Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Pemetaan Kondisi Ekologi Perkotaan Skala Mikro Menggunakan Citra Landsat 8 di Kota Semarang Hadibasyir, Hamim Zaky; Fikriyah, Vidya Nahdhiyatul; Sunariya, M Iqbal Taufiqurrahman; Danardono, Danardono
LaGeografia Vol 18, No 3 (2020): Juni
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1453.307 KB) | DOI: 10.35580/lageografia.v18i3.13476

Abstract

Semarang City, as a capital city of a province in Indonesia, has experienced intensive rural or suburban migration to urban robinareas. Consequently, the land surface temperature (LST) is getting warmer in urbanized areas and leading to microscale temperature variation from time to time. The objectives of this study are 1) to investigate the geographical distribution of LST and vegetation covers in Semarang, and 2) to map microscale urban ecological condition with regards to LST based on urban thermal field variance index (UTFVI). Landsat 8 data was utilized to derive LST as well as vegetation covers by means of normalized difference vegetation index (NDVI). Next, UTFVI was classified based LST. This study revealed that relatively low NDVI values which mainly consists of built up areas and grassland are predominantly concentrated in the northern and central parts of Semarang. High NDVI values representing vegetation covers are predominantly located in the southern portion of Semarang. The most ecologically depressed areas are mainly distributed in the central portions of the city toward the northern portions of coastal areas. Prioritized sub-districts to be ecologically restored are Ngaliyan, Semarang Utara and Semarang Barat. Upcoming studies should emphasize on finding suitable measures to restore ecologically stressed areas.
Peningkatan Ketrampilan Siswa dalam Menghadapi Perkembangan Keilmuan Geografi Era 4.0 Melalui Pengenalan Drone Mapping Danardono Danardono; M. Iqbal T. Sunariya; Vidya Nahdiyatul Fikriyah
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2021): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v5i1.4356

Abstract

Munculnya era baru revolusi industri 4.0, menuntut tiap bidang keilmuan memiliki perkembangan teknologi yang tinggi, mutakhir, mudah diakses, dan berbasis internet. Tuntutan era baru ini juga mengharuskan bidang keilmuan geografi semakin berkembang menyesuaikan zaman. Perkembangan teknologi di bidang geografi yang saat ini berkembang sebagai bentuk tuntutan era revolusi 4.0 yaitu teknologi drone. Teknologi drone atau yang dikenal dengan pesawat tanpa awak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan data dasar dalam kajian-kajian geografi. Di sisi lain, perkembangan teknologi ini belum terintegrasikan dengan silabus pendidikan pada tingkat pendidikan menegah sehingga pembelajaran geografi di tingkat ini cenderung masih bersifat teoretis dan kurang aplikatif. Padahal tuntutan kebutuhan seorang pembelajar geografi harus paham dan mengerti mengenai perkembangan teknologi ini. Adanya kegiatan sosialisasi dan pelatihan mengenai perkembangan teknologi di bidang geografi utama teknologi drone dapat menginisiasi diintegrasikannya pengetahuan mengenai perkembangan teknologi utamanya drone dalam pembelajaran di tingkat menengah. Hal ini nantinya dapat digunakan untuk memicu perubahan sistem pembelajaran geografi di tingkat menengah yang bersifat teoretis menjadi lebih aplikatif. Selain itu, lulusan atau produk dari tingkat menengah dapat memiliki kompetensi dan ketrampilan yang sesuai dengan tuntutan era revolusi industri 4.0 utamanya pada bidang kajian geografi.Kata Kunci: geografi; teknologi drone; pembelajaran; revolusi 4.0. Improving Student Skills in Facing Geographic Scientific Development in Era 4.0 through the Introduction of Drone Mapping ABSTRACT The emergence of a new era of the industrial revolution 4.0 requires each scientific field to have high technological development, easily accessible, and internet-based. The demand of this new era also requires that the field of geographic science developed according to the times. The development of technology in the field of geography which is currently developing as a form of the demands of the revolution era 4.0 is the drone technology. Drone technology, known as drone aircraft, can be used to collect basic data in geography studies. On the other hand, the development of this technology has not been integrated with the syllabus of education at the mid-level education so that geography learning at this level tends to be theoretical and less applicable. Though the demands of the needs of a geography learner must understand and understand about this technological development. The existence of socialization activities and training on technological developments in the main geographic fields of drone technology can initiate the integration of knowledge about the development of technology, especially drones in learning at the secondary level. This can later be used to trigger changes in geographic learning systems at the secondary level that are theoretical to be more applicable. In addition, graduates or products from the middle level can have competencies and skills that are in accordance with the demands of the industrial revolution era 4.0, especially in the field of geography studies.Keywords: drone mapping; geography; learning system; revolution 4.0.
Menggugah Literasi Geografi Bagi Guru Geografi di Tingkat Pendidikan Menengah Priyono; Danardono
Abdi Geomedisains Vol. 1, No. 2, January 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.917 KB) | DOI: 10.23917/abdigeomedisains.v1i2.204

Abstract

Budaya literasi sudah menjadi tuntutan dan kebutuhan bagi kalangan akademisi utamanya tenaga pendidik atau guru. Budaya literasi yang dimaksud bukan hanya sekedar budaya membaca melainkan budaya dalam menghasilkan karya dalam bentuk tulisan berupa publikasi ilmiah. Saat ini, publikasi berupa tulisan sudah diintegrasikan sebagai salah satu syarat dalam pengembangan karir atau kinerja guru jika guru ingin meningkatkan jabatan fungsional. Selain itu pentingnya budaya literasi juga dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam pengajaran yang sesuai dengan tuntutan zaman. Disisi lain, pentingnya budaya literasi ternyata tidak diimbangi dengan jumlah publikasi tulisan yang dihasilkan oleh guru. Hal ini terlihat dari banyaknya guru yang berhenti jenjang kepangkatannya karena tidak adanya publikasi tulisan. Rendahnya jumlah publikasi tulisan guru disebabkan rendahnya motivasi dalam menghasilkan publikasi akibat kurang mengertinya tata cara dalam menghasilkan publikasi tulisan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya berupa workshop dan pelatihan mengenai cara-cara dalam melakukan publikasi tulisan sehingga dapat meningkatkan motivasi guru dalam menghasilkan karya tulis. Hasil peningkatan motivasi guru dalam menulis karya tulis melalui workshop dan pelatihan menunjukkan bahwa semua guru dapat menghasilkan karya tulis jika diberikan motivasi dan pengetahuan mengenai cara-cara menulis. Hal ini terlihat dari beberapa karya yang dihasilkan dari guru setelah mengikuti kegiatan workshop dan pelatihan.
Pemanfaatan Teknologi Drone untuk Pembelajaran Geografi Spasial di Tingkat Pendidikan Menengah Atas Danardono Danardono; Priyono Priyono; Kartika Cindi Wulandari; Danis Novianto
Abdi Geomedisains Vol. 2, No. 2, January 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (775.385 KB) | DOI: 10.23917/abdigeomedisains.v2i2.368

Abstract

The emergence of a new era of society 5.0 requires every scientific field has high technology development, up-to-date, easily accessible, and internet-based, including geography major. One of the technologies that has developed in the geography major is the use of drone technology for mapping. However, technological developments in the field of geography have not been integrated into geography learning, especially at the secondary education level. This is due to the lack of scientific updates for educators at the secondary education level regarding the development of this technology. This is the background for the implementation of this service activity which aims to introduce and improve the understanding of teachers at the secondary education level in the use of drones for various geographical studies. The service is carried out in the form of socialization related to drone technology, training and drone operation simulations. The activity participants were very enthusiastic in participating in the activities and appreciated the implementation of interesting activities and provided a lot of knowledge for participants. In fact, participants asked for further activities that were more specific to discuss the use of drones in a particular study, from data collection to data processing.
Pelatihan Pengolahan Citra Satelit Untuk Pemetaan Kondisi Vegetasi Bagi Siswa SMK Teknik Inventarisasi Dan Pemetaan Hutan Hamim Zaky Hadibasyir; Danardono Danardono; M Iqbal Taufiqurrahman Sunariya; ‪Vidya Nahdhiyatul Fikriyah; Muhamad Abdul Latif
MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 4 Nomor 4 Tahun 2021
Publisher : STKIP Andi Matappa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/matappa.v4i4.1433

Abstract

SMK Kehutanan memiliki tujuan menciptakan lulusan yang dapat berperan dalam mendukung pembangunan sektor kehutanan. Kemampuan teknis dalam pemetaan vegetasi merupakan kemampuan yang dibutuhkan oleh SMK Kehutanan. Berdasarkan uraian yang telah disebutkan mengenai pentingnya penguasaan pengolahan citra satelit guna pemetaan vegetasi, maka kegiatan pengabdian masyarakat berikut dengan mitra SMK Bakti Nusa Kabupaten Bogor jurusan teknik inventarisasi dan pemetaan hutan, bertujuan untuk 1) mengenalkan para siswa mengenai konsep akuisisi data penginderaan jauh hingga menjadi suatu citra satelit, 2) memberi pemahaman mengenai konsep pemetaan vegetasi dari citra satelit, dan 3) melatih para siswa untuk mengolah citra satelit hasil perekaman penginderaan jauh untuk pemetaan vegetasi di suatu wilayah. Hasil pelaksanaan kegiatan berhasil mengenalkan para siswa SMK kehutanan tentang konsep akuisisi data penginderaan jauh hingga menjadi suatu citra sateli. Para siswa juga mendapat pemahaman mengenai konsep pemetaan vegetasi secara cepat dalam luasan cakupan yang luas berbasis data penginderaan jauh. Selain itu, para siswa juga telah dibekali dengan tutorial pengolahan citra satelit dengan perangkat lunak ArcGIS. Umpan balik yang diberikan peserta pelatihan yaitu bertambahnya wawasan mengenai pemetaan secara cepat dengan teknologi penginderaan jauh. Selain itu, peserta juga merasa terbuka wawasannya dan mejadi termotivasi untuk mengeksplorasi hal baru dalam aplikasi pemetaan. Para peserta diakhir pelatihan menyampaikan beberapa aspirasi untuk materi kegiatan pelatihan selanjutnya berupa pemetaan digital, digitasi data spasial, dan morfologi hutan.
Peningkatan Keterampilan Pemetaan pada Pendidikan Kejuruan (SMK) Jurusan Kehutanan Danardono Danardono; Hamim Zaky Hadibasyir; Vidya Nahdiyatul Fikriyah; M. Iqbal Taufiqurrahman Sunariya; Muhammad Abdul Latief
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2022): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v6i1.2977

Abstract

Aspek ketrampilan khusus menjadi salah satu hal penting yang harus ada dalam kurikulum pembelajaran di SMK. Ketrampilan khusus yang harus dimiliki oleh lulusan SMK jurusan Kehutanan adalah ketrampilan pemetaan bidang kehutanan. Pembelajaran ketrampilan pemetaan di SMK Kehutanan perlu mengintegrasikan antara teori dan praktek langsung serta harus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Akan tetapi, ketrampilan pemetaan dalam bidang kehutanan belum terlalu diajarkan secara rinci di SMK Kehutanan. Hal ini disebabkan masih minimnya pengetahuan pendidik dalam hal praktek pengoperasian software sistem informasi geografis (SIG) khususnya untuk bidang kehutanan. Kondisi inilah yang menjadi latar belakang pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk (1) memberi tambahan bekal bagi siswa SMK Bakti Nusa jurusan kehutanan mengenai bentuk pemanfaatan SIG dalam kajian kehutanan utamanya NDVI dan serapan karbon; (2) mengenalkan arti pentingnya vegetasi dalam upaya pengurangan bencana perubahan iklim. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan bentuk ceramah, diskusi, dan tutorial terkait pemanfaatan SIG untuk pemetaan bidang kehutanan. Peserta kegiatan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan dan mengapresiasi pelaksanaan kegiatan yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan kompetensi keilmuan dari peserta. Peserta juga meminta dilaksanakan kegiatan lanjutan dengan tema pemanfaatan SIG untuk bidang kajian lingkungan lainnya serta pemanfataan drone untuk pemetaan.
Serapan Karbon Ekosistem Pada Wilayah Perkotaan Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia Munawar Cholil; D Danardono; M. Iqbal Taufiqurrahman Sunariya; Vidya Nahdiyatul Fikriyah; Muhammad Abdul Latief; Kartika Cindi Wulandari
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.522 KB)

Abstract

Nilai serapan karbon ekosistem di kawasan perkotaan jarang diteliti karena kurangnya vegetasi sebagai media penjerap karbon. Padahal kawasan perkotaan memiliki tingkat emisi karbon tinggi yang harus diminimalkan jumlahnya. Di sisi lain, nilai serapan karbon di kawasan perkotaan sangatlah dinamis akibat adanya faktor alami dari lingkungan dan faktor non-alami akibat aktivitas antropogenik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi nilai serapan karbondioksida di kawasan perkotaan dan untuk mengetahui variasi spasial nilai serapan karbon di kawasan perkotaan selama setahun. Hasil menunjukkan bahwa nilai serapan karbon di kawasan perkotaan tropis memiliki nilai yang cukup besar dibandingkan kawasan perkotaan di iklim sedang. Hal ini terjadi karena masih adanya ruang terbuka hijau berupa kebun di lahan pekarangan dan lahan pertanian.
Edukasi Budidaya Tanaman Jamu bagi Siswa SMPN 3 Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo dalam Upaya Mendukung Kemandirian Bahan Baku Jamu ‪Kuswaji Dwi Priyono; Danardono Danardono; Ambarwati Ambarwati; Kun Harismah
Abdi Geomedisains Vol. 3, No. 1, July 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/abdigeomedisains.v3i1.659

Abstract

Kabupaten Sukoharjo dikenal sebagai Kota Jamu di Indonesia, sebagian penduduknya berprofesi sebagai penjual jamu gendong secara turun-temurun di kota-kota besar. Pada masa pandemi Covid-19 mereka harus pulang kampung karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) karena semakin meningkatnya korban pandemi Covid-19. Pada awal wabah pandemi tersebut harga bahan baku jamu untuk meningkatkan kekebalan tubuh melawan virus Covid-19, seperti jahe merah mengalami kenaikan dari Rp 30.000/kg menjadi Rp 50.000/kg, kencur sebelumnya Rp 35.000/kg menjadi Rp 42.000/kg, dan temu lawak dari Rp 4.000/kg menjadi Rp 12.000/kg. Kebutuhan akan bahan baku jamu tersebut menarik OSIS SMPN 3 Tawangsari memanfaatkan lahan sekolah dan pekarangan rumah orang tuanya untuk budidaya tanaman jamu. Oleh karena itu, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) UMS berinisiatif melakukan kegiatan pengabdian yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terkait pentingnya minum jamu bagi siswa SMP dan menjadikan SMP Tawangsari memiliki lahan dengan tanaman jamu. Metode yang digunakan untuk melaksanakan pengabdian yaitu dengan memberikan pelatihan dan praktik menanam jamu di halaman sekolah. Tim PkM UMS telah berhasil memberi edukasi terkait kesesuaian lahan untuk tanaman jamu dan cara bertanam tanaman jamu di lahan sekolah SMPN 3 Tawangsari.  Mitra PkM yang terdiri dari pengurus OSIS dan perwakilan kelas 7, 8, dan 9 di SMPN 3 Tawangsari sangat antusias dalam kegiatan ini, mereka menjadi paham akan persyaratan tanaman jamu dan cara bertanam tanaman jamu pada lahan yang sesuai untuk kehidupan tanaman jamu tersebut. Harapan Mitra untuk upaya kemandirian bahan baku jamu di Tawangsari ke depan dapat tercapai, orang tua siswa yang berprofesi menjadi penjual jamu akan dimudahkan dalam memperoleh bahan baku jamu tersebut.
ANALISIS SPASIAL TEMPORAL ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN (SAWAH) KE NON PERTANIAN TAHUN 2012-2021 DI KECAMATAN WIDODAREN, KABUPATEN NGAWI Aufa Arifana Faisal; Yuli Priyana; Danardono Danardono; Taryono Taryono; Rudiyanto Rudiyanto
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol. 10 No. 1 (2023)
Publisher : Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1165.318 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtsl.2023.010.1.4

Abstract

Widodaren district has an area that is mostly still in the form of agricultural land. However, at this time, it has undergone a land function change, so it has an impact on the productivity of food crops. The purpose of this study was to analyze the function transfer of agricultural land (paddy fields) to non-agricultural land spatially temporally from 2012-2021. The method used was a secondary data analysis method accompanied by field observations. The results showed that in the period 2012-2021 the area of land conversion reached 1,226 ha . The transfer of land functions occurred from rice fields to settlements covering an area of 422.29 hectares, rice fields to mixed gardens covering an area of 477.62 ha, and rice fields to fields covering an area of 326.09 ha. Land conversion occurred in all villages in Widodaren District, namely in Banyubiru, Gendingan, Karangbanyu, Kauman, Kayutrejo, Kedunggudel, Sekaralas, Sekarputih, Sidolaju, Sidomakmur, Walikukun, and Widodaren villages.
Potensi Serapan Karbon Inorganik pada Kawasan Karst Tropis di Karst Biduk-Biduk, Kalimantan Timur Danardono Danardono; Eko Haryono; M Widyastuti
Jurnal Wilayah dan Lingkungan Vol 10, No 3 (2022): December 2022
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jwl.10.3.%p

Abstract

The increase in carbon emissions in Indonesia is a problem that needs to be mitigated. One of the ways is to make an inventory of areas that have the potential to absorb carbon. One of areas that has the potential to absorb inorganic carbon is the karst area through the karstification process. However, research on inorganic carbon sequestration in karst areas, especially in tropical karst areas, is rarely studied. This potential needs to be studied to determine the important role of karst areas in efforts to reduce global carbon emissions. This study aims to identify the potential value of inorganic carbon sequestration; in Biduk-Biduk Karst Area and this efforts to reduce carbon emissions in Indonesia. Inorganic carbon sequestration was calculated based on the dissolution rate of carbonate rocks using standard limestone tablets. The efforts of karst areas to reduce carbon emissions was modeled by comparing the total value of inorganic carbon sequestration in karst areas with the value of carbon emissions in Indonesia. The results showed that the potential of the Biduk-Biduk Tropical Karst to absorb inorganic carbon is 726.864 tons/year-CO2. Inorganic carbon uptake shows variation based on differences in surface morphology, where areas with flat slopes have a higher inorganic carbon sequestrationn. This value can help to reduce carbon emissions in East Kalimantan by 7.3% and Indonesia by 0.5%. Therefore, conservation of karst areas is important to do to support carbon emission reduction programs in Indonesia.