Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PENERAPAN ETIKA LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN WILAYAH KEPESISIRAN TUBAN Atikawati, Dini -; Gunawan, Totok; Sunarto, Sunarto
JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya Vol 17 No 1 (2019): JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jggp.v17n1.p1-10

Abstract

Wilayah kepesisiran Tuban memiliki sumberdaya pesisir yang melimpah. Masyarakat pesisir Tuban memanfaatkannya untuk perikanan, wisata, dan permukiman. Berbagai macam pemanfaatan tersebut menimbulkan terjadinya kerusakan lingkungan, sehingga dipandang perlu untuk menerapkan etika lingkungan dalam pengelolaan wilayah kepesisiran Tuban. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi profil wilayah kepesisiran Tuban, mengkaji dinamika pantai di Tuban, mengkaji perilaku masyarakat terhadap wilayah kepesisiran Tuban, dan merumuskan penerapan etika lingkungan dalam pengelolaan wilayah kepesisiran Tuban. Data diperoleh melalui observasi, pengukuran, wawancara, dan potret lapangan. Analisis data yang digunakan yaitu deskriptif dan skoring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah kepesisiran Tuban di daerah penelitian memiliki dua jenis pantai, yaitu pantai berbatu dan berpasir. Keempat daerah penelitian memiliki hidrologi yang tawar. Keanekaragaman flora dan fauna pesisir paling tinggi di Desa Panyuran, sedangkan paling rendah di Desa Karangagung. Dinamika pantai di daerah penelitian yaitu erosi, akresi, dan keadaan seimbang. Erosi pantai terjadi di Desa Karangagung dan Kelurahan Kutorejo. Akresi terjadi di Desa Panyuran. Keadaan seimbang terjadi di Kelurahan Sukolilo. Nilai perilaku masyarakat terhadap wilayah kepesisiran masih tergolong rendah. Etika lingkungan dalam pengelolaan wilayah kepesisiran Tuban dilakukan dengan penerapan paradigma biosentrisme dan ekosentrisme.
Proposed Model on Levels of Degraded Land at Merawu Watershed, Banjarnegara Regency, Central Java Province, Indonesia Sulistyo, Bambang; Gunawan, Totok; Hartono, Hartono; Danoedoro, Projo; Martanto, Rochmat
BIOTROPIA Vol. 24 No. 3 (2017): BIOTROPIA Vol. 24 No. 3 December 2017
Publisher : SEAMEO BIOTROP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11598/btb.2017.24.3.730

Abstract

Conservation of degraded land in Indonesia requires maps of degraded land. The maps were established based on a model developed in 1998 by the then Indonesia Department of Forestry. The model has 2 weaknesses, i.e., 1. high level of uncertainty due to vector-based data used to build the thematic maps, and 2. parameter redundancy or duplication from the model. This research was aimed to build up a proposed model on levels of degraded land at Merawu Watershed using fully raster-based data supported with remote sensing and GIS techniques. Parameters analyzed were Slope, Erosivity (R), Erodibility (K), Slope Length and Steepness (LS), Cover and Management (C), Support Practice (P), and Percentage of Canopy Cover. These data were presented in fully raster format. The Management parameter was not explicitly used in this research because it was already represented by the C and P parameters. Five parameters were directly obtained using fully raster format, i.e., Slope, LS, C, P, and Percentage of Canopy Cover. The other 2 parameters went through spatial interpolation process before being presented as fully raster format. Correlation analysis among parameters was carried out. Parameters having high correlation coefficient (r ≥ 0.8) were excluded from the model to avoid redundancy. The proposed model only used parameters having low correlation coefficient. The research result showed that the determination of levels of degraded land was more accurate when using only erosion parameters, formulated as: Level of Degraded Land (LoD) ≈ Erosion ≈ R × K × LS × C × PL.