Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : JAS (Jurnal Agri Sains)

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK LEBAH MADU (TRIGONA SP)DI DESA SUKADANA KECAMATAN BAYAN KABUPATEN LOMBOK UTARA Abyadul Fitriyah; Imam Mujiburrahman; Yuni Mariani; Isyaturriyadhah Isyaturriyadhah
JAS (Jurnal Agri Sains) Vol 4, No 2: Desember 2020
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jas.v4i2.427

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui besarnya biaya dalam menjalankan usaha ternak lebah madu (Trigona sp) di Desa Sukadana Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, dan  (2) Mengetahui besarnya pendapatan dan kelayakan usaha ternak lebah madu (Trigona sp)  di Desa SukadanaKecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan teknik survey.Sampel dalam penelitian initiga puluh (30) orang respondenyang diambilsecarasimple random sampling dan pemilihan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Untuk mengetahui besarnya biaya usaha ternak lebah madu di Desa Sukadana Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara dilakukan dengan analisis biaya produksi, untuk mengetahui pendapatan usahaternak lebah madu dianalisis dengan menggunakan rumus analisis pendapatan dan untuk mengetahui kelayakan usaha ternaklebah madu dianalisisdengan menggunakan rumus B/C Rasio.Hasil penelitian menunjukan bahwa (1).Besarnya biaya dalam menjalankan usaha ternak lebah madu (Trigona sp) di Desa Sukadana Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utaraadalah Rp 2.673.308. (2). Pendapatan yang di peroleh dari usaha ternak lebah madu dalam satu tahun sebesarRp. 4.685.000,-. (3). Usaha ternak lebah madu (Trigona sp) di Desa Sukadana Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara secara ekonomi layak untuk diusahakan dan dikembangkan  karenadiperoleh nilai B/C rasio sebesar 1,75. Kata kunci: Lebah madu; Biaya;Pendapatan; B/C rasio ABSTRACTThis study aims to: (1) Determine the running costof  honey bee farming (Trigona sp) in Sukadana of Bayan of Lombok Utara, and (2) Determine income and feasibility of honey bee farming (Trigona sp) in Sukadana of Bayan of Lombok Utara.The method used in this study is descriptive analysis by survey. The total samples are thirty (30) respondents were taken in simple random sampling and selection of research location conducted by purposive.To find out the running cost of honey bee farming in Sukadana of Bayan of Lombok Utara is carried out by analysis of production costs,to find out the business income of honey bee farming was analyzed using an income analysis formula and to find out of  the feasibility of honey bee farming was analyzed using the formula B/C Ratio.The results showed that: (1).The running cost of honey bee farming (Trigona sp) in Sukadana of Bayan of Lombok Utara is Rp 2.673.308. (2).The annual income from honey bee farming (Trigona sp) is Rp. 4.685.000, (3).Honey bee farming (Trigona sp) in Sukadana of Bayan of Lombok Utara feasible to be cultivated and developed becauseBenefit Cost Ratio (B/C) was obtained 1.75.  Keywords: Honey Bee;Cos;Incom;, B/C ratio
ANALISIS EKONOMI USAHA PENGOLAHAN LIMBAH JERAMI PADI MENJADI PAKAN AMONIASI DI DESA BATU KUTA LOMBOK BARAT Abyadul Fitriyah; Ria Harmayani; Aisah Jamili; Yuni Mariani; Ni Made Andry Kartika; Isyaturriyadhah Isyaturriyadhah
JAS (Jurnal Agri Sains) Vol 5, No 1: Juni 2021
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jas.v5i1.560

Abstract

Tujuan dari peneilitian ini adalah untuk menganalisis besarnya biaya dalam mengelola usaha pakan Amoniasi pada kelompok Tani Ternak (KTT) Wiresinge di desa Batu Kuta Lombok Barat, dan untuk mengetahui besarnya pendapatan serta R/C rasio dari usaha tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik survey. Adapun jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 orang responden yang berasal dari KTT Wiresinge dan dipilih secara simple random sampling. Sedangkan pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Besarnya biaya dalam mengelola usaha pakan Amoniasi pada KTT Wiresinge di desa Batu Kuta Lombok Barat dapat diketahui melalui analisis biaya produksi. Sedangkan untuk mengetahui besarnya pendapatan dari usaha pakan Amoniasi tersebut telah dilakukan analisis pendapatan dan analisis Return Cost Ratio (R/C Ratio) untuk mengetahui untung ruginya usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan dalam mengelola usaha pakan Amoniasi pada KTT Wiresinge di desa Batu Kuta Lombok Barat sebesar Rp. 1.383.000,- per satu kali masa produksi (dua minggu). Sedangkan pendapatan dalam satu kali masa produksi (dua minggu) yang di peroleh KTT Wiresinge dari usaha pakan Amoniasi adalah rata-rata Rp. 317.000,-. Dapat disimpulkan bahwa secara ekonomis pakan Amoniasi ini menguntungkan sebagai usaha dan menguntungkan jika dikembangkan di desa Batu Kuta Lombok Barat, karna nilai R/C Ratio yang diperoleh sebesar 1.23, jika R/C > 1 artinya usaha ini menguntungkan.Kata Kunci: Analisis ekonomi, Jerami padi, Pakan Amoniasi ABSTRACT            This study aims to determine the running cost of the ammoniation feed business in Wirasinge’s rancher’s group (KTT Wiresinge) at Batu Kuta Lombok Barat, and to determine the income, also R/C ratio of the business. This study used descriptive quantitative analysis method by survey technique. The total samples are forty (40) respondents were taken in simple random sampling. The selection of the research location was conducted by purposive. The running cost of the ammoniation feed business of KTT Wiresinge at Batu Kuta Lombok Barat is carried out by analysis of production costs. To find out the business income of the ammoniation feed business was analyzed using an income analysis, and to find out the gross income of the ammoniation feed business was analyzed using Return Cost Ratio (R/C Ratio)’s formula. The results showed that the running cost of the ammoniation feed business is IDR. 1.383.000,- per production time ( two weeks). While the average net income of the ammoniation feed business per production time ( two weeks) is IDR 317.000,-. It can be concluded that economically the ammoniation feed at Batu Kuta Lombok Barat is feasible to be cultivated and developed because the R/C Ratio value was obtained 1.23, if the value of R/C > 1, that is means the business is profitable.Keywords: Economic analysis, Rice straw, Ammoniation feed
MANAJEMEN PAKAN KUDA DALAM USAHA JASA KUDA KELILING PANTAI DI LOMBOK (HORSE FEED MANAGEMENT IN THE MOBILE HORSE SERVICE BUSINESS AT LOMBOK BEACH) Harmayani, Ria; Alimuddin, Alimuddin; Fitriyah, abyadul; Aminah Zaim Alyamini, Ishmah Humaidatul; Risfianty, Dwi Kartika; Haekal, Muhammad Haekal
JAS (Jurnal Agri Sains) Vol 9, No 1: Juni 2025
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jas.v9i1.1806

Abstract

The Mobile horse service business at Lombok Beach has the potential to increase local community income and support sustainable tourism. Its success heavily depends on effective feed management, as feed influences horse health and performance. This study analyzes feeding patterns, factors influencing feed selection, and their impacts on horses in the Lombok Beach area. The methods used include direct observation, interviews, questionnaires, and feed testing at 13 locations over three months. The results show that feed is usually provided twice daily in the form of forage and concentrate, with most respondents giving 8-12 kg per horse per day, consisting of grinting grass, udel-udelan spear grass, spear grass, merakan grass, and field grass. Concentrates range from 1 to 3 kg per horse per day, but challenges include the supply of quality forage and high costs. Less optimal feed management increases the risk of parasitic diseases and decreases horse performance. Sustainable efforts include developing feed from agricultural waste, training, partnerships, and waste management and fermented feed practices. It is recommended that farmers/ managers and policymakers strengthen innovation, training, and health monitoring to support the sustainability of this business.Keywords: Beach touring horses, Feed management, Horse feed, Horse health, Horse service business, Horseback riding tourism.
POTENSI BERANAK KEMBAR SETELAH MENDAPATKAN PERLAKUAN PAKAN DALAM USAHA MENINGKATKAN PENDAPATAN PETERNAK: SAPI BALI SEBAGAI MODEL Fitriyah, Abyadul; Isyaturriyadhah, Isyaturriyadhah
JAS (Jurnal Agri Sains) Vol 6, No 2: Desember 2022
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jas.v6i2.1269

Abstract

Daging sapi dan sapi bakalan yang masih diimport di Indonesia dalam jumlah besar, merupakan suatu keadaan yang kurang mendukung Program Swasembada Daging Sapi nasional, sehingga harus segera dicarikan solusi pemecahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode pengaturan pakan dan perkawinan pada sapi Bali dapat meningkatkan potensi beranak kembar secara alami, sehingga dapat meningkatkan pendapatan bagi peternak. Dengan demikian metode ini dapat dimanfaatkan sebagai solusi meningkatkan produksi daging sapi untuk mendukung percepatan program pemerintah NTB yaitu Bumi Sejuta Sapi (NTB-BSS).         Penelitian dilakukan di Pulau Lombok di tiga (3) Kabupaten yaitu Kab. Lombok Tengah, Kab. Lombok Barat dan Kab. Lombok Utara, mengamati performans produksi 20 ekor induk sapi Bali yang punya sejarah beranak kembar (BK); 20 ekor anak kembar sapi Bali (AK); 20 ekor induk sapi Bali beranak tunggal (BT) dan 20 ekor anak tunggal sapi Bali (AT) selama 6 bulan. Variabel yang diamati : Konsumsi pakan dan performan produksi induk sapi Bali dan performan produksi anak sapi Bali (bobott badan, kadar hormon FSH dan LH yang ada di dalam darah). Data yang diperoleh di analisis menggunakan t-test.            Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata konsumsi nutrien induk sapi Bali, tampak berada dibawah kisaran kebutuhan ternaknya, yaitu 9,2% kebutuhan protein kasar (PK) untuk BK dan 9,0% untuk BT; kebutuhan TDN baik BK maupun BT sekitar 55%, sedangkan pada kebutuhan berat kering (BK) yaitu 3,5% untuk BK dan 3,2% untuk BT.  Kejadian beranak kembar secara alami nyata (P0,01) menurunkan bobot badan BK dibandingkan BT yaitu rerata BB BK = (221,25±48,72) kg lebih rendah dibandingkan  BT = (223,05±57,31) kg, tetapi nyata (P0,01) meningkatkan kadar hormon (mlU/ml) FSH dan LH di dalam darah BK dibanding BT : (FSH = 0,46±0,08 vs 0,38±0,06 dan LH = 0,13±0,12vs0,12±0,09). Disimpulkan, beranak kembar meningkatkan efisiensi produktivitas sapi Bali induk dan meningkatkan pendapatan bagi peternak sapi sehingga berpotensi dimanfaatkan untuk mempercepat program swasembada daging.