Claim Missing Document
Check
Articles

Hubungan Antara Human Animal Bond dengan Tingkat Stres Pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang Memiliki Hewan Peliharaan Injilitha Priscilia Ezra Wilar; Krismi Diah Ambarwati
Jurnal Online Psikogenesis Vol 9, No 2 (2021): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jps.v9i2.1881

Abstract

Hubungan Antara Self Control Dengan Nomophobia pada Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Citra Wira Sapulete; Krismi Diah Ambarwati
Jurnal Online Psikogenesis Vol 9, No 2 (2021): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jps.v9i2.1883

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Tujuan dari penelitian adalah untuk melihat hubungan antara self control dengan nomophobia pada mahasisiwi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Adapun hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini, yakni ada hubungan yang negatif dan signifikan antara self control dengan nomophobia pada mahasiswi Universitas Kristen Satya Wacana. Total partisipan dalam penelitian ini sebanyak 213 mahasisiwi dengan menggunakan teknik sampling purposive. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner secara online melalui google form. Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Self Control Scale (SCS) yang dibuat oleh  Tangney,  Baumeister Boone (2004) dengan skor reliabilitas sebesar 0,839. Selain itu ada Nomophobia Questionnaire (NMP-Q) yang dibuat oleh Yildirim (2014) dengan skor reliabilitas sebesar 0,924. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif dan signifikan antara self control dan nomophobia (rxy= -0,372; 0,00 p0,05). Dengan demikian, bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima.. 
ILLNESS PERCEPTION DAN SENSE OF COHERENCE (SOC) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Christiani Natasya Miru; Krismi Diah Ambarwati
PSIKOVIDYA Vol 24 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37303/psikovidya.v24i1.141

Abstract

This study aims to determine whether or not there is a relationship between illness perception and Sense of Coherence (SOC) in patients with type 2 diabetes mellitus. Sense of Coherence (SOC) is a global orientation that states the extent to which a person has feelings of confidence that are persuasive, lasting, and dynamic that stimulus that comes from a person's internal and external environment in his life is something that is structured, predictable, and can be explained; resources available to someone to meet demands arising from the stimulus;claims are challenges and attachment to life, with one of the factors which affect SOC, namely illness perception. Participants in the study were 58 type 2 DM patients at the Kedungmundu Health Center, Semarang City. Data was collected using quantitative methods with a purposive sampling model. Based on the research results obtained correlation coefficient 〖(r〗_xy) = 0.536 with a significance value of 0.000 (p <0.05) which means there is a significant positive relationship between illness perception and Sense of Coherence in patients with type 2 Diabetes Mellitus in Kedungmundu Health Center Semarang City.
RESILIENSI PADA WARIA Aprillia Anggraeni Triyono; Krismi Diah Ambarwati
Jurnal Psikohumanika Vol 10 No 2 (2018): Jurnal Psikohumanika
Publisher : Program Studi S1 Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.584 KB) | DOI: 10.31001/j.psi.v10i2.314

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana gambaran resiliensi pada transgender atau waria yang masih mengalami penolakan dari keluarga dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Partisipan penelitian ini adalah dua orang waria berusia 26 dan 28 tahun yang sudah berpenampilan seperti perempuan selama 5 tahun belakangan ini, serta masih mengalami penolakan dari keluarga maupun lingkungan. Hasil penelitian ini ialah penolakan yang diterima oleh masing-masing partisipan, memunculkan respon yang unik pada tiap-tiap aspek resiliensi. Hal ini terlihat dari bagaimana cara para partisipan berusaha untuk tetap tenang dalam menghadapi tekanan atau penolakan yang mereka dapat, mereka juga berusaha mengendalikan dorongan atau keinginan untuk membalas perilaku-perilaku kurang menyenangkan yang mereka terima dengan bermain bersama teman-teman mereka, mencari tahu penyebab dari penolakan yang mereka alami, memiliki rasa optimisme serta keyakinan pada diri sendiri bahwa keluarga akan dapat menerima mereka suatu saat nanti, mereka juga menjadi lebih berempati pada teman-teman sesama transgender yang masih mengalami penolakan seperti mereka, serta berusaha mencari cara agar mereka dapat diterima oleh keluarga maupun lingkungan.
Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Dark Triad of Personality pada Narapidana LPKA Kelas II Tomohon Yerico Cerio Memah; Krismi Diah Ambarwati
PSIKODIMENSIA Vol 20, No 2: Desember 2021
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/psidim.v20i2.3115

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan dimensi- dimensi dark triad of personality yakni machiavellianism, narcissism, dan psychopathy pada narapidana LPKA Kelas II Tomohon. Terdapat 2 alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini.  Pertama,  Schutte  Self-report  Emotional Intelligence  (SSEI),  yang  dikembangkan  oleh Cooper,  Dornheim,  Golden,  Hall,  Haggerty,  Malouff  dan  Schutte  (1998)  dari  Salovey  dan Mayer (1990), dan yang kedua adalah Short Dark Triad (SD3) dari Jones dan Paulhus (2014). Teknik  pengambilan  sampel  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  teknik  sampling jenuh yaitu dengan mengambil seluruh populasi narapidana di LPKA Kelas II Tomohon untuk dijadikan sampel (Azwar, 2012). Keseluruhan sampel tersebut adalah sebanyak 16 narapidana. Berdasarkan  hasil  analisis  data,  tidak  terdapat  hubungan  negatif  yang  signifikan  antara kecerdasan emosional dengan kepribadian dark triad. Artinya ketika terjadi peningkatan atau penurunan  kecerdasan  emosional,  tidak ada  kaitannya  dengan  peningkatan  atau  penurunan kepribadian dark triad. Oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini tidak diterima.Kata kunci: Kecerdasan Emosional, Dark Triad of Personality, Narapidana  Abstract: This study aims to determine the relationship between emotional intelligence and dark triad of personality dimensions, namely machiavellianism, narcissism, and psychopathy on Tomohon LPKA 2nd grade’s convict. There are two measuring instruments used in this research. First, Schutte Self-report Emotional Intelligence (SSEI), which was developed by Cooper, Dornheim, Golden, Hall, Haggerty, Malouff and Schutte (1998) from Salovey and Mayer (1990) and the second one is Short Dark Triad (SD3) from Jones and Paulhus (2014). The sampling technique used in this study was a saturated sampling technique, namely by taking the entire population of convicts in Tomohon LPKA 2nd grade’s to be the sample (Azwar, 2012). The total sample was 16 convicts. Based on the results of data analysis, there is no significant negative relationship between emotional intelligence and dark triad of personality. This means that when there is an increase or decrease in emotional intelligence, it has nothing to do with an increase or decrease in the dark triad of personality. Therefore, the hypothesis in this study is not accepted. Keywords: Emotional Intelligence, Dark Triad of Personality, Convict
Gambaran Interaksi sosial anak autis di Sekolah Inklusi Multi Talenta Samarinda Jenita Ekasilvita Noya; Krismi Diah Ambarwati
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v3i2.2642

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran interaksi sosial anak autis di Sekolah Inklusi Multi Talenta Samarinda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan 2 (dua) partisipan anak laki-laki dan perempuan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi dari Autism Disorder (AD) Questionnaire for parent, PMII activity observation for young children, dan observation form for recording symtomps that may reflect autistic disorder and positive behaviors. Selanjutnya dilakukan dengan wawancara pada orangtua dan guru berdasarkan 4 (empat) faktor interaksi sosial dan observation guidelines. Hasil dari penelitian ini memunculkan gambaran dari interaksi sosial kedua partisipan seperti pola komunikasi, pola bermain, perasaan atau emosi, perilaku positif, respon sosial, dan interaksi saudara kandung. Kata kunci:  interaksi sosial, anak, autisme, sekolah inklusi
Hubungan Kepribadian Hardiness dengan Regulasi Emosi pada Dokter Spesialis yang Pernah Menangani Pasien Meninggal Dunia Yobella Christiani Wahono; Krismi Diah Ambarwati
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v3i2.2549

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian hardiness dengan regulasi emosi pada dokter spesialis yang pernah menangani pasien meninggal dunia. Subjek penelitian ini berjumlah 40 dokter spesialis yang pernah menangani pasien meninggal dunia dan memenuhi karakteristik yang telah ditentukan. Metode Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Variabel bebas (X) adalah kepribadian hardiness dan variabel terikat (Y) adalah regulasi emosi berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Kobasa dan diadaptasi oleh Lukman (2008), dan skala Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) yang disusun oleh John dan Gross (2003). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai koefisien korelasi kepribadian hardiness dan regulasi emosi sebesar 0,492; (p) = 0,001 (p lebih kecil dari 0,05). Hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis diterima yakni terdapat hubungan positif yang siginifikan antara kepribadian hardiness dengan regulasi emosi pada dokter spesialis yang pernah menangani pasien meninggal dunia yang artinya semakin tinggi kepribadian hardiness pada dokter spesialis maka semakin tinggi regulasi emosi pada dokter spesialis.Kata kunci:  Kepribadian Hardiness, Regulasi Emosi, Dokter Spesialis, Pasien Meninggal Dunia
POLA ASUH ORANGTUA YANG MEMILIKI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNARUNGU) DI BOYOLALI Dinar Widiana & Krismi Diah Ambarwati
Adi Widya : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2018): ADIWIDYA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/awpm.v2i2.2497

Abstract

Pola asuh berpengaruh terhadap perkembangan anak terlebih dengan orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus tunarungu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran pola asuh orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus (tunarungu) di Boyolali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan 4 partisipan (dua pasang orangtua). Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan sudah bisa menerima kondisi anak mereka yang tunarungu serta memberikan dukungan langsung diberikan oleh keempat partisipan agar kondisi dan perkembangan anaknya semakin baik. Partisipan membangun komunikasi yang baik dengan anak, orang tua memberikan dukungan terhadap anak, membangun relasi yang baik dengan anak, dan juga melakukan usaha untuk mendisiplinkan anak. Partisipan memiliki harapan agar anak mereka bisa berbicara dan mendengar.Kata kunci: pola asuh, anak berkebutuhan khusus, tunarungu
PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA MENOPAUSE YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA Pingkan Evelin Eunike Laritmas; Krismi Diah Ambarwati2
Jurnal Selaras : Kajian Bimbingan dan Konseling serta Psikologi Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/Jsvol2iss1pp1

Abstract

ABSTRACT This study is initiated by the importance of the menopause phase for many women, both those who work and those who do not work. This study aims to determine the differences in the quality of life of postmenopausal women who work and postmenopausal women who do not work. This research is a comparative research. The participant used in this study were 30 menopausal women respondents who worked and 30 menopausal women respondents who did not work. The data test method used the WHOQOL-BREF quality of life scale as many as 21 items. WHOQOL-BREF quality of life scale was tested for reliability, a reliability test result of 0.904 so the scale is classified as very reliable. The data analysis technique used the independent sample t-test. Based on the results of the t-test, it was found that the significance (p) of 0.750 was the same as p> 0.05, meaning that there is null hypothesis (H0) is accepted and the working hypothesis (H1) is rejected dan hipotesis kerja. So, was no difference in the quality of life of menopausal women who worked and did not work Keyword: don’t work, menopause, quality of life, work ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi dengan pentingnya fase menopause terhadap banyak wanita, termasuk pada wanita yang bekerja maupun wanita yang tidak bekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup wanita menopause yang bekerja dan wanita menopause yang tidak bekerja. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian komparatif. Partisipan dalam penelitian ini adalah 30 wanita menopause yang bekerja dan 30 wanita menopause yang tidak bekerja. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner / skala kualitas hidup WHOQOL-BREF sebanyak 21 aitem. Skala kualitas hidup WHOQOL-BREF diuji reliabilitas, dan hasil reliabilitas sebesar 0,904 sehingga skala tersebut tergolong sangat andal. Berdasarkan hasil uji analisis dengan metode independent sample t-test didapatkan bahwa signifikansi (p) sebesar 0,750 yang sama dengan p > 0,05, artinya hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis kerja (H1) ditolak. Oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan kualitas hidup yang signifikan antara kedua kelompok yaitu kelompok wanita menopause yang bekerja dan wanita menopause yang tidak bekerja. Kata Kunci: tidak bekerja, menopause, kualitas hidup, bekerja
Hubungan antara Self-Efficacy dengan Burnout pada Perawat Psikiatri di Rumah Sakit Jiwa Putu Ayu Thea Alverina; Krismi Diah Ambarwati
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 3, No 2 (2019): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.111 KB)

Abstract

Abstrak. Tujuan penelitian ini untuk menguji hubungan antara self-efficacy dengan burnout pada perawat psikiatri di rumah sakit jiwa. Dalam pekerjaan perawat psikiatri dituntut memiliki keahlian, pengetahuan dan konsentrasi tinggi. Tidak jarang perawat psikiatri dihadapi dengan berbagai macam masalah dalam pekerjaannya, masalah yang muncul dapat mengakibatkan perawat mengalami stres hingga berakibat mengalami burnout. Variabel-variabel penelitian diukur dengan menggunakan dua skala yaitu skala General Self-Efficacy yang disusun oleh Schwarzer dan Jerusalem (1995) digunakan untuk mengukur self-efficacy, dan skala Maslach Burnout Inventoryyang disusun oleh Maslach dan Jackson (1981) digunakan untuk mengukur burnout. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling, yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2011). Partisipan penelitian berjumlah 265 perawat psikiatri dari dua rumah sakit jiwa yaitu rumah sakit jiwa Magelang dan rumah sakit jiwa Klaten. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil koefisien korelasi (r) = -0,359 dengan nilai sig 0,00 (p < 0,05) artinya terdapat hubungan negatif antara self-efficacy dengan burnout pada perawat psikiatri di rumah sakit jiwa atau dengan kata lain makin tinggi tingkat self-efficacy maka semakin rendah burnout yang dialami oleh perawat psikiatri di rumah sakit jiwa.Kata kunci: self-efficacy, burnout, perawat psikiatriAbstract. This study aims to examine the correlation between self-efficacy and burnout in psychiatric nurses in psychiatric hospitals. Psychiatric nurses are required to have the expertise, knowledge and high concentration. Psychiatric nurses are likely to be faced with various kinds of problems in their work, problem that arise can result nurses there stressing result in burnout. Research variables were measured using two scales. The first is the General Self-Efficacy compiled by Schwarzer and Jerusalem (1995). This scale is a modification of the measuring instrument created by the Bandura. General Self-Efficacy scale used for measure self-efficacy. The second scale Maslach Burnout Inventory that is compiled by Maslach and Jackson (1981). The Maslach Burnout Inventory scale is used to measure burnout. Sampling using quota sampling technique which is a technique for determining samples from populations that have certain characteristics to the desired amount (quota) (Sugiyono, 2011). The sample in this study involved 265 psychiatric nurses at Magelang and Klaten. Based on the results of the study the results of correlation coefficient (r) = -0,359 with a sig value of 0,00 (p < 0,05), which means that there is a negative significant correlation between self-efficacy with burnout in psychiatric nurses at psychiatric hospital in other words. If self-efficacy is high, the burnout experienced by nurses psychiatric at psychiatric hospital is low.Keywords: self-efficacy, burnout, psychiatric nurse