p-Index From 2020 - 2025
7.706
P-Index
This Author published in this journals
All Journal International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE) Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Jurnal Pendidikan Vokasi Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Cakrawala Pendidikan Jurnal Kependidikan: Penelitian Inovasi Pembelajaran Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan JOURNAL OF EDUCATION Socia : Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan ISTORIA INFORMASI Efisiensi : Kajian Ilmu Administrasi DIMENSIA: Jurnal Kajian Sosiologi Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Jurnal Pendidikan Indonesia JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia) P2M STKIP Siliwangi Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Abjadia, International Journal of Education Sawwa: Jurnal Studi Gender Cosmogov: Jurnal Ilmu Pemerintahan Religious: Jurnal Studi Agama-Agama dan Lintas Budaya Jurnal Manajemen Pendidikan AL ISHLAH Jurnal Pendidikan Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA) Pendekar : Jurnal Pendidikan Berkarakter NUANSA JETL (Journal Of Education, Teaching and Learning) PROGRESIF: Jurnal Hukum Jurnal Pendidikan dan Konseling Jurnal Eduscience (JES) Mediakom : Jurnal Ilmu Komunikasi Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Law Research Review Quarterly Jurnal Inovasi Pendidikan dan Sains Jurnal Didaktika Pendidikan Dasar Didaktika: Jurnal Kependidikan EMBISS: Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis, Sosial Seminar Nasional Peningkatan Mutu Pendidikan JURNAL PENDIDIKAN IPS Jurnal Citra Pendidikan International Journal of Science and Society (IJSOC) Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Jurnal Citra Pendidikan Anak Electronic Journal of Education, Social Economics and Technology Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi) Jurnal Legalitas
Claim Missing Document
Check
Articles

Nilai-nilai Kepemimpinan Pada Masa Demokrasi Parlementer (1950-1959) Wulandari, Taat
NUANSA Vol 1 No 1 (2012): Edisi Maret - Agustus 2012
Publisher : STKIP Al-Amin Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.432 KB)

Abstract

Meningkatnya jumlah kemiskinan, kebijakan pemimpin yang lebih mengutamakan kepentingan diluar kesejahteraan rakyatnya, merupakan bentuk kegagalan demokrasi modern, contoh riil yang dihadapi yaitu meningkatnya harga pangan, meningkatnya harga minyak, merupakan bukti kegagalan produk tidak adanya kepemimpinan di negeri ini. Sehingga puncak dari tidak adanya /krisis kepemimpinan dan keteladanan maka bergeraklah gelombang reformasi 1998. Dan sukses dengan tumbangnya rezim tiga dasawarsa yang telah berkuasa selama rentang waktu tersebut. Di antara begitu banyak pekerjaan yang sekarang sangat menonjol di Indonesia sejak bulan Mei 1998, ialah reformasi politik, reformasi kelembagaan negara, pembentukkan kembali ekonomi yang sehat, dan ada tugas lain yang penting dan bisa menolong proses reformasi itu, tetapi belum begitu menarik perhatian. Yang dimaksudkan adalah upaya mempelajari dan menggali sejarah Indonesia pada masa demokrasi parlementeri, karena di situ orang bisa mencari kesulitan sekarang. Selain itu mungkin ada pelajaran yang dapat melapangkan sedikit jalan keluar dari keadaan yang penuh kesengsaraan, ketidakpastian, dan kejengkelan zaman sekarang. Pelajaran tersebut dapat kita pelajari dan ambil dari sejarah Indonesia pada masa demokrasi parlementer. Penelitian ini mengajak kita menggali inspirasi dari zaman demokrasi parlementer tahun lima puluhan.
Perbedaan metode debat dan ceramah terhadap penguasaan konsep IPS ditinjau dari berpikir kritis siswa Rivai, Immawati Nur Aisyah; Wulandari, Taat
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Vol 5, No 1 (2018): March
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.535 KB) | DOI: 10.21831/hsjpi.v5i1.11181

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan: (1) penguasaan konsep IPS yang dihasilkan oleh metode debat dan metode ceramah; (2) penguasaan konsep pada kemampuan berpikir kritis tinggi antara metode debat dan metode ceramah; (3) penguasaan konsep pada kemampuan berpikir kritis rendah antara metode debat dan metode ceramah; dan (4) interaksi pengaruh metode pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis terhadap penguasaan konsep IPS. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain faktorial 2x2. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling dan terpilih kelas VIII 1 dan VIII 2. Validitas instrumen tes penguasaan konsep diukur dengan expert judgement dan reliabilitasnya diukur dengan metode iteman. Validitas angket diukur dengan analisis faktor dan reliabilitasnya diukur dengan Cronbach 's Alpha. Normalitas data diuji dengan Kolmogorov-Smirnov. Homogenitas data diukur dengan Levene test. Uji hipotesis penelitian menggunakan teknik Analisis Varian 2x2 pada signifikansi 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan konsep yang dihasilkan oleh metode debat  dan ceramah dalam pembelajaran IPS; (2) terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan konsep IPS pada kemampuan berpikir kritis tinggi antara metode debat dan ceramah; (3) terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan konsep IPS pada kemampuan berpikir kritis rendah antara metode debat dan ceramah; dan (4) terdapat interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran dan berpikir kritis siswa terhadap penguasaan konsep IPS.Kata kunci: Metode Debat, metode ceramah, berpikir kritis, penguasaan Konsep IPS THE DIFFERENCE DEBATE AND LECTURE METHODS IN THE MATERY OF CONCEPT OF SOCIAL STUDIES AND CRITICAL THINKING OF THE STUDENTAbstractThis research aims to determine significant differences: (1) mastery of the concepts social studies produced by debate method and a lecture method; (2) mastery of the concept of critical thinking skills high on the methods of debate and a lecture; (3) mastery of concepts at lower critical thinking skills among the methods of debate and a lecture; and (4) the interaction effect of teaching methods and critical thinking skills to mastery of concepts social studies. This research was quasi experiment using the 2x2 factorial design. This study population is all students of SMP Negeri 23 Makassar. Sampling using purposive random sampling and elected VIII grade 1 and VIII 2 that use the lecture method. The validity of the assessment instruments mastery of concepts  measured by expert judgment and reliabiJity was measured by using the iteman  method. The validity of the questionnaire was measured by Cronbach's  Alpha. The data normality was tested by Kolmogorov-Smimov. The data homogeneity was tested by Levene test. The hypothesis testing using was perprmed using the analysis of variance 2x2 at significantly 0.05. The results showed that: (1) there is a significant difference mastery of concepts generated by the methods of debate and lectures .in teaching social studies; (2) there are significant differences in the social studies concept mastery higher critical thinking skills among  the methods of debate and lectures; (3) there are significant differences in the  social studies concept mastery poor critical thinking skills among the methods of debate and  lectures; and (4) there is a  significant interaction between method of learning and critical thinking of students towards mastery of concepts social studies.Keywords:debate method, lecture method, critical thinking, concepts mastery social
PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN saliman, Saliman
Informasi Vol 35, No 2 (2009): INFORMASI
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.048 KB) | DOI: 10.21831/informasi.v2i2.6391

Abstract

Pendekatan inkuiri pada dasarnya adalah menggunakan pendekatan konstruktivistik, di mana setiap mahasiswa sebagai subyek belajar, dibebaskan untuk menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan fenomena, ide, atau informasi baru yang dipelajari. Dengan demikian, dalam proses belajar mahasiswa telah membawa pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah, dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang diperoleh dalam proses belajar. Mahasiswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapatnya secara bebas tanpa ada rasa takut akan terjadi kesalahan. Semakin banyak mahasiswa yang berani mengemukakan pendapat, dapat diartikan bahwa pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran di kelas dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa. Proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas dan interaksi, karena persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. Pengetahuan tidak dipisahkan dari aktivitas di mana pengetahuan itu dikonstruksikan, dan di mana makna diciptakan, serta dari komunitas budaya di mana pengetahuan didesiminasikan dan diterapkan. Dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini mahasiswa akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diamati, dipelajari, dan dicermati, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep mata kuliah dalam kegiatan pembelajaran. Secara logika apabila mahasiswa meningkat partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran, maka secara otomatis akan meningkatkan pemahaman konsep materi pembelajaran, dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi belajar.
MENGUATKAN NASIONALISME BARU GENERASI MUDA YANG BERKARAKTER (UPAYA MENGEMBANGKAN MODEL PENCEGAHAN RADIKALISME DAN TERORISME DI KAMPUS Saliman, Abdul Rasyid; Agustian, Rio Armanda
Law Research Review Quarterly Vol 3 No 2 (2017): L. Research Rev. Q. (May 2017) "Supervision of Immigration in the Control of Radi
Publisher : Faculty of Law Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.465 KB) | DOI: 10.15294/snh.v3i1.20928

Abstract

Patriotisme bagi generasi muda harus terus ditingkatkan, yaitu adanya suatu generasi yang berpikir integralistik dalam hubungan kesatuan dan keutuhan wilayah NKRI dengan semangat otonomi daerah, berkarakter unggul dengan pendekatan kearifan lokal, berpikir rasional, kritis, inovatif, terbuka dan dinamis yang didasari semangat merdeka dalam berkarya. Sebetulnya generasi muda telah memiliki kesatuan tekad untuk membangun masa depan bersama yang akan mengurus terwujudnya aspirasi dan kepentingan bersama secara adil. Faktor penghambat yang dapat menjadi tantangan terhadap nasionalisme bagi generasi muda saat ini adalah adanya keinginan mendirikan negara agama, seperti fenomena radikalisme yang masuk ke kampus-kampus, tokoh-tokoh radikal yang dijadikan idola baru generasi muda, fenomena ISIS dengan model rekrutmen yang menggunakan media sosial yang dapat memikat generasi muda, adanya pemimpin daerah yang tidak cakap memimpin, isu-isu demokratisasi, HAM, lingkungan hidup, liberalisme dan universalisme yang telah menembus dan merasuki cara pandang dan cara berpikir pragmatis generasi muda. Dengan demikian, solidaritas agama dapat menggeser kesetiaan nasional, universalisme ideologi agama menggeser nasionalisme dan pada akhirnya menghilangkan identitas nasional. Tidak melawan perang pemikiran (perang ideologi) dengan kekuatan senjata, tetapi dengan ilmu pengetahuan. Disinilah pentingnya kita mempertahankan kesatuan ideologi Pancasila dalam berperilaku, dan bertindak dalam perang melawan radikalisme yang tumbuh di masyarakat. Membangun semangat cinta tanah air dengan tujuan membangun generasi yang berbudaya unggul, bangga berbangsa dan berbahasa Indonesia pada saat ini menjadi masalah pokok dan penting dalam membentuk karakter bagi generasi muda agar memiliki daya tahan dalam menghadapi dinamika perubahan dan dalam upaya pencegahan radikalisme yang gencar berkembang di kampus-kampus tersebut. Tulisan ini menguraikan bagaimana membangun nasionalisme baru generasi muda yang berkarakter unggul dalam upaya mengembangkan model pencegahan radikalisme dan terorisme yang berkembang marak akhir-akhir ini di kampus.
MODEL PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI ‘SEKOLAH PEMBAURAN’ MEDAN Saliman, Saliman; Wulandari, Taat; Mukminan, Mukminan
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN OKTOBER 2014, TH. XXXIII, NO. 3
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v3i3.2383

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model pendidikan multikultural di Sekolah Pembauran Medan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Pembauran Medan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedang kredibilitas data diperoleh lewat triangulasi metode. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dengan menggunakan bantuan pedoman observasi dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis interaktif versi Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan di Sekolah Pembauran Medan merupakan nama yang digunakan untuk menyebut sekolah di bawah Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda menggunakan Whole School Approach yang meliputi visi dan kebijakan sekolah, kepemimpinan dan manajemen, kapasitas dan kultur, aktivitas peserta didik, kolaborasi dengan masyarakat luas, serta kurikulum dan pengajaran. Kata Kunci: Sekolah Pembauran, pendidikan multikultural, whole school approach AMULTICULTURAL EDUCATION MODEL IN SEKOLAH PEMBAURAN MEDAN Abstract: This study was aimed to describe a model of the multicultural education implemented in Sekolah Pembauran Medan, North Sumatra. This study employed the qualitative approach using the case study approach. The study was conducted in Sekolah Pembauran Medan. The data collection techniques consisted of observations, interviews and documentation. The main research instrument was the researchers themselves supported by observation sheets and interview guidelines. The data analysis was performed using the interactive analysis developed by Miles and Huberman. The research findings showed that Sekolah Pembauran Medan is the name used to refer to the school under the Education Foundation of Sultan Iskandar Muda using the Whole School Approach which includes: the vision and policies of the school; leadership and management; capacity and culture; activities of learners; collaboration with wider communities; and curriculum and instruction. Keywords: Sekolah Pembauran, multicultural education, Whole School Approach
MODEL PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI ‘SEKOLAH PEMBAURAN’ MEDAN Saliman, Saliman; Wulandari, Taat; Mukminan, Mukminan
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN OKTOBER 2014, TH. XXXIII, NO. 3
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v3i3.2383

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model pendidikan multikultural di Sekolah Pembauran Medan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Pembauran Medan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedang kredibilitas data diperoleh lewat triangulasi metode. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dengan menggunakan bantuan pedoman observasi dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis interaktif versi Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan di Sekolah Pembauran Medan merupakan nama yang digunakan untuk menyebut sekolah di bawah Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda menggunakan Whole School Approach yang meliputi visi dan kebijakan sekolah, kepemimpinan dan manajemen, kapasitas dan kultur, aktivitas peserta didik, kolaborasi dengan masyarakat luas, serta kurikulum dan pengajaran. Kata Kunci: Sekolah Pembauran, pendidikan multikultural, whole school approach AMULTICULTURAL EDUCATION MODEL IN SEKOLAH PEMBAURAN MEDAN Abstract: This study was aimed to describe a model of the multicultural education implemented in Sekolah Pembauran Medan, North Sumatra. This study employed the qualitative approach using the case study approach. The study was conducted in Sekolah Pembauran Medan. The data collection techniques consisted of observations, interviews and documentation. The main research instrument was the researchers themselves supported by observation sheets and interview guidelines. The data analysis was performed using the interactive analysis developed by Miles and Huberman. The research findings showed that Sekolah Pembauran Medan is the name used to refer to the school under the Education Foundation of Sultan Iskandar Muda using the Whole School Approach which includes: the vision and policies of the school; leadership and management; capacity and culture; activities of learners; collaboration with wider communities; and curriculum and instruction. Keywords: Sekolah Pembauran, multicultural education, Whole School Approach
Understanding Indonesian history, interest in learning history and national insight with nationalism attitude Johan Setiawan; Aman Aman; Taat Wulandari
International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE) Vol 9, No 2: June 2020
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.066 KB) | DOI: 10.11591/ijere.v9i2.20474

Abstract

The purpose of this study was to investigate the relationship of understanding Indonesian history, interest in learning history and national insight with the nationalism attitude among State Senior High School students in Ngaglik subdistrict, Yogyakarta. The data collection used tests and questionnaires distributed to 126 students who were the respondents, the data were analyzed quantitavely using SPSS version 21. The validity test of the instrument employed biserial point correlation and reliability test using the Kuder–Richardson Formula 20 (KR 20) formula. Analysis prerequisite tests include normality test, linearity test, and multicollinearity test. The hypotheses were tested using Pearson’s product moment correlation and multiple correlation The results of the data analysis shows: (a) there is a positive and significant relationship between understanding Indonesian history with nationalism attitude; (b) there is a positive and significant relationship between interest in learning history and nationalism attitude; (c) there is a positive and significant relationship between national insight and nationalism; and (d) there is a simultaneously positive and significant relationship between understanding of Indonesian history, interest in learning history, and national insight with nationalism attitude.
Evaluasi Praktek Pendampingan Best Practice Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Di SMP Di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah Saliman Saliman; Satriyo Wibowo; Anik Widiastuti; Raras Gistha Rosardi
SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Vol. 1 No. 1 (2020): Seminar Nasional Peningkatan Mutu Pendidikan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas pembelajaran IPS bagi guru perlu mendapatkan perhatian khusus melalui kegiatan pendampingan. Tantangan dan peluang guru untuk menunjukkan ide dan gagasan kreatifnya semakin terbuka lebar. Best Practice merupakan ketrampilan menulis yang harus dimiliki seorang guru untuk mengevaluasi dan menjadikan bahan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan. Metode kegiatan yang digunakan antara lain: ceramah, workshop, dan penugasan. Rancangan ditentukan dengan menilai penugasan peserta didik dengan rentang skor 0-100 dan memberikan angket kepuasan pelanggan PPM dengan butir soal sebanyak 40 dan rentang skor 1-4. Pemahaman guru setelah diberikan materi tentang Best Practice; Menjadikan Sekolah Unggul dengan metode ceramah, workshop serta penugasan. Berdasarkan hasil penilaian naskah Best Practice yang dibuat oleh semua peserta PPM maka hasilnya adalah 25% berkategori sangat baik dengan nilai diatas 85, 60% berkategori baik dengan nilai antara 70 sampai 85 sedangkan 15% berkategori cukup dengan nilai dibawah 70. Berdasarkan hasil angket kepuasan guru yang dibagikan oleh Tim Pengabdi sebagai bentuk evaluasi kegiatan pendampingan maka diperoleh 64% berada pada katergori tinggi, 30% berada pada kategori cukup tinggi dan 6% berada pada kategori rendah.
REKAYASA SOSIAL KOLABORASI PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL: PRAKSIS DI YAYASAN PERGURUAN SULTAN ISKANDAR MUDA Taat Wulandari
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 4, No 2 (2016): Desember
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppfa.v4i2.12424

Abstract

Banyak variabel kompleks untuk menilai kondisi satu masyarakat (Indonesia), apakah masyarakat dalam keadaan ideal sesuai dengan cita-cita seluruh anggotanya atau tidak. Dua di antara variabel tersebut yakni tampak dari adanya kecenderungan karakter sebagian masyarakat yang mengalami kemunduran dan rentannya permasalahan yang muncul akibat heterogenitas masyarakatnya. Dua persoalan tersebut, alangkah baiknya tidak hanya berhenti sebatas wacana, komoditas pers, atau bahkan komoditas politik. Harus ada praksis yang dikerjakan apabila ingin mengatasinya melalui tindakan-tindakan yang visible dan terukur dalam bentuk aksi nyata. Medium pendidikan (pendidikan karakter) dapat menjadi satu alternatif  terhadap upaya memerangi mundurnya karakter masyarakat dan pendidikan multikultural menjadi medium untuk mengatasi permasalahan karena heterogenitas anggota masyarakatnya. Meskipun di satu pihak, kebhinnekaan masyarakat Indonesia tidak boleh dipersalahkan ketika banyak terjadi konflik, di pihak lain kebhinnekaan harus menjadi potensi agar efektif mempersatukan rakyat yang beranekaragam dan terpencar. Nafas ‘pendidikan karakter’ dan ‘pendidikan multikultural’ selaku conditio sine qua non ini tampak dalam praksis pendidikan di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda atau ‘Sekolah Pembauran’ di Medan, Sumatera Utara.Kata kunci: pendidikan karakter, pendidikan multikultural, sekolah pembauran SOCIAL ENGINEERING COLLABORATION OF EDUCATION CHARACTER AND MULTICULTURAL EDUCATION: PRAXIS EDUCATIONAL FOUNDATION IN SULTAN ISKANDAR YOUNGAbstractThere are many complex variables to assess the condition of the society (Indonesia), whether a society has the ideal condition based on the visions of its members or not. Two of the variables include the tendency of some people whose character has experienced a setback and the vulnerability of problems that arise due to the heterogeneity of the community. These two issues should not become a plan, a news commodity, or even a political commodity only. There must be a praxis that is performed to solve the problems through visible and measurable actions in the form of real action. A medium of education (character education) can be an alternative to fight against the decadence of the character of the community and multicultural education can be a medium to overcome the problems due to the heterogeneity of the community members. The diversity of the Indonesian society should not be blamed when a conflict occurs but it should be able to effectively unite the diverse society. The core of 'character education' and 'multicultural education' as the conditio sine qua non can be seen from the praxis of education at Sultan Iskandar Muda foundation or 'Sekolah Pembauran' in Medan, North Sumatra.Keywords: character education, multicultural education, sekolah pembauran
Dampak Krisis Terhadap Ketenagakerjaan Indonesia - Saliman
Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Vol 2, No 1 (2005)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jep.v2i1.657

Abstract

The economic growth of Indonesian before the year 1997 was considerably rapid and able to bring Indonesia obtaining a notation as one of Asian tigers. The economic growth brought positive impact to the matters pertaining to manpower of Indonesia. In 1997 the economic crises had befallen on Indonesia, the economic condition of Indonesia destroyed, business and industrial world were collapsed, signed by the bankruptcy of several companies. Even, there were some companies moved abroad, seeking new countries that had lower costs of production as home base. The impact of the crisis was many labor force lost their employment. The severance of working relation (PHK) was undertaken for the sake of efficiency so that the production could be run. On the other side, new job seekers emerged to compete in obtaining work field. The accumulation of the severance of working relation (PHK) and new labor force results in the increasing number of unemployment. Meanwhile the absorption power of work field was considerable limited due to the lack of opening new business.Ironically, there were various job vacancies unoccupied. The vacancies were still unoccupied since many job seekers graduating from Indonesian educational institution lacked expertise, skills and professionalism demanded. The educational institution had merely been able to pass unprepared labor force. Consequently, many educated unemployed could not be absorbed in field of work. There shall be many potential negative impacts due to the educated unemployment. Therefore, it necessitated real efforts in educational world to prepare its graduates so that they would be absorbed in work field, for example by the reevaluation of curriculum substance. The curriculum should be able to provide real experience for students. The entrepreneurship as exploratory subject should be taught since Senior High School. Furthermore, the apprentice program needed to be formulated by involving world of business and industry so that the implementation would give contribution significantly to the preparation process of labor force.
Co-Authors Achmad, Itsna Laily Rosyida Adi Suryanto Agus Riadi Agustin, Eka Wulandari Agustina Tri Wijayanti Agustiyanto, Piko Alfiyani, Nur Aman Aman Andri, Yuda Anik Widiastuti Anik Widiastuti, Anik Ardhiana Puspitacandri, Ardhiana Ari Wijayanti Atmawijaya, Surya Azzahra, Adinda Febriyan Baharudin Bhismantara, Bramanti Sancaka Dinastiti, Brillianin Dwijayanti, Risqi Inayah Dyah Kumasalari Edwanto, Maulidia Nuraini Edward Kurnia Setiawan Limijadi, Edward Kurnia Setiawan Elisabeth Vita Mutiarawati Enny Agustina Fastiani, Afria Eky Fathurrahman Fathurrahman Feri Dwi Jayanti Fitroti, Fahma Fritz Hotman Syahmahita Damanik Fritz Hotman Syahmahita Damanik Fritz Hotman Syahmahita Damanik Ghaisani, Larasati Hadisaputra Hadisaputra Hanifah, Erma Nur Happri Novriza Setya Dhewantoro Heri Susanto Husni Tamrin, Husni Husni Thamrin Irnawati Irnawati Iskandar, M. Yakub Jamal, Muh. Jayanti, Feri Dwi Jefri Rieski Triyanto Karningsih Karningsih Khasanah, Meilani Noor Kifly, Windy Korokai, Anastasya Laely Armiyati Leonardo Sari, Avid Lilik Dyah Wulandari Lingga, Metro Manurung, Oktafiana Marlina, Dini Mohammad Syawaludin Muhammad Rijal Fadli Mujib, Muhammad Asyroful Mukminan Munawarah Munawarah, Munawarah Nasiwan nasiwan Nelawati, Ulya Novianda, Riescha Novika Malinda Safitri Nur Alfiyani Nurhayati Nurhayati Nurholipah Nurholipah Nurlaili Handayani nurul khotimah Oktavianingrum, Fabiola Nurul Olivia, Helen Permatasari, Wulan Primanisa Inayati Azizah Purwadi, Danang Putu Ira Sita Rahmadani, Nurulita Fina Rahmah, Nida'ur Rahmelia, Vivi Raras Gistha Rosardi Raudya Setya Wismoko Putri Retna Ngesti Sedyati, Retna Ngesti Riko Septiantoko Rio Armanda Agustian Rivai, Immawati Nur Aisyah Rokhim, Hanif Nur Rukiyati Rukiyati Rustono - Ryanto, Ridho Safitri, Sulistia Satriyo Wibowo Sawitri, Isma Setiawan, Johan Setiawan, Rizky Setyobudi, fauzy Siregar, Firda Siti Irene Astuti Dwiningrum Situngkir, Grace Fine Sudrajat Sudrajat Sudrajat Sudrajat Sugiharyanto Sugiharyanto Sukrisno, Wijayano Hadi Supandi Supardi Supardi Supardi Supardi Supardi, Supardi, Taufiqurrachman Tiara Umar Umar Utami, Dinda Dwi Widiyastuti, Anik Wijayanti, Hendrika Tri Wirazilmustaan, Wirazilmustaan Yaacob, Norazlan Hadi Yacoob, Norazlan Hadi Yoyok Soesatyo Yuliantri, Rhoma Dwi Aria Yumi Hartati Z. A., Safrizal Zulkifli, Muhamad Aziz