Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PENGARUH SUDUT LED MULTIBEAM DAN INTERFERENSI CAHAYA MATAHARI TERHADAP CAKUPAN AREA PADA SISTEM LIGHT FIDELITY Dessinta Eka Wulandari; Akhmad Hambali; Muhammad Irfan Maulana
JOURNAL OF ELECTRICAL AND SYSTEM CONTROL ENGINEERING Vol 5, No 2 (2022): Journal of Electrical and System Control Engineering
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jesce.v5i2.5775

Abstract

Perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Keinginan masyarakat untuk mengakses internet dengan cepat dan efisien semakin meningkat. Light Fidelity (Li-Fi) merupakan teknologi komunikasi tanpa kabel yang mempunyai kecepatan transfer data yang cepat dan spektrum frekuensi yang lebih besar daripada Wireless Fidelity (Wi-Fi). Tugas Akhir ini akan melakukan perancangan simulasi untuk mengetahui kinerja lampu LED multibeam dengan perubahan arah sudut beamnya sebesar 15°, 30°, dan 45° terhadap coverage area. Penelitian ini dilakukan di ruangan yang berukuran 5 x 5 x 3 meter. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem tanpa interferensi cahaya matahari lebih baik dari pada dengan interferensi cahaya matahari. Hasil coverage area tanpa interferensi pada arah sudut beam 15° sebesar 24.84 m2 dan pada saat arah sudut beam 30°, 45° mendapatkan luas coverage area sebesar 25 m2. Sedangkan menggunakan interferensi cahaya matahari menghasilkan coverage area pada tiap arah sudut beam 15°, 30°, dan 45° adalah sebesar 18.76 m2, 22.6 m2, 22.8 m2. Sehingga ruangan yang tidak terinterferensi cahaya matahari mendapatkan daya terima yang lebih bagus dibandingkan dengan ruangan yang terinterferensi cahaya matahari.
Analisa Perancangan Jaringan Akses Data Menggunakan Microwave Backhaul 3G Di Wilayah Situ Lembang Bandung Boby Bagus Setiawan; Uke Kurniawan Usman; M. Irfan Maulana
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2018
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analisis Kinerja Multiple Pulse Position Modulation terhadap Interferensi Lampu Neon pada Sistem VLC Naffisa Naufal Andriani; Akhmad Hambali; M. Irfan Maulana
Risenologi Vol. 6 No. 1b (2021): CASTLE: Conference on Social, Science, Technology, Language and Education Rese
Publisher : Kelompok Peneliti Muda Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47028/j.risenologi.2021.61b.241

Abstract

Visible Light Communication (VLC) technology is a wireless communication system that transmit information using the visible light spectrum. VLC has the advantage of not being affected by electromagnetic interference, but can be affected by interference from ambient light. There are two types of interference in the VLC system, namely natural interference from sunlight and ambient light interference from fluorescent or incandescent lamps. This study discusses the effect of fluorescent light interference on the VLC system using Multiple Pulse Position Modulation (MPPM) in a 10x10x3 meter room with Line Of Sight (LOS) channel. There are two scenarios carried out in this study discusses. The first scenario is the delivery of information using the VLC system without interference, while the second scenario is the delivery of information with interference from fluorescent lights. The final results of the simulations show that the VLC system in scenario I has a better performance compared to the VLC system in scenario II. This is evidenced by the results of the BER value obtained in scenario I with 2-PPM modulation obtained a value of 0.416, in 4-PPM modulation obtained a value of 0.335, and with 8-PPM modulation obtained a value of 0.231. In scenario II the BER value obtained with 2-PPM modulation is 0.466, in 4-PPM modulation is 0.432 and with 8-PPM modulation is 0.384. It also shows that 8-PPM modulation is the best modulation to transmit data compared to 2-PPM and 4-PPM modulation.
Perancangan Jaringan Backhaul 4g/lte Menggunakan Serat Optik Di Kecamatan Loksado, Kandangan, Dan Kalumpang Valendira Putri; Akhmad Hambali; M. Irfan Maulana
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemerataan pembangunan jaringan 4G/LTE pada Tugas Akhir ini dilakukan di Kecamatan Loksado, Kandangan, dan Kalumpang Kalimantan Selatan. Perancangan jaringan eNodeB dilakukan dengan memperhitungkan trafik user yang diperlukan berdasarkan capacity planning untuk mengetahui jumlah eNodeB yang akan diterapkan ke sistem sebagai backhaul. Sistem menggunakan teknologi GPON pada link akses dan STM-16 pada link backhaul didapatkan nilai parameter sesuai standart pada sistem. Dengan nilai Q-factor terburuk pada sisi upstream untuk masing-masing kecamatan yaitu 17,0924, 15,6667, 17,357, dan pada sisi downstream untuk masing-masing kecamatan yaitu 22,7433, 21,0777, 23,0496. Dengan nilai BER terburuk pada sisi upstream untuk masing-masing kecamatan yaitu 7,33x10-66, 1,12x10-55, 7,57x10-68, dan pada sisi downstream untuk masing-masing kecamatan yaitu 0, 5,77x10-99, 6,6x10-118. Dengan nilai Power Received terburuk pada sisi upstream untuk masing-masing kecamatan yaitu -19,022 dBm, -19,757 dBm, -18,882 dBm, dan pada sisi downstream untuk masing-masing kecamatan yaitu - 13,022 dBm, -13,756 dBm, -12,881 dBm. Pada sistem STM-16 didapatkan nilai terburuk untuk Q-factor = 62,4385, BER = 0 dan Power Received = -15,641 dBm.
Analisis Perencanaan Jaringan In-building Coverage (ibc) Lte Di Bandara Hang Nadim Adnan Rachman; Uke Kurniawan Usman; M. Irfan Maulana
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Layanan jaringan seluler LTE untuk area indoor yang memiliki kualitas kurang baik apabila hanya mengandalkan jaringan outdoor dari macrocell. Diperlukan suatu perencanaan Indoor Building Coverage (IBC) yang diterapkan pada bangunan publik yang sering dikunjungi banyak orang untuk memperbaiki kualitas layanan jaringan LTE area indoor yang kurang baik. Salah satu area indoor publik tersebut adalah Bandara Hang Nadim Batam. Perencanaan dilakukan dengan melakukan walktest, survei denah dan data pengunjung, perhitungan jumlah site, penentuan DAS, dan simulasi. Untuk memenuhi target perencanaan IBC LTE dari sisi coverage maupun capacity secara optimal, dibutuhkan sebanyak 4 antenna site di tiap lantainya. Melalui hasil simulasi dari software RPS 5.4 nilai RSRP untuk tiap lantai dasar, lantai 1, serta simulasi ketika di gabungkan seluruh lantai bernilai -82.33 dBm, -75.81 dBm, dan - 74.49 dBm. Untuk nilai SIR dari lantai dasar, lantai 1, serta simulasi ketika di gabungkan seluruh lantai bernilai 23.79 dB, 22.66, 12.07 dB. Hasil dari simulasi yang diperoleh perencanaan jaringan IBC LTE ini telah memenuhi standar KPI (Key Performance Indicator) dari operator Indosat Ooredoo.
Analisis Migrasi Media Transmisi Radio Ke Fiber Optik Di Jaringan Backhaul Bts Perum Manglayang Jodie Satria Effendi; Sugito Sugito; M. Irfan Maulana
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk meningkatkan performansi dalam melayani dan memenuhi pelanggan, PT.Telkomsel melakukan penggantian media transmisi. Dengan mengganti media microwave link ke jaringan akses FO melalui proyek Fiber modernization (FIMO) yang bekerja sama dengan PT.Telkom Dalam tugas akhir ini, dilakukan penelitian mengenai peningkatan packet loss pada BTS milik PT.Telkomsel. penentuan lokasi dilakukan pada site Perum Manglayang. Hasil analisa untuk data payload downlink setelah dilakukan FIMO naik menjadi 101.79 Gbps untuk 3G dan 197.46 untuk 4G, kemudian disisi uplink 14.41 Gbps untuk 3G dan 14.78 Gbps untuk 4G.Hasil analisa data throughput downlink setelah dilakukan FIMO naik menjadi 1848.56 Kbps untuk 3G dan 13.76 Mbps untuk 4G, pada disisi uplink 63.25 Kbps untuk 3G dan 1.72 Mbps untuk 4G. penurunan nilai rata-rata delay dalam pengiriman packet data sebesar 1.75 ms. Untuk nilai packet loss menurun hingga 0 atau tidak ada data yang hilang. Analisa perangkat dari hasil pengukuran kemampuan pengiriman jumlah packet pada perangkat sebesar 8000 packet untuk 3G dan 4G.
Pengaruh Noise Penguat Edfa Pada Performansi Sinyal Downstream Twdm Ng-pon2 Nabilla Aprilia; Akhmad Hambali; M.Irfan Maulana
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Berdasarkan standar yang sudah ditetapkan oleh ITU-T G.989.1-G.989.3 generasi terbaru dari PON yaitu NG-PON2. Teknologi NG-PON2 juga memiliki bandwidth yang lebih besar dan skalabilitas dengan menggunakan kombinasi Time Wavelength Division Multiplexing (TWDM). EDFA (Erbium Doped Amplifier) merupakan salah satu penguat optik yang dapat memberikan penguatan langsung pada sinyal optik, tetapi dengan tambahan noise. Noise yang dikuatkan oleh penguat EDFA pada sistem TWDM downstream dapat mengakibatkan performansi sinyal yang buruk karena noise dapat terjadi dalam penguat EDFA. Penelitian ini dilakukan dengan perencanaan dan simulasi dengan menggunakan jaringan NG-PON2 dengan Teknik TWDM yang memiliki total bitrate 80 Gbps pada link downstream. Sistem yang dibuat menggunakan delapan kanal TWDM dengan masing-masing kanal memiliki bitrate 5 Gbps. Kemudian, perencanaan sistem ini akan dilakukan dengan menggunakan 2 skenario dengan jarak transmisi terpendek 20 km dan jarak transmisi terjauh 40 km dengan tiga titik pembagi daya dengan total split ratio 1:128. Selain itu, sistem ini juga menggunakan EDFA sebagai booster amplifier yang memiliki panjang 1 sampai dengan 5 meter dengan Pump Laser Power sebesar 10 mW hingga 100 Mw. Setelah itu, dilakukanlah analisis terhadap sistem berdasarkan parameter pengukuran SNR,Q-Factor dan BER. Selanjutnya, dilakukan analisis Gain terhadap perubahan panjang EDFA dan daya pompa serta analisis Gain system dimana hasil dari parameter tersebut akan mempengaruhi nilai dari Noise Figure. Berdasarkan hasil dari simulasi, didapatkan pada pengunaan kabel EDFA 1 meter mempunyai karakteristik Gain dan Noise Figure yang relatif naik ketika Power Pump 10-50 mW. Kemudian hasil dari Simulasi performansi pada jarak link 20 km didapatkan nilai Link Power Budget sebesar -6.06 dBm nilai Q-factor 81,37, nilai SNR 44.23 dB dan nilai BER sebesar 0. Sedangkan, hasil dari Simulasi performansi pada jarak link 40 km didapatkan nilai Q-factor 51.04, nilai SNR 40.18 dB dan nilai BER sebesar 0. Kata kunci : Downstream, TWDM, NG-PON2, Noise Figure, Gain, Bit Error Rate, Q-factor,SNR, Link Power Budget, Rise Time Budget. ABSTRACT Based on standards he has set by itu-t g.989.1-g.989.3 the new generation of a pound namely NGPON2. Technology of NG-PON2 also has the bandwidth greater and scalability using a combination Time Wavelength Division Multiplexing (TWDM) .EDFA ( Erbium Doped Amplifiers ) is one of amplifier optical that can give strengthening directly on a signal optical , but in addition to noise .Noise supported by amplifier edfa on a system twdm downstream can result in performansi signals bad because noise could also occur in amplifier EDFA. Research was conducted with the planning and simulations with use the network NG-PON2 TWDM technique that has a total of bitrate 80 gbps on link downstream .A system made using eight twdm canal with each canal having bitrate 5 gbps .Then , this system will be planning is performed by the use 2 scenario at a distance of 20 km away from the shortest transmission and the distance the transmission of farthest 40 km and ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 5219 2 three points a divider of power by the total split ratio 1: 128 .In addition , the system also use the edfa as booster an amplifier having long 1 through 5 meters with pump a laser power amounting to 10 mw up to 100 mw .After that , dilakukanlah system based on the analysis of the measurement of snr parameter , q-factor and rice w .Next , the Gain on changes in an analysis is long and the EDFA Pump and analysis system where the Gain is the result of the parameter will affect the value of noise figure . Based on the results of simulation , on use or on cable edfa 1 meter have characteristic of the gain and noise figure that is relatively up when the power pump 10-50 mw .The results of from simulation performansi at a distance link 20 km away from the link power or the value of a budget of -6.06 dbm 81,37 q-factor value , the value of snr 44.23 db and value of different shapes and name as much as 0 .While , the result of the simulation performansi at a distance link or the value of q-factor 51.04 40 km , the value of snr 40.18 db and value of different shapes and name as much as 0 . Keywords: Downstream, TWDM, NG-PON2, Noise Figure, Gain, Bit Error Rate, Q-factor, SNR, Link Power Budget, Rise Time Budget.
Analisis Kinerja Transmitter Optik Laser Pada Teknologi Xg-pon Yayan Fauzhi Nur Rosid; Sugito Sugito; Muhammad Irfan Maulana
eProceedings of Engineering Vol 4, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan pesatnya perkembangan kebutuhan masyarakat akan kecepatan data, maka diperlukan kapasitas yang besar juga untuk dapat melayani kebutuhan tersebut maka teknologi GPON saat ini yang berbasiskan kabel fiber optik sedang dikembangkan menjadi lebih baik, salah satu teknologi yang berkembang saat ini adalah teknologi XG-PON. Jenis transmiter pada sistem komunikasi serat optik ada dua yaitu laser dan LED. Pada penelitian ini akan membahas mengenai analisis performansi transmitter laser pada teknologi 10-Gigabit-capable Passive Optical Network (XG-PON) dengan menggunakan dua receiver yaitu APD dan PIN. Parameter yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain link power budget (LPB), rise time budget (RTB) dan bit error rate (BER) berdasarkan hasil simulasi. Hasil dari penelitian ini adalah daya terima downstream dan upstream mempunyai level daya terima diatas sensitivitas photodetector APD dan PIN. Nilai BER pada upstream dan downstream yang didapat pada photodetector APD dan PIN dengan jarak terjauh 60 km tidak ada nilai BER yang memenuhi batasan nilai yang diinginkan. Dari total 66 pengambilan data pada downstream dan upstream, dapat disimpulkan bahwa APD lebih bagus dari pada PIN. Kata Kunci : XG-PON (10-Gigabit-capable Passive Optical Network), transmitter, software simulasi optik
Analisis Dan Simulasi Pengaruh Dispersion Compensating Fiber Pada Link Optik Berdasarkan Jarak Dan Bit Rate Ade Rizki Ginanjar; Akhmad Hambali; Muhammad irfan Maulana
eProceedings of Engineering Vol 4, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dispersi merupakan salahsatu faktor yang menurunkan performansi dari komunikasi serat optik. Dispersi kromatik adaah dispersi yang disebabkan oleh perubahan propagasi komponen frekuensi tertentu yang terkandung dalam pulsa optik yang menyebabkan pelebaran pulsa optik[6]. Salahsatu solusi yang digunakan untuk menanggulagi pelebaran pulsa adalah dengan menggunakan Dispersion Compensating Fiber (DCF). Penelitian penggunaan DCF ini sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti salah satuya adalah dengan menggunakan DCF skema Pre Compensation dan post compensation yang menghasilkan BER yang sangat baik[4]. Pada penelitian ini menggunakan jarak 150 km, 500 km, 1000 km dengan menggunakan bit rate 10 Gbps dan 40 Gbps dan menggunakan multipleksing DWDM dengan menggunakan skema DCF yaitu Mix- Compensation. Hasil akhir pada penelitian ini adalah optimasi pada link optik dengan jarak 150 km dengan bit rate 10 Gbps performansi link optik sudah layak tanpa menggunakan kompensator dispersi dengan Q-factor rata- rata = 11,717374, sementara pada bit rate 40 Gbps dengan kompensator DCF terjadi kenaikan performansi dari link optik yaitu nilai Q-factor rata- rata= 6,6431275. Jarak 500 km dengan bit rate 10 Gbps dengan kompensator DCF terjadi kenaikan performansi link optik dari nilai Q-factor rata- rata= 2,2341275 menjadi = 9,8901175. Pada bit rate 40 Gbps performansi link optik dari Q-fator rata- rata= 1,022676 menjadi = 3,3668025. Dan untuk jarak 1000 km sebelum dan setelah menggunakan kompensator dispersi DCF semua kanal baik dengan bit rate 10 Gbps ataupun 40 Gbps menghasilkan nilai Q- factor = 0. Nilai Q-factor optimal pada bit rate 10 Gbps maksimal 500 km, sementara pada bit rate 40 Gbps maksimal 80 km. Kata Kunci DCF, BER, Q-Factor, DWDM, Bit rate, Jarak
Perencanaan Backhaul Microwave Untuk Jaringan Radio Akses Long Term Evolution Di Kota Banyumas Akrom Khoerul Hakim; Achmad Ali Muayyadi; M. Irfan Maulana
eProceedings of Engineering Vol 3, No 3 (2016): Desember, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi pada zaman sekarang sangat cepat. Oleh karena itu, diperlukan suatu layanan yang mampu mengirim informasi dengan cepat dan dapat menampung kapasitas yang besar. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dapat menggunakan suatu model jaringan telekomunikasi Long Term Evolution (LTE). Sedangkan jika dilihat dari sisi lain, jaringan LTE membutuhkan suatu backhaul untuk mengakomodasi sistem jaringan akses dari LTE tersebut. Backhaul memiliki peran yang penting karena dapat mempengaruhi performansi dari jaringan LTE tersebut. Pada penelitian ini akan dilakukan perencanaan Link Backhaul Microwave untuk radio komunikasi pada daerah Kota Banyumas. Perencanaan ini dilakukan dengan meninjau kebutuhan kapasitas trafik jaringan LTE , setelah itu ditentukan frekuensi berdasarkan jarak dan bandwidth berdasarkan kapasitas link. Mengacu pada kebutuhan tersebut, pemilihan perangkat yang tepat juga dilakukan dalam perencanaan ini. Microwave dipilih sebagai media transport karena cocok untuk wilayah yang banyak terdapat pegunungan. Sedangkan performansi yang diinginkan pada penelitian ini adalah daya terima sebesar > -70.50 dBm, SES < 1 detik dan availability > 99,99%. Berdasarkan hasil perhitungan dan simulasi, perencanaan backhaul microwave pada daerah Kota Banyumas, telah ditentukan 9 link yang membutuhkan kapasitas link sebesar 160 Mbps serta menggunakan frekuensi kerja 7 GHz, 11 Ghz, 13 GHz dan 15 GHz yang ditentukan berdasarkan jarak dari site perencanaan. Dilihat berdasarkan kebutuhan kapasitas link serta frekuensi kerja yang ditentukan, maka spesifikasi yang digunakan adalah untuk gain antenna sebesar 31,2 dBi untuk frekuensi 7 GHz, 44 dBi untuk frekuensi 11 GHz, 35,60 dBi untuk frekuensi 13 GHz dan 36,80 dBi untuk frekuensi 15 GHz , serta kapasitas sebesar 265 Mbps, dan daya terima minimum sebesar - 70,50 dBm untuk frekuensi 7 GHz dan -70,50 dBm untuk frekuensi 11 GHz, 13 GHz, dan 15 GHz. Pada hasil simulasi, seluruh link backhaul microwave mencapai availability sebesar > 99,99%, hal ini disebabkan oleh level daya terima tiap site lebih besar dari level daya minimum perangkat. Kata kunci : Backhaul, Link Microwave