Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

The Effects of Occupational Modality Therapy on the Independence Level of the Elderly Apriani, Miftah; Wulandari, Ria
Disease Prevention and Public Health Journal Vol 15, No 2 (2021): Disease Prevention and Public Health Journal
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/dpphj.v15i2.3553

Abstract

Background: Independence in elderlies is the ability to carry out daily activities. The Activity of Daily Living (ADL) is a form of measuring a person's ability to perform ADL independently so that information on elderly morbidity can be analyzed. Occupational therapy is the art and science of supporting interactions in everyday life through work (occupation) that enables people to do work that promotes health and well-being and enables a just and inclusive society, encouraging everyone to optimize their potential in the workplace from everyday life. This study aims to identify the independence level of elderlies before and after occupational modality therapy. Methods: The method employed in this study was a quasi-experimental technique design using a pretest-posttest control group design. Results: The results of the study showed a p-value of 0.00, indicating that occupational modality therapy affected the level of independence of the elderlies who were given treatment with a change of independence level from 13.50 to 16.95. Meanwhile, in the control group where the respondents were not given occupational modality therapy, there was no significant difference before and after the final observation. Conclusion: The elderlies who were given treatment became more independent in carrying out their daily activities compared to those who were not given treatment in the control group.
The Effects of Occupational Modality Therapy on the Independence Level of the Elderly Miftah Apriani; Ria Wulandari
Disease Prevention and Public Health Journal Vol. 15 No. 2 (2021): Disease Prevention and Public Health Journal
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/dpphj.v15i2.3553

Abstract

Background: Independence in elderlies is the ability to carry out daily activities. The Activity of Daily Living (ADL) is a form of measuring a person's ability to perform ADL independently so that information on elderly morbidity can be analyzed. Occupational therapy is the art and science of supporting interactions in everyday life through work (occupation) that enables people to do work that promotes health and well-being and enables a just and inclusive society, encouraging everyone to optimize their potential in the workplace from everyday life. This study aims to identify the independence level of elderlies before and after occupational modality therapy. Methods: The method employed in this study was a quasi-experimental technique design using a pretest-posttest control group design. Results: The results of the study showed a p-value of 0.00, indicating that occupational modality therapy affected the level of independence of the elderlies who were given treatment with a change of independence level from 13.50 to 16.95. Meanwhile, in the control group where the respondents were not given occupational modality therapy, there was no significant difference before and after the final observation. Conclusion: The elderlies who were given treatment became more independent in carrying out their daily activities compared to those who were not given treatment in the control group.
HUBUNGAN PRILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA Toyibah Toyibah; Miftah Apriani
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 4: Agustus 2019 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.467 KB) | DOI: 10.36729/jam.v4i1.238

Abstract

Latar belakang: Diare merupakan peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Sementara untuk bayi dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, penggunaan jamban, dan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dengan kejadian diare pada balita. Metode: Metode penelitian ini menggunakan metode survey analilitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 88 orang dengan menggunakan tehnik sistematic random sampling. Hasil: Dari hasil analisa diperoleh bahwa ada hubungan pengetahuan (p-value 0,008), penggunaan jamban (p-value 0,026), kebiasaan mencuci tangan dengan sabun (p-value 0,004) dengan kejadian diare pada balita tahun 2019. Saran: untuk senantiasa mengedukasi para ibu, terutama mengenai pentingnya mengenali tanda dan gejala diare pada balita serta pemberian cairan. Kata Kunci     : Diare pada Balita, Perilaku
PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE Miftah Apriani; Tridamayanti Tridamayanti
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 4: Agustus 2019 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.009 KB) | DOI: 10.36729/jam.v4i3.207

Abstract

Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) or Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is currently one of the public health problems in Indonesia which tends to increase the number of patients and the wider spread. Dengue hemorrhagic fever is an infectious disease caused by dengue virus with clinical manifestations of fever, muscle pain / joint pain accompanied by rashes, thrombocytopenia and hemorrhagic thesis. The data obtained amounted to 81 people. Objective: The objective is to determine the relationship of knowledge, habits of hanging clothes and frequency of draining tubs with the prevention of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Method: This research was conducted at the Puskesmas Service conducted on May 14 until May 25, 2019. Data analysis used univariate and bivariate analyzes. This research method uses analytical survey method with cross sectional approach. The sample in this study amounted to 81 people using systematic random sampling techniques. Results: From the analysis it was found that there was a relationship of knowledge (ρ-value 0.001), habit of hanging clothes (ρ-value 0.001), and frequency of draining tub (p-value 0,000), with the prevention of DHF. Suggestion: in order to increase counseling about the dangers of dengue fever to the public. Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever, Behavior
HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERCOLOSIS PARU Miftah Apriani; Umrin Umrin
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 4: Agustus 2019 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.009 KB) | DOI: 10.36729/jam.v4i2.220

Abstract

Latar belakang: Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang besar di dunia. Dalam 20 tahun World Health Organitation (WHO) dengan negara-negara yang tergabung di dalamnya mengupayakan untuk mengurangi TB Paru. Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi menular yangdi sebabkan oleh infeksi menular oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Sumber penularan yaitu pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya. Penyakit ini apabila tidak segera diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian (Kemenkes RI, 2015). Data yang diperoleh berjumlah 56 orang. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, kelembababn, dan ventilasi secara simultan dengan Kejadian TB Paru. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode survey analilitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 56 orang dengan menggunakan tehnik simple random sampling. Hasil: Dari hasil analisa diperoleh bahwa ada hubungan pengetahuan (ρ-value 0,010), kelembaban (p-value 0,007), dan ventilasi (ρ-value 0,00). Saran: Disarankan meningkatkan pendidikan formal dengan melakukan kerja sama dengan pihak Rumah Sakit, Klinik swasta dalam pengobatan penderita TB. Paru. Kata kunci : TB Paru, Pengetahuan
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN SCABIES PADA LANSIA Miftah Apriani; Ria Wulandari
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Vol 12, No 1 (2020): Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Publisher : STIKES 'Aisyiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/bi.v12i1.367

Abstract

Latar belakang: Scabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi tungau Sarcoptes Scabiei varietas Hominis. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit ini adalah lingkungan yang kurang bersih dan personal hygiene. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara frekuensi mandi, sanitasi lingkungan, dan advokasi secara simultan dengan kejadian scabies pada lansia. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara frekuensi mandi, sanitasi lingkungan, dan advokasi secara simultan dengan kejadian scabies pada lansia. Metode: Jenis penelitian ini kuantitatif menggunakan survey analitik dengan pendekatan studi Cross Sectional untuk melihat hubungan sesaat antara variabel independen dan dependen. Sampel penelitian ini adalah sebagian lansia yang menderita scabies. Waktu pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Desember 2019, dan proses pengambilan data dilakukan pada 21 Januari s.d 22 Februari 2020, uji statistik dengan menggunakan Uji Chi-Square. Hasil: hasil penelitian frekuensi mandinya kurang baik yaitu 4 responden (6,6%), responden yang sanitasi lingkungan kurang baik sebanyak 13 orang (21,3%), advokasi kurang baik sebanyak 13 orang (38,2%). Hasil uji statistik diketahui ada hubungan yang signifikan antara frekuensi mandi (p-value = 0,043), sanitasi lingkungan (p-value = 0,002), dan advokasi (p-value = 0,025). Saran: diharapkan untuk melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit kulit Scabies pada lansia dengan cara merubah perilaku masyarakat menjadi perilaku kesehatan. Kata Kunci: Frekuensi Mandi, Sanitasi Lingkungan, Kejadian Scabies pada Lansia
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN SCABIES PADA LANSIA Miftah Apriani; Ria Wulandari
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Vol 12, No 1 (2020): Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Publisher : STIKES 'Aisyiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/bi.v12i1.1124

Abstract

Latar belakang: Scabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi tungau Sarcoptes Scabiei varietas Hominis. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit ini adalah lingkungan yang kurang bersih dan personal hygiene. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara frekuensi mandi, sanitasi lingkungan, dan advokasi secara simultan dengan kejadian scabies pada lansia. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara frekuensi mandi, sanitasi lingkungan, dan advokasi secara simultan dengan kejadian scabies pada lansia. Metode: Jenis penelitian ini kuantitatif menggunakan survey analitik dengan pendekatan studi Cross Sectional untuk melihat hubungan sesaat antara variabel independen dan dependen. Sampel penelitian ini adalah sebagian lansia yang menderita scabies. Waktu pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Desember 2019, dan proses pengambilan data dilakukan pada 21 Januari s.d 22 Februari 2020, uji statistik dengan menggunakan Uji Chi-Square. Hasil: hasil penelitian frekuensi mandinya kurang baik yaitu 4 responden (6,6%), responden yang sanitasi lingkungan kurang baik sebanyak 13 orang (21,3%), advokasi kurang baik sebanyak 13 orang (38,2%). Hasil uji statistik diketahui ada hubungan yang signifikan antara frekuensi mandi (p-value = 0,043), sanitasi lingkungan (p-value = 0,002), dan advokasi (p-value = 0,025). Saran: diharapkan untuk melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit kulit Scabies pada lansia dengan cara merubah perilaku masyarakat menjadi perilaku kesehatan. Kata Kunci: Frekuensi Mandi, Sanitasi Lingkungan, Kejadian Scabies pada Lansia.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KATARAK PADA LANSIA Apriani, Miftah; Asih, Niken Puspita
JOURNAL OF HEALTH SCIENCE Vol 1 No 1 (2021): Journal Of Health Science
Publisher : LPPM Universitas Kader Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.456 KB)

Abstract

Latar Belakang: Kelangsungan dan harapan hidup seseorang yang telah memasuki usia lanjut dalam situasi mortalitas yang terjadi di suatu masyarakat akan mengakibatkan transisi epidemiologi dalam bidang kesehatan yang merupakan akibat dari peningkatan jumlah angka kesakitan penyakit degeneratif salah satunya adalah penyakit katarak. Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara umur, jenis kelamin, dan pengetahuan dengan kejadian katarak pada lanjut usia. Metode: Jenis penelitian ini kuantitatif menggunakan survey analitik dengan pendekatan studi Cross Sectional untuk melihat hubungan sesaat antara variabel independen dan dependen dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling didapatkan sampel 82 responden. Hasil: ada hubungan frekuensi umur (p-value = 0,037), sanitasi lingkungan (p-value = 0,023), dan advokasi (p-value = 0,046).Saran:Diharapkan Perlunya pemberian penyuluhan kepada setiap lansia agar mereka mengerti pentingnya menngetahui penyakit yang diderita oleh lanjut usia. Kata kunci : Katarak pada Lansia
ANALISIS LINGKUNGAN FISIK DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTI PADA VEGETASI PERINDUKAN DAUN PISANG Listiono, Heru; Rimbawati, Yazika; Apriani, Miftah
JOURNAL OF HEALTH SCIENCE Vol 1 No 1 (2021): Journal Of Health Science
Publisher : LPPM Universitas Kader Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.37 KB)

Abstract

Latar Belakang : Aedes aegypti merupakan vektor yang paling banyak ditemukan menjadi perantara timbulnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan lingkungan fisik seperti tingkat pH, volume air, kelembaban udara dan jenis perindukan daun pisang dengan keberadaan jentik Aedes aegypti dan faktoryang paling dominan mempengaruhi keberadaan jentik Aedes aegypti. Metode : Penelitian ini menggunakan penelitian survei analitik dengan desain Cross Sectional. Analisis data yang digunakan meliputi analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Variabel independen dikaitkan dengan variabel dependen dengan analisis statistik uji chi-square dan untuk melihat variabel yang paling dominan mempengaruhi variabel dependen digunakan uji regresi logistik. Populasi penelitian ini adalah semua jenis perindukan tanaman pohon pisang yang terdapat air pada pelepah daunya yang ada di wilayah kerja puskesmas Sako Kota Palembang. Sampel dalam penelitian berjumlah 87 pelepah yang terdapat air. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan Simple Random Sampling. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat PH (p value 0,253) dengan keberadaan Jentik Aedes aegypti. Kemudian ada hubungan antara volume air (p value 0,0), kelembaban udara (p value 0,038) dan jenis perindukan daun pisang (p value 0,012) dengan keberadaan Jentik Aedes aegypti dan variabel volume air adalah variabel yang paling dominan mempengaruhi keberadaan jentik Aedes aegypti. Saran :Perlunya meningkatkan kegiatan sanitasi lingkungan khususnya ditujukan pada pemutusan rantai perkembangbiakan jentik dan nyamuk Aedes aegypti. Kata kunci: Lingkungan, Fisik, Jentik, Aedes aegypti
PENGARUH HERBAL COMPRES BALL TERHADAP PENURUNAN NYERI OTOT PADA LANSIA Apriani, Miftah; Fatrin, Tiara; Wijayanti, Adhika
Jurnal Kesehatan Abdurrahman Vol 13 No 1 (2024): Jurnal Kesehatan Abdurahman
Publisher : STIKES Abdurahman. Pusat Informasi dan Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55045/jkab.v13i1.193

Abstract

ABSTRACT Muscle pain is an unpleasant emotional and sensory experience associated with the risk of actual or potential damage. The results of a direct survey at the Palembang City Regional Social Home showed that the majority of elderly people experienced muscle pain. One non-pharmacological therapy to reduce the scale of muscle pain is Herbal Compress Ball therapy, the effect of which comes from heat conduction which can increase regional blood flow to the pain area, the analgesic effect comes from herbal ingredients and aromatherapy essential oils provide a relaxing effect. This study aims to determine the effect of the Herbal Compress Ball on reducing muscle pain in the elderly. The measuring tool used is an observation sheet with a muscle pain scale used is the Wong-Baker FACES Rating Scale, divided into no pain, mild pain, moderate pain, controlled severe pain, and uncontrolled severe pain. The design of this research is an experimental one-group pre-post test design. The sampling technique is purposive sampling with a sample size of 15 respondents. Data analysis was carried out using the Wilcoxon sign rank test, and the p value = 0.000 (p < 0.05). This research shows that there is an effect of Herbal Compress Ball on reducing muscle pain in the elderly in social institutions in the Palembang city area. It is hoped that future researchers can complete this research by adding a control group and comparing the effectiveness of the Herbal Compress Ball between the intervention group and the control group.