Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Strategi Pengembangan Ekonomi Wilayah Berbasis Agroindustri di Kawasan Andalan Kandangan Kalimantan Selatan Siska, Dewi; Hadi, Setia; Firdaus, Muhammad; Said, Said
Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs Governance Vol 7 No 2 (2015): Juni
Publisher : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21787/jbp.07.2015.99-110

Abstract

AbstrakAgroindustri menjadi pilar utama dalam pembangunan di Kalimantan Selatan, hal tersebut terdapat dalam RPJPD tahun 2005-2025. Kawasan Andalan Kandangan sebagai salah satu dari tiga kawasan andalan di Kalimantan Selatan yang potensial dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kegiatan industry berbasis pertanian (agroindustri). Konsep agroindustri selain diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus dapat mewujudkan distribusi pendapatan yang merata. Penelitian ini bertujuan untuk ; (1) mengidentifikasi perkembangan ekonomi wilayah di Kawasan Andalan Kandangan, (2) mengidentifikasi komoditas unggulan, (3) mengidentifikasi sarana penunjang agroindustri, dan (4) merumuskan strategi pengembangan wilayah berbasis agroindustri. Analisis entropi menunjukkan perkembangan ekonomi Kawasan Andalan Kandangan cukup berkembang yang didominasi oleh sektor pertanian, yaitu subsektor tanaman bahan makanan. Analisis LQ dan SSA menunjukkan tanaman padi dan jagung menjadi komoditas unggulan. Sarana prasarana pendukung kegiatan agroindustri sangat kurang. Rumusan strategi dalam penelitian ini yaitu peningkatan infrastruktur atau sarana prasarana yang dapat memperlancar konektivitas antar wilayah di Kawasan Andalan Kandangan dan pemerintah sebagai aktor utama pengembangan agroindustri.AbstractAgroindustry has become the main pillar in South Kalimantan development, it can be found in RPJPD 2005-2025. Kandangan mainstay region as one of three leading region in South Kalimantan which potentially improved to push economy growth through agriculture based industry activity (agroindustry). The concept of agroindustry a side is expected to drive economic growth as well as to realize the equitable distribution of income. This research ains to : (1) identify to economic development of the region in Kandangan mainstay regions, (2) identify the main commodity, (3) identify means of supporting agroindustry, and (4) formulating development strategies based agroindustrial region. Entropy analysis shows the development of the economy sufficiently developed in Kandangan mainstay region dominated by the agricultural sector, namely food crops subsector. LQ an SSA analysis shows corn and rice crops become competitive commodities.There are only few of supporting infrastructure agroindustrial activities. Strategy formulation in the research is the improvement of infrastructure or infrastructure that can facilitate inter regional connectivity in the region mainstay Kandangan and the government as the leading actor agroindustry development.
Improved Profits and Wetland Paddy Farming Scale as the Leading Commodity in Agro ecological Zones Mulyono, Joko; Hadi, Setia; Munibah, Khursatul
Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian Masalah Ekonomi dan Pembangunan Vol 17, No 1 (2016): JEP June 2016
Publisher : Universitas Muhammdaiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jep.v17i1.1691

Abstract

This study aims to analyze the feasibility of paddy farming as the leading commodity according agro-ecological zones (AEZ), increase in net profit and the scale of farming. The study was conducted at the location of the paddy fileds as leading commodity and non-leading commodity Bantul Regency in 2015. The feasibility of farming analyzed by revenue and cost ratio (R/C), the increase in profits was analyzed with an increase in net profit (NKB) and the scale of farming analyzed by determining the break even point of production (TIP) or break even point of price (TIH). The results showed that paddy farming as the leading commodity according agro ecological zones in Bantul is feasible and more optimal (R/C 2.17) than the non leading commodity (R/C 1.99). Paddy farming as the leading commodity according agro ecological zones can raise the net profit (NKB 1.13). Paddy farming as the leading commodity according agro ecological zones can provide benefits if the production is at least 2,729 kg/ha or the price is at least Rp. 1,643/kg.
ANALISIS POTENSI LANSKAP EKOWISATA DI DAERAH PENYANGGA KAWASAN TAMAN NASIONAL UJUNG KULON PROVINSI BANTEN Wakyudi, Wakyudi; Hadi, Setia; Rusdiana, Omo
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 17, No 2 (2015)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.616 KB) | DOI: 10.24895/MIG.2015.17-2.224

Abstract

Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) merupakan kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi untuk optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan. TNUK diketahui memiliki potensi keanekaragaman hayati dan keanekaragaman ekosistemnya yang tinggi termasuk potensi ekowisata. Namun, keberadaan potensi TNUK saat ini masih menimbulkan konflik kepentingan berbagai pihak. Oleh karena itu pentingnya perumusan pengelolaan dan pemanfaatan sekitar kawasan TNUK harus selaras dengan kegiatan konservasi, salah satunya dengan penerapan kegiatan ekowisata. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis potensi objek dan daya tarik ekowisata di desa penyangga kawasan TNUK. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil analisis potensi wisata disajikan berupa peta tematik potensi objek wisata dengan menggunakan metode Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan penyangga TNUK yang berbatasan langsung sebagian besar memiliki potensi objek dan atraksi wisata yang sangat potensial. Potensi objek dan atraksi wisata yang termasuk kategori sangat potensial (SP) terdapat di 7 desa, kategori potensial (P) sebanyak 3 desa dan kategori kurang potensial (KP) di 5 desa penyangga dari 15 tempat fokus pelaksanaan penelitian. Potensi kelayakan objek wisata yang terdapat di 12 desa penyangga TNUK dominasi memiliki klasifikasi sangat potensial (SP) dan potensial (P) dan 1 desa yang memiliki kelas kurang potensial.Kata kunci: ekowisata, penyangga, Kabupaten PandeglangABSTRACTUjung Kulon National Park (TNUK) is a natural conservation area managed by implementing a zoning system for optimizing its management and utilization. TNUK is known to have high potential of biodiversity and ecosystems including ecotourism potential. However, the existence of the potential TNUK often rises conflicting interests among various parties. Hence, the formulation of the importance of management and utilization of the surrounding area TNUK conservation activities must be aligned with one of them with the implementation of ecotourism activities. This research aims to analyze the potential target of this research object and appeal of ecotourism in the village buffer TNUK region. This research uses qualitative descriptive method. Results of the analysis of the tourism potential in the form of thematic maps mapped potential tourist attraction by using Geospatial Information Systems (GIS). The results showed that the buffer zone immediately adjacent TNUK most have the potential and the object a potential tourist attraction. Potential objects and tourist attractions are categorized very potential (SP) contained in 7 villages, a potential category (P) of 3 villages and less potential categories (KP) in 5 villages buffer of 15 where the focus of the implementation of the research. The potential feasibility of attractions found in 12 villages buffer TNUK classification dominance has potential (SP) and Potential (P) and 1 village has less potential class.Keywords: ecotourism, buffer zone, Pandeglang Regency
MODEL PENGENDALIAN LINGKUNGAN DALAM PEMBANGUNAN KOTA BARU BERKELANJUTAN Hadi, Syamsul; Pramudya, Bambang; Sutjahjo, Surjono Hadi; Hadi, Setia
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 13 No. 1 (2012)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.663 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v13i1.1400

Abstract

AbstrakPembangunan kota baru diharapkan dapat memecahkan masalah seperti pengurangan migrasi ke kota-kota besar, pembangunan ekonomi regional, dll, tetapi kenyataannya tidak sesuai dengan tujuan. Perubahan lingkungan adalah salah satudampak yang tidak dipertimbangkan dengan hati-hati ketika kota baru direncanakan dan dikembangkan. Tujuan penelitian ini untuk merumuskan model pengendalian lingkungan selama pembangunan kota baru, untuk mencapai tujuan keberlanjutan.Studi kasus penelitian dilakukan di kota baru Bumi Serpong Damai (BSD) di Propinsi Banten, Indonesia. Penelitian ini menganalisis kualitas udara dan air dan kemudian membandingkan keduanya dengan kualitas lingkungan standar, analisis keberlanjutan BSD menggunakan skala multidimensional (MDS), dan merumuskan parameter kuncimenggunakan “prospective tools”, model mengembangkan pengendalian lingkungan menggunakan sistem dynamic, dan merumuskan prioritas kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air dan tanah di sekitar daerah BSD terkontaminasi limbah organik seperti BOD dan COD, sedangkan atmosfer mengandung gas toksik seperti: CO, SOx, NOx, ozon (O3) dan TSP. Di dalam analisis keberlanjutan mengungkapkan bahwa kota BSD mempunyai kategori kurang berkelanjutan (46,75), kurang dari 50 poin. Hanya dalam aspek seperti infrastruktur dan teknologi (52,20), ekonomi (53,17) dan hukum dan lembaga (59,95) mendekati kategori berkelanjutan. Sementara dalam aspek ekologi (42,22) dan sosial budaya (26,49) kota BSD dikategorikan tidak berkelanjutan.Terdapat 22 faktor pengaruh dan 5 parameter kunci untuk dapat dipertimbangkan kota BSD di dalam mencapai kota yang keberlanjutan. Disarankan kebijakan untuk pengembangan kota berkelanjutan baru harus ada penyediaan teknologi produksibersih, penyediaan fasilitas sistem pembuangan kotoran, pengembangan jaringan jalan, transportasi umum yang efektif dan efisien, mempertimbangkan budaya lokal, peningkatan lembaga yang sesuai. kata kunci: kota baru, kualitas air dan udara, system pembuangan kotoran, model, strategi, dan kebijakan.kata kunci: kota baru, kualitas air dan udara, system pembuangan kotoran, model, strategi, dan kebijakan.
Aplikasi Game Theory pada Pengelolaan Sumberdaya Pesisir di Selat Sebuku, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan (The Application of Game Theory on Coastal Resources Management at Sebuku Strait, Kotabaru Regency, South Kalimantan) Amarullah, .; Hadi, Setia; Kusumastanto, Tridoyo; Fahrudin, Achmad
Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 13 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

Sebuku Strait has productive natural resources of renewable resources such asfishery, non-renewable resources such as coal mining and environmental services, and theexistence of marine tourism. Resources management at Sebuku Strait tends to create conflictamong stakeholders from governments, fishermen and private sectors. Therefore, a trade-offis needed in the management of Sebuku Strait area through a game theory approach oncooperative playing, and using optimum resources .This study aims to analyze the trade-offinteraction of stakeholders in the management of coastal resources to be optimal in theStrait Sebuku. In this research, game theory approach was used in cooperative game usingpareto optimum basis. Based on the research result, it was found that strategies for optimumresources management were: 1) Government and Private Sector; government should havelimited access to private sector acts in sustainable way. The government through limitedaccess strategy will gain pay off 1.271.382.286.300; whereas, private sector through sustainablestrategy will gain pay off Rp. 1.446.137.883.052; 2) Government and Fisherman;government should have limited access with fisherman act in sustainable way. The biggestpay off for each player was gained from limited access strategy implemented by governmentreach 632.579.184.900 and sustainable strategy implemented by fisherman reach659.992.193.290; 3) Private Sector and Fisherman; fisherman and private sector shouldcooperate in resources management that will gain income Rp. 945.582.505.287 peryear for private sector and Rp. 83.413.897.290 per year for fisherman.