Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Adaptasi dan uji properti psikometrik The PERMA-Profiler pada orang Indonesia Elfida, Diana; Milla, Mirra Noor; Mansoer, Winarini Wilman D.; Takwin, Bagus
Persona:Jurnal Psikologi Indonesia Vol 10 No 1 (2021): Juni
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.684 KB) | DOI: 10.30996/persona.v10i1.4986

Abstract

AbstractThe PERMA-Profiler is a well-being instrument which combines the hedonic and eudaimonic perspective of well-being. This instrument was developed based on well-being theory (Seligman, 2012) which explained well-being as a multidimensional construct, included positive emotion, engagement, relationship, meaning, and accomplishment (PERMA). This study aimed to adapt and examine the psychometric properties of the PERMA-Profiler in Indonesian people. The participants were 439 Indonesians, aged 17-63 years old (mean age = 30,82; SD = 10,00). Confirmatory Factor Analysis (CFA) was used to test the measurement model of PERMA. The result showed that the PERMA-Profiler met the goodness of fit criteria as a multi dimensional construct with five elements. Fourteen items have satisfactory factor loading. The PERMA-Profiler has good construct reliability as well as Cronbach’s alpha. The convergent validity was shown by the positive correlation between elements of PERMA with satisfaction with life scale (SWLS) and subjective happiness scale (SHS). In addition, the significant correlation between elements and each element with a total score proved the multidimensional nature of PERMA. The overall findings showed that the adaptation version of PERMA-Profiler have a good psychometric property and could be applied to Indonesian people.Keywords: confirmatory factor analysis; PERMA; reliability; validity; well-being   AbstrakThe PERMA-Profiler merupakan instrumen kebahagiaan yang memadukan perspektif hedonik dan eudaimonik untuk mengukur kebahagiaan. Instrumen ini mengacu pada well-being theory (M. E. P. Seligman, 2012) yang menjelaskan kebahagiaan sebagai konstruk multidimensi, meliputi positive emotion, engagement, relationship, meaning, dan accomplishment (PERMA). Penelitian ini bertujuan untuk mengadaptasi dan menguji properti psikometrik the PERMA-Profiler pada orang Indonesia. Partisipan berjumlah 439 orang Indonesia (pria = 108, wanita = 331) dan berusia antara 17- 63 tahun (usia rerata = 30,82 tahun; SD = 10,00). Confirmatory Factor Analysis (CFA) digunakan untuk menguji model pengukuran. Hasil CFA memperlihatkan the PERMA-Profiler memenuhi kriteria kecocokan model sebagai konstruk multidimensi yang terdiri dari lima elemen. Terdapat 14 dari 15 aitem yang valid. Keempatbelas aitem juga yang mengukur satu konstruk tunggal yaitu well-being. The PERMA-Profiler juga memperlihatkan reliabilitas komposit dan konsistensi internal yang memuaskan. Korelasi positif yang signifikan dengan pengukuran skala kepuasan hidup dan skala kebahagiaan umum menunjukkan PERMA-Profiler memenuhi validitas konvergen. Setiap dimensi berkorelasi signifikan satu sama lain dan dengan skor total. Temuan ini memperlihatkan hasil adaptasi the PERMA-Profiler memiliki properti psikometrik  yang bagus dan dapat diterapkan pada orang Indonesia.Kata Kunci: confirmatory factor analysis; kebahagiaan; PERMA; reliabilitas; validitas
Trust Toward Father dnd Mother: An Indigenous Psychology Analysis On Children's Trust Toward Parents Diana Elfida; . Hidayat
Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 18 No. 1 (2013)
Publisher : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/psikologika.vol18.iss1.art6

Abstract

A good parent-child relationship is an important factor for positive behavior development in children as well as protective factor for many problems and disorder. Trust between children and parent will be basic component to build good relationship. The purpose of this research was to explore whether or not children trust their parents and the reason underline trust toward parents. The respondents (205 undergraduate students of UIN Sultan Syarif Kasim Riau) completed two questions asking if you trusts your mother and father, then answer the reason you trusts mother and father. An indigenous psychology approach was used to analys the data. T-test analysis shows there is differences in trusting father and mother. Most of respondents (76,58%) highly trust their mothers, more than toward father (57,07%). The reasons to trust mother are mother's character (38.05%), role (30.24%), relation (22.93%), and reliable (8,78%). On the other hand, children trust father because of father's role (36.59%), relation (29.76%), character (23.41%), and reliable (6.83%). We conclude the main reason to trust mother and father are character and role respectively. This research suggests mothers to show more positive characters and fathers to run the role in child-rearing practices.Keywords: trust, parent-child relationship
Efikasi Diri dan Strategi Koping Pada Penyandang Tunarungu Fithri Hayati; Diana Elfida
JURNAL PSIKOLOGI Vol 7, No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v7i1.5452

Abstract

Indvidu dewasa penyandang tunarungu memerlukan stategi koping untuk menghadapi setiap permasalahan yang menekan berkaitan dengan keterbatasan fisik yang dimiliki. Strategi koping adalah usaha psikologis dan perilaku yang dilakukan indvidu untuk menghadapi dan mengatasi situasi menekan dalam hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan Efikasi diri dan strategi koping pada penyandang tunarungu. Hipotesis yang diajukan terdapat hubungan Efikasi diri dan strategi koping pada indvidu dewasa penyandang tunarungu. Subjek penelitian adalah 51 orang dewasa penyandang tunarungu. Subjek diperoleh dengan menggunakan teknik snowball smpling. Metode pengumpulan data menggunakan skala general self efficacy dari Jerusalem dab Ralf Schwarzer dan skala strategi koping. Data dianalsiis dengan menggunakan teknik korelaso product moment. Hasil analsisis korelasi product moment menunjukkan korelasi antara Efikasi diri dan strategi koping pada penyandang tunarungu, yaitu (r=0,812 (p=0,000), dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan Efikasi diri dan strategi koping pada penyandang tunarunguKata kunci: efikasi diri, strategi koping
Kedekatan Remaja Pada Ibu: Pendekatan Indigenous Psychology Tantio Fernando; Diana Elfida
JURNAL PSIKOLOGI Vol 13, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v13i2.3081

Abstract

Ikatan emosional dalam membentuk kedekatan antara remaja dengan ibu diketahui berbeda antara laki-laki dan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kedekatan remaja dan ibu dalam konteks masyarakat di Provinsi Riau ditinjau dari jenis kelamin remaja. Dengan pendekatan Indigenous Psychology, responden (N=686 orang) menjawab pertanyaan “Seberapa dekat yang Anda rasakan dengan ibu Anda dan Tuliskan alasan mengapa Anda merasa dekat dengan ibu Anda”. Pengkodean dan pengkategorian terhadap jawaban responden dilakukan tim peneliti dari Center for Indigenous & Cultural Psychology Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Data hasil kategorisasi dianalisis dengan menggunakan tabulasi silang secara umum. Ditemukan perbedaan alasan kedekatan dengan ibu antara laki-laki dan perempuan pada faktor ikatan emosional bahwa perempuan lebih dekat dengan ibu dikarenakan keterbukanya sedangkan laki-laki dikarenakan adanya afeksi positif yang didapatkan dari ibu. Hasil penelitian menunjukan bahwa remaja di Provinsi Riau merasa amat sangat dekat  dengan ibu. Alasan kedekatan dengan ibu adalah karena faktor ikatan emosional, peran ibu, respek, pertalian darah, dukungan dan figur. Hasil penelitian ini berimplikasi pada program pemberdayaan keluarga dengan mempraktekan pengasuhan yang tepat untuk remaja laki-laki dan perempuan untuk membangun kedekatan yang positif antara ibu dan remaja.    Kata kunci: kedekatan, remaja, ibu dan ikatan emosional
Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kecemasan Pada Ibu Hamil Annie Aprisandityas; Diana Elfida
JURNAL PSIKOLOGI Vol 8, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v8i2.190

Abstract

Kehamilan merupakan periode penting bagi seorang ibu yang tak jarang menimbulkan kecemasan. Kecemasan pada ibu hamil berhubungan dengan berbagai perubahan yang terjadi selama hamil. Oleh karena itu, ibu hamil memerlukan ketrampilan mengelola emosi untuk mengatasi kecemasan yang dirasakan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara regulasi emosi dengan kecemasan pada ibu hamil. Subjek penelitian adalah 73 orang ibu hamil yang tersebar di kota Pekanbaru. Metode pegumpulan data menggunakan skala regulasi emosi dan skala kecemasan. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang dioperasikan dengan menggunakan bantuan program SPSS 11.5 for Windows. Hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi antara regulasi emosi dengan kecemasan pada ibu hamil adalah -0,215 (p=0,034). Hasil ini menunjukkan hipotesis yang diajukan terbukti. Dengan demikian, terdapat hubungan yang signifikan antara regulasi emosi dengan kecemasan pada ibu hamil. Semakin baik kemampuan regulasi emosi ibu hamil, maka semakin rendah kecemasan yang dirasakan
Hubungan Baik Dengan Orang yang Signifikan dan Kontribusinya Terhadap Kebahagiaan Remaja Indonesia Diana Elfida; Yuliana Intan Lestari; Adfa Diamera; Ricca Angraeni; Syorga Islami
JURNAL PSIKOLOGI Vol 10, No 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v10i2.1182

Abstract

Budaya memainkan peran penting terhadap upaya orang dalam meraih kebahagiaan. Di budaya kolektif, kebahagiaan dikonstruksikan sebagai harmoni sosial. Dengan demikian,bagi individu yang besar di budaya kolektif hubungan baik dengan orang-orang yang signifikan, seperti di Indonesia, akan mempengaruhi kebahagiaannya. Penelitian ini memiliki tiga tujuan yaitu untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat individubahagia, orang-orang yang mendukung kebahagiaan individu, dan orang-orang yang kepada mereka individu akan berbagi kebahagiaan. Responden penelitian adalah411 orang mahasiswa dari berbagai universitas di Pekanbaru.. Hasil analisis data menunjukkan bahwa memiliki relasi positif (49,7%), mendapatkan apreasiasi (23,9%), menikmati waktu luang (22,4%), dan melakukan aktifitas religius (2,8%) merupakan faktor utama bagi kebahagiaan individu di dalam kehidupan sehari-hari. Orang-orang yang mendukung dan membuat individu merasa bahagia adalah keluarga (66,8%), teman-teman (20,6%), dan orang-orang spesial (12,3%). Sementara itu, individu berbagikebahagiaan pada sahabat (47,5%), keluarga (31,9%), and pacar (14,1%). Ketiga hasil ini memperkuat gagasan bahwa hubungan dengan orang-orang yang signifikan memiliki kontribusi penting bagi kebahagiaan individu, khususnya remaja.Kata kunci: kebahagiaan, budaya kolektif, significant persons
Pemaknaan Pengalaman Bahagia pada Orang Islam Diana Elfida; Winarini Wilman D. Mansoer; Mirra Noor Milla; Bagus Takwin
Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 8, No 2 (2021): PSYMPATHIC
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/psy.v8i2.12496

Abstract

Two philosophical perspectives on the good life, namely hedonic and eudaimonic, have become references for experts to explain how people understand happiness in Western societies with individualistic culture and the majority of Christians. This descriptive phenomenological study aimed to understand the happiness experiences of a collectivistic Muslim society. The participants in this study were nine Muslims, consists of male and female who were known as religious persons by their relatives. The results of data analysis shows that happiness for a Muslim is a process that provides experiences in overcoming problems and life's trials based on religious guidance. These experiences lead participants to a meaning of happiness as shown by three main themes, namely a sense of being able to overcome problems with acceptance and gratitude, life satisfaction in sufficiency, and a sense of worth for the accomplishment with hard work. The results of this study explain that happiness is a dynamic process that is greatly influenced by persons' understanding and belief in religion.
Kontribusi Kebersyukuran dan Kebahagiaan Orang yang Bercerai di Kota Pekanbaru Lola Vitaloka; Diana Elfida
Journal of Islamic and Contemporary Psychology (JICOP) Vol. 3 No. 1s (2023): (Special Issue The 9th IIUCP). Journal of Islamic and Contemporary Psychology
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/jicop.v3i1s.12361

Abstract

Kebahagiaan adalah suatu keadaan ketika individu mampu mewujudkan fungsi psikologis yang dimiliki, yang meliputi lima dimensi yaitu, emosi positif, keterlibatan, relasi positif, pemaknaan, dan pencapaian. Mengalami perceraian merupakan kondisi yang dapat menurunkan kebahagiaan seseorang. Penelitian terdahulu memperlihatkan bahwa kebersyukuran merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam kebahagiaan seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi kebersyukuran pada kebahagiaan pada orang yang bercerai. Subjek penelitian sebanyak 40 orang bercerai yang tinggal di Pekanbaru, yang diperoleh dengan cara accidental sampling. Pengambilan data menggunakan The PERMA-Profiler untuk mengukur kebahagiaan (α = 0,822) dan Islamic Gratitude Scale (IGS-10) untuk mengukur kebersyukuran (α = 0,879). Hasil analisis korelasi Product Moment menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,373 (p = 0,018). Hasil analisis regresi juga memperlihatkan kontribusi positif kebersyukuran pada kebahagiaan (R = 0,382; F = 6,130; p = 0,018). Demikian juga dua dimensi kebersyukuran, yaitu intrinsik dan ekstrinsik, menunjukkan hasil serupa. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu kebersyukuran berkontribusi positif terhadap kebahagiaan pada orang yang bercerai. Artinya semakin tinggi kebersyukuran orang yang bercerai maka semakin tinggi kebahagiaan yang dimiliki oleh orang yang bercerai di kota Pekanbaru. Sumbangan kebersyukuran terhadap kebahagiaan sebesar 14,6%. Hasil penelitian ini menegaskan kembali peran kebersyukuran bagi terciptanya kondisi mental yang positif pada individu.
“yang disukai itu adalah kondisi keragaman”: Studi Mixed-Method tentang Respons Siswa terhadap Keragaman di Kota Batam Raihani Raihani; Diana Elfida; Nunu Mahnun
Psikobuletin:Buletin Ilmiah Psikologi Vol 4, No 2 (2023): Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/pib.v4i2.21782

Abstract

Batam adalah kota di mana orang-orang dari banyak ragam suku/etnis dan agama hidup berdampingan. Walaupun secara umum aman dan damai, kota multikultural ini pernah mengalami konflik dan friksi antar etnis yang mengakibatkan penduduknya terpapar potensi negatif dari keragaman. Melalui disain konvergen dari pendekatan mixed-method, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi respons psikologis siswa di Batam Kepuluan Riau terhadap keragaman yang mereka alami baik di sekolah maupun di luar sekolah, dan menjelaskan bagaimana para siswa memandang keragaman tersebut. Studi kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan angket kepada 201 siswa di dua SMA di Kota Batam (usia rerata = 15,94 tahun). Studi kualitatif dilakukan dengan menginterview sepuluh orang guru dan 2 orang kepala sekolah, serta melakukan focused group discussion (FGD) kepada 18 orang siswa. Analisis data kuantitatif menggunakan statistik deskriptif. Hasil studi kuantitatif  memperlihakan bahwa mayoritas siswa merasa puas atas kehidupannya di tengah masyarakat yang beragam Respon positif ini sejalan dengan hasil studi kualitatif. Siswa belajar membangun perasaan, pemikiran dan perilaku yang positif sekaligus kontributif terhadap keragaman di lingkungan sekolah dan masyarakat. Penelitian ini mengisyaratkan pentingnya program dan proses pemaparan bagi para siswa terhadap keragaman, baik di dalam maupun di luar sekolah.
Motivasi Berprestasi Siswa Ditinjau dari Efikasi Diri dan Dukungan Sosial Orangtua Kemala Fitri; Elfida, Diana; Kusnadi
Jurnal Psikologi Integratif Vol. 13 No. 1 (2025): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v13i1.3090

Abstract

Achievement motivation is the drive within an individual to achieve success with all his efforts and abilities in accordance with established standards and to be superior to others. In order for students to have achievement motivation, they need to pay attention to the factors that influence achievement motivation, both internal and external. Previous research shows the role of self-efficacy and parental social support in influencing a person's drive to succeed. Based on this, this research aims to examine the relationship between student achievement motivation in terms of self-efficacy and parental social support. Quantitative methods were used as research method. There were 243 high school/equivalent students in Kuok District who were the research samples using a purposive sampling technique. Data were collected using an adapted scale of the Motivation Achievement Inventory, the General Self-Efficacy Scale, and a modified scale of the Child and Adolescent Social Support Scale. Then non-linear regression analysis technique was used to analyze the research data. The research results showed a significant and positive relationship between self-efficacy and achievement motivation with an effective contribution of 22.5%. Then there was a significant and positive relationship between parental social support on achievement motivation and an effective contribution of 15.3%. It could be concluded that the increase in students' achievement motivation was due to an increase in students' self-efficacy. Then, on the other hand, this is also due to the increase in parental social support that students receive.   Motivasi berprestasi adalah dorongan dalam diri individu untuk mendapatkan kesuksesan dengan segenap usaha dan kemampuan sesuai dengan standar yang ditetapkan serta menjadi lebih unggul dibanding orang lain. Agar siswa memiliki motivasi berprestasi perlu memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi motivasi berprestasi baik internal dan eksternal. Penelitian terdahulu memperlihatkan peran efikasi diri dan dukungan sosial orangtua memengaruhi dorongan seseorang untuk sukses. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan menguji hubungan motivasi berprestasi siswa ditinjau dari efikasi diri dan dukungan sosial orangtua. Metode kuantitatif digunakan sebagai metode penelitian. Terdapat 243 siswa Sekolah Menengah Atas/Sederajat di Kecamatan Kuok yang menjadi sampel penelitian dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan skala adaptasi Motivation Achievement Inventory, General Self-Efficacy Scale, dan skala modifikasi the Child and Adolescent Social Support Scale kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi non linear. Hasil penelitian menunjukan hubungan yang signifikan dan positif antara efikasi diri terhadap motivasi berprestasi dengan sumbangan efektif sebesar 22,5%, terdapat hubungan signifikan dan positif antara dukungan sosial orang tua terhadap motivasi berprestasi dengan sumbangan efektif sebesar 15,3%.  Dapat disimpulkan bahwa meningkatnya motivasi berprestasi siswa karena adanya peningkatan efikasi diri dalam diri siswa. Kemudian dilain sisi juga diakibatkan karena meningkatnya dukungan sosial orang tua yang diterima siswa.