Nadia Utami Larasati
Program Studi Kriminologi, Universitas Budi Luhur

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Prison Overcrowding: Alternative Sentencing in Indonesia’s Draft Criminal Code and Its Consequences on Correctional System Nadia Utami Larasati; Fahlesa Munabari; Untung Sumarwan
Udayana Journal of Law and Culture Vol 6 No 1 (2022)
Publisher : Faculty of law Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/UJLC.2021.v06.i01.p03

Abstract

Imprisonment is often the most preferred choice of punishment in the eyes of law enforcement officers. As a result, prison overcrowding is inevitable and leads to the emergence of various problems in prisons. The discourse of alternative sentencing has recently gained increasing prominence in the Indonesian public with a view to addressing such problems amid the ongoing review of the Draft Criminal Code (Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana/ RKUHP). This article aims to analyze alternative sentencing in the form of community service and probation penalties. It discusses the role and strategic measures taken by the Indonesian correctional system related to the performance of community correctional counselors in order to prepare for the implementation of alternative sentencing in the future. Employing a qualitative method, this study shows that alternative sentencing is principally in line with the concept of social reintegration and the philosophy of the current Indonesian Correctional Institution (Lembaga Pemasyarakatan). The correctional system in the country has also begun to take strategic measures to respond to the future implementation of the alternative sentencing in the RKUHP by means of updating the legal framework and improving infrastructure as well as the quality of human resources in accordance with the framework of community-based corrections.
Efek Prisonisasi dan Urgensi Pemberian Pidana Alternatif bagi First Offender Nadia Utami Larasati
Deviance Jurnal kriminologi Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.327 KB) | DOI: 10.36080/djk.v2i1.876

Abstract

Kompleksitas masalah di penjara salah satunya disebabkan oleh kondisi penjara yang overcrowded. Dengan kondisi itu pembinaan yang efektif untuk mengintegrasikan kembali narapidana ke masyarakat tentu menjadi tujuan yang sangat sulit dicapai. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut sejumlah negara di dunia mulai mengembangkan pidana alternatif sebagai model penghukuman baru, salah satunya untuk first offender. First offender dianggap sebagai kategori pelaku yang cocok untuk diberikan pidana alternatif karena efek prisonisasi yang akan didapatkan jika mereka ditempatkan di dalam lapas akan lebih merugikan. Interaksi dan sosialisasi dengan pelaku kejahatan lain yang lebih ahli dianggap dapat membuat mereka melakukan kejahatan yang lebih serius ketika keluar lapas. Selain itu, first offender juga dianggap lebih mudah dibina di masyarakat dibandingkan di dalam lapas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi literatur dan wawancara. Dari penelitian ini dapat disimpulkan pemberian pidana alternatif bagi first offender sangat dimungkinkan. Sebagaimana di negara lain, pidana alternatif sudah banyak diterapkan bagi pelaku yang baru pertama kali melakukan pelanggaran. Praktisi hukum dan peradilan pidana juga memiliki anggapan yang sama, yaitu bahwa pidana alternatif seharusnya sudah mulai diberlakukan khususnya untuk first offender dan kejahatan dengan hukuman jangka pendek. Hal ini bertujuan untuk mengurangi populasi penjara sehingga pembinaan di lapas dapat berjalan efektif.
KATA PENGANTAR DEVIANCE JURNAL KRIMINOLOGI VOLUME 6 NOMOR 2 TAHUN 2022 Nadia Utami Larasati
Deviance Jurnal kriminologi Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/djk.v6i2.2147

Abstract

Terima kasih dan apresiasi yang tinggi kami persembahkan kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi terhadap terbitnya Deviance Jurnal Kriminologi Volume 6 Nomor 2 Tahun 2022 sehingga edisi ini dapat terbit tepat waktu untuk menyapa para pembaca Jurnal Deviance. Pada edisi kali ini, Deviance Jurnal Kriminologi menghadirkan tulisan dengan tema-tema sosiologi perilaku menyimpang yang menarik dan beragam, mulai dari praktek prostitusi berkedok spa, desistensi pada pelaku kejahatan seksual, potensi kejahatan dari aplikasi kencan daring, gratifikasi seksual pada kasus korupsi, peredaran kosmetik berbahaya hingga penipuan transaksi daring. “Guest Relation Officer (GRO) dalam Praktek Prostitusi Berkedok Spa di Daerah Jakarta Selatan” sebagai naskah pertama dibahas oleh Monica Margaret dan Ismunandar Raihan. Dengan pisau analisis teori aktivitas rutin yang dikemukakan oleh Lawrence Cohen dan Marcus Felson (2010), hasil penelitian dalam artikel ini menunjukkan ada dua hal yang mempengaruhi mengapa GRO tetap menjalankan aktivitasnya meskipun sudah mengetahui bahwa apa yang dilakukannya salah. Pertama adalah faktor uang atau materi dan yang kedua adalah adanya dukungan dari korban itu sendiri yakni terapis. Naskah berikutnya mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan desistensi pada pelaku kejahatan seksual yang ditulis oleh Yuli Kurniawaty. Artikel berjudul “Analisis Faktor Pendorong Desistensi pada Pelaku Kejahatan Seksual” ini berargumen bahwa terdapat 13 faktor pendorong desistensi pelaku kejahatan seksual, yakni pernikahan, hukuman penjara, transformasi kognitif, pygmalion effect, knifing off, spiritualitas serta sakit dan inkapasitasi. Penemuan ini sejalan dengan studi Willis (2010) yang meneliti faktor-faktor yang menjadi penghalang dan pendorong desistensi pelaku kejahatan seksual. Naskah ketiga yang berjudul “Analisis Fenomena “Tinder Swindler” pada Aplikasi Online Dating Menggunakan Lifestyle Exposure Theory” ditulis oleh Anggun Yuliastuti, Desna Toding Pabita, Hanashaumy Avialda dan Nadia Salsabila Hartono. Dengan menggunakan kerangka teori gaya hidup yang dikembangkan oleh Hindelang dan kawan-kawan (1979), artikel ini mengemukakan bahwa dari data-data kasus yang dijadikan sampel penelitian ini, aktivitas rutin seseorang dalam menggunakan aplikasi kencan online berisiko tinggi dalam menciptakan peluang terjadinya kejahatan siber. Semakin sedikit keterpaparan seseorang maka akan semakin sedikit peluang terjadinya kejahatan siber. Gratifikasi seksual pada kasus korupsi dikaji dalam naskah keempat yang ditulis oleh Harris Kristanto dan Yani Osmawati. Artikel yang berjudul “Fenomena Gratifikasi Seksual di Indonesia sebagai Bentuk Kejahatan Korupsi” ini mengajukan pertanyaan penelitian sejauh mana gratifikasi seksual dapat disebut sebagai bentuk korupsi dalam konteks kajian kriminologi white collar crime. Artikel ini membuktikan bahwa karakteristik white collar crime memiliki keseragaman dengan korupsi. Kejahatan ekonomi yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok untuk memperoleh suatu keuntungan diwujudkan melalui penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan untuk mendapatkan keuntungan yang tidak semestinya (undue advantage dan abuse of power) (Feigenblatt, 2020). Naskah kelima ditulis oleh Imam Suyudi, Muhammad Naufal Afif, Yosafat Kevin, dan Marvine Viano Gabrielle. Artikel yang berjudul “Analisis Pengawasan Post-Market Badan Pengawas Obat dan Makanan pada Peredaran Kosmetik Berbahaya” ini menggunakan teori situational crime prevention atau pencegahan kejahatan situasional yang dikembangkan oleh Bullock dan kawan-kawan (2010). Artikel ini menemukan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM) telah melakukan strategi pengawasan post-market dengan melakukan penyesuaian tindakan dan sanksi sesuai dengan strategi pencegahan kejahatan situasional atau situational crime prevention. Naskah terakhir berjudul “Fenomena Penipuan Transaksi Jual Beli Online melalui Media Baru Berdasarkan Kajian Space Transition Theory”. Naskah yang ditulis oleh Erlina Permata Sari, Deyana Annisa Febrianti, dan Riska Hikmah Fauziah ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana modus operandi penipuan transaksi jual beli online di Indonesia terjadi melalui media baru serta bagaimana fenomena tersebut dilihat dari space transition theory. Sebagaimana diungkapkan Jaishankar (2008), teori space transition menjelaskan bagaimana pergerakan sifat perilaku individu baik yang sesuai (conform) maupun tidak sesuai (nonconform) di ruang fisik dan ruang siber. Artikel ini menemukan bahwa media baru menyediakan ruang bagi pertumbuhan e-commerce dan transaksi di media sosial yang berakibat pada munculnya ancaman penipuan transaksi jual beli online. Modus yang digunakan pelaku dalam melakukan penipuan jual beli online diantaranya adalah melalui phising, pharming, dan sniffing. Tiada gading yang tak retak, kami memohon maaf kepada segenap pihak jika masih terdapat kekurangan dalam hal substansi maupun penyajian naskah-naskah yang terbit dalam edisi kali ini. Masukan konstruktif dari para pembaca tentunya akan menjadi penyemangat yang berharga bagi kami untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut pada terbitan yang akan datang. Tidak lupa kami mengundang semua pihak dari berbagai kalangan untuk mengirimkan buah pemikirannya dalam bentuk naskah dengan topik beragam dalam ruang lingkup kajian studi sosiologi perilaku menyimpang atau kriminologi kepada kami. Salam hangat, Editor in Chief Jurnal Deviance Nadia Utami Larasati
KATA PENGANTAR DEVIANCE JURNAL KRIMINOLOGI VOLUME 5 NOMOR 2 TAHUN 2021 Nadia Utami Larasati
Deviance Jurnal kriminologi Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/djk.v5i2.2181

Abstract

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, Volume 5 Nomor 2 Tahun 2021 Jurnal Deviance ini bisa hadir menyapa para pembaca sekalian. Seperti biasa, tema-tema beragam dalam disiplin ilmu Kriminologi kami hadirkan dalam edisi ini tidak saja sebagai wujud kontribusi keilmuan kami, tetapi juga untuk memantik diskusi dan perdebatan konstruktif dalam pengembangan ilmu sosial, khususnya Kriminologi diantara para ilmuwan, pengamat, peneliti isu-isu sosial, dan sekaligus para pengambil kebijakan. Naskah yang ditulis oleh Tiara Paramita dan Adrianus Eliasta Meliala menjadi pembuka edisi kali ini dengan mengetengahkan judul “Intervention by Separation and Reunification of Victims of Munchausen Syndrome by Proxy”. Artikel yang ditulis ini bertujuan untuk melihat bagaimana dampak dari metode intervensi dengan cara pemisahan dan penyatuan kembali anak sebagai korban tindak kekerasan Munchausen Syndrome by Proxy terhadap orangtua sebagai pelaku tindak kekerasan Munchausen Syndrome by Proxy. Hasil studi ini menunjukkan bahwa intervensi pemisahan masih menjadi salah satu metode intervensi yang digunakan untuk korban kekerasan pada anak. Namun, intervensi ini juga dapat menimbulkan luka psikologis yang mendalam pada anak akibat dipisahkan dari orangtuanya, dimana trauma dari pemisahan tersebut akan sangat berdampak terhadap perkambangan psikologi anak dalam hal kepercayaannya terhadap orang lain. Artikel berikutnya ditulis oleh Muh. Ardila Amry dan Satria Novembri yang berjudul “Analisis Bentuk Labelling terhadap Mantan Narapidana Narkotika di Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok, Sumatera Barat”. Studi ini dilatarbelakangi oleh fenomena labelling mantan narapidana narkotika oleh masyarakat di kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok, Sumatera Barat. Dengan menggunakan perspektif labelling, artikel ini menyimpulkan bahwa pada dasarnya mantan narapidana narkotika tidak akan mempermasalahkan jika masyarakat melakukan pemberian cap atau label dan diskriminasi sosial sebagai bentuk pertanggungjawaban atas norma-norma masyarakat yang pernah dilanggar. Artikel kedua berjudul “ Artikel ketiga mengkaji kerentanan anak yang menjadi korban kekerasan seksual melalui teori Aktivitas Rutin. Naskah berjudul “Analisis Teori Aktivitas Rutin terhadap Kerentanan Anak yang menjadi Korban Kekerasan Seksual” yang ditulis oleh Argo Putra Setyawan dan Nadia Utami Larasati ini mendemonstrasikan faktor-faktor yang menyebabkan anak menjadi korban kekerasan seksual dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk menguranginya. Naskah keempat berjudul “Analisis Rational Choice Theory terhadap Perilaku Menyimpang akibat Sistem Transaksi Mikro Game Online pada Smartphone”. Artikel yang ditulis oleh Shinta Julianti dan Muhammad Reza Aljabar ini menyimpulkan bahwa ketiga informan dalam studi ini mempunyai alasan tersendiri mengapa mereka melakukan tindakan menyimpang akibat transaksi mikro game online. Mereka memiliki prioritas yang berbeda-beda ketika bermain game online di smartphone yang didasarkan pada pertimbangan pilihan rasional mereka masing-masing. Naskah berikutnya berjudul “Penerapan Prinsip Proficiency dan Due Professional Care dalam Pencegahan Kejahatan di Bidang ‘Creative Accounting’. Artikel yang ditulis oleh Shakina Apriliani Utari ini untuk bertujuan untuk menjelaskan bagaimana penerapan dan mengetahui seberapa besar pengaruh prinsip Proficiency dan Due Professional Care dalam penerapannya untuk mencegah ‘Creative Accounting’. Studi ini menyimpulkan bahwa penerapan prinsip Proficiency dan Due Professional Care yang dijalankan oleh auditor yang bekerja pada 15 Kantor Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta dan Depok dapat diterapkan dengan baik serta dijalankan secara konsisten dan berpengaruh terhadap pencegahan ‘Creative Accounting’. Artikel terakhir ditulis oleh Sisi Renia Alviani dan Yani Osmawati. Naskah ini mengkaji kasus tawuran di wilayah Manggarai, Jakarta Selatan. Artikel berjudul “Tinjauan Teori Kriminologi Kultural terhadap Pemaknaan Tawuran: Studi Kasus Tawuran di Wilayah Manggarai, Jakarta Selatan” ini menyimpulkan bahwa tawuran yang terjadi di Manggarai dan sekitarnya didasarkan pada aksi solidaritas antar sesama yang tinggi. Tawuran dimaknai sebagai tindakan yang wajar dan bukan merupakan tindak kejahatan bagi masyarakat setempat. Saran dan masukan berharga dari para pembaca sekalian akan selalu kami nanti untuk lebih meningkatkan kualitas terbitan kami ke depan. Kami pun menunggu kontribusi Anda semua untuk mengirimkan naskahnya ke Jurnal Deviance sebagai wujud partisipasi aktif pengembangan wacana dan keilmuan disiplin ilmu Kriminologi. Salam hormat, Editor in Chief Jurnal Deviance Nadia Utami Larasati
KATA PENGANTAR DEVIANCE JURNAL KRIMINOLOGI VOLUME 5 NOMOR 1 TAHUN 2021 Nadia Utami Larasati
Deviance Jurnal kriminologi Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/djk.v5i1.2175

Abstract

Terima kasih kami ucapkan kepada para pembaca dan pemangku kepentingan yang telah mendukung terbitnya Jurnal Deviance Volume 5 Nomor 1 Tahun 2021. Kami pun berterimakasih atas masukan dan saran konstruktif dari semua pihak sehingga Jurnal Deviance dapat berbenah diri untuk meningkatkan kualitas substansi dan tampilannya. Hasil kolaborasi penelitian antar universitas oleh Nibras K. Ramadhani, Muhammad A.S. Hikam, dan Fahlesa Munabari menjadi artikel pembuka dengan mengupas kerja sama intelijen dalam rangka pemberantasan terorisme antara pemerintah Indonesia dengan Australia. Artikel berjudul “The Joint Efforts of Indonesian and Australian Governments in Countering Terrorism: Intelligence Cooperation” ini menggnakan perspektif kerja sama bilateral sebagai pisau analisis. Temuan artikel ini menunjukkan bahwa pentingnya kerja sama khususnya di bidang intelijen dengan negara-negara tetangga secara lebih komprehensif sebagai upaya menangkal terorisme dan radikalisme di Indonesia. Artikel ini sebagai bukti keberagaman topik sosiologi perilaku menyimpang yang menjadi ciri khas dari Jurnal Deviance. Dengan kata lain, terorisme dan radikalisme sebagai manifestasi perilaku menyimpang bisa juga dikaji dari sudut pandang disipilin ilmu Hubungan Internasional melalui kajian komparasi dengan negara lain. Artikel berikutnya ditulis oleh Lucky Nurhadiyanto dan Putri Puspita. Artikel yang berjudul “Penodaan Agama Ditinjau dari Perspektif Teori Konflik: Studi Kasus Pasal Penodaan Agama di Tanjung Balai” ini menganalisis bagaimana pendefinisian penodaan agama oleh masyarakat mayoritas yang terjadi pada kasus pasal penodaan agama yang menjerat Meliana di Tanjung Balai dengan menggunakan teori konflik. Studi ini menemukan bahwa tuduhan penodaan agama terhadap Meliana didefinisikan oleh masyarakat yang menganut agama mayoritas di Tanjung Balai, yaitu umat Islam, sebagai penodaan agama (religious insult). Permasalahan korupsi di Indonesia, terutama dalam bentuk gratifikasi, masih marak terjadi dan sulit diatasi. Erlita Kresna menjadi penulis naskah berikutnya berjudul “Aplikasi Penerapan Teori Fraud Triangle terhadap Kasus Gratifikasi Seksual sebagai Bentuk Kejatahan Korupsi”. Artikel ini menemukan bahwa gratifikasi seksual normalnya bukan suatu kejahatan yang berdiri sendiri, bahkan menjadi pintu awal terjadinya kejahatan-kejahatan lain yang lebih besar. Pandemi COVID-19 membawa dampak yang besar bagi kehidupan manusia. Dampak ini diperparah dengan adanya regulasi PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang ditetapkan oleh pemerintah. Pada naskah berikutnya, Rio Rahmawanto, Ayu Diah Parwati, Cornelia Ingrid Setiawan, Michelle Pearlyna Setiawan, dan Nabiel Azriel Wirayudha mengkaji pengaruh PPKM terhadap potensi masyarakat menjadi pelaku dan korban kejahatan jalanan di Kecamatan Beji, Depok. Artikel ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara efektivitas regulasi PPKM dan juga perilaku masyarakat yang berpotensi menjadi pelaku maupun korban kejahatan jalanan di daerah tersebut. Hal ini disebabkan kurang efisiennya upaya pencegahan kejahatan jalanan pada masa pandemi. Naskah kelima ditulis oleh Rintan Puspita Sari. Artikel yang berjudul “Persekusi Doxing sebagai Pola Baru Viktimisasi terhadap Jurnalis di Indonesia” ini bertujuan untuk mengetahui pola baru viktimisasi terhadap jurnalis di Indonesia dalam hal ini adalah persekusi doxing atau kekerasan yang terjadi secara virtual. Artikel ini menemukan kesamaan pola terjadinya persekusi doxing dengan pola kekerasan fisik yang dialami jurnalis: setelah artikel terbit, identitas jurnalis digali kemudian setelah identitas ditemukan, mereka akan jadi sasaran persekusi. Naskah terakhir ditulis oleh Rahmanda Janice Jessica dan Supriyono B. Sumbogo. Artikel berjudul “Pola Pembelajaran Penyalahgunaan Narkotika oleh Anak yang Berkonflik dengan Hukum di LPKA Tangerang” ini menganalisis kenakalan anak yang disebabkan oleh pengabaian sosial yang terjadi di LPKA (Lembaga Pembinaan Khusus Anak). Dengan menggunakan perspektif asosiasi diferensial, artikel ini menyimpulkan bahwa terdapat pembelajaran penyalahgunaan narkotika yang terjadi pada anak yang berkonflik dengan hukum di LPKA Tangerang. Semoga keberagaman topik dalam ranah sosiologi perilaku menyimpang pada edisi Jurnal Deviance kali ini dapat berkontribusi terhadap diskusi dan pengembangan kajian Kriminologi. Masukan dan kritikan berharga dari para pembaca tentunya kami sangat nantikan untuk perbaikan naskah-naskah kami ke depan. Salam hangat, Editor in Chief Jurnal Deviance Nadia Utami Larasati
Analisis Teori Aktivitas Rutin terhadap Kerentanan Anak yang menjadi Korban Kekerasan Seksual Argo Putra Setyawan; Nadia Utami Larasati
Deviance Jurnal kriminologi Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/djk.2050

Abstract

Kejahatan berupa kekerasan seksual terhadap anak terus mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Anak merupakan kelompok yang rentan dan kekerasan seksual akan berdampak serius pada mereka. Penelitian bertujuan untuk membahas faktor-faktor terkait kerentanan anak yang menjadi korban kekerasan seksual dan upaya untuk menanggulangi risiko serta peningkatan jumlah kasus kekerasan seksual terhadap anak. Pembahasan masalah ini dianalisis menggunakan Teori Aktivitas Rutin untuk melihat faktor-faktor yang menyebabkan anak menjadi korban kekerasan seksual. Penulisan ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan cara mengumpulkan data dan informasi dengan teknik wawancara melalui media sosial dan juga aplikasi Prisga dari informan yang berguna untuk analisis permasalahan. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan deskriptif untuk mengkaji keadaan kelompok manusia saat ini, suatu objek, seperangkat kondisi, cara berpikir, atau sekelompok peristiwa. Temuan studi ini menunjukkan faktor yang menyebabkan anak menjadi korban kekerasan seksual dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk menguranginya.
KATA PENGANTAR DEVIANCE JURNAL KRIMINOLOGI VOLUME 7 NOMOR 1 TAHUN 2023 Nadia Utami Larasati
Deviance Jurnal kriminologi Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/djk.2461

Abstract

Deviance Jurnal Kriminologi kembali menyapa pembaca dengan terbitnya Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023 pada bulan Juni ini. Terima kasih dan apresiasi yang tinggi kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan berkontribusi sehingga edisi ini dapat terbit tepat waktu. Pada kesempatan kali ini, Deviance Jurnal Kriminologi menghadirkan tulisan dengan tema-tema yang cukup beragam sehingga pembahasan setiap isu menjadi semakin menarik dan berwarna. Isu polisi dan pemolisan, keamanan siber, pengendalian sosial kejahatan, kebijakan kriminal sampai dengan konflik sosial hadir untuk dinikmati pembaca. Artikel pertama yang berjudul “The Utilization of Intelligent Traffic Systems for Managing Traffic Problems in Tourism Areas: A Literature Review” karya Hasby Ristama berbicara mengenai pemanfaatan Intelligent Traffic System (ITS) atau sistem lalu lintas cerdas untuk mengatasi masalah lalu lintas di daerah tujuan wisata. Hasil studinya menunjukkan bahwa mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ke dalam sistem lalu lintas dapat mengoptimalkan manajemen lalu lintas, meningkatkan infrastruktur transportasi, meningkatkan koordinasi dan manajemen transportasi serta meningkatkan keamanan lalu lintas di tujuan wisata. Ada pula artikel yang ditulis oleh Agus Ady Wijaya dengan judul “Strategies in Police Integrity Enhancement: A Comprehensive Literature Review”. Tulisan ini berupaya menjelaskan pengaruh signifikan antara integritas polisi terhadap kualitas pelayanan dan kredibilitas institusi Polri. Perspektif Klokars, Ivković, dan Haberfeld (2007) digunakan untuk memberikan landasan pemahaman mengenai kecenderungan polisi untuk menolak godaan yang dapat menodai profesionalisme mereka sekaligus mengidentifikasi strategi yang efektif untuk meningkatkan integritas polisi. Artikel ini diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan praktik dan strategi untuk meningkatkan integritas polisi guna menegakkan standar kualitas layanan dan meningkatkan kepercayaan publik. Isu keamanan siber dihadirkan pada edisi kali ini melalui artikel “Blockchain Technology: Cyber Security Strategy in Post-2007 Cyber-Attacks Estonia” yang ditulis oleh Dita Aulia Salma dan Fahlesa Munabari. Artikel ini membahas tentang teknologi blockchain yang menjadi salah satu strategi keamanan siber Estonia setelah serangan siber yang terjadi pada tahun 2007. Teori ofensif-defensif, yang sering disebut juga sebagai teori dilema keamanan, digunakan untuk mengemukakan bahwa perang besar dapat dihindari ketika aspek pertahanan lebih unggul daripada aspek serangan. Oleh karena itu, dengan memperjelas regulasi terkait perang di dunia maya, risiko penyerangan akan berkurang. Pada akhirnya, teknologi blockhain tidak hanya memperkuat keamanan siber di Estonia, tetapi juga menjadi penyeimbang kekuatan keamanan siber bagi negara-negara tetangga Estonia di Eropa, termasuk Rusia. Artikel berikutnya “Mekanisme Kemitraan dalam Pengendalian Kejahatan Lintas Negara (Analisis Kasus Korupsi Alstom oleh Komisi Pemberantasan Korupsi)” ditulis oleh Sari Wardhani Ismakoen. Korupsi merupakan salah satu kejahatan transnasional karena jejak perolehan korupsi sering dikaburkan dengan menggunakan afiliasi lintas yurisdiksi, termasuk di Indonesia. Hal ini membuat upaya penegakan hukum dan upaya pengembalian aset terhadap kerugian negara menjadi tidak maksimal. Ketika pelaku pidana berafiliasi dengan pelaku pidana lintas yurisdiksi, aparat penegak hukum akan menghadapi permasalahan baik dalam penanganan perkara untuk mengikuti aliran dana kejahatan (follow the money) maupun rekam jejak pelaku (follow the suspect). Kasus Alstom yang ditangani oleh KPK diangkat sebagai studi kasus dalam penelitian ini. Pendekatan Himmelman (2002) digunakan untuk menggambarkan pola kerjasama yang dapat dilakukan dalam penyelesaian kasus korupsi lintas negara. Hasil studi menunjukkan bahwa pelaksanaan kerja sama dapat disesuaikan dengan fokus strategi masing-masing Lembaga yang berupa investigasi, penegakan hukum, pencegahan, penyadaran dan pendidikan, atau kombinasi dari beberapa elemen atau keseluruhan. Pola kerjasama dapat berupa networking, coordinating, cooperating hingga collaborating. Tema kebijakan kriminal diangkat dalam artikel karya Radhistya Ireka Santosa dengan judul “Covid-19, Banalitas Kejahatan, dan Kriminologi Kesejahteraan selama Aturan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat)”. Artikel ini menggunakan kriminologi kesejahteraan sebagai perspektif yang digunakan untuk menganalisis aturan PPKM. Mustofa (2010) mengemukakan bahwa negara mempunyai alasan untuk menindak pelaku kejahatan setelah terlebih dahulu mensejahterakan rakyatnya. Konsep Kriminologi kesejahteraan melihat adanya 4 aspek untuk mengendalikan kejahatan, yaitu aspek regulasi, sosialisasi, fasilitasi dan penerapan sanksi. Studi ini menunjukkan bahwa penertiban pedagang yang melanggar aturan PPKM oleh aparat seperti konsep banality of evil. Begitu juga dengan penegakan dan sanksi yang kurang memperhatikan aspek fasilitas dan sosialisasi sesuai dengan penjelasan kriminologi kesejahteraan. Tindakan dan sanksi harus melihat hak pedagang sebelum mengambil tindakan dan menerapkan sanksi. Selanjutnya dalam penegakan dan penerapan sanksi harus memperhatikan aspek pemenuhan fasilitas bagi pelaku usaha untuk melakukan tindakan dan sanksi. Edisi kali ini ditutup oleh artikel yang ditulis oleh Arsenius Wisnu Aji Patria Perkasa. Artikel yang berjudul “Konflik Sosial dan Politik Identitas sebagai Kecacatan Demokrasi Indonesia: Studi Kasus Pilkada DKI Jakarta 2017” ini mengangkat isu politik identitas dan politisasi agama dalam kontestasi politik nasional yang pada akhirnya memunculkan beragam konflik. Teori konflik, pemikiran kelompok, dan teori mobilisasi sumber daya digunakan sebagai pisau analisis dalam studi ini. Berdasarkan analisisnya, artikel ini menyimpulkan bahwa masyarakat Indonesia sangat mudah terprovokasi dengan isu-isu sensitif yang berkaitan dengan identitas. Demokrasi justru memberikan dampak eskalasi konflik sosial yang lebih masif yang didasarkan pada keberagaman identitas, kepentingan, kelompok, dan egoisme individu. Hal ini seringkali dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk membentuk sebuah pemikiran subjektif yang dominan dan berujung pada mobilisasi massa yang destruktif. Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Kami memohon maaf kepada seluruh pihak jika masih terdapat kekurangan dalam hal substansi maupun penyajian artikel yang terbit dalam edisi kali ini. Masukan konstruktif dari para pembaca tentunya akan menjadi penyemangat yang berharga bagi kami untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut pada terbitan yang akan datang. Tidak lupa kami mengundang semua pihak dari berbagai kalangan untuk mengirimkan buah pemikirannya dalam bentuk naskah artikel dengan topik-topik dari berbagai disiplin ilmu yang bersinggungan dengan perspektif kriminologi. Salam hangat, Editor in Chief Jurnal Deviance Nadia Utami Larasati
Agresivitas Remaja Kebayoran Lama Selatan Dalam Tawuran Antar Geng Melalui Prespektif Differential Association Theory Muhammad Ikhsan Alfaridzi; Nadia Utami Larasati
Anomie Vol. 5 No. 1 (2023): April
Publisher : Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The study investigated the presence of criminal problems caused by a variety of elements such asgroup solidarity, the social environment, family, and the economy. The study attempts to explainwhat variables encourage students to bid and what motivates a student to act as a result of socialmedia. The researchers interviewed four sources for this study: two kids from separate gangs, oneWartul gang alumni, and the Head of the Criminal Resort Unit, Polsek Kebayoran Lama. Theresearchers expected to get a picture of what happened to students who performed the offer actiondue to the presence of paroses imitating and learning from social media from its predecessor inthe Southern Jakarta Boengkem gang by using a qualitative research approach with a descriptivetype. Factors that contribute to the occurrence of a conflict between school gangs or bands are classified as 2 (two), one of which is an internal element relating to adolescents' emotional well- being. External elements such as the home environment, the school environment, and the surrounding environment are also considered. Teen aggression, offer, differential association theory are all keywords.
KONFLIK ANTAR NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS I CIPINANG DALAM PERSPEKTIF SUBKULTUR PENJARA Adams Firdaus Mubarokah; Nadia Utami Larasati
Anomie Vol. 6 No. 1 (2024): April
Publisher : Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konflik antar narapidana yang terjadi di dalam Lembaga Pemasyarakatan bisa dikatakan sudah menjadi bagian dari subkultur di Lapas itu sendiri. Kehidupan narapidana di dalam Lapas yang keras dan kejam sering kali menimbulkan berbagai permasalahan, masalah apapun yang terjadi di antara narapidana berpotensi menimbulkan konflik antar narapidana seperti cekcok, perkelahian, bahkan kerusuhan. Kemudian masalah overcrowding, jumlah narapidana yang jauh melebihi daya tampung Lapas juga menjadi masalah bagi narapidana, ditambah lagi dengan deprivasi yang dialami narapidana semakin membuat narapidana merasa stres. Dari beragam permasalahan di dalam Lapas akhirnya memaksa narapidana untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan mulai bertindak seperti itu juga, atau disebut dengan prisonisasi. Peneliti membahas lebih dalam terkait fenomena subkultur penjara dan konflik narapidana. Lokasi penelitian ini dilakukan di Lapas Kelas I Cipinang, Jakarta Timur. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif untuk memberikan gambaran dan pemahaman terkait subkultur penjara dan konflik narapidana, dan menggunakan pendekatan tipe deskriptif yang akan mendeskripsikan hasil temuan data di lapangan dan sumber literatur.
Kajian Penologi Terhadap Pembinaan Narapidana Lanjut Usia di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Serang Heru Pauzi; Nadia Utami Larasati
Anomie Vol. 5 No. 2 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembinaan merupakan proses rehabilitasi karakter dan perilaku narapidana dalam melaksanakan masa hukuman penjara, agar saat bebas, mereka siap bergabung dengan masyarakat. Sekarang sistem pidana penjara tidak lagi terkesan tidak jelas atau tanpa tujuan. Salah satu cara untuk membina dan mengembalikan ke jalan yang benar adalah dengan menerapkan program pembinaan di lembaga pemasyarakatan. Selama ini, pembinaan di penjara hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan narapidana, seperti mengisi waktu luang, dan membantu mereka menjadi lebih mandiri. Selain itu, karena ketergantungan petugas pada fasilitas pemasyarakatan dan penjara, petugas lapas sering mengabaikan bahwa narapidana lanjut usia menerima pembinaan dan perawatan yang sama seperti narapidana lainnya. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai pembinaan khusus Narapidana lanjut usia. Pembinaan yang menjadi pembahasan penelitian dalam penelitian ini adalah program pembinaan kemandirian dan kepribadian dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Serang dengan tujuan mengetahui proses pembinaan narapidana lanjut usia serta faktor yang menghambat proses pembinaannya.