Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Keanekaragaman dan Parasitasi Parasitoid Telur Walang Sangit pada Lanskap Pertanian Berbeda di Lombok Timur Jamili, Aisah
BIOWALLACEA Vol 1, No 2 (2015): BioWallacea Vol 1 No 2
Publisher : Program Studi Biologi FMIPA Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Parasitoid telur walang sangit merupakan musuh alami yang efektif dalam pengendalian hama walang sangit (Leptocorisa acuta). Namun, Keefektifan musuh alami dipengaruhi oleh keanekaragaman tanaman penyusun struktur lanskap. Untuk itu perlu adanya informasi yang akurat mengenai keanekaragaman parasitoid telur walang sangit khususnya pada lanskap pertanian yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kekayaan, kelimpahan, dan keanekaragaman spesies parasitoid telur walang sangit pada lanskap pertanian yang berbeda di Lombok Timur. Penelitian ini dilakukan di empat desa terdiri atas Desa Aik Mel (lanskap pertanian sederhana),  Sembalun, Keruak dan Labuhan Haji (lanskap pertanian komplek). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengambilan telur walang sangit dilakukan secara langsung dengan mencari kumpulan telur di masing-masing petak sampel. Hasil penelitian diperoleh bahwa kelimpahan parasitoid telur pada lanskap pertanian sederhana lebih banyak yaitu 443 ekor jika dibandingkan lanskap yang komplek yaitu 86 ekor. Kekayaan parasitod yang ditemukan ada dua spesies yaitu Hadronotus leptocorisae dan Ooencyrtus malayensis. Komposisi parasitoid telur didominasi oleh Ooencyrtus malayensis (54,63%) dan Hadronotus leptocorisae (45,36%). Persentese parasitasi tertinggi pada masing-masing desa yaitu Aik Mel (28,56%), Sembalun  (0%), Keruak (5,03%) dan Labuhan Haji (19,55%).  Hasil perhitungan indeks keanekaragaman (H’) secara keseluruhan  antara 0,00 - 0,30. Indeks dominansi(C) antara 0,00 - 0,59. Nilai indeks kemerataan (E)   berkisar  0,00 – 0,43. Keanekaragaman parasitoid telur tinggi pada lokasi dengan lanskap pertanian sederhana, selanjutnya akan berkurang pada lanskap pertanian komplek.Kata kunci:  keanekaragaman,  parasitoid telur, Leptocorisa acuta, lanskap pertanian
Keanekaragaman dan Parasitisasi Parasitoid Telur Leptocorisa Acuta pada Berbagai Pola Tanam Padi AISAH JAMILI; HERY HARYANTO
Agrotrop : Journal on Agriculture Science Vol 4 No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.958 KB)

Abstract

Diversity and parasitization of egg parasitoid of Leptocorisa acuta on various rice cropping pattern. Study on parasitoid diversity and their parasitization on various rice cropping pattern was conducted during April - October 2012. Exploration of egg parasitoids was conducted by collecting host eggs from rice field in Lombok Island. Sample of Insect were collected by hand. Two species have been identified, namely Ooencyrtus malayensis and Hadronotus leptocorisae. The result showed that eggs of both parasitoid were distributed in all locations with composition 50%. Generally, three times rice cropping pattern showed higher rate of parasitization (31,45%) compared to two times (22,69%) and once cropping pattern (18,03%). Parasitoid and diversity index were similar in different time, although the tend to increase linearly with the rice growth. The Shannon diversity index H’ between 0,24-0,30. Domination index 0,62-0,51, evenness index (E) 0,35-0,43. The result suggest that parasitoid diversity and parasitization is depend on many factors, including rice cropping pattern.
Perilaku dan Penentuan Oviposisi dari Parasitoid Telur Hadronotus leptocorisae (Hymenoptera) pada Telur Hama Bulir Padi Leptocorisa acuta (Hemiptera) Tjandra Anggraeni; Aisah Jamili; Umrah Umrah
Biocelebes Vol. 4 No. 2 (2010)
Publisher : Biology Department, Mathematics and natural science, Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research of behavior and host determination for the oviposition of egg parasitoid of Hadronotus leptocorisae on egg of the rice seed pests (Leptocorisa acuta) was carried out. H. leptocorisae collected from rice field were inserted into the tube containing of eggs of L. acuta which were divided into three group based on their ages; young eggs (0-1 days); mature eggs (2-3 days) and old eggs (4-5 days). The results showed that female H. leptocorisae prefer to oviposition on young eggs. Descriptive observation indicated that before eggs were laid, female H. leptocorisae inspect L. acuta eggs by rubbing of L. acuta eggs with its antenna and ovipositor. Furthermore, oviposition of H. leptocorisae eggs was begun by holing of L. acuta eggs and was followed by putting its eggs by its ovipositor. That behavior is its strategies to survive. The results of this study can contribute to answer pest L. acuta problems which are often found in rice fields. By the appropriate monitoring of L. acuta eggs in rice field, the disposal time of H. leptocorisae could be done effectively and efficiently.Key words: Hadronous leptocorisae; Leptocorisa acuta; egg parasitoid.
PENGEMBANGAN USAHA PRODUKSI JAMUR TIRAM KELOMPOK WANITA TANI BERBASIS WILAYAH Hernawati Hernawati; Aisah Jamili; Didin Hadi Saputra
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 3, No 1 (2019): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.482 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v3i1.1263

Abstract

ABSTRAKUsaha bersama jamur tiram yang dijalankan oleh Kelompok Wanita Tani  “Karya Muda” di Desa Kebun Ayu Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat dengan tujuan membantu keuangan keluarga memiliki permasalahan, diantaranya terbatasnya jumlah produksi jamur, akses permodalan manajemen usaha, sumber daya manusia yang terbatas, belum mampu mengadministrasikan, mendokumentasikan hasil produksi jamur tiram melalui media pemasaran agar output mampu beredar di jaringan pasar yang lebih luas dan dikenal oleh masyarakat luas. Solusi yang ditawarkan memfasilitasi dalam proses produksi yaitu memberikan bantuan alat pres baglog, pelatihan pengolahan hasil produksi jamur, perluasan akses pasar, meningkatkan kemampuan manajerial, meningkatan pendapatan mitra, serta mendaftarkan merek dagang mitra. Hasil dalam program kemitraan masyarakat ini adalah memberikan bantuan alat pres baglog untuk meningkatkan produksi jamur, memberikan penyuluhan dan pelatihan pengolahan hasil yaitu pembuatan krispy, bakso dan nughet jamur, setelah pelatihan masyarakat mampu mengolah jamur menjadi produk olahan yang sehat dan produk olahan dari mitra bisa diikutsertakan dalam pameran yang diadakan di Kantor Bupati Lombok Barat. Kata kunci : Produksi, Manajemen, Pemasaran,  Jamur Tiram ABSTRACTThe joint venture of oyster mushrooms run by the "Karya Muda" Women's Farmer Group in Kebun Ayu Village, Gerung District, West Lombok Regency with the aim of helping family finances has problems, including the limited number of mushroom production, access to capital for business management, limited human resources, have not been able to administer, document the results of the production of oyster mushrooms through marketing media so that output is able to circulate in a wider market network and is known by the wider community. The solution offered facilitates the production process, which is to provide assistance with press baglog tools, training on mushroom production results, expanding market access, increasing managerial skills, increasing partner income, and registering partner trademarks. The results of this community partnership program are providing baglog press tools to increase mushroom production, providing counseling and results processing training, namely making krispy, meatballs and mushroom nughets, after training the community is able to process mushrooms into healthy processed products and processed products from partners can be included in the exhibition held at the West Lombok Regent's Office. Keywords : Production, Management, Marketing, Oyster Mushrooms.
PENGOLAHAN LIMBAH KOTORAN SAPI MENJADI ENERGI GAS NON FOSIL DAN PUPUK ORGANIK DI DESA BATU KUTA LOMBOK BARAT Abyadul Fitriyah; Ria Harmayani; Aisah Jamili; Yuni Mariani; Ni Made Andry Kartika; Isyaturriyadhah Isyaturriyadhah
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.5396

Abstract

ABSTRAKKegiatan pengabdian masyarakat (PPM) ini bertujuan pemberdayaan masyarakat pada  Kelompok Tani Ternak (KTT) di desa Batu Kuta Lombok Barat dalam memanfaatkan limbah kotoran sapi yang melimpah untuk membuat instalasi energi gas non fosil, dan pembuatan pupuk kompos. Metode yang diterapkan oleh Tim PPM meliputi, sosialisasi/penyuluhan dan pelatihan/workshop pembuatan pupuk kompos dan pembuatan instalasi energi gas non fosil (biogas) yang diikuti dengan pelatihan pengoperasian dan perawatannya serta pemasaran produk. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa program PPM berlangsung dengan baik dan lancar. Program ini mampu memberi motivasi kepada petani peternak KTT  Wirasinge di desa Batu Kuta Lombok Barat dalam memanfaatkan limbah kotoran ternak menjadi bahan bakar biogas dan pupuk kompas yang secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Kendala-kendala yang muncul pada tahap pelaksanaan kegiatan PPM dapat diatasi dengan metode monitoring, evaluasi dan pendampingan. Penerapan teknologi yang dilaksanakan di Desa Batu Kuta telah menghasilkan biogas sebagai sumber energi alternatif bagi peternak. Saran yang dapat diajukan dari hasil kegiatan PPM ini bagi masyarakat desa Batu Kuta, diharapkan untuk tetap melanjutkan program ini dan perlunya pendampingan dalam pengelolaan keuangan. Bagi pemerintah daerah diharapkan dapat mensosialisasikan program ini untuk diterapkan pada masyarakat di daerah atau desa lain dengan kondisi pertanian dan peternakan yang memadai. Bagi pemerintah pusat hendaknya selalu meluncurkan program sejenis untuk terus dapat dilaksanakan dan dikembangkan dalam rangka membantu masyarakat di pedesaan yang terdampak langsung dari efek pandemik dan merasakan terpuruknya keadaan ekonomi. Kata kunci: limbah kotoran sapi; gas non fosil; pupuk organic ABSTRACTThe Community Service Program (PPM) is aimed for community development of ranchers group at Batu Kuta West Lombok, to use the abundant cow manure in making non-fossil fuel installation as well as compost fertilizer. The PPM Team employed socialization and workshop in making non-fossil fuel installation (biogas) and compost fertilizer, followed by workshops in operating, maintenance, and product marketing. The results revealed the PPM Team program was executed accordingly, providing motivations to Wirasinge’s ranchers Group at Batu Kuta by turning cow manure into non-fossil fuel biogas and compost fertilizer which indirectly improved the people's income and prosperity. Meanwhile, the Problems encountered were solved using monitoring, evaluation, and accompaniment. Further, the technology implementation outcome is the biogas, which becomes the ranchers's alternative energy source. It is suggested by the PPM team for the Wirasinge  ranchers Group or people at Batu Kuta to continue with the program and initiate accompaniment in financial management, while the local government is expected to socialize the program in other villages with adequate cattle conditions. The central government is also expected to initiate and develop similar programs often, to help the villagers' from the pandemic effect and worsened economical conditions. Keywords: cow manure; non-fossil fuel; organik fertilizer
ANALISIS EKONOMI USAHA PENGOLAHAN LIMBAH JERAMI PADI MENJADI PAKAN AMONIASI DI DESA BATU KUTA LOMBOK BARAT Abyadul Fitriyah; Ria Harmayani; Aisah Jamili; Yuni Mariani; Ni Made Andry Kartika; Isyaturriyadhah Isyaturriyadhah
JAS (Jurnal Agri Sains) Vol 5, No 1: Juni 2021
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jas.v5i1.560

Abstract

Tujuan dari peneilitian ini adalah untuk menganalisis besarnya biaya dalam mengelola usaha pakan Amoniasi pada kelompok Tani Ternak (KTT) Wiresinge di desa Batu Kuta Lombok Barat, dan untuk mengetahui besarnya pendapatan serta R/C rasio dari usaha tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik survey. Adapun jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 orang responden yang berasal dari KTT Wiresinge dan dipilih secara simple random sampling. Sedangkan pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Besarnya biaya dalam mengelola usaha pakan Amoniasi pada KTT Wiresinge di desa Batu Kuta Lombok Barat dapat diketahui melalui analisis biaya produksi. Sedangkan untuk mengetahui besarnya pendapatan dari usaha pakan Amoniasi tersebut telah dilakukan analisis pendapatan dan analisis Return Cost Ratio (R/C Ratio) untuk mengetahui untung ruginya usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan dalam mengelola usaha pakan Amoniasi pada KTT Wiresinge di desa Batu Kuta Lombok Barat sebesar Rp. 1.383.000,- per satu kali masa produksi (dua minggu). Sedangkan pendapatan dalam satu kali masa produksi (dua minggu) yang di peroleh KTT Wiresinge dari usaha pakan Amoniasi adalah rata-rata Rp. 317.000,-. Dapat disimpulkan bahwa secara ekonomis pakan Amoniasi ini menguntungkan sebagai usaha dan menguntungkan jika dikembangkan di desa Batu Kuta Lombok Barat, karna nilai R/C Ratio yang diperoleh sebesar 1.23, jika R/C > 1 artinya usaha ini menguntungkan.Kata Kunci: Analisis ekonomi, Jerami padi, Pakan Amoniasi ABSTRACT            This study aims to determine the running cost of the ammoniation feed business in Wirasinge’s rancher’s group (KTT Wiresinge) at Batu Kuta Lombok Barat, and to determine the income, also R/C ratio of the business. This study used descriptive quantitative analysis method by survey technique. The total samples are forty (40) respondents were taken in simple random sampling. The selection of the research location was conducted by purposive. The running cost of the ammoniation feed business of KTT Wiresinge at Batu Kuta Lombok Barat is carried out by analysis of production costs. To find out the business income of the ammoniation feed business was analyzed using an income analysis, and to find out the gross income of the ammoniation feed business was analyzed using Return Cost Ratio (R/C Ratio)’s formula. The results showed that the running cost of the ammoniation feed business is IDR. 1.383.000,- per production time ( two weeks). While the average net income of the ammoniation feed business per production time ( two weeks) is IDR 317.000,-. It can be concluded that economically the ammoniation feed at Batu Kuta Lombok Barat is feasible to be cultivated and developed because the R/C Ratio value was obtained 1.23, if the value of R/C > 1, that is means the business is profitable.Keywords: Economic analysis, Rice straw, Ammoniation feed
The Utilization of Fermented Rice Straw Ammoniation Feed (Amofer ) to Increase Body weight Gain of Bali bull in Batu Kuta Lombok Barat Abyadul Fitriyah; Ria Harmayani; Aisah Jamili; Yuni Mariani; Ni Made Andry Kartika; Nefi Andriana Fajri; Isyaturriyadhah Isyaturriyadhah
Baselang Vol 2, No 1: APRIL 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/bsl.v2i1.37

Abstract

The utilization of rice straw waste as fermented ammonia (Amofer) for cattle farming was done in Desa Batu Kuta Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat from April-September 2021 with aims to introduce Amofer feed technology to increase body weight of bulls. The research procedures that have been carried out includes: 1). Amofer feed manufacture by adding ammonia in rice straw (Ammonia Straw), and 2). Amofer feeding management. This study was used 15 Bali bulls with 225 kg – 250 kg of body weights. There are three (3) treatments of Amofer feeding management, namely: R0 = Farmer's treatment (straw+concentrate); R1 = Forage 30% (15% elephant grass + 15% gamal grass) + 69 % Amofer feed + 1 % Concentrate (corn + bran); R2 = Forage 70% (35% elephant grass + 35% gamal grass) + 29 % Amofer feed + 1 % Concentrate (corn + bran). Parameters measured were feed consumption (FC) and daily body weight gain (DBWG). The results showed that the highest of FC was found on Bali bull with R-2 treatment (14.42 kg/each/day), and the highest of DBWG was shown by Bali bull whith R-2 treatment (0.66 kg/each/day). It is concluded, the Amofer feed formula in R2 treatment was more efficiently applied to ruminants with the aim of fattening cattle.
Level Of FSH And LH Of Boer Goat Based On The Type Of Birth: Triplets And Single Abyadul Fitriyah; Ni Made Andry Kartika; Ria Harmayani; Yuni Mariani; Nefi Andriana Fajri; Aisah Jamili; Isyaturriyadhah Isyaturriyadhah
Baselang Vol 3, No 1: APRIL 2023
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/bsl.v3i1.92

Abstract

Boer goats are one of the imported goats from other countries. The purpose of this study was to determine the differences between FSH and LH levels in the blood of Boer goat based on the type of birth namely triplets and single-birth type. This is the method in goat selection to determine goats with triplet birth types. This research was conducted from June to October 2022 in Kediri, Lombok Barat, Indonesia. This study used four (4) Boer goats with 12 triplets and four (4) Boer goats with four (4) singletons (as a control). This research was carried out by measurement of quantitative’s performance, blood sampling, measurement of FSH and LH level in the blood. Analysis of FSH and LH levels has been performed at Laboratorium Imunobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (MIPA) Universitas Mataram. The data obtained were analyzed using t-test. The results showed that the triplet’s birth-type (BK) of Boer goats had lower production performance (morphometric size) than the single-birth type (BT) but showed an increase in levels (mlU/ml) of FSH and LH in the blood by comparison of FSH = 3.612±0.06 (BK) vs 3.531±0.09 (BT) and LH = 3.493±0.27 (BK) vs 3.371±0.20 (BT). FSH and LH levels in the blood of goats are positively correlated with their quantitative performance. It can be concluded, the selection in goats with the potential to give birth with the triplet’s birth-type, it can be detected from the quantitative’s performance and the level of FSH and LH in the blood.
Pemberdayaan Ekonomi Kelompok Tani Melalui Budidaya Jamur Merang di Desa Bilebante Aisah Jamili
Alamtana: Jurnal Pengabdian Masyarakat UNW Mataram Vol 3 No 3 (2022): Edisi Desember 2022
Publisher : LPPM UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jaltn.v3i3.1168

Abstract

Kondisi ekonomi yang semakin sulit hampir dirasakan oleh semua masyarakat termasuk warga di Desa Bilebante. Kenaikan harga BBM semakin memperparah keadaan eonomi semakin sulit, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun semakin berat. Desa Bilebante Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok tengah memiliki potensi cukup besar dibidang pertanian, peternakan, perikanan dan aneka usaha yang lain. Permasalahan yang dihadapi mitra antara lain: sampai saat ini limbah jerami hanya dibakar, ditumpuk dan dibiarkan begitu saja di pinggir sawah, belum dimanfaatkan untuk menghasilkan produk yang lebih bermanfaat seperti media jamur merang yang bernilai ekonomi tinggi dan lainnya. Adapun permasalahan lain yang dihadapi mitra adalah keterbatasan modal. Solusi akan permasalahan mitra tertuang dalam tujuan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini adalah memanfaatkan limbah jerami padi yang melimpah antara lain: untuk memproduksi jamur merang yang siap dikomersilkan dan menambah kecukupan gizi keluarga. Metode yang digunakan oleh Tim PKM ini meliputi penyuluhan dan pelatihan/workshop pembuatan jamur merang dari limbah jerami padi dan demplot budidaya jamur merang. Target khusus yang ingin dicapai atau target luaran program PKM adalah adanya produksi jamur, Publikasi artikel ilmiah, publikasi media massa dan video. Dengan adanya produksi jamur ini, secara langsung dapat mengatasi permasalahan yang dialami masyarakat di Desa Bilebante sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Desa Bilebante.
Kajian Kandungan Nutrisi Bio-Slurry limbah Biogas dan Pemanfaatannya sebagai Pupuk Organik di Desa Batu Kuta Lombok Barat Fitriyah, Abyadul; Harmayani, Ria; Haryanto, Hery; Alimuddin, Alimuddin; Mariani, Yuni; Kartika, Ni Made Andry; Fajri, Nefi Andriana; Permadi, Hari; Gunadi, Sahrul; Pamenang, Galang Damar; Zaim Alyaminy, Ishmah Humaidatul Aminah; Jamili, Aisah
Baselang Vol 4, No 2: OKTOBER 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/bsl.v4i2.204

Abstract

Kajian pemanfaatan hasil sampingan biogas dari kotoran sapi (bio-slurry) sebagai pupuk organik di Desa Batu Kuta Lombok Barat bertujuan untuk mengintroduksikan pupuk organik yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi yaitu unsur hara makro dan mikro yang dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pertumbuhan tanaman, sehingga petani peternak di Desa Batu Kuta Lombok Barat mampu meminimalisir biaya pembelian pupuk kimia yang tidak ramah lingkungan. Kegiatan penelitian dilaksanakan dalam dua tahapan yaitu tahap pertama adalah pengujian kandungan unsur hara makro dan mikro yang terdapat pada Bio-Slurry padat dan cair, dan tahap kedua yaitu penentuan kandungan unsur hara tertinggi yang terdapat dalam Bio-Slurry padat maupun cair. Sampel bioslurry diuji berupa Bio-Slurry padat dan cair dianalisa di Laboratorium Pengujian BPTP NTB dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Mataram. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kandungan unsur hara makro yang terdapat didalam Bio-Slurry padat dan cair masing-masing sebesar:  N-Total (ppm) = 0,54% dan 0,17%; P2O5 (ppm) = 0,74% dan 0,05%, K2O (ppm) =  0,96% dan 1,09%; Ca Total (ppm) = 0,15% dan 0,009%; dan Mg Total (ppm) = 0,57% dan 0,01%. Sedangkan unsur hara mikro masing-masing sebesar: Na Total (ppm) = 0,18% dan = 0,08 %; Fe Total  (ppm) = 0,49% dan 0,009 %; Mn Total (ppm) = 0,08 % dan 0,0001%; Zn Total (ppm) = 0,02 % dan 0,003 %; dan Cu Total (ppm) = 0,002% dan 0,0002 %. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, kandungan unsur hara pada Bio-Slurry padat lebih tinggi dibandingkan pada Bio-Slurry cair sehingga lebih menguntungkan jika dijadikan sebagai pupuk organik. Solusi pupuk organik ini, sangat membantu dalam budidaya tanaman jagung dan kedelai di Desa Batu Kuta Lombok Barat. Saran yang dapat diajukan dari hasil kegiatan ini bagi masyarakat desa Batu Kuta, perlunya pendampingan dalam memulai usaha atau bisnis pupuk organik Bio-Slurry.