Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Kearifan Lokal Sholat Waktu Telu Suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat I Ketut Arya Sentana Mahartha; Muh Akbar; Sudrajat Sudrajat
PATTINGALLOANG Vol. 9, No. 1 April 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v9i1.29939

Abstract

Suku Sasak merupakan penduduk yang menghuni pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pulau Lombok  ditinggali  oleh  masyarakat Sasak yang  sekitar  80 % beragama Islam, 15  %  Hindu  (sebagian  besar  dulunya  berasal  dari  Bali),  sisanya  pemeluk  agama  lain  dari berbagai  etnis  selain  tersebut  di  atas. Komposisi  ini  terjadi  setelah  perjalanan  agama-agama dalam  lintasan  sejarah  timbul  dan  tenggelam,  Hindu-Budha  dan kemudian  Islam. Beberapa  kerajaan  pernah  eksis  di Bumi Sasak, namun  sejarah  kerajaan-kerajaan  itu  adalah  sejarah  konflik,  intrik  politik  dan berujung  pada pendudukan  oleh kekuatan-kekuatan  luar,  mulai  dari  Majapahit,  Makassar/Gowa,  Karangasem,  Belanda  dan Jepang.  Bauran  faktor  kesejarahan  inilah  yang  kelak  menjadi  salah  satu  pembentuk  kekhasan identitas orang Sasak. Pengalaman getir penjajahan/penaklukan   berulang-ulang dialami Suku Sasak. Pada saat ini masih terdapat kearifan lokal yang merupakan akulturasi dari berbagai kebudayaan yang pernah berbaur di masyarakat Suku Sasak terkait dengan sejarahnya. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif, dengan menganalisis sumber. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dan gambaran terkait kearifan lokal Suku Sasak di Lombok Kata kunci : Kearifan Lokal, Suku Sasak, Akulturasi. AbstractThe Sasak tribe is a resident who inhabits the island of Lombok, West Nusa Tenggara. The island of Lombok is inhabited by the Sasak community, about 80% of whom are Muslim, 15% are Hindu (most of whom used to come from Bali), the rest are adherents of other religions from the various ethnic groups mentioned above. The material that occurs after the journey of religions in the trajectory of the journey of arising and sinking, Hindu-Buddhist and then Islam. Several kingdoms existed in Sasak Earth, but the history of these kingdoms is a history of conflict, political intrigue and outside occupation by forces, ranging from Majapahit, Makassar/Gowa, Karangasem, the Netherlands and Japan. This mix of historical factors will later become one of the forms of the distinctive identity of the Sasak people. The experience of getting repeated visits/conquests experienced by the Sasak Tribe. At this time there is still local wisdom which is the acculturation of various cultures that have mingled in the Sasak community related to its history. This study uses a qualitative method, by analyzing the sources of. Point of this research is describe about information arround local genius from Sasak tribe. Key word : Local Genius, Sasak Tribe, Aculturation.
KISAH ADIPATI JAYAKUSUMA-PANEMBAHAN SENOPATI DALAM HISTORIOGRAFI BABAD Sudrajat Sudrajat
ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 7, No 1 (2008): ISTORIA Edisi Maret 2018, Vol. 7, No.1
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.985 KB) | DOI: 10.21831/istoria.v7i1.6306

Abstract

AbstractThis research is to elaborate the relationship between Adipati Jayakusuma from Pati and Panembahan Senopati from Mataram. Regarding historians give little attention to solve this mysterious theme, we like to do research about it.This research uses historical method involving four steps that are: heuristic, critics, interpretations and historiography. We use babad as primary source of research in which Babad Pati to compare with Babad Tanah Jawi and other sources. We know that babad has several methodological weaknesses such as spatial, temporal, and factual. Regarding little writing sources, we have opinion that babad is one of solution to work away at problem. Despite, our work is not a history but a story; we wish invite for historians to begin analytical work for affect this course.From our research, we conclude that Adipati Jayakusuma and Panembahan Senopati have a brotherhood relationship. Adipati Jayakusuma is old brother because her sister is Panembahan Senopati’s wife. For the other hand their ancestor has brotherhood relationship. But we can’t tell anything that they were combat to kill one and, another. Babad Pati gives us informations that combating between Adipati Jayakusuma and Panembahan Senopati has two causes. First, misunderstanding about nonattendance Adipati Jayakusuma to meeting with her on Mataram Palace. Second, dissastified accumulation of Adipati Jayakusuma exclusively about exchange Juru Taman horse and Pragola cow, and the accomplish of Panembahan Senopati to married with Madiun princess. Finally, these causes lead for two prince from Pati and Mataram to combating one by one in Prambanan (Babad Tanah Jawi) or Kemalon (Babad Pati). But after Adipati Jayakusuma die, Mataram Prince dissatisfied in her heart caused for her misunderstanding.Keywords: Adipati Jayakusuma, Panembahan Senopati, Babad Pati, Babad Tanah Jawi.
PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU IPS SMP DI KOTA YOGYAKARTA Nur Aisyah; Sudrajat Sudrajat
JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia) Vol 6, No 2 (2019): JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jipsindo.v6i2.28401

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui upaya pemanfaatan media pembelajaran oleh guru IPS SMP di Kota Yogyakarta. Pemanfaatan media pembelajaran IPS dalam penelitian ini meliputi upaya pemanfaatan dengan membeli media pembelajaran IPS, dengan membuat atau merancang sendiri media pembelajaran IPS, dengan memodifikasi media pembelajaran IPS, dengan mengadaptasi media pembelajaran IPS dan dengan memberi penugasan siswa membuat media pembelajaran IPS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian survei yang dilakukan secara cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah guru IPS SMP di Kota Yogyakarta sejumlah 147 guru IPS SMP dengan sampel sebanyak 60 guru IPS SMP yang ditetapkan dengan teknik cluster sampling dari sekolah berstatus negeri maupun swasta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumenasi. Uji validitas instrumen menggunakan analisis skala oleh Louis Guttman dengan menghitung koefisiensi reprodusibilitas (Kr) dan koefisiensi skalabilitas (Ks) serta uji reliabilitas menggunakan rumus KR 20. Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dalam bentuk persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 83,10% (50 guru) atau sebagian besar guru IPS SMP di Kota Yogyakarta melakukan pemanfaatan media pembelajaran IPS. Pemanfaatan media pembelajaran dengan membeli sebesar 18% (11 guru), dengan membuat atau merancang sendiri sebesar 26% (16 guru), dengan memodifikasi sebesar 15% (9 guru), dengan mengadaptasi sebesar 27% (16 guru), dengan memberi penugasan siswa sebesar 14% (8 guru)
MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL DI PAUD AMONG SIWI, PANGGUNGHARJO, SEWON, BANTUL Sudrajat Sudrajat; Taat Wulandari; Agustina Tri Wijayanti
JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia) Vol 2, No 1 (2015): JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.882 KB) | DOI: 10.21831/jipsindo.v0i0.4524

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai dan karakter melalui permainan tradisional di PAUD Among Siwi, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa PAUD Among Siwi dan pendidik. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses pembelajaran di Among Siwi ditekankan pada pengembangan karakter dan budaya. Penanaman karakter melalui permainan tradisional dapat dilihat melalui permainan seperti sluku-sluku bathok, ancak-ancak alis, dempo ewaewo, baris rampak, dsb. Dalam permainan, tarian dan nyanyian aspek yang terkandung seperti Wiroso (perasaan), Wiromo (irama), Wirogo (psikomotorik/ketrampilan), sehingga nilai-nilai karakter yang tertanam dalam diri anak seperti kerjasama, kebersamaan, kreatifitas, tanggung jawab, demokrasi, percaya diri, komitmen, dapat berkembang dengan baik sejak usia dini. Teknik analisis data digunakan analisis model interaktif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses pembelajaran di Among  Siwi  ditekankan pada pengembangan karakter dan budaya. Penanaman karakter melalui permainan tradisional dapat dilihat melalui permainan seperti sluku-sluku bathok, ancak-ancak alis, dempo ewaewo, baris rampak, dsb. Dalam permainan, tarian dan nyanyian aspek yang terkandung seperti Wiroso (perasaan), Wiromo (irama), Wirogo (psikomotorik/ketrampilan), sehingga nilai-nilai karakter yang tertanam dalam diri anak seperti kerjasama, kebersamaan, kreatifitas, tanggung jawab, demokrasi, percaya diri, komitmen, dapat berkembang dengan baik sejak usia dini. permainan seperti sluku-sluku bathok, ancak-ancak alis, dempo ewaewo, baris rampak, dsb. Dalam permainan, tarian dan nyanyian aspek yang terkandung seperti Wiroso (perasaan), Wiromo (irama), Wirogo (psikomotorik/ketrampilan), sehingga nilai-nilai karakter yang tertanam dalam diri anak seperti kerjasama, kebersamaan, kreatifitas,  tanggung jawab, demokrasi, percaya diri, komitmen, dapat berkembang dengan baik sejak usia dini.
YUNANI SEBAGAI ICON PERADABAN BARAT Sudrajat Sudrajat
ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 8, No 1 (2010): ISTORIA Edisi September 2010, Vol. 8, No.1
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1037.178 KB) | DOI: 10.21831/istoria.v8i1.3721

Abstract

Artikel ini berusaha untuk mengelaborasi perkembangan peradaban Yunani dari zaman paling awal sampai kulminasinya di zaman klasik. Zaman tersebut sering disebut sebagai “Keajaiban Yunani” karena bangsa Yunani dapat mencapai puncak perkembangan peradabannya. Dengan capaian tersebut budaya Yunani dipandang sebagai ikon bagi peradaban Barat. Capaian tersebut bukan karena tanahnya yang subur dan makmur, akan tetapi karena jiwa Eropa yang haus akan pengetahuan dan memiliki disiplin yang tinggi. Dengan jiwa Eropa mereka mampu menaklukkan tantangan berupa alam yang ganas dan gersang serta mampu bersaing dengan peradaban yang cukup maju yaitu budaya Timur Dekat. Perkembangan ilmu pengetahuan Yunani dalam bidang filsafat, seni sastra, seni arsitektur, kedokteran, matematika merupakan eksplorasi awal yang kemudian menjadi fondasi bagi perkembangan peradaban Barat. Dalam bidang filsafat, trio filsuf Yunani: Socrates, Plato, dan Aristoteles menghasilkan karya yang masih dipelajari dan dikaji oleh ilmuwan hingga sekarang ini. Kata kunci: Yunani, peradaban.
REVITALISASI NILAI-NILAI BUDAYA JAWA PADA SEKOLAH BERBASIS BUDAYA Sudrajat Sudrajat
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Vol 5 No 1 (2020): Volume 5, Nomor 1, April 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jp.v5n1.p%p

Abstract

This research aims to determine the revitalization of values of Javanese culture in schools-based culture in Bantul regency, Yogyakarta. Research used qualitative research method with subject of principal, teacher, officer, and student of SMP Negeri 3 Banguntapan Bantul. Data collection technique was done by interview, observation and documentation. Data analysis using descriptive analysis techniques consist of data collection, data reduction, data display, and verification. The results show  that the revitalization of moral values of Javanese culture was done by Petruk strategy (modeling, empowering, teaching, reinforcing, unique, and comprehensive). Schools develop school culture by display of various artifacts and initiating familiar relationships. The culture laboratories built to introduce tools and instruments of Javanese culture. The management of school principal implementing values of leadership satriya (brave), prasaja (simple), setya budya (goodness), and lila (sincerity). 
PEMAHAMAN RELASIONAL DAN INSTRUMENTAL: BAGAIMANA PENGARUHNYA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS? Sudrajat Sudrajat
ELIPS: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1 (2022): ELIPS, Maret 2022
Publisher : Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/elips.v3i1.393

Abstract

Dalam pembelajaran matematika pemecahan masalah merupakan aktivitas yang penting. Hal yang paling utama dalam memecahkan masalah adalah menemukan dan memahami apa saja yang telah diketahui. Siswa akan sangat mudah memecahkan suatu masalah matematis ketika pemahaman relasional tertanam pada diri siswa. Selain itu dalam pembelajaran matematika pemahaman instrumental juga dibutuhkan, karena pemahaman relasional dan pemahaman instrumental sangat berkaitan erat. Tujuan Penelitian ini untuk mengkaji bagaimana pengaruh pemahaman relasional dan instrumental dalam proses pembelajaran matematika ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis. Jenis penelitian ini menggunakan literature review. Adapun langkah-langkah penelitian ini, yaitu merumuskan masalah, mengumpulkan data, mengevaluasi kelayakan data, menganalisis dan menginterprestasikan data yang relevan dan menyajikan hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemahaman relasional dan instrumental dalam pembelajaran matematika ditinjau dari pemecahan masalah matematis. Dalam pembelajaran matematika siswa yang berkemampuan pemecahan masalah matematis tinggi memiliki kemampuan pemahaman relasional dan instrumental yang baik, sedangkan siswa yang memiliki pemecahan masalah matematis pada kategori sedang dan rendah hanya memiliki kemampuan pemahaman instrumental.
Virtual Learning in Indonesia's First Secondary School: To Anticipate Learning Loss Farhan Ferian; Sudrajat Sudrajat
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 14, No 3 (2022): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.38 KB) | DOI: 10.35445/alishlah.v14i3.1906

Abstract

Some research results state that the impact of implementing learning during the COVID-19 pandemic is in the form of online learning, one of which is learning loss. The purpose of the study is to provide notes on online learning in Indonesia that in addition to focusing on learning, one must also be able to anticipate learning loss. This study uses a literature study method by selecting various research articles that are in accordance with the research study. The results of the research state that indeed online learning will have an impact in the form of learning loss and in this research it also provides solutions in resolving learning loss through more intense communication from teachers and parents and maximizing teacher activities in learning so that they can anticipate learning loss so as to achieve learning goals. such as: online learning using a platform that is student-friendly and comfortable to use by students so that students can study at home to the maximum and parental control must always be done because learning takes place at home. The results of this study are expected to be able to anticipate learning loss, inspire parents and teachers to be able to take the importance of online learning for students.
REVITALISASI NILAI-NILAI BUDAYA JAWA PADA SEKOLAH BERBASIS BUDAYA Sudrajat Sudrajat
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Vol 5 No 1 (2020): Volume 5, Nomor 1, April 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.915 KB) | DOI: 10.26740/jp.v5n1.p%p

Abstract

This research aims to determine the revitalization of values of Javanese culture in schools-based culture in Bantul regency, Yogyakarta. Research used qualitative research method with subject of principal, teacher, officer, and student of SMP Negeri 3 Banguntapan Bantul. Data collection technique was done by interview, observation and documentation. Data analysis using descriptive analysis techniques consist of data collection, data reduction, data display, and verification. The results show  that the revitalization of moral values of Javanese culture was done by Petruk strategy (modeling, empowering, teaching, reinforcing, unique, and comprehensive). Schools develop school culture by display of various artifacts and initiating familiar relationships. The culture laboratories built to introduce tools and instruments of Javanese culture. The management of school principal implementing values of leadership satriya (brave), prasaja (simple), setya budya (goodness), and lila (sincerity). 
“Osob Kiwalan Ngalaman”: Mengulik penggunaan bahasa slang sebagai identitas lokal masyarakat Malang, Jawa Timur Wildhan Ichzha Maulana; Farida Dwitya Aninda; Sudrajat Sudrajat; Amirul Syafiq
LITERA Vol 22, No 1: LITERA (MARCH 2023)
Publisher : Faculty of Languages, Arts, and Culture Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ltr.v22i1.56310

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sisi historis, pemetaan, serta penetapan osob kiwalan ngalaman sebagai identitas lokal masyarakat Malang. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan model etnolinguistik. Mengenai pengumpulan data seputar osob kiwalan ngalaman dilakukan dengan menyimak dan mencatat percakapan sehari-hari antar anggota masyarakat Malang, menggali berbagai contoh dialog percakapan pada platform digital online, serta berbagai literatur yang relevan dengan topik penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) osob kiwalan ngalaman awalnya merupakan strategi kode sandi yang dicetuskan tokoh GRK Suyudi Raharno saat terjadi agresi militer Belanda I II di Malang. (2) Terdapat 8 pemetaan osob kiwalan ngalaman meliputi pembalikan fonem langsung, pembalikan fonem yang disertai pelepasan, pembalikan fonem tanpa disertai perubahan posisi dua konsonan bergandengan, pembalikan yang disertai penambahan fonem, pembalikan fonem disertai modifikasi purposif, pembalikan fonem disertai perubahan bunyi, pemendekan kata, serta adopsi kata asing. (3) Slang osob kiwalan ngalaman menjadi identitas lokal masyarakat Malang yang ditandai dengan penggunaannya sebagai identitas diri, bahasa dalam media massa, serta simbol pemersatu masyarakat.Kata kunci: Osob Kiwalan Ngalaman, slang, identitas lokal, Malang “Osob Kiwalan Ngalaman”: Unraveling the use of slang as the local identityof the Malang community, East Java AbstractThis research study aims to determine the historical side, mapping, and determination of osob kiwalan ngalaman as the local identity of the people of Malang. The research method used is descriptive qualitative with an ethnolinguistic model. Data collection around osob kiwalan ngalaman was carried out by listening to and recording daily conversations between members of the Malang community, exploring various examples of conversational dialogue on online digital platforms, as well as various literature relevant to the research topic. While the results of this study indicate that (1) experienced person initially was a coding strategy initiated by GRK figure Suyudi Raharno during the Dutch military aggression I II in Malang. (2) There are 8 mappings osob kiwalan ngalaman including direct phoneme reversal, phoneme reversal accompanied by release, phoneme reversal without a change in the position of two consonant pairs, reversal accompanied by the addition of a phoneme, phoneme reversal accompanied by purposive modification, phoneme reversal accompanied by sound changes, shortening of words, and adoption of foreign words. (3) Slang osob kiwalan ngalaman become the local identity of the people of Malang which is marked by its use as self-identity, language in the mass media, as well as a unifying symbol of society.Keywords: Osob Kiwalan Ngalaman, slang, local identity, Malang