Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) TERHADAP KUAT TARIK BELAH BETON NORMAL Lissa Opirina; Dewi Purnama Sari; Muhammad Hanif
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/portal.v11i2.1522

Abstract

Abstrak — Serat yang digunakan pada penelitian ini adalah serat tandan kosong kelapa sawit hasil dari limbah pabrik kelapa sawit. Penggunaan serat tandan kosong kelapa sawit dalam campuran beton disini adalah selain untuk mengurangi limbah tandan kosong kelapa sawit juga dapat memberikan pengaruh pada beton yang pada dasarnya memiliki sifat  yang  kurang pada  tegangan tarik.  Penelitian  menggunakan serat  tandan  kosong  kelapa  sawit  dalam campuran beton sebagai subtitusi sebagian dari agregat halus terhadap beton normal 25 MPa. Persentase serat tandan kosong kelapa sawit yang digunakan dalam campuran beton mulai 4%, 5%, 6%, 7%, 8% dan tanpa tambahan serat (0%). Pengerjaan mulai dari memisahkan serat dari tandan kosong kelapa sawit, pemeriksaan sifat fisis agregat, pembuatan benda uji berbentuk silinder Ø 15 x 30 cm, hingga pengujian tarik belah dilakukan di Laboratorium Pekerjaan Umum Aceh Barat. Dari hasil penelitian menunjukkan penggunaan serat tandan kosong kelapa sawit dalam campuran beton dapat meningkatkan kuat tarik belah beton. Berat beton umur 28 hari mulai dari 0%, 4%, 5%, 6%, 7%, dan 8% secara berurutan adalah 12,59 kg, 12,09 kg, 12,19 kg, 12,09 kg, 12,13 kg, dan 12,16 kg. Pengujian kuat tarik belah rata-rata beton silinder dengan penambahan serat pada 0%, 4%, 5%, 6%, 7%, dan 8% pada umur 28 hari secara berurutan adalah 3,51 MPa, 2,78 MPa, 3,73 MPa, 3,49 MPa, 3,33 MPa dan 3,28 MPa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan kuat tarik belah optimum berada pada persentase campuran serat tandan kosong kelapa sawit 5% yaitu sebesar 3,73 MPa, dan peningkatan kuat tarik belah terjadi sebesar 6,27% dari pada beton normal atau tanpa penambahan serat tandan kosong kelapa sawit. Sehingga pada 5% serat menghasilkan kondisi optimum fct = 0,64 √f’c..Kata kunci : Kuat Tarik Belah Beton, Beton Serat , TKKS.Abstract — The fibers used in this study are oil palm empty fruit bunches which are the result of palm oil mill waste. The use of oil palm empty fruit bunches in the concrete mix here is not only to reduce the waste of oil palm empty fruit bunches, it can also have an effect on concrete which basically has less tensile stress properties. The study used oil palm empty fruit bunches in a concrete mixture as a partial substitution of a fine aggregate of normal concrete 25 MPa. Percentage of oil palm empty fruit bunch fibers used in concrete mix starting from 4%, 5%, 6%, 7%, 8% and without additional fiber (0%). Work began from separating fibers from oil palm empty fruit bunches, examining aggregate physical properties, making Ø 15 x 30 cm cylindrical specimens, to pulling tensile testing carried out at the West Aceh Public Works Laboratory. From the results of the study showed the use of oil palm empty fruit bunches in a concrete mixture can increase the tensile strength of concrete. The 28-day concrete weights starting from 0%, 4%, 5%, 6%, 7%, and 8% respectively are 12.59 kg, 12.09 kg, 12.19 kg, 12.09 kg, 12, 13 kg and 12.16 kg. The average split tensile strength testing of cylindrical concrete with the addition of fiber at 0%, 4%, 5%, 6%, 7%, and 8% at 28 days respectively is 3.51 MPa, 2.78 MPa, 3, 73 MPa, 3.49 MPa, 3.33 MPa and 3.28 MPa. Based on the results of the study showed that the optimum split tensile strength was at a percentage of a 5% empty oil palm empty fruit bunch fiber mixture, which was 3.73 MPa, and an increase in split tensile strength was 6.27% compared to normal concrete or without the addition of oil palm empty fruit bunches. So that at 5% the fiber produces the optimum conditions fct = 0.64 'f' c..Keywords: Concrete Tensile Strength, Fiber Concrete, TKKS
ANALISIS PERENCANAAN DAN PENINGKATAN RUAS JALAN DI GAMPONG PASIE MESJID ACEH BARAT Ramayana Ramayana; Rita Fazlina; Dewi Purnama Sari
CIVED Vol 9, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/cived.v9i1.116122

Abstract

Kondisi jalan di Aceh Barat tidak terlalu lebar, mengakibatkan jalan padat, struktur jalan berkurang dan membuka bagian dan lubang yang bermasalah. Untuk memperbaiki ini, survei jalan ini harus dilakukan di Gampong Pasie Mesjid Aceh Barat. Tujuan dari survey ini adalah untuk mengidentifikasi ruas jalan di Gampong Pasie Mesjid, dan hasilnya adalah sebagai berikut; Cara terbaik untuk peningkatan ruas jalan dengan memperlebar jalan minimal 6m. Penelitian ini merupakan penelitian mix methods. Analisis Indeks Ketebalan Lapisan (ITP) dalam 20 tahun konstruksi menggunakan Laston MS 744 Grade A kerikil (CBR 100%) lebar 10 cm, lebar 20 cm dan Sirtu Grade A (CBR 70%) tebal 25,4 cm. Hasil analisis geometrik lintasan kelima pelengkung SS adalah rincian pelengkung 1 yang membutuhkan jarak lateral pelengkung 5 sebesar 2,75 m, pelengkung 2, 3,17 m, pegas 4, 2,80 m, pegas pelengkung 3,11 adalah persyaratan Belokan 3 membutuhkan ground clearance 13.725 m dan perpanjangan 1 m x 7 m lebar. Berdasarkan survei, lalu lintas jalan Gampong Pasie Mesjid Aceh Barat sekitar 2,6N. Tarif LHR tahunan untuk tahun 2021 adalah 4440 trafik/hari. Pada tahun 2026 menjadi 5.048 unit/hari. Pada tahun 2031, akan ada 5739 putaran kendaraan siang dan malam. Tahun 2036 menjadi 6525 unit/hari. Tahun 2041 menjadi 7.419 unit/hari.
Kuat Tekan Beton Dengan Substitusi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit Lissa Opirina; Dewi Purnama Sari; Rona Reskuna
Civilla : Jurnal Teknik Sipil Universitas Islam Lamongan Vol 5, No 1 (2020): March
Publisher : Litbang Pemas - Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/cvl.v5i1.407

Abstract

Penambahan limbah pengolahan kelapa sawit berupa serat tandan kosong kelapa sawit dan abu kerak boiler cangkang sawit pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai kuat tekan beton benda uji yang diberi serat dan bahan tambah dengan beton tanpa penambahan serat (0%). Benda uji yang digunakan adalah silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Persentase serat yang digunakan yaitu 4%, 5%, 6%,7% dan 8%. Kuat tekan rata-rata silinder beton tanpa penambahan serat tandan kosong kelapa sawit sebagai beton pembanding (0%) umur 28 hari adalah 31,85 MPa. Pada penambahan serat 4%, 5%, 6%, 7%, dan 8%, nilai kuat tekan rata– rata adalah 25,89 MPa, 26,23 MPa, 28,78 MPa, 30,384 MPa, dan 30,57 MPa. Kuat tekan optimum beton serat diperoleh pada persentase 8% yaitu sebesar 30,57 MPa. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa kuat tekan beton mengalami peningkatan dari mutu beton rencana f`c 25 MPa dan masih tergolong dalam jenis beton struktural.
Analisa Sambungan Lentur Antar Dua Gedung Beton Bertulang Dewi Purnama Sari; Muhammad Fitrah; Andrisman Satria
Jurnal Teknik Sipil dan Teknologi Konstruksi Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Teknik Sipil & Teknologi Konstruksi
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.25 KB) | DOI: 10.35308/jts-utu.v7i1.3300

Abstract

Indonesia is in the three  tectonik yaitu Indo-Australia, Eurasia dan Pacific may be  Indonesia have disaster of earthquake. Aceh Barat is in the a town in Indonesia include in to region 5. However, a bulding must have resistance for earthquake. In this research investigate influence warp connection depend on deformation and bending moment caused by earthquake.  Investigation of spectrum response do to variation model of wrap connection in distance 15 cm for Model A, the  structure without wrap connection for Model B,the structure with wrap connection in distance 30 cm for Model C, the structure without wrap connection in distance 30 mm for Model D and the structure without wrap connection exactly for Model E. The analysis by SAP 2000 Software to find out the bending moment and deformation. The result moment and deformation  consequtively are Model A is 49,37 KNm and 12,623 mm, Model B is 59,88 KNm and 15,395 mm, Model C is 50,33 KNm and 12,814 mm, and Model D is 59,88 KNm  and 15,395 mm, Model E is 43,84 KNm and 12,268 mm. Using wrap connection have moment and deformation smaller than the model without wrap connection that the large distance. According to that result, wrap connection can solve the problem to the impact between two building. Keywords—Earthquake, SAP 2000 Software, wrap connection, deformation, impact
Analisis Penggunaan Pondasi Bored Pile Terhadap Pembangunan Gedung Puskesmas Kajeung Kecamatan Sungai Mas Riggi Sugiarto; Rahmat Djamaluddin; Dewi Purnama Sari
Jurnal Ilmiah Teknik Unida Vol. 3 No. 1 (2022): juni
Publisher : Mitra Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55616/jitu.v3i1.204

Abstract

Secara geografis, tempat didirikannya gedung Puskesmas Kajeung merupakan area pegunungan. Dimana area tersebut merupakan area yang rawan terhadap longsor, oleh sebab itu salah satu hal terpenting dalam merencanakan sebuah konstruksi gedung adalah merencanakan pondasinya. Puskesmas Kajeung telah dibangun 1 lantai dengan luas 794,448 m2. Dimana, gedung Puskesmas Kajeung dapat dibangun dengan menggunakan pondasi dangkal maupun pondasi dalam tergantung dari hasil penyelidikan tanah dilokasi. Hasil uji sondir atau Cone Penetration Test (CPT) dilapangan diperoleh kondisi tanah keras pada kedalaman 12 meter, karena tanah keras berada pada kedalaman lebih dari 3 meter, maka pembangunan gedung Puskesmas Kajeung menggunakan pondasi dalam yaitu bored pile. Penelitian dilakukan untuk mengetahui daya dukung pondasi bored pile dan kelayakan penggunaan pondasi bored pile terhadap pembangunan gedung Puskesmas Kajeung. Data-data perhitungan diperoleh dari CV. Brosis Indobeta Consultant. Dalam pembangunannya pondasi bored pile yang digunakan pada gedung Pukesmas Kajeung berdiameter 30 cm dengan Panjang 12 m. Dari hasil Perhitungan diperoleh nilai daya dukung pondasi bored pile menggunakan metode schmertmann dan nottingham sebesar 673,008 KN dan mengunakan metode meyerhof sebesar 538,357 KN. Maka dengan beban gedung Puskesmas Kajeung pada titik B1 = 156,98 KN, B2 = 292,54 KN dan B5 = 371,66 KN dapat disimpulkan bahwa pondasi bored pile pada pembangunan gedung Puskesmas Kajeung mampu menahan beban gedung Puskesmas Kajeung serta layak dan aman untuk dijadikan pondasi gedung Pukesmas Kajeung. Kata Kunci : bored pile, daya dukung, Pondasi, sondir, puskesmas kajeung.
Studi Perencanaan Bangunan Bronjong Pada Tikungan Sungai Di Desa Meunasah Buloh Meylis Safriani; Dewi Purnama Sari
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 14, No 2 (2018)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (906.31 KB) | DOI: 10.25077/jrs.14.2.107-120.2018

Abstract

Erosi yang terjadi setiap tahun pada tebing sungai di Desa Meunasah Buloh, Kabupaten Aceh Barat semakin parah terutama pada bagian tikungan sungai. Hal ini dikarenakan aliran sungai pada tikungan sungai lebih cepat jika dibandingkan dengan sungai yang berpenampang lurus. Bangunan perkuatan tebing sungai untuk mengurangi erosi pada Desa Meunasah Buloh direncanakan menggunakan bronjong. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan desain bronjong yang sesuai dalam mengurangi erosi tebing sungai di bagian tikungan atau belokan sungai di desa tersebut. Berdasarkan survei awal, perkebunan masyarakat yang berada di dekat tepi sungai terkikis akibat erosi, bahkan ada perumahan penduduk yang jaraknya sudah mendekati sungai. Oleh karena itu, dibutuhkan perencanaan bangunan pengaman tebing sungai tipe bronjong untuk mengatasi erosi. Analisa yang dilakukan meliputi analisa curah hujan rencana, debit banjir rencana, profil muka air banjir, desain ukuran bronjong, dan stabilitas bronjong. Desain dan ukuran bronjong yang sesuai adalah bronjong bentuk I kode D dengan dimensi 2,0 x 1,0 x 0,5 m dan ukuran batu sebesar 40 cm.  Hasil perhitungan stabilitas terhadap guling diperoleh FSguling sebesar 2,39 dimana nilai ini lebih besar dari 1,5. Berdasarkan hasil perhitungan dapat dilihat bahwa struktur konstruksi bronjong aman terhadap gaya guling. Hasil perhitungan stabilitas bronjong terhadap gaya geser diperoleh struktur konstruksi bronjong aman terhadap geser dimana nilai FSgeser sebesar 1,87 dimana nilai ini lebih besar dari 1,5. Hasil perhitungan diperoleh tegangan maksimum lebih kecil dari tegangan izin maka daya dukung tanah untuk pondasi bronjong sebagai perkuatan tebing sungai aman. Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa struktur desain konstruksi bronjong aman terhadap gaya guling, gaya geser, dan daya dukung tanah. Peletakan bangunan bronjong pada tebing sungai bagian tikungan/belokan sungai di Desa Meunasah Buloh  mulai cross sungai A11 – A19 sepanjang 620 m
Pola Kegagalan Balok Beton Bertulang Spiral Tanpa Beton Pada Penampang Tarik Astiah Amir; Aulia Rahman; Yulita Rahmi; Veranita Veranita; Dewi Purnamasari
Jurnal Teknik Sipil dan Teknologi Konstruksi Vol 9, No 1 (2023): Jurnal Teknik Sipil dan Teknologi Konstruksi
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jts-utu.v9i1.7359

Abstract

Abstract The exploration of natural materials to produce concrete has an impact on environmental conditions and global warming that can cause natural disasters. Therefore, the use of concrete materials must be as efficient as possible. One solution to overcome this problem is to reduce the concrete in the tensile area and strengthen the beam using steel reinforcement in the support area. This study aims to determine the effect of tensile reinforcement on the behavior of beams without concrete in the tension area using a spiral system on crack patterns and beam patterns. The method used was an experimental method by making 2(two)specimens, a normal concrete beam (BN) as a control beam, and a spiral concrete beam without reinforcement in the tensile section with the addition of experimental reinforcement at the support section (BTRS 60D) where D is the diameter of the main reinforcement. The beams were designed as normal quality concrete beams with concrete quality of 45.07 MPa at the testing age of 28 days. The beam's dimension was 150 mm x 200 mm x 3100 mm. This study obtained the ultimate load on the BTRS specimen of 35.1 kN. While on the BN specimen, the ultimate load reached 47.65 kN. There was a decrease in BTRS service load by 27.57%. It is observed that the BN specimen experienced flexural cracks. The beam failure of the 2 test objects experienced beam failure that resembled under-reinforced where the reinforcing steel melted before the concrete was crushed. Keywords: spiral reinforcement, failure pattern, crack pattern.
The Study Strength of Laminated Bamboo Pedestal Using Bolted Joints Dewi Purnama Sari; Andi Yusra; Zakia Zakia; Sri Kurniati
International Journal of Engineering, Science and Information Technology Vol 3, No 2 (2023)
Publisher : Department of Information Technology, Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52088/ijesty.v3i1.421

Abstract

Bamboo has properties that vary from the joint. This study aims to investigate the effect of diameter change on the strength test of laminated bamboo cones, the degree of damage that occurs in laminated bamboo specimens, and the connection tool. The purpose of this study is to investigate the effect of diameter change on the strength test of laminated bamboo cones, to investigate the degree of damage that occurs in laminated bamboo specimens, and to determine the static load that can be withstood. Deformation characteristics under working load according to [1]. The method used is the half-hole method. In this study, we found that changes in bolt diameter affected the average pivot strength (Fe), with stress increasing with increasing bolt diameter. This study was conducted to determine the properties of the static load that can be endured and the deformation that occurs in laminated bamboo under load. To get the data, we need to do laboratory tests. Bamboo pivot strength test to find Fe max and Fe 5%. A long tube with a width of 39.5 cm, a height of 45 cm, and a length of 450 cm. During the pivot strength test, the broken sample had a zigzag change of 10 mm in diameter. As a result of the strength test of laminated bamboo sticks, the average maximum Fe values of screws with diameters of 8 mm and 10 mm were 85584 MPa and 91930 MPa, respectively. The average (Fe 5%) values for 8 mm and 10 mm diameter screws are 74.819 MPa and 65.594 MPa.