Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Perancangan Jaringan Akses Fiber To The Home (ftth) Dengan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (gpon) Di Wilayah Permata Buah Batu I Dan Ii Velessitas Mega Puspita Sari; Sugito Sugito; Ageak Raporte
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Perkembangan teknologi yang pesat, terutama teknologi informasi dan komunikasi, memicu masyarat modern mendapatkan layanan praktis, mudah, dan efisien. Maka diperlukan jaringan yang dikenal Fiber To The Home (FTTH) yang menggunakan teknologi Gigabyte Passive Optical Network (GPON) sebagai standar perangkatnya. Perumahan Permata Buah Batu I dan II yang terletak di kawasan Kabupaten Bandung Jawa Barat merupakan lokasi penelitian Tugas Akhir ini, dimana provider yang digunakan sebagai sumber data dipilih PT Telkom. Pada penelitian ini ada beberapa metode yang digunakan yaitu survey lokasi, peramalan atas peristiwa sebelumnya, perancangan dengan variabel terkait, serta penelitian hasil dengan analisis. Dimana analisis yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah perhitungan power link budget, rise time budget, serta bit error rate.Hasil atas perancangan ini ditinjau dari downstream didapat nilai link power budget sebesar -21,929 dBm untuk PBB I dan -21,777 dBm untuk PBB II. Nilai ini masih berada dibawah sensitivitas yaitu senilai -27 dBm, sehingga kualitas masih baik. Analisa rise time budget di perancangan ini pun masih lulus kelayakan sistem karena nilai tsys masih jauh dibawah nilai batas pengkodean. Baik PBB I maupun PBB II dalam pengiriman downstream didapatkan nilai batas 0,56270096 ns untuk jenis pengkodean NRZ. Dimana hasil perhitungan tsys yang didapat dari PBB I senilai 0,06296 ns sedangkan untuk PBB II didapatkan nilai 0,06289 ns. Selain itu dalam analisis nilai BER didapat nilai 9.4952 x 10-18 untuk PBB I sedangkan di PBB II bernilai jauh lebih baik yaitu sebesar 8.77867 x 10-264. Kata Kunci: komunikasi, serat optik, FTTH, GPON, link budget, peramalan demand.
Analisis Performansi Jaringan Akses Fiber To The Home (ftth) Link Sto Gegerkalong Ke Perumahan Cipaku Indah Oq Vinesto Riyadi; Sugito Sugito; Akhmad Hambali
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pada pertengahan 2014 PT Telkom dan PT INTI bekerjasama dalam pelaksanaan proyek TITO, yaitu proyek implementasi FTTH ke perumahan perumahan yang ada di bandung salah satunya di perumahan sekitar jalan cipaku indah. Jaringan FTTH di jalan cipaku indah termasuk masih baru karena sebelumnya masih menggunakan jaringan tembaga, namun belum ada analiasa khusus terkait performansi jaringan FTTH yang telah terimplementasi di perumahan tersebut. Untuk itu penulis ingin membantu menganalisa performansi jaringan link optik yang masih baru tersebut. Pada tugas akhir ini dianalisa kinerja jaringan FTTH STO Gegerkalong ke perumahan Cipaku Indah berdasarkan beberapa parameter yaitu Link Power Budget, Rise Time Budget, Signal to Noise Ratio (SNR), Bit Error Rate (BER) dan menganalisa secara langsung masalah yang terjadi di lapangan. Pada jaringan FTTH di perumahan Cipaku Indah telah terpasang perangkat GPON yaitu 1 ODC, 54 ODP dan 227ONT dengan total pelanggan sebanyak 227 user. Hasil uji link yaitu terbukti bahwa jaringan yang telah terimplementasi FTTH ini telah layak dengan memenuhi standar jaringan yang ditetapkan oleh PT. Telkom dengan nilai BER yaitu sebesar 5,09424 x 10- 300Link Power Budget bernilai – , Rise Time Budget bernilai , SNR bernilai . Dalam hasil pengukuran link cipaku indah terdapat 10 ONT yang mengalami gangguan loss. Berdasarkan survey ke user terdapat redaman sebesar 3 sampai 4 dB yang terjadi akibat adanya separasi sebesar 0,3 mm diantara dua jenis konektor yang berbeda yaitu PC dan APC di antara drop kabel indoor dengan kotak rosette. Kata kunci: Performansi, Link Power Budget, Rise Time Budget, SNR, BER.
Perancangan Jaringan Fiber To The Home (ftth) Menggunakan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (gpon) Di Central Karawaci Muhammad Ihsan Mutaharrik; Sugito Sugito
eProceedings of Engineering Vol 3, No 1 (2016): April, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan Karawaci Kabupaten Tangerang merupakan salah satu daerah yang menjadi daya tarik bagi para investor yang bergerak dibidang property. Fakta yang ada saat ini adalah para masyarakat menuntut suatu hunian memiliki sebuah jaringan akses tidak hanya telepon rumah tetapi juga layanan multimedia dan fasilitas internet Untuk menjawab kebutuhan masyarakat ITU-T menyiapkan konfigurasi jaringan akses fiber optik yang dikenal dengan Fiber To The Home (FTTH) berteknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON). Pada penelitian ini a dilakukan analisis terhadap perencanaan jaringan FTTH berteknologi GPON di perumahan Central Karawaci. Pembahasan ini akan mengulas kelayakan link optik menganai perancangan link dari Optical Line Terminal (OLT) terdekat hingga ke sisi pelanggan dengan melakukan survey jarak, menentukan jumlah komponen GPON seperti Optical Distribution Cabinet (ODC), Optical Distribution Point (ODP) serta perlengkapan lainnya. Hasil dari peneltian ini adalah Power Link Budget didapatkan nilai redaman untuk Downstream pada jarak terjauh sebesar 20,33847 dB nilai Prx sebesar -23,3388 dBm. Pada upstream nilai redaman sebesar 5,93362 dB Prx sebesar -11,43362 dBm. Konfigurasi Downstream nilai Rise Time Budget akan terpenuhi jika menggunakan pengkodean NRZ namun untuk Upstream dapat menggunakan baik NRZ atau RZ. Berdasarkan hasil simulasi perancangan jaringan pada perangkat lunak Opti System dengan melihat nilai BER, kualitas transmisi perancangan ini baik. Nilai BER yang didapatkan pada simulasi adalah sebesar 2,8 x 10-18 untuk Downstream dan mendekati nol (0) untuk Upstream. Nilai ideal untuk bit error rate pada transmisi serat optik adalah 10-9. Biaya yang diperlukan untuk melakukan perancangan ini adalah Rp. 137.641.000 Kata Kunci : FTTH, GPON, Rise Time Budget, Power Link Budget, Bit Error Rate
Perancangan Jaringan Fiber To The Home (ftth) Menggunakan Gigabitpassive Optical Network(gpon) Untuk Perumahan Jingga Bandung Ivan Demak Lamsihar; Sugito Sugito; R. Bambang Cahyo Widodo
eProceedings of Engineering Vol 2, No 3 (2015): Desember, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perumahan Jingga yang terletak di Bandung Selatan merupakan perumahan menengah ke atas, namun jaringan akses yang digunakan masih menggunakan kabel tembaga dari MSAN sampai pengguna, hal ini dinilai kurang memadai dalam layanan tripley play, untuk mendukung layanan triple play PT Telkom menargetkan seluruh jaringan kabel tembaga sudah tergantikan oleh jaringan kabel optic terutama jaringan FTTH (Fiber To The Home) melalui proyek TITO (Trade in Trade off). Pada tugas akhir ini peneliti akan merancang jaringan akses Fiber To The Home (FTTH) pada Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON). Lokasi yang dijadikan studi kasus adalah Perumahan Jingga. Pada tugas akhir ini dimulai dengan pengumpulan data-data. Perancangan jaringan Fiber To The Home (FTTH) yaitu dengan penentuan perangkat berupa spesifikasi perangkat, tata letak dan jumlah perangkat yang digunakan dan disimulasikan menggunakan optysistem .Kemudian dianalisis berdasarkan parameter yang telah ditetapkan berupa SNR (Signal to Noise Ratio), BER (Bit Error Rate), Link Power Budget dan Rise Time Budget yang memenuhi pada jaringan optik dengan standar PT. Telkom. Hasil analisa untuk jarak ONT terjauh, nilai downlink masing-masing parameter menghasilkan nilai Pr=- 23.8683 dBm, rise time total sebesar 0.2514 ns dengan menggunakan pengkodean NRZ, SNR sebesar 32.91 dB dengan BER 4.0943 x 10−110 , sedangkan pada uplinkmasing-masing parameter menghasilkan nilai Pr sebesar - 23.9913 dBm, rise time total sebesar 0.25 ns dengan menggunakan pengkodean NRZ atau RZ, SNRpada36.79 dB dengan BER 9.4477 x 10-264. Hasil ini menunjukkan link memenuhi kelayakan standard ITU-T yaitu pada batas Pr sebesar [-28 ; -8] dBm, SNR dengan batas minimal PT.Telkom yaitu 21.5 dB, dan nilai BER yang juga memenuhi standard BER untuk link optik maksimal 10-6 [3]. Kelayakan juga ditunjukkan pada hasil simulasi downlink dengan Pr sebesar -21,291 dan BER 2,0476 x 10-263, serta pada uplink, dengan Pr sebesar -21,512 dan BER 0. Kata kunci : Fiber To The Home (FTTH), Gigabit Passive Optical Network (GPON), Optysistem
Analisis Migrasi Media Transmisi Radio Ke Fiber Optik Di Jaringan Backhaul Bts Perum Manglayang Jodie Satria Effendi; Sugito Sugito; M. Irfan Maulana
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk meningkatkan performansi dalam melayani dan memenuhi pelanggan, PT.Telkomsel melakukan penggantian media transmisi. Dengan mengganti media microwave link ke jaringan akses FO melalui proyek Fiber modernization (FIMO) yang bekerja sama dengan PT.Telkom Dalam tugas akhir ini, dilakukan penelitian mengenai peningkatan packet loss pada BTS milik PT.Telkomsel. penentuan lokasi dilakukan pada site Perum Manglayang. Hasil analisa untuk data payload downlink setelah dilakukan FIMO naik menjadi 101.79 Gbps untuk 3G dan 197.46 untuk 4G, kemudian disisi uplink 14.41 Gbps untuk 3G dan 14.78 Gbps untuk 4G.Hasil analisa data throughput downlink setelah dilakukan FIMO naik menjadi 1848.56 Kbps untuk 3G dan 13.76 Mbps untuk 4G, pada disisi uplink 63.25 Kbps untuk 3G dan 1.72 Mbps untuk 4G. penurunan nilai rata-rata delay dalam pengiriman packet data sebesar 1.75 ms. Untuk nilai packet loss menurun hingga 0 atau tidak ada data yang hilang. Analisa perangkat dari hasil pengukuran kemampuan pengiriman jumlah packet pada perangkat sebesar 8000 packet untuk 3G dan 4G.
Analisis Penyebab Gangguan Transmisi Sistem Komunikasi Serat Optik Untuk Link Dwdm Bandung – Cianjur Pt Telkom, Tbk Salathiella Ayuning Putri; Sugito Sugito; Nanan Kusnadi
eProceedings of Engineering Vol 2, No 3 (2015): Desember, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Serat optik mampu menunjang permintaan konsumen yang menuntut lebih dalam bidang telekomunikasi dilihat dari kualitas transmisi serat optik itu sendiri. Namun, terkadang dalam proses pengiriman terdapat gangguan ataupun kendala yang membuat kualitas transmisi tidak memenuhi syarat. Metode penelitian yang akan digunakan dalam Tugas Akhir ini berupa pengukuran dan memanfaatkan hasil perhitungan dari PT. Telkom. Yang pertama hasil pengukuran secara existing menggunakan perangkat yang disediakan oleh PT. Telkom Lembong dan yang kedua perhitungan secara matematis. Dari kedua pengukuran tadi akan dilakukan analisis. Dari hasil pengukuran, hal-hal yang akan dianalisis adalah link power budget, rise time budget, maintainability, availability, reliability. Dari hasil evaluasi selama periode September 2014 – Agustus 2015, diketahui nilai MTTR (Repair) rata-rata sebesar 3,95 jam (memenuhi standar), nilai MTTR (Recovery) rata-rata sebesar 5,30 jam (tidak memenuhi standar), dan availability rata-rata sistem sebesar 99,75% (kurang memenuhi standar). Hal ini menandakan bahwa kualitas performansi sistem belum cukup baik. Diketahui juga selama periode tersebut, gangguan dominan yang terjadi adalah kabel putus yang disebabkan oleh pihak ke-3. Kata kunci: tranmisi, existing, OTDR, BER, , splice, dispersi, konektor
Perancangan Jaringan Akses Fiber To The Home (ftth Dengan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (gpon) Di Private Village, Cikoneng Ignatia Gita Dwi Prastiwi; Sugito Sugito; Ageak Raporte Bermano
eProceedings of Engineering Vol 2, No 3 (2015): Desember, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan masyarakat akan layanan akses yang cepat semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh perkembangan teknologi yang semakin pesat. Untuk mendapatkan layanan akses yang cepat, tentu dibutuhkan media akses yang memiliki bandwith cukup besar agar kebutuhan akses cepat dapat terpenuhi. Serat optik merupakan salah satu media transmisi yang memiliki bandwidth yang besar dan dapat menanggulangi masalah bandwidth yang dialami. Private Village, Cikoneng yang berlokasi di jalan Cikoneng, Bojongsoang, Bandung Selatan, merupakan hunian minimalis dan modern. PT.Telkom mempunyai inisiatif untuk memberikan layanan Fiber To The Home (FTTH) menggunakan teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) kepada seluruh hunian yang berada di wilayah Bandung untuk dapat memberikan performansi yang baik pada layanan yang diberikan oleh PT. Telkom. Private Village sendiri merupakan salah satu hunian baru yang masih dibangun dan akan dilakukan perancangan FTTH. Parameter-parameter Link Power Budget dan Rise Time Budget dihitung untuk kelayakan sistem dan BER untuk permormance sistem yang disimulasikan pada OptySystem Dari perhitungan link power budget , total redaman yang dihasilkan sebesar 24,74016 dB untuk downstream dan10,3927 dB untuk upstream. Hasil daya di penerima bernilai -21, 74016 untuk downstream dan -7,3927 untuk upstream. Nilai ini masih diatas standar minimal daya di penerima yang ditetapkan oleh PT.Telkom yaitu -23dBm. Sedangkan untuk nilai Rise Time Budget yang didapatkan bernilai baik karena tsystem bernilai 0,25 ns untuk downstream dan 0,25 ns untuk upstream yang lebih kecil dari batasan waktu untuk setiap pengkodean. Untuk parameter performansi sistem yaitu BER yang dihasilkan dari simulasi OptiSystem, didapatkan nilai BER downstream sebesar 14,09703x10-35 dan untuk upstream sebesar 0. Sehingga dapat disimpulkan kedua nilai tersebut memenuhi nilai minimum BER yang ditentukan untuk optik yaitu 10-9. Kata Kunci: FTTH, Link Power Budget, Rise Time Budget, Bit Error Rate (BER), Opti System
Analisis Performansi Mimo Spatial Diversity Pada Free Space Optic Communication Dalam Kondisi Cuaca Buruk Boby Samuel Aritonang; Sugito Sugito; Desti Madya Saputri
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak FSO konvensional mengadopsi prinsip teknik SISO ( Single Input Single Output ) dimana satu transmitter hanya untuk satu receiver saja. Penelitian dalam tugas akhir ini akan mencoba untuk menerapkan teknik MIMO spatial diversity pada sistem FSO guna meningkatkan kinerjanya dalam kondisi cuaca sangat ekstrim. Dari hasil simulasi performansi, sistem SISO tidak mampu mendapatkan nilai BER < 1x10-9 bahkan jika laser memancarkan daya hingga sebesar 5W. Pada MIMO 2x2 diperoleh Pt sebesar 90 mW, MIMO 2x3 sebesar 70 mW, MIMO 2x4 sebesar 70 mW, MIMO 3x2 sebesar 30 mW, MIMO 3x3 sebesar 30, MIMO 3x4 sebesar 20 mW, MIMO 4x2 sebesar 20 mW, MIMO 4x3 sebesar 10 mW dan MIMO 4x4 sebesar 8 mW. Nilai Pt efektif tersebut adalah daya yang harus dipancarkan setiap laser untuk mencapai BER < 1 x10-9 . Konsumsi daya paling kecil adalah pada sistem MIMO 4x4 yaitu 32 mW. Nilai Pt hasil simulasi ini hanya berlaku untuk jarak transceiver sejauh 1 km. Penambahan jarak antar tranceiver mungkin akan membuat nilai Pt lebih besar. Kata kunci : Free Space Optic, MIMO, Spatial Diversity, BER Abstract The conventional FSO adopts the principle of SISO (Single Input Single Output) technique where one transmitter is for one receiver only. Research in this final project will try to apply MIMO spatial diversity technique to FSO system to improve its performance in bad weather conditions. From the performance simulation results, the SISO system is unable to get the value of BER <1 x10-9 even if the laser emits power up to 5W. In MIMO 2x2 obtained Pt of 90 mW, MIMO 2x3 of 70 mW, MIMO 2x4 of 70 mW, MIMO 3x2 of 30 mW, MIMO 3x3 of 30, MIMO 3x4 by 20 mW, MIMO 4x2 by 20 mW, MIMO 4x3 by 10 mW and 4x4 MIMO of 8 mW. The effective Pt value is the power that each laser must emit to reach BER <1 x10-9 . The smallest power consumption is on the 4x4 MIMO system which is 32 mW. Those Pt value is only valid for transceiver distance as far as 1 km. Increasing the distance between the tranceiver will probably make the value Pt larger.. Keyword : PAPR, PTS, SLM
Analisis Kinerja Transmitter Optik Laser Pada Teknologi Xg-pon Yayan Fauzhi Nur Rosid; Sugito Sugito; Muhammad Irfan Maulana
eProceedings of Engineering Vol 4, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan pesatnya perkembangan kebutuhan masyarakat akan kecepatan data, maka diperlukan kapasitas yang besar juga untuk dapat melayani kebutuhan tersebut maka teknologi GPON saat ini yang berbasiskan kabel fiber optik sedang dikembangkan menjadi lebih baik, salah satu teknologi yang berkembang saat ini adalah teknologi XG-PON. Jenis transmiter pada sistem komunikasi serat optik ada dua yaitu laser dan LED. Pada penelitian ini akan membahas mengenai analisis performansi transmitter laser pada teknologi 10-Gigabit-capable Passive Optical Network (XG-PON) dengan menggunakan dua receiver yaitu APD dan PIN. Parameter yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain link power budget (LPB), rise time budget (RTB) dan bit error rate (BER) berdasarkan hasil simulasi. Hasil dari penelitian ini adalah daya terima downstream dan upstream mempunyai level daya terima diatas sensitivitas photodetector APD dan PIN. Nilai BER pada upstream dan downstream yang didapat pada photodetector APD dan PIN dengan jarak terjauh 60 km tidak ada nilai BER yang memenuhi batasan nilai yang diinginkan. Dari total 66 pengambilan data pada downstream dan upstream, dapat disimpulkan bahwa APD lebih bagus dari pada PIN. Kata Kunci : XG-PON (10-Gigabit-capable Passive Optical Network), transmitter, software simulasi optik
Perancangan Jaringan Akses Fiber To The Home (ftth) Dengan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (gpon) Di Perumahan Bumi Adipura, Cluster Cempaka Imam Rafif Hanif; Sugito Sugito; Putu Yasa
eProceedings of Engineering Vol 4, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jaringan akses tembaga dianggap belum dapat menampung kapasitas bandwidth yang besar dan berkecepatan tinggi, sehingga untuk meningkatkan kualitas layanan tersebut digunakanlah Fiber Optik sebagai media transmisinya. Cluster Cempaka sebagai hunian dengan konsep modern menjadi lokasi penelitian pada tugas akhir. Perhitungan dilakukan terhadap parameter-parameter kelayakan dan performansi sistem perancangan FTTH yang diimplementasikan. Link Power Budget dan Rise Time Budget untuk kelayakan sistem. Nilai parameter tersebut dihitung secara manual dan dibandingkan dengan hasil menggunakan perangkat lunak OptiSystem. Selain itu parameter lainnya adalah Bit Error Rate (BER) untuk performansi sistem. Parameter ini dapat dilihat dengan membuat simulasi perancangan jaringan pada software OptiSystem. Pada perhitungan peramalan demand dibutuhkan bandwidth sebesar 6352 Mbps, peramalan akan terpenuhi setelah bulan ke-83 perancangan. Hasil perancangan dihasilkan nilai Link Power Budget downstream sebesar -18,17 dBm dan -6,25 dBm pada upstream. Nilai tersebut dikatakan layak dikarenakan masih diatas sensitivitas penerima -29 dBm. Pada perhitungan Rise Time Budget didapatkan waktu sistem sebesar 0,26756 ns, pengkodean pada downstream terpenuhi menggunakan NRZ, sedangkan pada upstream dapat menggunakan NRZ maupun RZ. Nilai BER pada konfigurasi downstream dan upstream sebesar 0, kedua nilai masih jauh dibawah sehingga masih sangat baik. Kata kunci: FTTH, GPON, Link Power Budget, Rise Time Budget, Bit Error Rate, Optisystem.