Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

MENDIDIK ANAK DALAM AL-QUR’AN Kajian atas Teladan Lukman al-Hakim Nasrullah Nasrullah; Muhammad Khairullah
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.209 KB)

Abstract

Pendidikan anak dan keluarga secara umum merupakan suatu hal yang perlu ditekanan sejak awal. Karena keberhasilan dalam bidang ini turut berkontribusi bagi pembentukan watak positif dan terarah bagi seorang anak dalam hidupnnya. Al-Qur’an sebagai Kitab Pedoman bagi manusia memberikan bimbingan dan arahan tentang pendidikan kepada anak melalui suatu teladan, nasehat dan hikmah Lukman al-Hakim yang diabadikan Al-Qur’an. Petikan-petikan berharga dari pesan-pesan ini sangat fundamental bagi perkembangan dan pembentukan jiwa dan karakter anak dengan ajaran; untuk tidak menyekutukan (syirik) Allah, berbuat baik kepada orang tua dan selalu bersyukur, agar hati-hati bertindak karena setiap tindakan akan dipertanggungjawabkan, selalu mendirikan shalat serta berbuat yang baik dan menjauhi kemungkaran, dan tidak bersifat sombong. Ajaran-ajaran maupun nasehat-nasehat komprehensif dan integratif di atas bisa dipetakan pada penguatan dan pendidikan ajaran tentang keimanan (tauhid), syariat dan akhlak kepada anak, yang menjadi inti dan pokok yang harus ditanamkan pada proses pendidikan anak dalam keluarga, apalagi di zaman milenium sekarang yang kompleks tantangan, pengaruh dan ancaman kepada anak.
PESAN AL-QUR’AN DALAM MENYARING INFORMASI DAN BERITA Nasrullah Nasrullah; M Khairullah
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1035.964 KB)

Abstract

Kemajuan teknologi dan informasi sudah menjadi tantangan dan kesempatan bagi kita saat ini. Banyak keuntungan yang didapat dari ketersediaan fasilitas digital dan nir-kabel sistem informasi ini. Akan tetapi kerugian pun tidak sedikit. Contoh nyata adalah massifnya pesan dan berita di media sosial bertaburan tanpa kontrol dan sensor. Penyampaian di media yang setiap saat bisa diakses, membuat cepatnya pesan sampai ke masyarakat. Namun akurasi berita terkadang belum tentu benar dan valid. Terbukti banyak informasi dan berita yang diputarbalikkan faktanya dan dibuat untuk kepentingan suatu kelompok secara tidak kredibel. Dalam sistem komunikasi dan informasi seperti ini disebut dengan istilah hoax. Konten dari berita seperti ini biasanya berbentuk ujaran kebencian, fitnah, provokasi dan politisasi identitas agama. Dampaknya sangat ditakutkan akan mengancam keutuhan dan kedamaian kita sebagai negara dan bangsa yang masyarakatnya majemuk dalam beragama, suku dan golongan. Tulisan ini pada dasarnya ingin berkontribusi bagi upaya-upaya menjaga keutuhan NKRI melalui penanggulangan pemberitaan bohong serta fitnah yang sudah meresahkan masyarakat dan umat. Dalam konteks ini, pendekatan agama dengan bimbingan pesan al-Qur’an dan Hadits melalui langkah-langkah yang dipaparkan,1), Al-Qur’an menganjurkan untuk selalu berkata benar dan lurus. 2), bertabayyun setiap menerima berita. 3) menghidupkan nalar positif dalam menerima berita 4), berpendapat harus dimusyawarahkan disertai bertanggung jawab, dan 5), jaminan surga bagi pelaku jujur, dapat dijadikan sebagai suatu solusi informasi dan pengetahuan bagi penyadaran maupun perlawanan budaya hoax tersebut.
INSPIRASI AL-QUR’AN DALAM GERAKAN LITERASI MESJID Nasrullah Nasrullah; Andini Febrianty Damasari
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.343 KB)

Abstract

Al-Qur’an diyakini sebagai Kitab Suci umat Islam yang ajarannya sangat memotivasi prinsip literasi. Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, berisi perintah Iqra’, yang berati membaca, memahami, merenungi, dan menyelidiki sesuatu. Konsep Iqra’ ini mengandung muatan gerakan misi pengetahuan dan penelitian yang menjadi pilar peradaban luar biasa nantinya dalam sejarah umat Islam. Inspirasi dari al-Qur’an melalui falsafah Iqra’ lalu dijadikan suatu aksi gerakan yang dilinierkan dengan falsafah Imarah al-masjid atau gerakan memakmurkan mesjid sebagai basis kehidupan masyarakat- berkumpul dan beraktifitas dalam lingkup spiritual dan sosial. Sinergisitas kedua falsafah ini, dikenal dengan gerakan literasi mesjid. Program-program gerakan ini ditawarkan untuk mendorong mesjid antara lain; penyediaan akses literatur perpustakaan dengan bahan literatur bermutu, penggalakkan majelis ta’lim/kajian ilmu dan budaya penulisan, serta pengkaderan remaja mesjid menjadi agen literasi berkelanjutan. Dengan gerakan literasi mesjid ini diharapkan menjadi laboratorium bagi masyarakat secara umum dalam mengambil manfaat untuk mempersiapkan menuju generasi masyarakat yang literat dan mendapat keberkahan hidup secara bertmartabat.
MENGARIFI AL-QUR’AN SEBAGAI RISALAH RAMAH LINGKUNGAN Nasrullah Nasrullah; M Khairullah
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menjaga alam dan ramah terhadap lingkungan adalah suatu tindakan etis dalam kapasitas eksistensial kehidupan manusia. Sebab, alam serta lingkungan sekitar dan manusia itu sendiri ditakdirkan adanya jalinan pada relasi ko-eksistensial yang saling terikat sekaligus terkait. Al-Qur’an sebagai Kitab Suci memberikan suatu pemahaman dalam panduan kearifan kesadaran menjaga alam dan lingkungan. Al-Qur’an mengajarkan bahwa alam adalah mitra kehidupan manusia dalam tugas ke-khalifahan di muka bumi. Alam bukan lah objek eksploitasi oleh manusia, akan tetapi sifatnya fungsional dan proporsional. Pendekatan manusia terhadap alam tidak boleh secara antroposentris an sich, tapi juga hendaknya melibatkan kesadaran teosentris. Ada relasi piramidal antara manusia-alam-dan Tuhan. Pada dimensi kearifan yang dapat dipetik ialah, bahwa, al-Qur’an membimbing manusia untuk dapat mengenal posisi alam sebagai sama-sama sebagai makhluk yang tunduk pada Khaliq, menyadari tugas manusia sebagai khalifah untuk kemakmuran bumi, memiliki tanggung jawab terhadapnya untuk tidak merusaknya. Dengan beberapa kearifan inilah harusnya manusia belajar untuk mengaktualkan dan membumikan al-Qur’an sebagai risalah ramah lingkungan
NILAI-NILAI QUR’ANI DALAM MENGATASI PERILAKU ADIKTIF GENERASI MUDA TERHADAP GADGET Nasrullah Nasrullah; Syarifudin Syarifudin; Muhammad Khairullah
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dunia moderen yang melahirkan suatu era revolusi teknologi dan informasi digital, telah menandai suatu babakan khas bagi kehidupan manusia. Perkembangan yang pesat dalam dunia teknologi informatika secara fenomenal merubah suatu gaya sekaligus hidup manusia saat ini. Adaptasi-adaptasi berlangsung secara evolutif bahkan revolutif. Suka tidak suka, mau tidak mau, kehidupan di sektor yang dominan ditarik pada arus besar dunia yang diistilahkan dengan cyber ini. Persoalan adaptasi ternyata tidak segampang peralihan dari suatu tempat ke tempat lain. Namun, dalam konteks ini, ada suatu permasalahan besar, karena menyangkut kebiasaan dan norma-norma sekaligus ada dimensi ideologis tersendiri. Salah satu alat yang diciptakan dalam perangkat dunia informasi dan teknologi ialah gadget. Hampir saat ini semua kalangan masyarakat menggunakannya. Akan tetapi, kelompok yang rawan menggunakannya adalah generasi muda. Sebab, ada kekhawatiran berdasarkan sebuah penelitian, bahwa tingkat penggunaan di kelompok ini, cukup signifikan berpengaruh pada hal-hal yang negatif. Misal kesibukan pada dunia gadget membuat lalai dari tugas dan tanggung jawab serta fakta ditemukan penyerapan informasi yang terkategori belum cukup umur dan terkadang ikut terlibat pada perkara cyber crime. Pada dasarnya, kemanfaatan gadget juga besar adanya, sekaligus memiliki potensi negatif di dalamnya. Atas dasar itu, tulisan ini berkontribusi sebagai suatu tawaran nilai yang diambil dari nilai-nilai al-Qur’an seperti: optimalisasi memperkuat pendidikan keluarga untuk anak-anaknya sebagai generasi muda, mengarahkan anak untuk bijak dalam menghargai dan menggunakan waktu, dan mengajarkan jika mendapat informasi agar mencerna dengan nalar sehat dan mempertimbangkan baik-buruknya. Nilai-nilai tersebut hendaknya bisa sebagai guidance khusunya bagi generasi muda untuk bijak dalam menggunakan gadget sesuai dengan keperluan dan kemanfaatannya, tidak terjebak pada prilaku adiktif dan abai pada eksistensi diri dan tanggung jawabnya.
HERMENEUTIKA AL-QUR’AN; SUATU TELAAH KONSEPTUAL Syafril Syafril; Nasrullah Nasrullah
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 9 No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hermeneutika diperkenalkan pertama kali sebagai metode penafsiran oleh Dannhauer pada abad ke 17 Masehi. Kecenderungan menggunakan hermeneutika sebagai teori penafsiran kitab suci bermula ketika kalangan Protestan membutuhkan buku pedoman penerjemahan untuk membantu para pendeta memahami dan menafsirkan Bibel, disaat otoritas Gereja dituntut menyelesaikan persoalan-persoalan penafsiran. Belakangan ini, hermeneutika digunakan sebagai metode penafsiran al-Qur’an. Hal ini disebabkan hermeneutika berusaha menggali makna dengan mempertimbangkan horison-horison yang melingkupi teks tersebut. Horison yang dimaksud adalah horison teks, horison pengarang dan horison pembaca. Dengan memperhatikan ketiga unsur triadik di atas, diharapkan akan berhasil melahir makna-makna baru sesuai dengan situasi dan kondisi saat teks itu di baca atau di pahami. Dengan bahasa lain, metode penafsiran dengan hermeneutika harus memperhatikan tiga komponen pokok, teks, konteks, dan uapaya kontekstualisasi. Dengan demikian, maka penafsiran al-Qur’an akan tetap hidup dan relefan dengan perkembangan zaman.
YUSUF AL-QARDHAWI MEMAHAMI HADIS NABI SAW Fiddian Wahidi; Nasrullah Nasrullah; Ridhoul Wahidi
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guna penentuan shahihnya sebuah hadis maka diperlukan usaha penelitian keshahihan sanad hadis dan pemahaman matan hadis. Umumnya pada sanad diberlakukan penelitian persambungannya, kualitas pribadi periwayat, kualitas intelektual periwayat, keterhindaran dari pertentangan, dan keterhindaran dari illat atau cacat. Adapun tuntutan keshahihan dari segi matan meliputi pendekatan sejarah, pemahaman kontekstual, dan kajian kebahasaan. Seorang ulama kontenporer asal Mesir, Yusuf al-Qardhawi adalah ulama yang punya perhatian besar terhadap hadis, yang juga konsern pada kritik pemahaman hadis. Pemikiran yang cemerlang dengan ide-ide yang brilian, sangat produktif dalam menulis ratusan karyanya, memenuhi khazanah perpustakaan Islam dan dunia, dan tercatat sebagai anggota organisasi kenamaan Ikhwan al-Muslimin. Yusuf al-Qardhawi menekankan beberapa prinsip dalam pemahan hadis, yang harus tercakupi dari sebuah hadis antara lain komprehensif, seimbang, integral, realistis, dan adanya kemudahan, tampak kehati-hatian Yusuf al-Qardhawi dalam memahami suatu hadis yang bahkan telah dihukumi shahih. Dalam aflikasinya langkah-langkah yang ditawarkan Yusuf al-Qardhawi berupa memahami hadis atas petunjuk Al-Qur’an, menghimpun hadis setema, kompromi atau tarjih, memastikan latar belakang periwayatan, membedakan antara sarana yang berubah dan tujuan yang tetap, membedakan hakikat dan majaz, membedakan yang metafisik dan yang nyata, dan, memastikan makna setiap kata.
HADIS LARANGAN MEMINTA JABATAN Fiddian Khairudin; Nasrullah Nasrullah
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 10 No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menjadi seorang pemimpin memudahkan memenuhi tuntutan hawa nafsu, penghormatan akan kedudukan, status sosial di mata manusia, memerintah, dan menguasai kekayaan serta kemegahan. Menjadi wajar kemudian untuk mewujudkannya banyak elit politik atau calon pemimpin’tidak segan-segan melakukan politik uang dengan membeli suara masyarakat pemilih. Bahkan tidak segan menyingkirkan orang lain yang dianggap sebagai saingan demi meraih posisi idaman. Seseorang yang meminta jabatan sering kali hanya bertujuan untuk meninggikan dirinya di hadapan manusia, tentu motivasi berkonotasi tidak baik. Sebagai balasan ia tidak akan mendapatkan bagiannya di akhirat nanti, seseorang dilarang meminta jabatan. Hari-hari setelah menjadi pemimpin yang kemudian menjadi saksi bahwa mereka hanyalah sekedar mengobral janji kosong dan ucapan dusta yang menipu, bahkan berbuat zhalim dan aniaya kepada orang-orang yang dipimpin. Banyak terdapat hadis-hadis Rasulullah Saw. berkaitan dengannya, khususnya seputar larangan meminta jabatan.
ENRICHMENT OF METHODS AND APPROACHES IN THE INTERPRETATION OF THE QUR'AN Nasrullah Nasrullah; Amaruddin Amaruddin; Humaidi Humaidi
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 11 No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam tradisi disiplin tafsir, metode tafsir bir-riwayah (naqli) dan bi ad-dirayah (aqli) dan pendekatan tekstual cukup dominan dan tersebar dipakai oleh mufassir masa klasik maupun masa pertengahan. Konsekuensi penggunaan metode ini lazim dijadikan sebagai wahana pemetaan atas penulisan atau pemahaman atas tafsir al-Qur’an dalam waktu yang panjang. Namun seiring waktu dan perkembangan zaman, kebutuhan akan metode dan pendekatan lama dirasa tidak memadai lagi. Maka dari itu, perlu ada pertimbangan tawaran secara metodik dan pendekatan dalam tafsir dan penafsiran. Rumusan metode ijmali, tahlili, muqaran, dan maudhu’i cukup antusias disambut oleh para pengkaji tafsir pada era tahun 80 an dan sesudahnya hingga saat ini. Banyak karya dan analisis kajian tafsir memakai konstruksi atas empat metode ini. Tidak sampai berhenti di sini, terdapat juga usaha terobosan tawaran pendekatan-pendekatan tafsir yang dikonstruk dari rahim ilmu-ilmu sosial humaniora kontemporer melalui pemikir-pemikir muslim kontemporer. Dalam praktiknya analisis-analisis tafsir kemudian diperkaya dengan pendekatan; sastra, sejarah, sosialogi, antropologi, gender, hak asasi, keadilan, hermeneutika, dan lain sebagainya. Asumsi yang hendak dibangun dari tawaran ini adalah agar penafsiran terhadap al-Qur’an semakin komprehensif dan berperspektif lebih aktual dan konstekstual untuk pembumian pesan al-Qur’an dalam kehidupan.
Pelatihan Khatib dan Bilal bagi Mahasiswa Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri Ridhoul Wahidi; Syafril Syafril; Amaruddin Amaruddin; Nasrullah Nasrullah; Fiddian Khairudin
CEMARA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin Vol 1 No 2 (2023): CEMARA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Indragiri (UNISI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61672/cemara.v1i2.2692

Abstract

Khatib and bilal training for students is important in community service activities. This concerns the function of the sermon and bilal which is very important as part of the Islamic da'wah. To find answers to the importance of this activity, preacher and bilal training was held for students of the Islamic Religious Sciences faculty at Indragiri Islamic University. The aim of this PkM activity is first, to provide students with material about khatib and bilal. Second, equip students to understand the terms and conditions of the sermon. The problem solving carried out by PkM activities in the form of implementing this training activity is an explanation of the bilal reading material, the first and second preacher readings, and an introduction to the requirements and pillars of the khatib along with the history of Friday prayers. then practical activities of khatib and bilal for students.