Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Think globally, act locally’ remaja anggota place-based education kopi kids Adilla, Syifa; Dalimunthe, Karolina Lamtiur; Ninin, Retno Hanggarani; Rachman, Noer Fauzi
Indigenous Vol. 5 No. 1, 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v5i1.10369

Abstract

Abstrak. ‘Think globally, act locally,’ merupakan istilah yang kerap digunakan dalam isu pelestarian alam, dimana isu tersebut telah menjadi isu global dan pemberdayaan serta keterlibatan komunitas lokal dapat menjadi solusi dalam isu tersebut. Sunda Hejo merupakan salah satu organisasi di Garut yang bergerak dalam pelestarian alam dan pemberdayaan petani di sekitar perhutanan sosial. Sunda Hejo menyelenggarakan kegiatan Kopi Kids dalam rangka regenerasi individu yang dapat ikut bergerak dalam isu-isu komunitas lokal tersebut. Kopi Kids merupakan placed-based education dengan model pendidikan non-formal yang membuat Kopi Kids unik dan inklusif, serta berpotensi dalam menyelesaikan isu yang sedang dihadapi komunitas lokal. Kegiatan Kopi Kids menekankan pada kemampuan global serta pengetahuan lokal sehingga peserta Kopi Kids dapat bersaing di dunia luar tanpa melupakan identitas lokal mereka. Penelitian etnografis ini berfokus pada remaja di Kopi Kids, dimana pada usia tersebut remaja sedang mengeksplorasi dan mengembangkan identitasnya, serta ingin mengetahui bagaimana Kopi Kids sebagai placed-based education yang menyasar isu global pada komunitas lokal dan penguatan identitas lokal tersebut terjadi pada remaja saat para remaja terpapar dengan tren global. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saat ini Kopi Kids cenderung berada pada spektrum ‘act globally, think locally,’ dimana perilaku mereka lebih condong pada tren global tetapi cara berpikirmereka sangat kuat dengan nilai-nilai lokal, walau terdapat konotasi negatif di dalamnya. Jika kegiatan Kopi Kids sudah efektif dalam pencapaian tujuan kegiatannya, kemampuan global dan lokal akan mendukung satu sama lain sehingga dapat terwujud harapan Sunda Hejo untuk menghasilkangenerasi yang berpihak pada komunitas dan isu lingkungan di sekitar. Katakunci: etnografi; isu sustainability; placed-based education; remaja
Munculnya Tingkah Laku Baru Para Pengguna Internet pada Masyarakat Desa Broadband Asy Syifa Rakhmadevi; Karolina Lamtiur Dalimunthe; Retno Hanggarani Ninin; Noer Fauzi Rachman
SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 7 No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : LP2M Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/sosio.v7i2.10405

Abstract

This research aims to describe a villager's behavior as a new internet user in a broadband village. Qualitative methods with ethnographic approaches were used, and the data was obtained based on the experience of living in Broadband Village for two months. This research was conducted in Mandalamemar Village, certified as Broadband Village by the Ministry of Communication and Information. Results have shown that internet emerging villagers new behavior from the individual, group and community levels. The new behavior consists such as; the emergence of awareness to find out new things from the internet, a new needs of tertiary things, internet addiction, a new way of online communication between groups, the rise of more people creating new groups and lastly, the public concern due to hoaxes spread through the internet.
Psikoetnografi sebagai metode asesmen psikologi komunitas Retno Hanggarani Ninin; Noer Fauzi Rachman; Karolina Lamtiur Dalimunthe; Asysyifa Rakhmadevi; Hammad Zahid Muharram; Sitti Muthia Maghfirah Massinai; Syifa Adilla; Yunita Anggraeni
Jurnal Psikologi Sosial Vol 18 No 2 (2020): Special Issue - Methodological Trends in Social Psychology: Indonesian Context
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2020.16

Abstract

Meskipun ilmu tentang asesmen sebagai pengukuran berkembang pesat di bidang psikologi, namun asesmen psikologi di arena alamiah (natural setting) masih belum banyak dibahas, dibandingkan dengan pembahasan tentang asesmen dan pengukuran psikologi di setting khusus seperti di ruang klinik dan industriDiperlukan suatu metode asesmen yang menjadikan komunitas bukan hanya sebagai tempat munculnya perilaku, melainkan sebagai modalitas yang menjadi bagian dari perilaku. Memanfaatkan keilmuan psikologi komunitas, dan etnografi, studi ini mengeksplorasi potensi etnografi sebagai instrumen untuk asesmen psikologi di setting alamiah. Kami memberikan contoh riset yang kami lakukan untuk menggambarkan pendekatan psikoetnografi. Riset tindakan dipilih sebagai pendekatan, dengan memanfaatkan mata kuliah etnografi yang diselenggarakan di program pasca sarjana psikologi. Tiga dosen dan lima mahasiswa peserta mata kuliah tersebut adalah tim peneliti, tiga lokasi dipilih, dan para mahasiswa belajar metode dan contoh-contoh etnografi di kelas, lalu mempraktekkan etnografi. Data yang dihasilkan berupa catatan etnografi, logbook kegiatan lapangan, dan laporan dalam format makalah, selanjutnya diperlakukan sebagai data asesmen yang akan diinterpretasikan aspek psikologisnya. Interpretasi yang dilakukan menunjukkan kemampuan etnografi untuk menghasilkan data psikologis yang dibutuhkan untuk asesmen psikologi. Dengan demikian, psikoetnografi dapat dipertimbangkan sebagai alat kerja psikolog untuk melakukan asesmen psikologi pada sekelompok individu di setting komunitas sebagai lingkungan naturalnya.
Integrated Waste Management in Supporting Awareness of Healthy Clean Communities in the Garut City Area Yunita Anggraeni; Retno Hanggarani Ninin; Karolina Lamtiur Dalimunthe; Noer Fauzi Rachman
Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity) 2019: Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to find out how waste management, especially in the Garut region. Waste management is an activity that requires integration between elements from up to downstream in order to create a clean and healthy environment. Proper and integrated waste management will keep up the balance of nature and cut the risk factors for disasters. This study uses ethnographic methods where researchers are directly in the field and follow people and groups who carry out waste disposal behavior in the community. The results of this study are the management of organic and inorganic waste at a personal level. In addition, local people’s wisdom in maintaining the ecology of their living space cannot be transferred in the form of awareness of waste management. On the other hand, the government does not yet have an integrated plan that will integrate personal, community and government levels in local waste management. The conclusion of this study is the limited understanding of the community only on the classification of types of waste with risk management forms such as the accumulation or burning of waste. Thus, awareness raising and integrated, simultaneous and continuous handling is needed so that the management of organic and non-organic waste becomes more right.
A Qualitative Study Exploring The Construct Of Student Well-Being In West Java High School Students Dalimunthe, Karolina Lamtiur; Susanto, Hery; Wedyaswari, Miryam
Psychological Research on Urban Society Vol. 5, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Student well-being has become a significant goal and outcome of quality education. The “PROSPER (Positivity, Relationships, Outcomes, Strengths, Purpose, Engagement, Resilience) student well-being” is a framework that provides a holistic approach to improve student’s well-being. This study aimed to explore the construct of student well-being in the West Java high school population, based on the PROSPER framework. We focused on exploring high school students in urban areas. A qualitative study was conducted in three different language zones in West Java by using observations and interviews. The data were collected by six enumerators with a total of 108 students using a sequential approach thematic analysis. The study found that student well-being and its components were consistent with the framework. However, we proposed the subcomponents of student well-being and its definitions that reflect the unique characteristics of the population. The study also found that personal factors, social factors, and physical urban environments may influence well-being from students' perspectives. This study suggests that the PROSPER framework can be used to describe student well-being and also guides the government to develop educational policies and intervention programs at school.
Think globally, act locally’ remaja anggota place-based education kopi kids Adilla, Syifa; Dalimunthe, Karolina Lamtiur; Ninin, Retno Hanggarani; Rachman, Noer Fauzi
Indigenous Vol 5, No 1 (2020): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v5i1.10369

Abstract

Abstrak. ‘Think globally, act locally,’ merupakan istilah yang kerap digunakan dalam isu pelestarian alam, dimana isu tersebut telah menjadi isu global dan pemberdayaan serta keterlibatan komunitas lokal dapat menjadi solusi dalam isu tersebut. Sunda Hejo merupakan salah satu organisasi di Garut yang bergerak dalam pelestarian alam dan pemberdayaan petani di sekitar perhutanan sosial. Sunda Hejo menyelenggarakan kegiatan Kopi Kids dalam rangka regenerasi individu yang dapat ikut bergerak dalam isu-isu komunitas lokal tersebut. Kopi Kids merupakan placed-based education dengan model pendidikan non-formal yang membuat Kopi Kids unik dan inklusif, serta berpotensi dalam menyelesaikan isu yang sedang dihadapi komunitas lokal. Kegiatan Kopi Kids menekankan pada kemampuan global serta pengetahuan lokal sehingga peserta Kopi Kids dapat bersaing di dunia luar tanpa melupakan identitas lokal mereka. Penelitian etnografis ini berfokus pada remaja di Kopi Kids, dimana pada usia tersebut remaja sedang mengeksplorasi dan mengembangkan identitasnya, serta ingin mengetahui bagaimana Kopi Kids sebagai placed-based education yang menyasar isu global pada komunitas lokal dan penguatan identitas lokal tersebut terjadi pada remaja saat para remaja terpapar dengan tren global. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saat ini Kopi Kids cenderung berada pada spektrum ‘act globally, think locally,’ dimana perilaku mereka lebih condong pada tren global tetapi cara berpikirmereka sangat kuat dengan nilai-nilai lokal, walau terdapat konotasi negatif di dalamnya. Jika kegiatan Kopi Kids sudah efektif dalam pencapaian tujuan kegiatannya, kemampuan global dan lokal akan mendukung satu sama lain sehingga dapat terwujud harapan Sunda Hejo untuk menghasilkangenerasi yang berpihak pada komunitas dan isu lingkungan di sekitar. Katakunci: etnografi; isu sustainability; placed-based education; remaja
The dynamics of risk and protective factors that shape resilience in low socioeconomic students Taqyah, Cucu; Simanjuntak, Janice Grace Lusiani Larasati; Wedyaswari, Miryam; Dalimunthe, Karolina Lamtiur; Setyowibowo, Hari
Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan Vol. 6 No. 2 (2024): November
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/jptp.v6i2.28492

Abstract

Bidikmisi students typically originate from low socioeconomic backgrounds and encounter a variety of risk factors that impede their ability to meet the requirements of the Bidikmisi scholarship, particularly in financial terms. This study utilized a qualitative collective case study methodology to investigate the pathways leading to educational resilience by examining the interplay of protective and risk factors, which are hypothesized to differ between “resilient  (n=15) and “non-resilient” (n=10) students, as determined by their Grade Point Average (GPA) and engagement in non-academic activities. Purposive sampling was employed to select Bidikmisi students based  on specific criteria. Data were gathered through in-depth interviews with third-year Bidikmisi students and were analyzed using the Social Ecological and Doughnut Resilience frameworks. The findings revealed that, in addition to financial constraints, students faced several other risk factors, including inadequate learning facilities, social barriers, social pressure, familial issues, motivation deficits, personal traits, learning difficulties, and physical and psychological health challenges. Conversely, protective factors were identified within parental support, skill development, family and identity, education, peer relationships, community engagement, and financial resources.
Gerakan Sosial Aksi Boikot Melalui Social Identity Model of Collective Action Pada Isu Bela Palestina Nugraha, Ahmad Helmi; Dalimunthe, Karolina Lamtiur; Zainal Abidin; Yuliana Hanami
SOCIUS Vol 11 No 2 (2024): Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education, Universitas Negeri P
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/scs.v11i2.685

Abstract

Pemboikotan produk Israel menjadi sorotan publik karena dampaknya yang kompleks pada sektor ekonomi, sosial, dan politik. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena pemboikotan merupakan bentuk dari aksi kolektif, manifestasi protes untuk advokasi keadilan serta perubahan sosial dan dapat dipandang sebagai aksi solidaritas terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji secara kritis tentang dampak, efektivitas, tantangan, dan kritik terhadap gerakan boikot yang lebih komprehensif melalui model aksi kolektif berbasis identitas sosial (model SIMCA). Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis dokumen dan literatur yang relevan untuk menyusun pemahaman dan membangun argumentasi dalam analisis kritis tentang fenomena boikot dan SIMCA. Kriteria literature review yang digunakan untuk sumber data pada artikel ini adalah artikel pada jurnal bereputasi internasional dan nasional. Proses pencarian data menggunakan model SASA dari Grant dan Booth yang meliputi search, appraisal, synthesis, dan analysis. Berdasarkan kajian kritis gerakan boikot melalui model SIMCA bahwa identitas sosial, ketidakadilan dan efikasi kelompok serta diperkuat dengan faktor keyakinan moral berpotensi menjelaskan gerakan boikot yang terjadi pada isu bela Palestina. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dalam pengembangan model SIMCA dan menawarkan wawasan praktis untuk memahami dinamika aksi kolektif dalam konteks konflik Israel-Palestina. Studi ini diharapkan dapat menawarkan panduan praktis bagi para aktivis dan pembuat kebijakan dalam merancang dan mengimplementasikan kampanye boikot yang lebih strategis serta berdampak.