Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PERBEDAAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 0-6 BULAN BERDASARKAN PEMBERIAN ASI DI DESA MOJOPURNO KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN Lucia Ani Kristanti; Cintika Yorinda Sebtalesy
Jurnal Kebidanan Besurek Vol. 5 No. 2 (2020)
Publisher : Program Studi D III Kebidanan Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51851/jkb.v5i2.172

Abstract

Pertumbuhan pada bayi merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal, seorang anak memerlukan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Salah satu kebutuhan tersebut adalah kebutuhan nutrisi atau kebutuhan makanan yang serasi, selaras dan seimbang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa Perbedaan pertumbuhan bayi usia 0 – 6 bulan berdasarkan pemberian ASI Di Desa Mojopurno Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan komparasi retrospektif. Pengambilan sampel dengan teknik Purporsive Sampling dengan jumlah populasi sebanyak 37 responden. Variabel independennya adalah ASI Eksklusif dan selain ASI Eksklusif, sedangkan variabel dependennya adalah pertumbuhan bayi. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Untuk menganalisa adanya hubungan dilakukan uji mann-withney. Pengolahan data berat badan bayi menggunakan prosentase, pengolahan data bayi yang menggunakan ASI menggunkan lembar observasi dan kusioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah 17 bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif sebagai berikut BB kurang 16 (94,04 %), BB normal 79 (464,71 %), dan BB lebih 7 (36,28 %). Dan 17 bayi yang mendapat MP-ASI sebagai berikut BB kurang 42 (247,07%), BB normal 57 (335,29%), Bb lebih 3 (17,64%).Berdasarkan hasil uji mann-withney diketahui p < ᾳ maka Ho ditolak dan H1 diterima, ada perbadaan pertumbuhan bayi usia 1 – 5 bulan yang menggunakan ASI Eksklusif dan MP-ASI dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan penelitian tersebut sebaiknya bagi orang tua tetap memberikan Asi eksklusif pada usia 0 – 6 bulan, dan makanan pendamping ASI diatas usia 6 bulan.
Hubungan Umur Ibu Hamil Dengan Kejadian Abortus di RSUD Kota Madiun Cintika Yorinda Sebtalesy; Heni Eka Puji Lestari
Jurnal Kebidanan Besurek Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Program Studi D III Kebidanan Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51851/jkb.v6i2.289

Abstract

Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar dengan umur kehamilan20 minggu atau berat janin >500 gram. Abortus merupakan salah satu penyebab perdarahan yang terjadipada kehamilan trimester pertama dan kedua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,berisiko tinggi untuk melahirkan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan Usia Ibu Hamildengan kejadian abortus di RSUD Kota Madiun. Jenis penelitian yang digunakan yaitu analitik dengandesain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu hamil Trimester I di RSUD KotaMadiun 126 orang. Sampel sejumlah 38 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara SimpleRandom Sampling. Instrumen yang digunakan yaitu data rekam medis.Variabel independen penelitianini adalah usia ibu hamil. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian abortus. Analisa datamenggunakan uji chi square. Hasil penelitian dari 38 ibu diperoleh ibu dengan usia tidak beresikodengan terjadi abortus sebanyak 16 orang (42,1%), sedangkan ibu dengan usia tidak beresiko denganterjadi tidak abortus sebanyak 12 orang (32,6%). Dan untuk Usia Ibu yang beresiko dengan terjadiabortus, abortus sebanyak 5 orang (13,2%), dan Ibu yang usia beresiko dengan terjadi abortus sebanyak5 orang (13,2%).Hasil uji Chi-Square didapatkan hasil ρ= 0,697< α =0,05 sehingga dapat disimpulkanbahwa H1 ditolak dan tidak ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian abortus di RSUD KotaMadiun. Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa usia ibu yang beresiko tidak hanyaberpengaruh pada terjadinya abortus tetapi dapat mempengaruhi bahaya kehamilan lainnya. Menurutpeneliti bahaya kehamilan yang dapat terjadi seperti Pre Eklamsi, Anemia dll. Dengan demikian PetugasKesehatan Diharapkan lebih meningkatkan Konseling Tentang Bahaya Kehamilan.
Gambaran Siklus Menstruasi Dilihat Berdasarkan Tingkat Kecemasan Pada Siswi MAN 1 Kota Madiun Cintika Yorinda Sebtalesy
Jurnal MIDPRO Vol 11, No 1 (2019): JURNAL MIDPRO
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.621 KB) | DOI: 10.30736/midpro.v11i1.89

Abstract

Masa remaja adalah peralihan dari masa pubertas menuju masa dewasa. Selama periode ini anak remaja banyak mengalami perubahan baik secara fisik, psikologis, ataupun sosial. Di Indonesia prevalensi terkait gangguan kecemasan menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar 6 % untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di  Indonesia mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala kecemasan dan depresi. Faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi antara lain berat badan, aktivitas fisik, stress dan kecemasan, diet, paparan lingkungan dan kondisi kerja.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang dilakukan di MAN 1 Kota Madiun pada Januari-April 2017. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sejumlah 95 responden sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengumpulan data menggunakan skala gutman dan kuesioner HARS.Hasil penelitian menunjukkan tingkat kecemasan pada siswi MAN 1 Kota Madiun paling banyak mempunyai tingkat kecemasan ringan dengan jumlah 58 siswi (61,1%), tingkat kecemasan sedang sejumlah 26 siswi (27,4%), tidak ada kecemasan sejumlah 9 siswi (9,5%) dan tingkat keceasan berat ada 2 siswi (2,1%). Mayoritas memiliki siklus menstruasi teratur yaitu sejumlah 52 siswi (54,7%) dan memiliki siklus tidak teratur dengan jumlah 43 siswi (45,3%).Siklus ketika menstruasi dilihat berdasarkan tingkat kecemasan pada siswi MAN 1 Kota Madiun mayoritas responden mengalami siklus teratur dengan tingkat kecemasan ringan yaitu 34 responden (35,8%) pada saat menstruasi.  Kata Kunci : Siklus Menstruasi, Siswi, Tingkat Kecemasan
Pendidikan Kesehatan Gizi Usia Sekolah sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar SDN Purworejo 03 Geger Madiun Lucia Ani Kristanti; Cintika Yorinda Sebtalesy
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 2, No 1: Februari (2021)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v2i1.123

Abstract

Abstrak: Usia 6-12 tahun merupakan usia anak pada masa sekolah. Standar pertumbuhan fisik dan standar kemampuan yang normal dan wajar akan dimiliki oleh anak usia pada masa sekolah yang sehat sesuai kriteria sehat pada usianya. Proses belajar di masa depan pada anak usia sekolah dasar akan dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangannya di masa awal belajar ini. Maka daripada itu, penunjang kondisi otak agar berprestasi yang lebih baik, dapat ditunjang dengan perhatian penting pada gizi anak sekolah dasar. Kegiatan dilakukan pada bulan Februari 2019 dan diikuti oleh 20 orang siswa kelas I SDN 03 Purworejo. Pelaksanaan kegiatan ini yang digunakan adalah pemeriksaan kesehatan siswa (berat badan dan tinggi badan) dan pemberian pendidikan kesehatan tentang gizi. Metode yang digunakan adalah metode ceramah, metode tanya jawab dan game/quiz. Hasilnya yaitu kesadaran siswa untuk mengikuti kegiatan pemeriksaan status gizi secara rutin dan mengonsumsi makanan dengan pola gizi seimbang. Beberapa faktor pendukung kegiatan tersebut antara lain : 1. Para peserta memiliki kemauan yang besar untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan mengenai zat-zat gizi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, 2. Kegiatan pendidikan kesehatan ini sangat didukung oleh civitas akademika sekolah, yang secara spontan dan terstruktur ikut berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang gizi tersebut.. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu adanya keterbatasan dalam fasilitas pendukung untuk melakukan presentasi diantaranya tidak ada tayangan gambar/ slide dari LCD proyektor karena keterbatasan waktu dan kondisi. Dampak kegiatan ini bagi sekolah yaitu mengetahui status gizi siswa sehingga melahirkan program baru yaitu secara rutin mengukur status gizi siswa melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan.Abstract: School children are who are at school age, namely between 6-12 years. At this age, a healthy child will experience normal and reasonable growth and development, that is, according to the physical growth standards of children in general and according to his age's ability standards. When entering elementary school age, children are in the early stages of learning, which will affect the child's learning process in the future. Therefore, it is important to pay attention to elementary school children's nutrition to support the physical condition of the brain, which is a requirement for children to have high intelligence to support children's learning achievement in a better direction. The activity was carried out in February 2019 and was attended by 20 grade I students of SDN 03 Purworejo. This activity's implementation is the student's health check (body weight and height) and health education about nutrition. The methods used are the lecture method, the question and answer method, and the game/quiz method. The result is students' awareness of routine nutritional status checks and eating foods with a balanced nutritional pattern. Some of the supporting factors for these activities include 1. The participants have a great willingness to get information and knowledge about nutritional substances beneficial to body health, 2. This health education activity is highly supported by the school, both directly and indirectly. Participate actively in the implementation of health education about nutrition. The constraints faced in the implementation of this activity are the limitations in supporting facilities for making presentations, including no image/slide display from the LCD projector due to limited time and conditions. The impact on schools is knowing students' nutritional status so that it creates new programs, namely routinely measuring the nutritional status of students through measurements of body weight and height.
Sosialisasi Persiapan Menghadapi Menarche dan Pencegahan Dismenorhea di SDN Purworejo 3 Cintika Yorinda Sebtalesy; Dian Anisia Widyaningrum2
Empowerment: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022): JANUARI 2022
Publisher : Pusat Riset Manajemen dan Publikasi Ilmiah Serta Pengembangan Sumber Daya Manusia Sinergi Cendikia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.885 KB) | DOI: 10.55983/empjcs.v1i1.42

Abstract

School children are children who are at school age between 6-12 years. At this age, a healthy child will experience normal and reasonable growth and development, which is according to the standard of physical growth of children in general and has the ability according to the standard of ability of his age. During this time, children will experience a lot of development and growth in finding their identity and identity. Various psychological, physical (puberty) and social environmental changes will occur. Community service activities were carried out in February 2020. The activity was attended by 20 grade I students at SDN 03 Purworejo. The implementation of community service activities used is the dissemination of reproductive health as a preparation for facing menarche. The method used is the lecture method, question and answer method and games / quizzes. The result of this community service activity is the awareness of students to participate in socialization activities regarding reproductive health in preparation for facing menarche. Some of the supporting factors for these activities include: 1. The participants have a great willingness to get information and knowledge about socialization regarding reproductive health in preparation for facing menarche, 2. This health education activity is strongly supported by the school, both directly and indirectly participating actively in the implementation of health education regarding the dissemination of reproductive health in preparation for menarche. Constraints faced in the implementation of this health education are limitations in supporting facilities for making presentations including no image/slide display from the LCD projector due to time constraints and conditions. , and community service outcomes and implications.
Edukasi Perilaku Personal Hygiene Remaja : Upaya Mencegah Fluor Albus di Pondok Pesantren Sabilil Muttaqien Cintika Yorinda Sebtalesy; Lucia Ani Kristanti
Empowerment: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2022): JULI 2022
Publisher : Pusat Riset Manajemen dan Publikasi Ilmiah Serta Pengembangan Sumber Daya Manusia Sinergi Cendikia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55983/empjcs.v1i4.181

Abstract

The period of puberty or adolescence is a period of maturation of the reproductive organs that lasts between the ages of 10-19 years. In young women, it is marked by the occurrence of menstruation. One of the main things that must be considered is personal hygiene. One of the problems that can arise due to lack of personal hygiene is the occurrence of vaginal discharge (fluor albus). If ignored, it can trigger early symptoms of cervical cancer, the incidence of which is around 15,000 new cases in Indonesia, which can end in death. Eight out of ten young women at the Sabilil Muttaqien Islamic Boarding School, Takeran District, Magetan Regency experience vaginal discharge. Some of them experienced vaginal discharge with yellow stains on their underwear and sometimes felt itchy, while 2 teenagers who did not understand personal hygiene also experienced vaginal discharge, some were physiological, some were pathological and did not know about personal hygiene. For this reason, it is necessary to hold health education about personal hygiene to prevent the occurrence of fluor albus by using lecture and question and answer methods. The result of this activity is that students know about personal hygiene, so that behavior will change.
Pendidikan Kesehatan pada Kelompok Arisan Wanita dalam Upaya Meningkatkan Kesiapan Wanita dalam Menghadapi Masa Menopause Cintika Yorinda Sebtalesy; Irmawati Mathar
APMa Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1, No 2: Juli 2021
Publisher : STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.365 KB) | DOI: 10.47575/apma.v1i2.255

Abstract

Menopause dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi atau haid. Akibat perubahan dari haid menjadi tidak haid lagi menyebabkan timbulnya berbagai keluhan fisik, baik yang berhubungan dengan organ reproduksinya maupun organ tubuh pada umumnya. Ada baiknya jika seseorang wanita sudah mempersiapkan diri menghadapi masa menopause dengan pengetahuan yang memadai. Kesiapan seorang wanita menghadapi masa menopause akan sangat membantu ia menjalani masa menopause dengan lebih baik. Menurut Pittsburg, sebagian besar wanita menopause di dunia tidak mengetahui tentang menopause. Wanita menopause yang tidak mengetahui tentang menopause hampir 80,9%. Sebagian besar dari mereka berespon bermacam-macam terhadap datangnya masa ini, yaitu mengalami kecemasan, depresi, stres, mudah marah, daripada wanita yang mengetahui menopause. Berdasar wawancara yang dilakukan peneliti, 10 ibu yang mengalami menopause, 3 ibu mengatakan tidak mengalami perubahan kejiwaan menjelang menopause, 7 ibu mengatakan mengalami perubahan kejiwaan yaitu berupa rasa takut menjadi tua, mudah tersinggung, merasa tidak menarik lagi, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut suami akan menyeleweng. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang digunakan adalah Pendidikan Kesehatan Pada Kelompok Arisan Wanita Dalam Upaya Meningkatkan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause. Metode yang digunakan adalah terjun langsung memberikan penyuluhan tentang menopause. Dari hasil pengabdian masyarakat yang sudah dilakukan, para wanita antusias dan mengerti tentang menopause dilihat dari hasil post test. Dari hasil yang sudah di dapat tersebut di harapkan para wanita siap untuk menghadapi menopause.
Efektivitas Promosi Kesehatan terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Heni Eka Puji Lestari; Cintika Yorinda Sebtalesy; Sesaria Betty Mulyati
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 11 No 1 (2021): Supp Januari 2021
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v11i1.1066

Abstract

Kanker payudara merupakan keganasan jaringan payudara dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulus. Berdasarkan Pathological Based Registration di Indonesia, kanker payudara menempati urutan pertama dengan frekuensi relatif sebesar 18,6. Tujuan penelitian ini mengetahui efektivitas promosi kesehatan terhadap pengetahuan tentang sadari pada Ibu pkk. Jenis Penelitian ini kuantitatif dengan metode pre experimental design menggunakan one grup pretest posttest design. Populasi 40 Ibu pkk Kabupaten Madiun. Sampel 36 Ibu pkk dengan tehnik accidental sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang dianalisis dengan uji paired t-test. Hasil penelitian sebagian besar tingkat pengetahuan ibu sebelum mendapatkan promosi kesehatan tentang deteksi dini kanker payudara yaitu memiliki pengetahuan yang kurang sebasar 47,23% dan sesudah dilakukan promosi kesehatan pengetahuan ibu pkk sebagian besar dari Ibu pkk yaitu baik sebesar 58,34%. Uji statistik yang digunakan uji paired t-test dengan nilai p value 0,000 menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan ibu sesudah mendapatkan promosi kesehatan dengan metode demonstrasi Terdapat peningkatan pengetahuan terhadap Ibu pkk setelah dilakukan pendidikan kesehatan sadari dengan menggunakan metode demonstrasi dan phantom payudara Ibu pkk jadi lebih paham tentang sadari.
HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE TERHADAP KEJADIAN FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN SABILIL MUTTAQIEN KECAMATAN TAKERAN KABUPATEN MAGETAN Cintika Yorinda Sebtalesy; Dian Anisia Widyaningrum
Jurnal Kebidanan Besurek Vol. 7 No. 1 (2022)
Publisher : Program Studi D III Kebidanan Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51851/jkb.v7i1.272

Abstract

Jumlah kejadian fluor albus meningkat setiap tahunnya, salah satu penyebabnya adalah personal hygene yang tidak baik. Pencegah kejadian fluor albus adalah dengan cara berperilaku personal hygiene baik. Tujuan penelitian yaitu menganalisis hubungan perilaku personal hygiene terhadap kejadian fluor albus pada remaja putri di Pondok Pesantren Sabilil Muttaqien Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan. Jenis penelitian korelasional dengan desain Cross Sectional. Populasi penelitian adalah remaja putri (39 orang), dengan teknik Total Sampling didapatkan sampel 39 santri. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa bivariat menggunakan uji Mann-Whitney (α = 0,05). Hasil penelitian perilaku personal hygiene yang baik 11(78,6%) mengalami fluor albus dan 3(21,4%) tidak mengalami fluor albus, perilaku personal hygienenya kurang baik 12(70,6%) mengalami keputihan dan 5(29,4%) tidak mengalami fluor albus, sedangkan personal hygiene yang tidak baik 7(87%) mengalami fluor albus dan 1(12,5%) tidak mengalami fluor albus. Hasil uji statistik menunjukkan ρ value = 0,004 < α = 0,05, maka ada hubungan perilaku personal hygiene dengan kejadian fluor albus. Perilaku personal hygiene yang tidak baik berdampak terhadap kejadian fluor albus namun beberapa individu yang perilaku personal hygiene baik bisa mengalami fluor albus, karena ada jenis fluor albus fisiologis. Edukasi tentang pentingnya perilaku Personal Hygiene dapat merubah perilaku serta mencegah terjadinya kejadian fluor albus. Kata Kunci : Perilaku Personal Hygiene, Fluor Albus, Remaja Putri
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI PURWOREJO 3 KABUPATEN MADIUN Lucia Ani Kristanti; Cintika Yorinda Sebtalesy
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol 10 No 1 (2019): Jurnal Komunikasi Kesehatan
Publisher : Lembaga Riset Pengabdian Masyarakat dan Publikasi Ilmiah Institut Teknologi Bhakti Putra Bangsa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56772/jkk.v10i1.139

Abstract

Investasi bangsa pada anak sekolah salah satunya yaitu gizi baik. Di tangan generasi muda suatu bangsa dapat melanjutkan pembangunan yang berkesinambungan. Kekurangan gizi pada siswa di sekolah akan mengakibatkan anak menjadi lemah, cepat lelah dan sakit-sakitan, sehingga anak menjadi sering absen serta sulit mengikuti dan memahami pelajaran dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan status gizi dengan prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Purworejo 3 Kabupaten Madiun. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah siswa SD Negeri Purworejo 3 Kabupaten Madiun sebanyak 110 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional cluster random sampling dengan sampel sebanyak 52 siswa. Pengumpulan data status gizi menggunakan teknik pengukuran antropometri dan prestasi belajar diperoleh melalui dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa Sekolah Dasar Negeri Purworejo 3 Kabupaten Madiun mempunyai status gizi normal yaitu sebanyak 33 siswa (63,5%). Mayoritas siswa Sekolah Dasar Negeri Purworejo 3 Kabupaten Madiun mempunyai prestasi belajar yang baik yaitu sebanyak 26 orang (50,0%). Terdapat hubungan status gizi dengan prestasi belajar siswa SD Negeri Purworejo 3 Kabupaten Madiun dengan p value 0,004 < 0,05.