Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS BED TURN OVER DI RUANG MINA RUMAH SAKIT HARAPAN DAN DOA KOTA BENGKULU Nofri Heltiani; Iin Desmiany Duri; Endah Dwi Lestari
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (State Health Polytechnic of Malang)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v7i1.2261

Abstract

Bed Turn Over (BTO) is the average number of patients who use each bed in a certain period. The ideal BTO value is 40-50 times/year. Inpatient indicators related to BTO are very important to pay attention to in efforts to improve service quality. The high BTO has the potential to disrupt the balance of clinical aspects such as hospital nosocomial infections. Based on the initial survey, the BTO value for the last three years at the Bengkulu City Hope and Prayer Hospital has increased, namely in 2016 (58.23 times/year), 2017 (64-65 times year) and 2018 (65 times/year) . This shows that the change of patient beds is very fast so that the use of the bed exceeds the provisions, namely 40-50 times/year, meaning that 1 bed is used by more than 50 patients a year which can cause nosocomial infections. The purpose of this study was to determine the value of BTO in the Mina Room of Harapan Hospital and Prayer in Bengkulu City for the 2019 period. The type of research used in this study was quantitative descriptive with a cross sectional approach. The population and sample were 2,060 inpatients in the Mina Room for the period 2019 with the sampling technique being the total population. The data used is secondary data which is processed by collecting, editing, classification and tabulating and analyzed using the BTO formula. The results of data analysis, the number of patients treated in the 2019 period in the Mina Room were 2,060 patients, with length of care (LD) of 7,435 days/year and an average of 3-4 days/year and the number of patients discharged (living or dead) in the Mina Room. 2,045 patients came out alive and 15 patients died, so that the BTO value in the Mina Room reached 93.58 times/year. The high BTO value in the Mina Room in the 2019 period resulted in a fairly high nosocomial infection of 12%. It is hoped that the hospital will add more beds in the Mina Room to prevent or reduce the occurrence of nosocomial infections.
HUBUNGAN KETEPATAN PENULISAN TERMINOLOGI MEDIS TERHADAP KEAKURATAN KODE KASUS RAWAT INAP RSKJ SOEPRAPTO PROVINSI BENGKULU Nofri Heltiani; Atika Krisdayanti Manalu; Frisya Anggita
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 8 No 2 (2022): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (State Health Polytechnic of Malang)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Pelaksanaan sistem klasifikasi kodefikasi penyakit sesuai terminologi medis yang tepat. Berdasarkan survei dari 10 berkas rekam medis rawat inap yang telah dikode coder ditemukan 60% kode tidak akurat dan 40% terminologi medis tidak tepat. Ketidakakuratan kode diagnosis disebabkan penulisan diagnosis penyakit tidak sesuai dengan terminologi medis dan tidak ada komunikasi antara coder dengan dokter. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas data, informasi dan laporan serta ketepatan tarif biaya perawatan pasien, sehingga berdampak pada turunnya mutu rumah sakit. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara ketepatan penulisan terminologi medis dengan keakuratan kode kasus rawat inap RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu. Subjek dan Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah berkas rekam medis kasus rawat inap sebanyak 1397 berkas tahun 2020 dengan sempel sebanyak 93 berkas dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder yang diolah univariat dan bivariat. Hasil: Dari 93 kasus kasus rawat inap beserta kodenya, terdapat 55(59,1%) terminologi medis tepat dan 38(40,9%) terminologi medis tidak tepat, serta 49(52,7%) kode akurat dan 44(47,3%) kode tidak akurat dan ada hubungan antara ketepatan penulisan terminologi medis dengan keakuratan kodefikasi kasus rawat inap RSKJ Soeprapto Bengkulu dengan nilai OR sebesar 1,02. Kesimpulan: Ada hubungan antara ketepatan penulisan terminologi medis dengan keakuratan kodefikasi kasus rawat inap RSKJ Soeprapto Bengkulu. Kata kunci: ICD-10; Keakuratan; Ketepatan; Terminologi Medis.
HUBUNGAN KETEPATAN PENULISAN TERMINOLOGI MEDIS TERHADAP KEAKURATAN KODE KASUS RAWAT INAP RSKJ SOEPRAPTO PROVINSI BENGKULU Nofri Heltiani; Atika Krisdayanti Manalu; Frisya Anggita
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 8 No 2 (2022): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v8i2.3640

Abstract

Latar Belakang: Pelaksanaan sistem klasifikasi kodefikasi penyakit sesuai terminologi medis yang tepat. Berdasarkan survei dari 10 berkas rekam medis rawat inap yang telah dikode coder ditemukan 60% kode tidak akurat dan 40% terminologi medis tidak tepat. Ketidakakuratan kode diagnosis disebabkan penulisan diagnosis penyakit tidak sesuai dengan terminologi medis dan tidak ada komunikasi antara coder dengan dokter. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas data, informasi dan laporan serta ketepatan tarif biaya perawatan pasien, sehingga berdampak pada turunnya mutu rumah sakit. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara ketepatan penulisan terminologi medis dengan keakuratan kode kasus rawat inap RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu. Subjek dan Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah berkas rekam medis kasus rawat inap sebanyak 1397 berkas tahun 2020 dengan sempel sebanyak 93 berkas dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder yang diolah univariat dan bivariat. Hasil: Dari 93 kasus kasus rawat inap beserta kodenya, terdapat 55(59,1%) terminologi medis tepat dan 38(40,9%) terminologi medis tidak tepat, serta 49(52,7%) kode akurat dan 44(47,3%) kode tidak akurat dan ada hubungan antara ketepatan penulisan terminologi medis dengan keakuratan kodefikasi kasus rawat inap RSKJ Soeprapto Bengkulu dengan nilai OR sebesar 1,02. Kesimpulan: Ada hubungan antara ketepatan penulisan terminologi medis dengan keakuratan kodefikasi kasus rawat inap RSKJ Soeprapto Bengkulu.
ANALISIS BED TURN OVER RUANG MINA RUMAH SAKIT HARAPAN DAN DOA KOTA BENGKULU Nofri Heltiani; Iin Desmiany Duri; Endah Dwi Lestari
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v7i1.2261

Abstract

Latar Belakang: Bed Turn Over (BTO) merupakan rerata jumlah pasien yang menggunakan setiap tempat tidur dalam periode tertentu. Nilai ideal BTO 40-50 kali/tahun. Indikator rawat inap terkait BTO sangat penting diperhatikan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan. Tingginya BTO berpotensi mengganggu keseimbangan aspek klinis seperti infeksi nosocomial rumah sakit. Berdasarkan survey awal, nilai BTO tiga tahun terakhir di Rumah Sakit Harapan dan Doa Kota Bengkulu mengalami peningkatan yaitu tahun 2016 (58,23 kali/tahun), tahun 2017 (64-65 kali/tahun) dan tahun 2018 (65 kali/tahun). Hal ini menunjukkan bahwa pergantian tempat tidur pasien yang sangat cepat sehingga pemakaian tempat tidur melebihi ketentuan yaitu 40-50 kali/tahun artinya 1 tempat tidur digunakan lebih dari 50 pasien dalam setahun yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial. Subjek dan Metode: Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian dari penelitian ini menggunakan total populasi yaitu sebanyak 2.060. Hasil: Jumlah pasien dirawat pada periode 2019 di Ruang Mina sebanyak 2.060 pasien, dengan Lama Dirawat (LD) sebesar 7.435 hari/tahun dan rata-rata 3-4 hari/tahun serta jumlah pasien keluar (hidup maupun mati) di Ruang Mina sebanyak 2.045 pasien keluar hidup dan 15 pasien keluar mati, sehingga nilai BTO di Ruang Mina mencapai 93,58 kali/tahun. Tingginya nilai BTO di Ruang Mina pada periode 2019 mengakibatkan infeksi nosocomial yang cukup tinggi yaitu sebesar 12%. Keseimpulan: Pihak Rumah Sakit atau instansi pelayanan kesehatan untuk melakukan penambahan tempat tidur di Ruang Mina untuk mencegah atau mengurangi terjadinya infeksi nosokomial.
Faktor-faktor penyebab Keterlambatan penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan di RSUD Harapan dan doa kota bengkulu Dega Putri Nanda Dega; Deno Harmanto; Nofri Heltiani; Yoki Hermansyah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyediaan berkas rekam medis yang cepat merupakan faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien. Berdasakan studi pendahuluan di RSHD Kota Bengkulu, hasil wawancara terhadap salah satu petugas pendaftaran pasien rawat jalan mengatakan penyediaan dokumen rekam medis pasien rawat jalan lebih banyak memakai waktu di karenakan petugas harus mencari berkas terlebih dahulu sehingga menyebabkan pasien lama menunggu waktu yang digunakan lebih dari 10 menit.Tujuan penelitian ini untuk diketahui faktor penyebab keterlambatan penyediaan berkas rekam medis rawat jalan di RSHD Kota Bengkulu. Jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode observasional dan wawancara dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah 5 petugas filling dan sampel yang digunakan sebanyak 5 orang. Penelitian menggunakan data premier dan analisis data menggunakan cara observasi dan wawancara serta melihat langsung mengenai faktor keterlambatan, masa kerja dan prosedur penyediaan. Dari 5 orang petugas 4 (80%) berpengetahuan cukup dengan latar Pendidikan D3 Rekam Medis dan 1 (20%) berpengetahuan kurang terhadap penyediaan berkas rekam medis rawat jalan dengan latar belakang Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada masa kerja petugas semuanya 5 (100%) kurang dari 5 tahun dan 4 (80%) petugas menyediakan dokumen rekam medis sesuai prosedur namun masih ada 1 (20%) menyediakan dokumen tidak sesuai prosedur. Sebaiknya pimpinan rekam medis melakkukan evaluasi terhadap pelaksanaan penyediaan dokumen rekam medis sehingga tercipta penyelenggaraan rekam medis yang baik.  
MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI EKSKLUSIF MELALUI EDUKASI KESEHATAN MEDIA ONLINE DI PENITIPAN ANAK MITRA BUNDA KOTA BENGKULU Suryani, Tri Endah; Lolli Nababan; Nofri Heltiani
PAKDEMAS : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2025): April
Publisher : Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58222/pakdemas.v4i1.288

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan alamiah yang mengandung banyak zat gizi yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi serta dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga anak terhindar dari risiko sakit. Pencapaian ASI Eksklusif khususnya di penitipan anak mitra bunda kota Bengkulu saat ini masih rendah yakni baru mencapai 30%. Rendahnya pencapaian ASI Ekslusif ini sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu yang bekerja diluar rumah atau bekerja kantoran sehingga membuat ibu tidak dapat menyusui bayinya. Selain itu pengetahuan ibu terhadap pentingnya ASI Ekslusif dan ASI Perah masih kurang. Kesibukan ibu bekerja dan kurangnya pengetahuan membuat ibu lebih memilih susu formula yang lebih praktis untuk bayi. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan pengabdian masyarakat dengan memberikan edukasi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu menyusui yang bekerja terhadap ASI Ekslusif serta meningkatkan ketrampilan ibu dalam menyiapkan ASI perah serta cara penyimpanan ASI menggunakan media online. Pengabdian dilakukan dengan cara ceramah untuk menjelaskan cara menggunakan media online, diskusi dan demonstrasi serta dilanjutkan evaluasi dengan post tes. Hasil pre test menggambarkan bahwa sebagian besar ibu (58%) memiliki pengetahuan cukup, 27% ibu dengan pengetahuan tinggi dan 15% ibu memiliki pengetahuan rendah tentang pentingnya ASI Ekslusif dan ketrampilan ibu dalam membuat ASI perah berserta cara penyimpanannya. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2024 di penitipan anak Mitra Bunda Kota Bengkulu yang dikuti oleh 15 orang ibu menyusui. Setelah diberikan edukasi kesehatan dengan menggunakan media online didapatkan hasi 85% ibu memiliki pengetahuan tinggi dan 15% ibu memiliki pengetahuan cukup. Maka dapat di simpulkan bahwa edukasi kesehatan dengan menggunakan media online mampu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan ibu tentang ASI ekslusif.
Analisa Kesiapan Rekam Medis Manual Ke Rekam Medis Elektronik Di Rumah Sakit Dr. M. Yunus Rana Nurlaisa .S; Dinda Sri Rahayu; Nofri Heltiani; Khairunnisyah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i2.1605

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan peralihan dari rekam medis manual ke rekam medis elektronik (RME) di RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif untuk mengevaluasi kesiapan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) melalui wawancara dan kuesioner terhadap 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek sumber daya manusia, 40% responden menyatakan siap, sedangkan 60% belum siap, terutama dalam hal pelatihan penggunaan sistem RME. Dari aspek infrastruktur teknologi informasi, 100% perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan telah tersedia dan siap digunakan, meskipun tetap diperlukan pemeliharaan rutin. Dari aspek budaya kerja, 67% responden menyatakan bahwa budaya kerja di rumah sakit siap untuk mendukung transisi ini, sementara 33% lainnya merasa kurang siap dalam menghadapi perubahan alur kerja akibat implementasi sistem baru. Hasil ini menunjukkan bahwa kesiapan infrastruktur telah memadai, namun masih terdapat kendala dalam kesiapan sumber daya manusia dan budaya kerja yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan intensif serta strategi manajemen perubahan untuk meningkatkan kesiapan staf dalam menghadapi transformasi sistem rekam medis guna meningkatkan efisiensi dan akurasi pengelolaan data pasien.