Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Strategi Depot Per Depot (DPD) dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Penerapan Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Kabupaten Ogan Ilir Inoy Trisnaini; Imelda Purba; Rahmatillah Razak
Jurnal Pengabdian Dharma Wacana Vol 1, No 3 (2020): Jurnal Pengabdian Dharma Wacana
Publisher : Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37295/jpdw.v1i3.30

Abstract

Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2015, bahwa angka kejadian diare tertinggi pada semua usia dari ialah Kecamatan Indralaya, dengan angka kejadian diare 843 kasus. Mengingat semakin banyaknya penggunaan dan pemanfaatan AMIU untuk kebutuhan vital masyarakat dan adanya indikasi kurang amannya AMIU di berbagai kota besar di Indonesia termasuk di Kabupaten Ogan Ilir, maka perlu adanya pengawasan atau monitor serta pengujian yang memadai atas keamanan AMIU yang beredar di Kabupaten Ogan Ilir. Kegiatan pengabdian dilakukan di 30 Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Kabupaten Ogan Ilir, dengan menggunakan metode penyuluhan secara lisan dan pembagian leaflet. Hasil kegiatan menunjukkan masih terdapat DAMIU yang belum sepenuhnya memiliki sanitasi yang baik, serta masih terdapat karyawan DAMIU yang belum mengetahui dan menerapkan personal hygiene yang baik, sehingga kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan dan penerapan hygiene sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Ogan Ilir. Namun dalam hal ini perlunya kerja sama pihak-pihak terkait, diantaranya ialah dinas kesehatan dan puskesmas setempat.
The Relation between Rainfall and Larval Density of Dengue Hemorrhagic Fever with Spatial Modeling Luthfiyah Maretha; Rahmatillah Razak; Achmad Fickry Faisya
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 18 No. 1: MARCH 2022
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.956 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v18i1.18388

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease transmitted by the aedes aegypti mosquito. This study aims to determine the relationship between rainfall and larval density which consist of House Index (HI), Container Index (CI), Breteau Index (BI), and Larval Free Rate (LFR) on the incidence of dengue hemorrhagic fever using GIS modeling. The research method is quantitative with a spatial approach and Univariate and Bivariate analysis. The study population was all cases of DHF in all working areas of Lahat District Health Center, Lahat Regency in 2016-2019. The results of the statistical correlation test showed that there was a correlation between rainfall and the incidence of DHF with a value (p=0.003), while larval density showed a correlation between HI and the DHF incidence (p-value=0.007), CI (p-value=0.007), BI (p-value=0.007). ABJ (p-value=0.012). Spatially, it was found that the incidence of dengue fever was high in the working regions of Public Health Center with high HI (≥5%), low CI (<10%), low BI (<50%), and low larvae-free rate (<95%). It can be concluded that there is a relation among rainfall, HI, CI, and BI on the incidence of DHF in Lahat Regency in 2016-2019 and spatially shows the high incidence of DHF in high HI (≥5%) and low LFR (<95%). It is recommended that the Lahat Regency Office used climate information from the BMKG in planning a program to eradicate DHF and eradicate mosquito nests during the rainy season in Lahat District.
IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO STUNTING DAN UPAYA PENCEGAHAN DENGAN INTERVENSI SECARA KOLABORATIF DI KABUPATEN EMPAT LAWANG Febriansyah Febriansyah; Nely Murniati; Hamzah Hasyim; Fenny Etrawati; Widya Lionita; Rahmatillah Razak; Anggun Budiastuti; Indah Yuliana
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 4 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i4.1510-1511

Abstract

Stunting merupakan proses terlambatnya tumbuh kembang anak karena kekurangan gizi kronik, inveksi penyakit berulang dan stimulasi psikosial pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Permasalahan Stunting merupakan masalah nasional sesuai dengan Perpres 42/2013 Tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi untuk mencapai generasi emas pada 2045. Berdasasrkan data dari SSGI 2021 angka stunting Indonesia masih cukup tinggi yaitu 24,4 % dan di targetkan 14% pada tahun 2024 dan pada kabupaten Empat Lawang masih sebesar 26% di tahun 2021 dengan jumlah lokasi utama penangan stunting 58 desa sekabupaten Empat lawang pada tahun2022 serta di targetkan sebesar 15% pada tahun 2024. Permasalahan yang muncul ialah kurangnya kesadaran masyrakat dan upaya kerjasama antar elemen di kabupaten Empat Lawang yang menyebabkan keadaan Stunting di Kabpupaten Empat lawang ini masih tinggi.. Metode yang dipakai dalam Pengabdian ini ialah metode penyuluhan dan di lanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) antar Elemen penggerak penanganan Stunting Empat Lawang. Hasil yang didapatkan melalui kegiatan ini ialah meningkatnya pemahaman tentang pentingnya penangnan stunting bagi elemen penggerak penanganan Stunting di tingkat Kabupaten Empat Lawang, meningkatnya fungsi kordinasi antar elemen.
IDENTIFIKASI SANITASI LINGKUNGAN DASAR RUMAH TANGGA MELALUI SURVEY DAN PENYULUHAN DI KAWASAN TAMBAK PERAIRAN SUNGAI MUSI KECAMATAN GANDUS Rahmatillah Razak; Yuanita Windusari; Anita Camelia
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2023): Jurnal Panrita Abdi - April 2023
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v7i2.20814

Abstract

Improved sanitation is an effort to prevent disease and health problems from environmental risk factors to realize a healthy environmental quality from the physical, chemical, biological, and social aspects. One of the efforts that can be done, namely increasing access to clean water, sanitation facilities, and hygienic behavior (WASH), is a significant opportunity to improve public health and welfare by preventing the spread of disease and improving nutritional status. This service aims to identify environmental sanitation and efforts to improve public health status. The method used in this service was a survey and observation in 24 residents' houses, then continued with providing education and counseling about environmental health. The results of the service show that the characteristics of most residents' houses still need a ceiling. On average, respondents throw away their garbage and burn it, residents have trash cans, but they are temporary, and the conditions are not strong or tightly closed. Most respondents already have a latrine with a sitting latrine type, but the distance is less than 10 meters, and there is still a lack of clean water sources, so they do not meet the requirements. Almost half of the respondents stated that a family member had been sick in the past year with non-communicable disease. Respondents have implemented clean and healthy living behavior. However, some things need to be implemented optimally, such as the need for more eating vegetables and fruit and many family members still smoking. It is crucial to improve household basic environmental sanitation to improve the health status of the community.  ---  Peningkatan sanitasi merupakan upaya pencegahan penyakit dan atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi maupun social. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan akses ke air bersih, fasilitas sanitasi, dan perilaku higienis (WASH) merupakan peluang utama untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dengan mencegah penyebaran penyakit dan meningkatkan status gizi. Tujuan pengabdian ini untuk mengidentifikasi sanitasi lingkungan dan upaya dalam peningkatan status kesehatan masyarakat. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini dilakukan survey dan observasi di 24 rumah warga kemudian dilanjutkan dengan pemberian edukasi dan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa karakteristik rumah warga mayoritas belum memiliki plafon. Rata-rata responden membuang sampahnya dan dibakar, warga memiliki tempat sampah namun tidak permanen dan kondisinya tidak kuat dan tidak tertutup rapat. Mayoritas responden telah memiliki jamban dengan jenis jamban duduk namun jaraknya < 10 meter serta masih minimnya sumber air bersih sehingga belum memenuhi syarat. Hampir separuh responden menyatakan bahwa terdapat anggota keluarga yang pernah sakit dalam satu tahun terakhir dengan jenis penyakit tidak menular. Responden telah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat namun masih ada beberapa hal yang belum diterapkan secara maksimal seperti kurangnya makan sayur dan buah serta masih banyaknya anggota keluarga yang merokok. Penting untuk meningkatkan sanitasi lingkungan dasar rumah tangga untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Cegah Stunting: Peran OPD Kebupaten OKU dan Perguruan Tinggi Yentri Anggeraini; Nur Alam Fajar; Fenny Etrawati; Widya Lionita; Annisa Rahmawaty; Rahmatillah Razak; Anggun Budiastuti; Yeni Yeni
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 7, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v7i2.2979

Abstract

ABSTRACTStunting is often discussed, many people think that only the health sector has a role related to stunting. Therefore, this article discusses the role of cross-sectors in accelerating the prevention of stunting as stipulated in PP No. 72 year 2021, especially the role of the government of Ogan Komering Ulu Regency and Higher Education. This method of implementing community service is through presentations by the district PIC Team, Dinas Kesehatan,  DPPKB and BAPELITBANGDA with the aim of exploring the opinions of policy holders on the issue of stunting and the contribution of each agency to prevent  stunting; equalize perceptions and also garner support from the local government and across sectors in the implementation of the stunting prevention program in OKU district. It can be concluded that efforts to prevent stunting in Ogan Komering Ulu Regency in 2022 have been carried out by the relevant OPD and at the tertiary level, namely University of Baturaja  by involving 20 students in Mahasiswa Penting Program (mahasiswa peduli stunting) which is a reflection of the activities carried out by Sriwijaya University.  Keywords: Stunting, OKU, cross-sectors, South Sumatera, higher education ABSTRAKStunting sering diperbincangkan, banyak yang menganggap hanya sektor kesehatan saja yang memiliki peran terkait stunting. Maka dari itu, artikel ini membahas peran lintas sector dalam percepatan pencegahan stunting yang tertuang pada PP no 72 tahun 2021 khususnya penran pemerintah Kabupatem Ogan Komering Ulu dan Perguruan Tinggi.  Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini melalui pemaparan oleh narasumber yaitu Tim PIC kabupaten, Perwakilan Dinas Kesehatan DPPKB, dan BAPELITBANGDA dengan bertujuan untuk menggali pendapat para pemegang kebijakan tentang isu stunting dan kontribusi dari tiap instansi terhadap penanggulangan stunting; menyamakan persepsi dan juga menggalang dukungan dari pemerintah daerah serta lintas sektor dalam pelaksanaan program pencecahan stunting di kabupaten OKU.  Dapat disimpulkan bahwa upaya pencegahan stunting di Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2022 telah dilaksanakan oleh OPD terkait dan pada tingkat perguruan tinggi yaitu Universitas Baturaja dengan melibatkan 20 mahasiswa dalam Program Mahasiswa Penting (mahasiswa peduli stunting) yang merupakan reflikasi dari kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Universitas sriwijaya   Kata Kunci: Stunting, OKU, lintas sector, Sumatera Selatan, perguruan tinggi