Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL PERSPEKTIF SAID AGIL HUSIN AL-MUNAWAR M Nadlir
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 1 No. 1 (2013)
Publisher : UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.614 KB) | DOI: 10.15642/jpai.2013.1.1.61-77

Abstract

BAHASA INDONESIA:Tulisan ini memaparkan pemikiran pendidikan multikultural menurut Said Agil Husin Al-Munawar. Dalam perspektif Said Agil Husin Al-Munawar, pendidikan multikultural di Indonesia dianggap sebagai sesuatu yang relatif baru di tengah masyarakat Indonesia yang heterogen. Menurut SAH Al-Munawar, agar siswa memiliki pribadi yang aktif dan kepekaan sosial yang tinggi terkait dengan kondisi multikultural, maka pendidikan multikultural di Indonesia dapat mencakup tiga hal jenis transformasi, yakni: 1. Transformasi diri; 2. Transformasi sekolah dan proses belajar-mengajar; 3. Transformasi masyarakat. Menurut SAH Al-Munawar, dengan belajar dari model-model pendidikan multikultural yang pernah ada yang sedang dikembangkan oleh negara-negara maju, maka dikenal lima model pendidikan multikultural, yaitu: Pertama, pendidikan mengenai perbedaan-perbedaan kebudayaan atau multikulturalisme penuh kebaikan. Kedua, pendidikan mengenai perbedaan-perbedaan kebudayaan atau pemahaman kebudayaan. Ketiga, pendidikan bagi pluralisme kebudayaan. Keempat, pendidikan dwi-budaya. Kelima, pendidikan multikultural sebagai pengalaman moral manusia. ENGLISH:This paper describes the idea of multicultural education according to Said Agil Husin Al Munawar. In perspective of Said Agil Husin Al Munawar, multicultural education in Indonesia is regarded as something relatively new in Indonesia heterogeneous society. According to Al-Munawar, to make students have an active personal and social sensitivity associated with the multicultural, so the multicultural education in Indonesia can include three types of transformation: 1) Self-transformation; 2) The transformation of the school and the teaching-learning process; 3. Transformation of society. Based on Al-Munawar, learning from previous models of multicultural education which have been developed by the developed countries, then it is known as five multicultural education model, namely: First, education about cultural differences or benevolent multiculturalism. Second, education about cultural differences or cultural understanding. Third, education for cultural pluralism. Fourth, bi-cultural education. Fifth, multicultural education as a human moral experience.
PERENCANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER M Nadlir
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 1 No. 2 (2013)
Publisher : UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.694 KB) | DOI: 10.15642/jpai.2013.1.2.338-352

Abstract

Tulisan ini berupaya mendeskripsikan konsep perencanaan pembelajaran berbasis karakter. Perencanaan pembelajaran berbasis karakter merupakan seperangkat materi dan alat yang dipersiapkan guru ketika akan mengajar dengan mengedepankan aspek afektif dan nilai-nilai karakter yang luhur dalam perencanaannya untuk diinternalisasikan ke dalam diri murid-muridnya. Perencanaan pembelajaran berbasis karakter adalah model perencanaan dalam pembelajaran yang mengedepankan aspek penanaman nilai-nilai moral atau karakter bagi peserta didik. Ada banyak dimensi yang harus diperhatikan dalam menyusun perencanaan pembelajaran berbasis karakter. Perencanaan pebelajaran berbasis karakter sangat bermanfaat bagi stakeholders pembelajaran Karakter.
URGENSI PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL M. Nadlir
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 2 No. 2 (2014)
Publisher : UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.93 KB) | DOI: 10.15642/jpai.2014.2.2.299-330

Abstract

Tulisan ini mengurai pentingnya pembelajaran berbasis kearifan lokal di dalam dunia pendidikan. Pembelajaran di lembaga pendidikan terdiri atas berbagai materi ajar (subject matter), dimana setiap materi tersebut sudah ditentukan target-target pembelajarannya. Tanpa mengganggu sama sekali setiap materi ajar tersebut, bahkan memperkuatnya, muatan kearifan lokal perlu dimasukkan. Apapun yang diterima peserta didik merupakan sebuah materi ajar, baik berupa teori, praktik, contoh-contoh soal maupun sikap pendidik itu sendiri. Menggambarkan secara jelas kekhasan materi ajar, ruang kelas, lingkungan pendidikan maupun buku-buku/ media pendidikan menjadi sebuah kebutuhan lembaga pendidikan agar dapat diterima efektif oleh peserta didik. Pengintegrasian akan efektif jika muatan kearifan lokal dapat masuk menjadi materi ajar pokok yang tidak sekedar asal dapat ditempelkan. Dalam Pendidikan Agama, misalnya, perlu dapat menjelaskan hukumnya berwirausaha, berbisnis, belajar, bercocok tanam, memanfaatkan lahan kosong di bawah tegakan tanaman, mengolah makanan secara alami tanpa pewarna maupun pengawet buatan, mensyukuri kekayaan hayati, dan lain-lain. Di dalam PKn perlu untuk menjelaskan posisi negara yang penuh hutang, perlunya membangun kemandirian ekonomi, perlunya mencintai hasil produksi dalam negeri maupun praduk lokal dan lain-lain. Materi ajar Bahasa Indonesia dapat mengarahkan kesadaran anak tentang kearifan lokal melalui pelajaran mengarang, membuat puisi ataupun membuat peribahasa dengan tema-tema lokal. Demikian pula pada IPA, IPS, Seni Budaya dan Ketrampilan, Pendidikan kesehatan, berbagai materi ajar dasar maupun pengembangan diri.
Peningkatan aktivitas belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui model pembelajaran Talking Chips di kelas I Madrasah Ibtidaiyah Uci Nurhayati; Nadlir Nadlir; Fina Atifatul Husna; Nina Rohmatul Fauziyah
JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran) Vol. 8 No. 2 (2022): November 2022
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jinop.v8i2.21632

Abstract

This research is based on the fact that social studies learning in class I, MI Bilingual Roudlotul Jannah, Prambon, tends for students to be inactive during learning. So, this impacts learning activities in social studies learning in the classroom that has not been fully implemented properly. This study aimed to increase learning activities through the application of the talk chips model in social studies learning. The research subjects in this study were 32 bilingual students of class 1 MI Roudlotul Jannah Prambon, Sidoarjo. This research is a type of classroom action research that consists of 2 cycles. Data collection techniques used in this study are observation and documentation—data relating to assessing student learning activities. The results of learning mastery are 36%, then increase in the first cycle to 75%, and in the second cycle, there is an increase until the mastery of learning activities reaches 93%. So, it can be concluded that the chip speaking model can improve learning activities.
ANALISIS PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PENANGKARAN RUSA BAWEAN DESA PUDAKIT TIMUR, SANGKAPURA, GRESIK Nadlir Nadlir; Weny Ratih Relasari; Mega Oviasasti; Tri Sunan Agung; Sri Wulandari; Defi Dachlian Nurdiana
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 9, No 10 (2022): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v9i10.2022.3931-3943

Abstract

Rusa bawean memiliki bentuk tubuh yang relative lebih kecil dibandingkan rusa jenis lainnya. Rusa ini juga rusa yang pemalu dan sensitive terhadap manusia. Balai besar konservasi sumberdaya alam jawa timur menyatakan bahwa, pada tahun 2019 rusa bawean tersisa 304 individu. Penangkaran sebagai upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan dan pembesaran satwa liar dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya. Upaya penangkaran rusa bawean dapat kita temui di Desa Pudakit Timur, Kecamatan Sangkapura, Kabupaten Gresik. Penangkaran rusa Bawean merupakan penangkaran yang berada pada habitat asli rusa bawean. Terkait uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang pengembangan ekowisata berbasis penangkaran rusa. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran umum bagaimana kondisi penangkaran rusa Bawean. Penelitian ini merupakan jenis kualitatif deskrptif. Metode pengumpulan data didapatkan dengan pendekatan studi kepustakaan, observasi dan wawancara. Teknik analisis data mengunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan strength berupa spesies endemik rusa bawean dengan kategori langkah, penangkaran yang masih asri, dan sebagai wahana wisata yang menarik maupun objek penelitian. Weakness masih menggunakan manajemen penangkaran kurang baik. Opportunities berupa visi menjadikan penangkaran rusa sebagai ekowisata baik dari pihak desa maupun pihak pengelola. Threats berupa kurang koordinasi dengan perangkat desa dan pejabat terkait. Adapun rekomendasi untuk penangkaran rusa bawean menjadi berkembang ekowisata lanjutan adalah membentuk kelembagaan yang berfokus pada pengelolaan ekowisata penangkaran rusa dan peningkatkan sarana dan prasarana, pelayanan serta regulasi tertulis untuk mendukung objek wisata yang menarik.
ANALISIS SISTEM MANAJEMEN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENINGKATKAN MUTU OUTPUT PESERTA DIDIK DI MI NURUL HUDA SIDOARJO S. Subaidah; Nadlir Nadlir
Jurnal Muassis Pendidikan Dasar Vol. 2 No. 1 (2023): Volume 2 Nomor 1 Januari 2023
Publisher : Primary School Teacher Education, Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55732/jmpd.v2i1.48

Abstract

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda must provide quality education services and be supported by information technology in improving academic and non-academic quality. This study aims to determine information technology-based management systems at MI Nurul Huda and to analyze information technology-based management systems in improving the quality of student output at MI Nurul Huda. This research uses a descriptive qualitative method. Data collection techniques used are interviews, observation, and documentation. The data analysis technique used is data reduction, data display, and conclusion drawing. The subjects in this study were the principal, the vice principal, and the teacher council. Based on the results of this study it can be concluded that the information technology management system that takes place at MI Nurul Huda is computer-based learning, E-Learning, data-based applications, E-Rapot, Fingerprint, PPDB Online, and also webinars; efforts made by madrasas to improve the quality of output at MI Nurul Huda include: organizing digital-based learning activities during the Covid-19 pandemic and carrying out face-to-face learning assisted by technology, although it is still limited to improving the quality of teaching and learning; sending talented students to take part in academic and non-academic competitions, motivating students, and providing directions to students who wish to continue to a higher level, the use of information technology can make a significant contribution in improving the quality of student output both in data management students, the learning process, a collaboration between teachers, students, and parents.
KONSEP KURIKULUM MERDEKA DAN INTEGRASI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL PADA JENJANG SEKOLAH DASAR Durroh Nasihatul Ummah; Nadlir Nadlir
Elementeris : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Islam Vol. 5 No. 1 (2023): Elementeris: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Islam
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/elementeris.v5i1.18907

Abstract

The rapid development of technology is a new challenge in the world of education. The paradigm shift in learning practices from only presenting information has shifted to equipping students with the ability to find out, solve problems, digital literacy and creativity. Changes in curriculum policy also result in changes to models, strategies, methods and new learning media. The purpose of this study is  1) to describe the concept of an independent curriculum, 2) find integration of digital-based learning media at the elementary school level. This research uses a descriptive qualitative method with a library research approach or literature study. Data collection was obtained by reviewing various relevant literature. Data analysis through content analysis. The results of the study show 1) The independent learning curriculum concept is the result of the 2013 curriculum evaluation which includes a) Learning is focused on essential material so that there is time to deepen literacy and numeracy competencies, b) Project-based learning for developing skills and strengthening the character of Pancasila student profiles. c) Teachers are given the freedom to make differentiation in learning according to the needs and abilities of students. 2) Integration of digital-based learning media in the independent curriculum is contained in teaching tools in the form of teaching modules, learning objectives flow (ATP), as well as projects to strengthen the Pancasila profile. This digital-based learning media is also available on a digital platform provided by the Ministry of Research, Technology and Higher Education and can be developed by teachers according to students' needs.
Pengembangan Media Papan Hitung Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Operasi Hitung Penjumlahan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Fina Atifatul Husna; Nadlir
JRPM (Jurnal Review Pembelajaran Matematika) Vol. 8 No. 1 (2023)
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jrpm.2023.8.1.33-49

Abstract

The use of mathematics learning media in the lower class is necessary because low-class students are not yet able to think abstractly, which is a need for visualization in reals form. The purpose of this study was to improve student learning outcomes in addition to calculation operations with the help of counting board media. The development model used is the ADDIE model, with the sample being 20 students in grade 1. Data collection techniques used questionnaires, interviews, observations, tests, and documentation. The results of this validation related to the feasibility of design experts amounting to 88.33% including a very feasible category, material experts amounting to 84.17% including a feasible category, and learning experts amounting to 92.5% including a very feasible category. Then the results of the field trial obtained an N-Gain value of 0.73 which is included in the high category. So that the development of the counting board media can improve student learning outcomes in addition to operation material for MINU Unggulan Wali Songo Bojonegoro students.
Kreativitas Guru dalam Mengembangkan Media Berbasis Digital pada Fiqih Kurikulum Merdeka di MI Adelya Widyana Rahmatika; Nadlir Nadlir
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol 8 No 3 (2023): Edisi September 2023
Publisher : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51169/ideguru.v8i3.685

Abstract

Proses pembelajaran yang baik membutuhkan aspek interaktif, menantang, positif, serta memberi kesempatan dalam mengembangkan kreativitas sesuai dengan bakat dan minat pada setiap peserta didik. Oleh sebab itu, kreativitas guru dituntut dalam membuat atau memanfaatkan media berbasis teknologi. Media digital yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk media pembelajaran sangat banyak. Apalagi dengan implementasi Kurikulum Merdeka guru dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman yaitu dengan menerapkan teknologi digital sebagai media pembelajaran. Tujuan penulisan ini guna mendeskripsikan kreativitas guru dalam mengembangkan media berbasis digital. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Subjek pada penelitian yaitu guru mata pelajaran fiqih di MI Unggulan NU Lamongan. Metode pengumpulan data yang digunakan bersumber dokumen perangkat pembelajaran, wawancara, dan observasi. Analisis data menggunakan deskriptif dengan klasifikasi, reduksi data dan ditarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada kurikulum merdeka banyak menggunakan media digital sebagai media interaktif dan sebagai bentuk kreativitas guru dalam penerapan teknologi. Adapun media digital yang diterapkan oleh guru di kelas, antara lain: pemanfaatan Google Classroom sebagai ruang kelas online, pemanfaatan aplikasi Kahoot sebagai kuis atau latihan soal dan pemanfaatan aplikasi Quizizz sebagai penilaian harian. Selain itu guru juga memanfaatkan teknologi yang lain seperti Powerpoint sebagai media pembelajaran di kelas untuk menjelaskan materi, menampilkan video dan animasi digital dan perpustakaan digital yang berkaitan dengan materi ajar.
Fostering Moderate Islamic Values: Implementing a Design Model for Counter-Radicalization in Higher Education Nadlir Nadlir; Ilun Mualifah
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 11 No. 1 (2023): July 2023
Publisher : UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jpai.2023.11.1.27-44

Abstract

This study delves into the construction of a counter-radicalization model within Islamic higher education, specifically at Sunan Ampel State Islamic University in Surabaya. The imperative to curb the spread of radicalism within campus communities highlights the significance of cultivating a comprehensive grasp of moderate Islam among students. Central to this research is the examination of the Islamic Studies course within the Primary School Teacher Education Program. Employing a research and development methodology, the study employs pre-post test designs, including control groups, to discern the effectiveness of the proposed model. Notably, the course design departs from conventional non-religious subjects, incorporating both direct and indirect instructional approaches. Post-treatment results reveal a noteworthy enhancement in students' exhibition of moderate Islamic attitudes, with performance levels escalating from an initial 60.71% to a promising 70.00%. Statistical scrutiny underscores the model's efficacy, affirming its potency in fostering moderation-based insights among students. Ultimately, this investigation underscores the model's superiority in enhancing students' comprehension in contrast to conventional pedagogical strategies.