Ratna Wulandari
Fakultas Vokasi Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Universitas Indonesia Maju

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH, STATUS GIZI, DAN KEBERADAAN ANGGOTA KELUARGA YANG MEROKOK DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA: THE RELATIONSHIP BETWEEN THE HOME'S PHYSICAL ENVIRONMENT, NUTRITIONAL STATUS, AND THE PRESENCE OF SMOKING FAMILY MEMBERS AND THE EVENT OF ARI IN TODDLERS Evie Oktaviani; Shinta Mona Lisca; Ratna Wulandari
Journal of Midwifery Science and Women's Health Vol. 2 No. 2 (2022): JMSWH
Publisher : Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.403 KB) | DOI: 10.36082/jmswh.v2i2.547

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting untuk diperhatikan karena menjadi penyebab kematian pada balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan lingkungan fisik rumah, status gizi, dan keberadaan anggota keluarga yang merokok dengan kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut di Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang Tahun 2022. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 58 responden pada bulan Februari 2022 dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrumen penelitian dengan kuesioner. Analisa data menggunakan uji Chi Square. Berdasarkan hasil penelitian diketahui terdapat hubungan lingkungan fisik rumah (P value = 0,002), status gizi (P value = 0,000), dan keberadaan anggota keluarga yang merokok  (P value = 0,007) dengan kejadian ISPA pada balita. Kesimpulannya adalah ada hubungan lingkungan fisik rumah, status gizi, dan keberadaan anggota keluarga yang merokok dengan kejadian ISPA pada balita usia 1-5 tahun di RSUD Leuwiliang Tahun 2022. Saran bagi petugas kesehatan menginformasikan dan memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang faktor gejala terjadinya ISPA bagi balita. Bagi masyarakat dapat lebih memperhatikan kondisi lingkungan, pemenuhan gizi anak, dan menghindari kebiasaan merokok di depan anak.
Faktor yang mempengaruhi kepatuhan konsumsi tablet tambah darah remaja puteri Jesy Fatimah; Ratna Wulandari
Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah Vol 18, No 2 (2022): Desember
Publisher : Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/jkk.1740

Abstract

Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh peran tenaga kesehatan, dukungan guru dan pengetahuan terhadap kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri di SMKN 62 Jakarta tahun 2020. Penelitian menggunakan desain cross-sectional. Populasi berjumlah 127 orang. Penentuan jumlah sampel berdasarkan tabel Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan 5%, sehingga didapatkan sampel sebanyak 89. Kriteria inklusi penelitian remaja puteri yang mendapatkan tablet tambah darah, sudah menstruasi dan bersedia menjadi responden. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabiltas. Analisa data menggunakan uji chi-square dan uji regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan berpengaruh terhadap kepatuhan dengan p-value=0,031, dukungan guru berpengaruh terhadap kepatuhan dengan p-value=0,008 dan pengetahuan berpengaruh terhadap kepatuhan konsumsi dengan p-value=0,007. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel pengetahuan paling berpengaruh terhadap kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada remaja puteri sebesar 30,1% dengan r-square=0,301 dibandingkan dengan variabel lainnya. 
Hubungan Antenatal Care, Tingkat Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Resiko Terjadinya Perdarahan pada Ibu Hamil Trimester I (Satu) Sela Mariana Mangoto; Susaldi Susaldi; Ratna Wulandari
Indonesia Journal of Midwifery Sciences Vol. 2 No. 2 (2023): Indonesia Journal of Midwifery Sciences (IJMS)
Publisher : SCIPRO Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53801/ijms.v2i2.123

Abstract

Latar Belakang: Perdarahan pada kehamilan sudah masalah yang cukup serius yang terjadi pada masyarakat Indonesia yang mengakibatkan mortalitas yang cukup tinggi pada ibu-ibu di Indonesia. Antenatal Care, Tingkat pengetahuan, dan Dukungan Keluarga merupakan salah satu faktor terjadinya perdarahan pada ibu hamil  trimester I (Satu) Tujuan: Untuk mengetahui Hubungan Antenatal Care, Tingkat Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Resiko Terjadinya Perdarahan pada Ibu Hamil Trimester I (Satu)  di Puskesmas Malifut  Kec. Malifut Maluku Utara Tahun 2022 Metode: Penelitian Kuantitatif dengan desain Cross-sectional  pada Ibu Hamil trimester 1 (satu) di Puskesmas Malifut Tahun 2022. Jumlah sampel meliputi 40 Ibu Hamil Trimester 1 (satu). Data Antenatal Care  diperoleh dari Buku KIA. Data Tingkat pengetahuan Ibu dan Dukungan Keluarga diperoleh dengan menggunakan Kuesioner. Analisis data dengan uji chi-square. Hasil: Berdasarkan hasil analisis yang berhubungan dengan kejadian perdarahan pada trimester 1 (satu)  adalah Antenatal Care dan Tingkat Pengetahuan Ibu (p-value=0.000), sedangkan Dukungan keluarga tidak berhubungan dengan Resiko perdarahan pada Trimester 1 (p-value=0,015) Kesimpulan: Antenatal Care dan Tingkat pengetahuan berhubungan dengan Resiko terjadinya perdarahan pada ibu hamil Trimester 1 di Puskesmas Malifut  Kec. Malifut Maluku Utara. Tahun 2022
Analisis faktor peran bidan, sarana prasarana dan pengetahuan ibu dalam pelaksanaan ANC terintegrasi di Praktek Bidan Mandiri (PBM) W di Bojong Gede tahun 2020 Ratna Wulandari; Nurwita Trisna Sumanti
Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah Vol 18, No 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/jkk.1748

Abstract

Standar pemeriksaan kehamilan terintegrasi dengan pemeriksaan 10 T termasuk pemeriksaan laboratorium. Praktek Bidan Mandiri merupakan fasilitas kesehatan primer yang paling banyak digunakan dalam pemeriksaan kehamilan, penting memastikan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan telah dilaksanakan terintegrasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara Peran Bidan, Sarana Prasarana, dan Pengetahuan Ibu Hamil dalam pelaksanaan ANC Terintegrasi di Praktek Bidan Mandiri W di Bojong Gede Tahun 2020. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan crosssectional. Populasinya adalah Ibu Hamil Trimester III sejumlah 100 orang, dengan sampel 79 ibu hamil. Data sekunder diperoleh Buku Kesehatan Ibu dan Anak, dan Kuesioner. Analisis data dengan Uji Chi Square menggunakan aplikasi SPSS dengan p-value0.05. Hasil menunjukkan hubungan antara peran bidan, sarana prasana, dan pengetahuan ibu hamil dengan pelaksanaan ANC terintegrasi dengan p-value dan Odd Ratio berturut-turut adalah 0,002 (OR 24), 0.000(OR 86), 0.001 (OR 56). Kesimpulannya terdapat hubungan antara peran bidan, sarana prasana, dan pengetahuan ibu hamil dengan pelaksanaan ANC terintegrasi. Disarankan setiap PBM memiliki sarana prasarana sesuai ketentuan dalam pemeriksaan 10T kehamilan, bekerja sama dengan Puskesmas dalam pemeriksaan laboraturium, serta meningkatkan frekuensi konseling ibu hamil, sehingga dapat terlaksana pemeriksaan ANC Terintegrasi. 
Pengaruh kompres hangat dan pijat effleurage terhadap nyeri dismenorea pada remaja putri Dian Suhartini; Hidayani Hidayani; Ratna Wulandari
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 2 No 1 (2022): Perawatan Pasien Yang Mengalami Depresi
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v2i1.268

Abstract

Backgrounds: Dysmenorrhea that occurs in women is still a problem, especially in adolescents because many teenagers experience dysmenorrhea in the first three years after menarche. Purpose: The purpose of this study was to determine the effect of warm compresses and effleurage massage to dysmenorrhea pain in adolescent girls at Junior High School No 1 Pulosari, Pandeglang Regency in 2022. Methods: This study used a quantitative design using a quasi-experimental two group comparison pretest-posttest design. with a population of 30 people who experienced dysmenorrhea that divided into a control group and the experimental group using total sampling. The research instrument used the Visual Analog Scale (VAS) pain observation sheet. Results: The results of the study in both groups showed that there was an effect of warm compresses and effleurage massage on dysmenorrhea pain. The results of the paired t-test found that p = 0.000 < 0.05. The results of the independent sample t-test found the p = 0.019. There was a significant difference of pain between warm compresses and effleurage massage groups. warm compresses is more effective in reducing the pain of dysmenorrhea compared to effleurage massage. Warm compresses or effleurage massage can be used to reduce the pain of dysmenorrhea experienced by adolescents.    Pendahuluan: Dismenorea yang terjadi pada wanita sampai saat ini masih menjadi masalah, khususnya pada remaja karena banyak remaja mengalami dismenorea pada tiga tahun pertama setelah menarche. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres hangat dan massage effleurage terhadap nyeri dismenorea pada remaja putri di SMP Negeri 1 Pulosari Kabupaten Pandeglang tahun 2022. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan metode quasi eksperimental two group comparison pretest-posttest design. dengan populasi yang mengalami dismenorea sebanyak 30 orang terbagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan total sampling serta instrumen penelitian menggunakan lembar observasi nyeri Visual Analog Scale (VAS). Hasil: Hasil Penelitian pada kedua kelompok menunjukkan adanya pengaruh kompres hangat dan massage effleurage terhadap nyeri dismenorea dengan hasil uji paired sample T Test p=0,000 < 0,05. Hasil uji independent sample t-test p=0,019 ada perbedaan signifikan antara kelompok kompres hangat dan massage effleurage. Kompres hangat lebih efektif menurunkan nyeri dismenorea dibandingkan dengan massage effleurage. Kompres hangat atau massage effleurage dapat digunakan untuk mengurangi nyeri dismenorea yang dialami oleh remaja.
Hubungan Kunjungan Antenatal, Dukungan Suami dan Status Ekonomi terhadap Kecemasan Ibu Hamil Trimester III dalam Persiapan Menghadapi Persalinan Ratna Wulandari; Dwi Purwaningrum
SIMFISIS Jurnal Kebidanan Indonesia Vol 3 No 1 (2023): SIMFISIS Jurnal Kebidanan Indonesia
Publisher : MPI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53801/sjki.v3i1.165

Abstract

Pendahuluan: Angka kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi persalinan masih cukup tinggi sekitar 30% ibu hamil mengalami kecemasan. Kecemasan ibu berhubungan dengan dengan keluhan pada kehamilan, risiko tinggi persalinan lama, preeklamsia, persalinan, persalinan premature,berat badan lahir bayi yang lebih rendah, serta kematian ibu dan bayi. Pentingnya kunjungan Antenatal Care, dukungan suami dan Status ekonomi terhadap kecemasan sangat penting karena dapat memantau dan menjaga kondisi ibu dan janin, sehingga menghindari komplikasi awal persalinan dan setelah melahirkan. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan kunjungan antenatal, dukungan suami, dan status ekonomi terhadap tingkat kecemasan ibu hamil trimester III dalam persiapan menghadapi persalinan. Metode: Penelitian ini dilakukan secara pendekatan kuantitatif dengan metode analitik korelasi dengan rancangan cross-sectional. Populasi penelitian ini ialah seluruh ibu hamil di Desa Ciomas Rahayu Kabupaten Bogor periode September tahun 2022. Sampel penelitian sebanyak 33 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Total sampling. Pengumpulan data penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner. Peneliti menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian diketahui hubungan dukungan suami yaitu nilai P-value =0,009, hubungan status ekonomi yaitu nilai P-value =0,049, hubungan kunjungan antenatal yaitu nilai P-value = 0,024. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kunjungan antenatal, dukungan suami dan status ekonomi terhadap kecemasan ibu hamil trimester III dalam persiapan menghadapi persalinan.
PELAYANAN KESEHATAN PRAKONSEPSI UNTUK MENCEGAH RESIKO STUNTING : A SCOOPING REVIEW Ratna Wulandari
Jurnal_Kebidanan Vol. 12 No. 2 (2022): Jurnal Kebidanan Volume 12 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : STIKES Panca Bhakti Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33486/jurnal_kebidanan.v12i2.192

Abstract

Pada intervensi spesifik program pencegahan stunting diantaranya melalui pemberian layanan kesehatan reproduksi pada prakonsepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi pada prakonsepsi dan faktor determinannya terkait dengan pencegahan resiko anak stunting. Penelitian ini dilakukan dengan metode scoping review pada artikel jurnal yang telah dipublikasi pada periode tahun 2017 sampai dengan 2021 pada media PubMed dan Google Cendekia. Kata kunci yang digunakan adalah Pelayanan Kesehatan Prakonsepsi, Pencegahan Stunting, Bidan, Kader, dan PKK . Hasil pencarian ditemukan 642 artikel dan didapatkan 12 artikel terpilih. Berdasarkan analisa ditemukan bahwa Preconception Care (PCC) belum banyak diperkenalkan kepada masyarakat serta belum ada pelatihan pelayanan PCC bagi Bidan maupun Kader. Ada korelasi antara PCC yang konsisten dengan penurunan konsumsi alkohol dan kehamilan yang sehat. Faktor yang mempengaruhi melakukan PCC diantaranya usia, pendidikan, status kesehatan, pekerjaan dan informasi dari pemberi layanan. Media konseling pada PCC dapat berupa booklet atau video interaktif, dengan pemberi layanan meliputi Bidan sebagai pemeriksa kesehatan dan pemberi intervensi, Kader Posyandu sebagai fasilitator dan Pengawas Minum Obat, serta Kader PKK dalam penjaringan prakonsepsi. Untuk meningkatkan kunjungan kesehatan reproduksi pada prakonsepsi dapat dilakukan dengan melakukan sosialisasi dari pemberi layanan tentang pemeriksaan kesehatan prakonsepsi, penyusunan standar operasional prosedur, pelatihan bagi pemberi layanan, dan pembuatan media konseling standar. Selain itu juga diperlukan kerja sama antara Bidan dengan Kader dan PKK untuk mengajak masyarakat aktif melakukan pemeriksaan kesehatan prakonsepsi terutama pada calon pengantin.