). Oximata® adalah pangan fungsional berupa minuman emulsi yang kaya kandungan nutrisi terbuat dari sari labu kuning, fraksi olein minyak sawit merah, dan sari buah naga merah. Produk jelly oximata diharapkan dapat menjadi alternatif penganekaragaman pangan sehingga masyarakat bisa menikmati manfaat hasil pangan lokal yang kaya kandungan gizi secara praktis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sifat organoleptik dan penerimaan panelis terhadap produk jelly oximata yang dihasilkan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti adalah formulasi karagenan (g) dan EVSpectra (g) dengan 9 perlakuan (2,00:0,15; 3,00:0,15; 4,00:0,15; 2,00:0,30; 3,00:0,30; 4,00:0,30; 2,00:0,45; 3,00:0,45; 4,00:0,45). Data dianalisis menggunakan (ANOVA on rank) dan dilanjutkan dengan uji Dunn pada taraf alfa 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi karagenan dan EVSpectra berpengaruh nyata terhadap sifat sensoris jelly. Pada penelitian ini didapatkan perlakuan terbaik, yaitu: 2 g karagenan dan 0,30 g EVSpectra, 2 g karagenan dan 0,45 g EVSpectra. Uji penerimaan konsumen menunjukkan tidak ada perbedaan nyata pada dua perlakuan tersebut. Pengujian penerimaan menggunakan uji hedonik (kesukaan) dengan perbandingan agar-agar swallow globe dan menunjukan bahwa jelly oximata tidak mempunyai perbedaan nyata dengan jelly komersil.
Teknologi Mengering Hasil Pertanian Guna Mempertahankan Masa Simpan Jantri Sirait; Sulistyo Prabowo; Miftakhu Rohmah; Anton Rahmadi
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.2 Desember 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i2.7221

Abstract

Untuk menghindari kerusakan hasil pertanian pasca panen dianggap perlu penangan hasil pertanian dengan cara pengeringan. Waktu dan suhu pengeringan olahan pangan sangat berpengaruh terhadap mutu olahan pangan, guna meningkatkan nilai tambah dan memperpanjang daya simpan hasil pertanian komoditas hortikultura yang bersifat musiman dan tergolong perishable (mudah rusak). Adapun tipe – tipe pengeringan hasil pertanian seperti  tipe cabinet, tray berputar, tipe putaran drum bervariasi dan tipe rak model teta’17. Rata – rata Suhu ruang pengeringan 400C - 600C dan waktu pengeringan rata – rata 8 – 12 jam sesuai dengan produk yang dikeringkan. Sumber panas yang dapat dipergunakan untuk mengeringkan hasil pertanian antara lain energi matahari, panas bumi, limbah kayu dan lampu inframerah. Biji kakao dikeringkan selama 20 jam dengan berat awal 30 kg dan berat akhir 12,6 kg, cengkeh dengan berat awal 15 kg dan berat akhir 8,04 kg dikeringkan selama 4 jam 20 menit. Lada dikeringkan selama 8 jam pada suhu 400C dengan kadar air akhir 11,99%. Buah pala memiliki kadar air awal sebesar 38,75%, setelah dikeringkan selama 12 jam pada suhu 520C  kadar air akhir 9,70%. Dan kadar air chips mocaf semi kering setelah dikeringkan dengan menggunakan cabinet dryer pada suhu 700C sesuai dengan SNI tepung mocaf No 7622-2011 yaitu ≤ 13%.
SIFAT FISIK, ORGANOLEPTIK, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN RESPONS GLUKOSA KOPI TIWAI Aulia Elviranie Putri; Firsty Finora Putri; Maulida Rachmawati; Sulistyo Prabowo; Saragih, Bernatal
Jurnal Pengolahan Pangan Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/pangan.v8i1.102

Abstract

Bawang tiwai (Eleutherine americana Merr) merupakan tanaman khas Kalimantan yang memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh. Dilihat dari kandungan kimianya, umbi bawang tiwai berpotensi sebagai tanaman obat multifungsi yang sangat besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan gula merah dengan bubuk kopi tiwai terhadap sifat fisik, aktivitas antioksidan dan respons glukosa pada kopi tiwai. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam, jika berpengaruh dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ), sedangkan untuk data respons glukosa dilakukan dengan Uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan gula merah dan bubuk kopi tiwai berpengaruh nyata terhadap hedonik dan mutu hedonik warna, rasa dan aroma, kadar air, kecepatan terlarut, endapan respons glukosa pada parameter detak jantung dan gula darah setelah meminum kopi tiwai. Uji sensoris hedonik warna, aroma dan rasa yang diperoleh yaitu agak suka, suka dan suka sedangkan mutu hedonik warna, aroma rasa yaitu berwarna coklat, beraroma bawang tiwai, gula merah dan kopi dan berasa bawang tiwai gula merah dan kopi. Aktivitas antioksidan yang diperoleh yaitu 99,79-198,29 ppm (kategori kuat hingga lemah). Respons glukosa pada menit ke-0 (sebelum minum) dan menit ke -15 dan menit ke-30 setelah minum kopi tiwai adalah berbeda tidak nyata, yang menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh minuman kopi tiwai dengan perbandingan gula merah dan kopi bubuk tiwai terhadap respons glukosa manusia dengan kondisi kesehatan normal.