Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

OPTIMASI KOMBINASI HPMC DAN CARBOPOL DALAM FORMULA SEDIAAN GEL HAND SANITIZER EKSTRAK ETANOL BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Escherichia coli Christe Mareta Ardika Sari; Disa Andriani; Didik Wahyudi
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 3 No 2 (2020): Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jifi.v3i2.563

Abstract

Papaya seeds (Carica papaya L.) have antibacterial activity because they contain terpenoid, karpain and flavonoid compounds. Flavonoids have OH groups that can damage bacterial cell walls. The dry powder of papaya seeds was extracted by maceration method using 80% ethanol. The purpose of this study was to determine the optimal combination of HPMC and carbopol concentrations in the hand sanitizer gel of papaya seed ethanol extract which can influence the in vitro inhibition of Escherichia coli bacteria. The data analysis used in this study was one way ANOVA and then continued with the Post Hoc Tests. The results of the study obtained a yield of 6.933%. The optimum formula obtained is RUN 8 with a concentration of HPMC: Carbopol (0.25gram: 0.75gram). The results of antibacterial activity against Escherichia coli bacteria obtained an average of 44.25 mm from the two samples. The statistical results obtained stated that there was no significant difference between the concentration of A and ciprofloxacin as a positive control. Keywords: HPMC, Carbopol, papaya seeds (Carica papaya L.), Gel hand sanitizer, Escherichia coli
DAYA SAING KEDELAI DI KECAMATAN GANDING KABUPATEN SUMENEP PURWATI RATNA WAHYUNI; RIBUT SANTOSA; DIDIK WAHYUDI
JURNAL PERTANIAN CEMARA Vol 10 No 1 (2013): JURNAL PERTANIAN CEMARA (CENDEKIAWAN MADURA)
Publisher : Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.487 KB) | DOI: 10.24929/fp.v10i1.33

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis keuntungan kedelai untuk lahan semi teknis, (2)menganalisis daya saing baik dari sudut pandang keunggulan komparatif dan keunggulankompetitif, (3) mengkaji dampak kebijakan pemerintah dalam usahatani kedelai, dan (4)mengetahui daya saing kedelai berkaitan dengan perubahan harga faktor-faktor produksi. Metodeanalisis yang digunakan adalah alat analisis matrik kebijakan Policy Analysis Matrix (PAM).Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani kedelai yang ditanam di lahan semi tehnis secaraprivat menguntungkan sebesar Rp. 5.139.011 per ha. Secara sosial nilai profitabilitas untuk lahansemi tehnis memiliki efisiensi usahatani dengan keuntungan Rp. 1.337.776 per ha. Usahatanikedelai di lahan semi tehnis memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dengan nilai DRCsebesar 0,8058, serta nilai PCR sebesar 0,5622. Perubahan kebijakan pemerintah jika terjadikenaikan harga input tradable sebesar 10% dan 30% mengakibatkan penurunan keunggulankompetitif. Kebijakan pemerintah jika terjadi kenaikan harga pupuk urea sebesar 40%mengakibatkan penurunan keunggulan kompetitif. Kenaikan pajak impor kedelai sebesar 20 %mengakibatkan penurunan keunggulan komperatif.Kata Kunci: Daya Saing, Kedelai
POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN SUMENEP Ika Fatmawati P; Didik Wahyudi
JURNAL PERTANIAN CEMARA Vol 12 No 1 (2015): JURNAL PERTANIAN CEMARA (CENDEKIAWAN MADURA)
Publisher : Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.925 KB) | DOI: 10.24929/fp.v12i1.193

Abstract

Mengingat besarnya potensi wilayah peraiaran Indonesia untuk meningkatkan budidaya rumput laut, maka pemerintah hendaknya berupaya untuk meningkatkan ketrampilan petani dalam hal tehnik budidaya, pengolahan dan pemasaran, dengan sentuhan teknologi ramah lingkungan agar dapat menghasilkan rumput laut yang berkualitas tinggi. Dukungan pemerintah tentang budidaya rumput laut terbukti dengan adanya berbagai bentuk kegiatan yang bertujuan meningkatkan dan menumbuhkembangkan rumput laut agar produksinya memiliki kualitas yang baik sehingga mampu bersaing di pasaran dunia.  Untuk itu diperlukan kegiatan pemetaan terhadap komoditi rumput laut agar mampu mengestimasi seberapa besar potensi pengembangan komoditi rumput laut ditiap wilayah. Secara umum tujuan dari pemetaan adalah untuk menimbulkan daya tarik pada obyek yang dipetakan, untuk lebih memperjelas atau menonjolkan obyek penting secara sederhana, dan untuk memperjelas suatu bahasan atau pembicaraan, serta sebagai sumber data yang indah dan menarik. Teknikanalisis data yang digunakan  adalahIdentifikasi potensi komoditi rumput laut dan Identifikasi potensiagroindustri olahan rumput laut padaTingkat Kecamatan di Kabupaten Sumenep menggunakan MetodePerbandingan Eksponensial. Dari hasil pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa Sebaran agroindustri olahan rumput laut di Kabupaten Sumenep sangat terbatas, hal tersebut terlihat dari jumlah kecamatan yang terdapat agroindustri olahan rumput laut. agroindustri olahan rumput laut hanya ada di 2 kecamatan dari 27 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Sumenep yaitu Kecamatan Bluto dan Dungkek. Rumput laut di Kabupaten Sumenep dapat diolah menjadi berbagai produk seperti agar- agar, manisan, krupuk, dan sebagainya, sehingga dapat menimbulkan terciptanya cluster industri, yaitu berupa industri pengolahan baik secara mandiri maupun kelompok yang nantinya dapat menyerap tenaga kerja dan menambah penghasilan masyarakat. Potensi (posisi) agroindustri olahan rumput laut pada tingkat kecamatan di Kabupaten Sumenep melalui Pendekatan Metode Eksponensial.Mengingat besarnya potensi wilayah peraiaran Indonesia untuk meningkatkan budidaya rumput laut, maka pemerintah hendaknya berupaya untuk meningkatkan ketrampilan petani dalam hal tehnik budidaya, pengolahan dan pemasaran, dengan sentuhan teknologi ramah lingkungan agar dapat menghasilkan rumput laut yang berkualitas tinggi. Dukungan pemerintah tentang budidaya rumput laut terbukti dengan adanya berbagai bentuk kegiatan yang bertujuan meningkatkan dan menumbuhkembangkan rumput laut agar produksinya memiliki kualitas yang baik sehingga mampu bersaing di pasaran dunia.  Untuk itu diperlukan kegiatan pemetaan terhadap komoditi rumput laut agar mampu mengestimasi seberapa besar potensi pengembangan komoditi rumput laut ditiap wilayah. Secara umum tujuan dari pemetaan adalah untuk menimbulkan daya tarik pada obyek yang dipetakan, untuk lebih memperjelas atau menonjolkan obyek penting secara sederhana, dan untuk memperjelas suatu bahasan atau pembicaraan, serta sebagai sumber data yang indah dan menarik. Teknikanalisis data yang digunakan  adalahIdentifikasi potensi komoditi rumput laut dan Identifikasi potensiagroindustri olahan rumput laut padaTingkat Kecamatan di Kabupaten Sumenep menggunakan MetodePerbandingan Eksponensial. Dari hasil pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa Sebaran agroindustri olahan rumput laut di Kabupaten Sumenep sangat terbatas, hal tersebut terlihat dari jumlah kecamatan yang terdapat agroindustri olahan rumput laut. agroindustri olahan rumput laut hanya ada di 2 kecamatan dari 27 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Sumenep yaitu Kecamatan Bluto dan Dungkek. Rumput laut di Kabupaten Sumenep dapat diolah menjadi berbagai produk seperti agar- agar, manisan, krupuk, dan sebagainya, sehingga dapat menimbulkan terciptanya cluster industri, yaitu berupa industri pengolahan baik secara mandiri maupun kelompok yang nantinya dapat menyerap tenaga kerja dan menambah penghasilan masyarakat. Potensi (posisi) agroindustri olahan rumput laut pada tingkat kecamatan di Kabupaten Sumenep melalui Pendekatan Metode Eksponensial.
STRATEGI PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI KECAMATAN TALANGO KABUPATEN SUMENEP Ribut Santosa; Didik Wahyudi; Arfinsyah Hafid
JURNAL PERTANIAN CEMARA Vol 12 No 1 (2015): JURNAL PERTANIAN CEMARA (CENDEKIAWAN MADURA)
Publisher : Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.493 KB) | DOI: 10.24929/fp.v12i1.195

Abstract

Rumput laut masih mempunyai prospek cerah mengingat potensi pasar dan lahan yang masih cukup luas serta usaha budidaya saat ini yang masih rendah. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa budidaya rumput laut belum berkembang dengan baik mengingat luas kawasan Talango memiliki sumber daya perikanan yang besar.  Kendala dalam pengembangan usaha budidaya rumput laut di Kecamatan Talango diantaranya adalah masih terbatasnya data dan informasi mengenai usaha budidaya itu sendiri baik secara internal maupun eksternal yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan kebijakan untuk pemanfaatan sumber daya secara optimal. Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan analisis/pengkajian secara mendalam guna menyusun serta menentukan strategi dalam upaya pengembangan usahatani rumput laut di Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep Berdasarkan hasil analisis pendapatan usaha dan revenue cost ratio (R/C) dapat diinterpretasikan bahwa usaha budidaya rumput laut di Kecamatan Talango efisien untuk diusahakan dengan nilai R/C ratio 2,09. Faktor internal kekuatan yang paling besar lokasi yang strategis, sedangkan faktor kelamahan yang memiliki skor paling tinggi adalah Keterbatasan Modal dan Kualitas produk.  Faktor lingkungan eksternal peluang yang paling besar adalah Permintaan yang tinggi, Sedangkan faktor ancaman yang paling tinggi adalah ketidakstabilan harga dan pesaing dari daerah lain Strategi untuk pengembangan usahatani rumput laut terletak pada kuadran I yaitu Aggresive, yaitu Memperluas areal budidaya dan  Mengembangkan pengolahan hasil budidaya
PEMBUATAN ASSESSMENT UNTUK IDENTIFIKASI DELAPAN PEMBOROSAN DI BIDANG INDUSTRI KONSTRUKSI Samudaya Samudaya; Didik Wahyudi; Januar Budiman
Dimensi Utama Teknik Sipil Vol 3 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Program Studi Magister Teknik Sipil - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.747 KB) | DOI: 10.9744/duts.3.1.9-14

Abstract

Industri konstruksi telah mendapat banyak kritikan karena performanya yang buruk, kondisi di Indonesia sendiri, pemborosan yang terjadi di perusahaan  konstruksi  adalah sekitar 57% dan hanya 10% dari seluruh kegiatan yang memberikan nilai tambah. Performa buruk ini salah satunya disebabkan oleh banyaknya pemborosan yang terus terjadi.Untuk dapat mengurangi pemborosan yang terjadi, maka sebelumnya harus dilakukan identifikasi terhadap pemborosan-pemborosan tersebut. Konsep pemborosan yang terdiri atas transportasi, persediaan (inventory), pergerakan (motion), penundaan (waiting), produksi berlebih (over production), proses berlebih (over processing), cacat produksi (defects) dan pemborosan keahlian (Skill misused). Penelitian ini berfokus pada pembuatan sebuah alat bantu untuk melakukan identifikasi terhadap pemborosan-pemborosan yang terjadi di lapangan, khususnya yang terjadi di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Setelah pemborosan yang terjadi diidentifikasi, berikutnya akan dilakukan suatu penilaian.Proses yang paling sederhana adalah dengan melakukan Self Assessment atau penilaian sendiri. Dalam penelitian ini pendekatan dilakukan menggunakan matrix chart karena implementasinya yang mudah dan tidak memerlukan waktu panjang. Hasil dari penelitian ini berupa tabel yang dapat diisi sendiri oleh responden.
PENGHAMBATAN PRODUKSI EKSOPROTEASE DAN BIOFILM PADA PSEUDOMONAS AERUGINOSA OLEH EKSTRAK APIUM GRAVEOLENS L Didik Wahyudi; Yusianti Silviani
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 6 No. 2, Juli 2015
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.422 KB)

Abstract

ABSTRAKEksoprotease merupakan enzim yang dihasilkan Pseudomonas aeruginosa, yang produksinya berhubungandengan sistem quorum sensing, yaitu proses yang terjadi pada bakteri dalam mengekpresikanmolekul sinyal untuk menjadi patogen. Perilaku bakteri yang diatur sistem quorum sensing antara lainbioluminescen, sekresi virulensi, sporulasi, konjugasi, produksi enzim ekstraseluler, pembentukan biofilm dan produksi pigmen. Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen opportunistik penyebab utamainfeksi nosokomial. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak Apium graveolens Ldalam menghambat quorum sensing Pseudomonas aeruginosa, berdasarkan besarnya penghambatanenzim eksoprotease dan produksi biofi lmnya. Pseudomonas aeruginosa diisolasi dari Rumah Sakit Dr.Moewardi Surakarta; dikarakterisasi sifat sensitivitas terhadap beberapa antibiotik; ekstraksi Apiumgrabeolens L menggunakan pelarut etanol; uji kemampuan ekstrak Apium graveolens L dalam penghambatanquorum sensing bakteri berdasarkan produksi enzim eksoprotease Pseudomonas aeruginosadengan metode kemampuan menghidrolisis azocasein yang ada di dalam media dan diukur denganspektofotometer, dilanjutkan uji pembentukan biofi lm pada microtiter plate PVC, dengan metode Opticaldensity. Semua eksperimen dilakukan ulangan tiga kali, analisis data menggunakan satu arah analisisvarians (ANOVA) dengan P-nilai 0,05 menggunakan perangkat lunak statistik SPSS. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa ekstrak Apium graveolens L mempunyai kemampuan menghambat produksi enzimeksoprotease Pseudomonas aeruginosa pada konsentrasi 20% b/v, dan mampu menghambat produksibiofi lm Pseudomonas aeruginosa pada konsentrasi 15%.Kata kunci: eksoprotease, biofi lm, Pseudomonas aeruginosa, Apium graveolens L. ABSTRACTEksoprotease is an enzyme produced by Pseudomonas aeruginosa, whose production is associated withquorum sensing system, which is a process that occurs in bacteria in the express signaling molecules tobecome pathogenic. Behavior bacterial quorum sensing system arranged bioluminescen among otherthings, the secretion of virulence, sporulation, conjugation, the production of extracellular enzymes,biofi lm formation and the production of pigments. Pseudomonas aeruginosa is an opportunisticpathogenic major cause of nosocomial infection. The study aims to determine the ability of Apiumgraveolens L extract in inhibiting Pseudomonas aeruginosa quorum sensing, based on the amount ofenzyme inhibition eksoprotease and production biofi lmnya. Pseudomonas aeruginosa was isolated fromHospital Dr. Moewardi Surakarta; characterized the nature of sensitivity to multiple antibiotics; Apiumgrabeolens L extraction using ethanol; test the ability of Apium graveolens extract L in quorum sensinginhibition of bacterial enzyme production by Pseudomonas aeruginosa eksoprotease by hydrolyzing ability azocasein method that is in the media and are measured with a spectrophotometer, followed by atest on a microtiter plate biofi lm formation of PVC, with Optical density method. All experiments wereperformed three times replay, analysis of data using one-way analysis of variance (ANOVA) with aP-value of 0.05 using SPSS statistical software. The results showed that the extract of Apium graveolensL has the ability to inhibit the production of enzymes eksoprotease Pseudomonas aeruginosa at aconcentration of 20% w / v, and is able to inhibit the production of biofi lms of Pseudomonas aeruginosaat a concentration of 15%.Keywords: eksoprotease, biofi lm, Pseudomonas aeruginosa, Apium graveolens
Pemanfaatan Ubi Jalar Putih dan Ubi Jalar Kuning Sebagai Media Alternatif Pertumbuhan Staphylococcus aureus Sarita Diah Kusuma Arum; Didik Wahyudi
JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan) Vol 7, No 4 (2022)
Publisher : Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/jumantik.v7i4.11634

Abstract

Nutrient Agar medium is the growth mediums for Staphylococcus aureus that has been tested to grow colonies well. NA has an expensive price, so alternative media from nature-based are needed such as white-fleshed and yellow-fleshed sweet potato which are a source of carbohydrates. This research is post-test only control group design using spread plate method that aims to find the difference in Staphylococcus aureus growth ability in white-fleshed sweet potato medium, yellow-fleshed sweet potato medium, and Nutrient Agar. Staphylococcus aureus suspense was inoculated into each growth medium and then incubated at 37°C for 72 hours. The determination of characteristics and number of colonies of Staphylococcus aureus are made every 24 hours of incubation. The number of colonies of Staphylococcus aureus at 48 hours of incubation was processed using the post-hoc test as an advanced test, the results showed that there were differences in the ability of the growth media to grow Staphylococcus aureus. Yellow-fleshed sweet potato media and NA medium had the same ability, but white-fleshed sweet potato media was better at growing Staphylococcus aureus than yellow-fleshed sweet potato media.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI NANO-PARTIKEL EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus Dian Puspitasari; Mahmudzin Hanafi; Didik Wahyudi
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 3 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme salah satunya bakteri. Daunpandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) mengandung senyawa kimia antibakteri yang telahdibuktikan dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.Pembuatan nano-partikel digunakan untuk menanggulangi permasalahan dari bahan alam yaitusenyawa zat aktif hanya sedikit yang dapat mencapai target tempat aksi. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui aktivitas antibakteri nano-partikel ekstrak daun pandan wangi terhadapStaphylococcus aureus dan Escherichia coli. Ekstrak daun pandan wangi diperoleh melalui prosesmaserasi dengan menggunakan etanol 70%. Pembuatan nano-partikel berdasarkan pada interaksielektostatik antara gugus amino kitosan dengan muatan negatif dari gugus polianiontripolyphosphate (TPP). Hasil uji Particle Size Analizer (PSA) didapat formula yang terbaikkemudian di uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia colimenggunakan metode sumuran dibuat larutan uji dengan konsentrasi 40%, 50%, dan 60% sertadibandingkan dengan kontrol positif Amoksisillin dan kontrol negatif nano-partikel tanpa ekstrakdaun pandan wangi. Hasil menunjukkan bahwa dalam 1ml nano-partikel ekstrak daun pandan wangidengan konsentrasi 60% memiliki daya hambat paling besar yaitu 11 mm dan 7 mm terhadapStaphylococcus aureus dan Escherichia coli.
ASSISTANCE OF SSAI AS OUTDOOR ACTIVITIES IN MYOPIA PATIENTS Didik Wahyudi; Mochammad Kholil; Ahmad Bunyamin
Jurnal Implementasi Pengabdian Masyarakat Kesehatan (JIPMK) Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33660/jipmk.v3i2.56

Abstract

Background Visual acuity abnormalities are often found in children in the form of myopia, during the last 30 years the prevalence of myopia has increased rapidly. WHO estimates that the incidence of myopia is 23% worldwide and will increase to 50% by 2050. There is a protective effect of outdoor activities by decreasing the onset and progression of myopia, so the selected partners are SMPN 16 students who suffer from myopia.Partner problems Increasing the number of visual acuity experienced by students based on a survey conducted by the local health center. Changes in the environment due to the tool road project, the loss of the UKS room and several other spaces at SMPN 16 . The increasing use of gadgets by students, the behavior of students who do not like to be exposed to sunlight because they are afraid of the black and uncomfortable because of the heat. Preliminary surveys showed data on 63 students with myopia, 60% reported an increase in eyeglass size 0.25 D – 0.75 D.The initial mentoring method is coordination with SMP 16 and licensing and contacting related teachers. Screening and data collection for students with myopic refractive errors. Target recognition through socialization and lectures to increase knowledge about the importance of outdoor activities as a protective factor for myopia. The delivery of material lectures is carried out in 2 days with a duration of 120 minutes for each material, carried out on the sports field. Implementation of SSAI mentoring by students accompanied by sports teachers and service teamsThe solution given is healthy exercise for Indonesian children (SSAI) which has been evaluated by the Ministry of Youth and Sports as appropriate exercise material for junior high school students which is carried out on the second break 3 times a week for 1.5 months.Results The results of the screening obtained were refraction checks by the Refraction Optision staff obtained 223 students with myopia, students with myopia who were re-elected who were willing to take part in the service were 80 students divided into two groups.Conclusion This PKM activity was enthusiastically followed by students and ran smoothly without disturbing the learning activities. The school is very supportive of PKM activities because it can overcome the health problems experienced by students, namely myopia which in turn can support the smooth learning process of students.SSAI can be implemented continuously with implementation can be expanded in all schools. Keywords: mentoring, gymnastics, myopia, junior high school students.
THE EFFECT OF WORK-LIFE BALANCE IMPLEMENTATION ON PRODUCTIVITY AND EMPLOYEE RETENTION IN START-UP COMPANIES Bambang Hermawan; Didik Wahyudi
INTERNATIONAL JOURNAL OF ECONOMIC LITERATURE Vol. 3 No. 1 (2025): January
Publisher : Adisam Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to analyse the effect of work-life balance implementation on employee productivity and retention in start-up companies. The background of this study is based on the high dynamics and work pressure in start-up environments, which often affect the work-life balance of employees and result in high turnover rates. The research method used is a literature review by examining various scientific sources, journals, and research reports related to work-life balance, productivity, and employee retention in start-up companies. The results of the study indicate that the implementation of work-life balance, such as flexible working hours and hybrid work systems, has a positive and significant effect on increasing employee productivity. In addition, work-life balance has also been proven to increase employee retention by reducing turnover intentions and increasing loyalty to the company. This study recommends that start-up companies continue to develop policies and programmes that support work-life balance in order to create a healthy, productive, and sustainable work environment.