Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EVALUASI KERAGAMAN GENETIK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) BERDASARKAN MARKA MOLEKULER Darmawan Saptadi; Rr Sri Hartati; , Sudarsono; Asep Setiawan; Bambang Heliyanto
Zuriat Vol 22, No 2 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i2.6851

Abstract

Studi tentang keragaman genetik jarak pagar menggunakan marka molekuler telah banyak dilakukan di berbagai negara dengan hasil yangtidak konsisten. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang keragaman genetik plasma nutfah jarak pagar Indonesia menggunakan marka molekuler. Evaluasi dilakukan terhadap 24 aksesi jarak pagar koleksi Kebun Induk Jarak Pagar (KIJP), Pakuwon, Sukabumi menggunakan marka SSR, RAPD, ISSR dan SCAR. Total 28 primer SSR yang digunakan menghasilkan pita monomorf dan homozigot pada aksesi jarak pagar yang diuji. Dari 31 primer RAPD dan ISSR yang digunakan, 8 primer RAPD dan 4 primer ISSR mampu menghasilkan pita DNA yang dapat diskor. Empat primer yaitu UBC 873, OPG 17, OPP 03 dan OPQ 11 menghasilkan 100% pita polimorfis. Koefisien kesamaan genetik berkisar antara paling tinggi 1,0 (antara 3189-2/ PT13-2; MT7-1/ PT15-1; PT3-1, 2555-1/ SP8-1; 2555-1/ PT3-1) hingga paling rendah 0,6 (antara 554-1/HS49-2) dengan rerata 0,9. Persentase polimorfisme paling rendah (0%) yaitu antara 3189-2/PT13-2; MT7-1/ PT15-1; PT3-1, 2555-1/ SP8-1; 2555-1/ PT3-1 dan paling tinggi (55,26%) yaitu antara 554-1/HS49-2 dengan rerata 15,87%. Mengambil batas kesamaan genetik di atas 80%, dendrogram dapat dibagi menjadi 2 klaster di mana satu klaster terdiri satu aksesi yaitu HS 49-2 sedangkan klaster yang lainnya beranggotakan semua aksesi yang lain. Berdasarkan marka SCAR, semua aksesi yang diuji termasuk dalam jarak pagar tipe Meksiko yang tidak beracun. Keragaman rendah dari populasi yang diuji menjadi informasi penting untuk menentukan kebijakan program pemuliaan jarak pagar di masa yang akan datang. 
Pengaruh Perbedaan Genotipe pada Perkecambahan dan Pertumbuhan Kacang Ercis (Pisum sativum L.) sebagai Dasar Pemilihan Bahan Baku Microgreen Daffa Dzakwan Pambudi; Darmawan Saptadi; Budi Waluyo
Jurnal Produksi Tanaman Vol 8, No 8 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1442

Abstract

Bentuk lain untuk memanfaatkan kacang ercis guna mempertahankan dan meningkatkan nutrisi yang terkandung di dalamnya adalah dengan cara mengkonsumsi tanaman muda (microgreen) dari kacang ercis. Manfaat dari mengkonsumsi microgreen salah satunya yaitu terdapat pada kandungan nutrisi, sayuran microgreen lebih tinggi dibandingkan sayuran yang sudah tumbuh dewasa. Kacang ercis yang berasal dari daerah yang berbeda dapat memiliki karakter perkecambahan yang berbeda. Begitu pula dengan karakter dan kualitas microgreen dari masing-masing genotipe kacang ercis yang dapat menunjukkan karakter morfologi yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh perbedaan genotipe pada perkecambahan dan pertumbuhan kacang ercis (Pisum sativum L.) sebagai dasar pemilihan bahan baku microgreen. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2020 di Laboratorium Bioteknologi dan Laboratorium Sumber Daya Lingkungan, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan yang digunakan yaitu 9 genotipe kacang ercis yang terdiri dari benih yang berasal dari Berastagi (BTG-4), dari Garut (GRT-04(3)-1, GRT 04(3)-2, GRT PSO-2-1, 03-16-3-1, dan 05 (16) (2)-1), serta dari Semarang (SMG (C) (1), SMG (H)(05),dan SMG (H)(05)-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe 03-16-3-1, genotipe 05(16)(2)-1, dan genotipe SMG (H)(05)-1 merupakan genotipe yang memiliki keunggulan untuk dijadikan bahan baku microgreen lebih dibandingkan dengan genotipe lainya.
Analisis Daya Gabung dan Aksi Gen Jagung (Zea mays L) menggunakan Rancangan Perkawinan Line x Tester Lily Dasinta Norasary Putri; Darmawan Saptadi; Budi Waluyo
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 6 No 2 (2022): SEPTEMBER
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v6i2.492

Abstract

Nilai daya gabung digunakan untuk pemilihan tetua dan mendapatkan informasi yang diperlukan tentang aksi gen untuk mengendalikan sifat tanaman. Daya gabung umum (DGU) berhubungan dengan aksi gen aditif. Daya gabung khusus (DGK) berhubungan dengan aksi gen non aditif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui DGU dan DGK serta aksi gen hasil persilangan jagung menggunakan rancangan perkawinan line x tester. Informasi yang diperoleh sebagai acuan dalam pengembangan perbaikan populasi jagung yang berdaya hasil tinggi. Penelitian dilakukan di Desa Bendo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Bahan genetik yang digunakan yaitu 4 tetua line (A, B, C, D), 4 tetua tester (E, F, G, H) koleksi genetik Universitas Brawijaya dan 16 hasil kombinasi persilangan. Disusun berdasarkan rancangan acak kelompok, diulang 3 kali. Karakter yang diamati meliputi umur silking (HST), umur tasselling (HST), umur panen (HST), bobot tongkol perplot (kg), potensi hasil (ton ha-1), tinggi tanaman (cm), tinggi letak tongkol (cm), panjang tongkol (cm), (cm), diameter tongkol (cm), jumlah baris biji, bobot tongkol tanpa klobot (g), bobot biji pertongkol (g), bobot 100 biji (g), rendemen (%), kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa line A, B dan tester F memiliki nilai DGU baik pada karakter komponen hasil dan hasil. Galur tersebut bisa digunakan sebagai tetua penyusun dalam perakitan varietas sintetik. Kombinasi persilangan AxG, DXG, BxG, BxE, CxH., AxE, AxH menghasilkan nilai DGK baik pada karakter hasil dan komponen hasil. Dari data tersebut varian DGK secara umum lebih tinggi dibandingkan varian DGU yang mengindikasikan bahwa aksi gen non-aditif lebih mendominasi pewarisan sebagian besar karakter komponen hasil dan hasil.
Pendampingan Kawasan Urban dalam Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Di Kelurahan Lowokwaru, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang Darmawan Saptadi; Setiyo Yuli Handono; Hafida Ruminar; Riyanti Isaskar; Kiki Fibrianto; Arie Srihardyastutie; Uzay Luluasa; Mohamad Bahaudin; Poppay Dwi Anggaraini; Yuliana Putri Rizky Vindiani; Hikmatus Sofa Rahmadia; Fauziah Hasanah
JURNAL PENYULUHAN PEMBANGUNAN Vol 4 No 2 (2024): Jurnal Penyuluhan Pembangunan
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34145/jppm.v4i1.3508

Abstract

Permasalahan lingkungan limbah perkotaan ditengah arus urbanisasi menjadi pembahasan utama dalam beberapa tahun terakhir. Pada dasarnya, jumlah limbah yang dihasilkan bisa meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dalam sebuah wilayah. Kecamatan Lowokwaru merupakan salah satu kecamatan berpenduduk terpadat di Kota Malang dengan jumlah 12 kelurahan. Kelurahan Lowokwaru merupakan kelurahan yang dalam periode 2019-2021 mengalami peningkatan jumlah TPS dan terbanyak dibanding 4 kelurahan lainnya di Kota Malang dengan total 17 TPS (BPS Kota Malang, 2023). Melalui kegiatan ini, inovasi dalam memanfaatkan limbah organic menjadi Eco-Enzyme dan Bio-Waste sangatlah potensial untuk dikelola menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis, melihat banyaknya limbah organik sisa sayuran dan buah-buahan yang belum terkelola dengan baik oleh masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan pada rentang waktu Bulan Juli - September 2023. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan PRA (Partisipatif Rural Appraisal) dan pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi. Materi yang disampaikan diantaranya pemilahan sampah, kompos, eco-enzym, bio-waste, sabun cair dan sabun padat. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dari kegiatan yang sudah dilakukan dapat menyelesaikan permasalahan yang terdapat di kelurahan Lowokwaru serta perubahan pola pikir warga terhadap sampah dan lingkungan. Dengan dilakukannya kegiatan tersebut, diharapkan Kelurahan Lowokwaru dapat mendukung keberlanjutan pengolahan sampah menjadi produk yang lebih bernilai.
Induksi Umbi Mikro Kentang (Solanum Tuberosum L.) Varietas Granola Kembang dan Granola Lembang Menggunakan Kombinasi Konsentrasi Asam Salisilat dan Gula Yosia Abner Bezaleel; Darmawan Saptadi; Dita Agisimanto
Produksi Tanaman Vol. 12 No. 8 (2024): Agustus
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2024.012.08.08

Abstract

Konsumsi kentang di Indonesia terus meningkat sebagai bahan makanan utama dan camilan, namun produksinya saat ini belum mampu memenuhi permintaan pasar. Indonesia memiliki lahan budidaya kentang berkisar 60 ribu hingga 70 ribu hektar persegi dengan hasil panen berkisar 1,2 juta ton. Faktor produktivitas kentang dihambat dengan penggunaan benih dengan kualitas rendah. Umbimikro sebagai salah satu bentuk produksi kultur jaringan memiliki keunggulan untuk menyediakan benih yang berkualitas, meliputi bebas patogen, proses produksi dapat dilakukan sepanjang tahun, hasil produksi tinggi dan lebih mudah didistribusikan. Induksi umbi mikro dapat dilakukan melalui penambahan zat pengatur tumbuh dan gula bagi planlet. Asam salisilat sebagai zat pengatur tumbuh akan bekerja untuk menginduksi pembentukan umbi mikro dan gula akan berperan sebagai sumber karbon bagi planlet didalam botol kultur. Informasi terkait penggunaan asam salisilat dan gula untuk melakukan induksi umbi mikro masih sangat terbatas pada varietas kentang Granola Kembang dan Granola Lembang. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2023 dan bertempat di Laboratorium PT. Java Indo Arjuna, Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Penelitian dilakukan berdasarkan rancangan percobaan faktorial menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor yakni kombinasi konsentrasi asam salisilat dan gula serta varietas eksplan. Pelaksanaan percobaan dilakukan melalui 3 tahapan yakni Persiapan awal, pembesaran eksplan, dan pengumbian. Analisis varian menunjukkan kombinasi konsentrasi 50 mg/L asam salisilat dan 100 g/L gula secara nyata mampu meningkatkan berat segar dan diameter umbi mikro dibandingkan tanpa penambahan asam salisilat dan 30 g/L gula. Kombinasi konsentrasi ini dapat digunakan untuk menginduksi pembentukan umbi mikro pada Granola Kembang dan Granola lembang.