Claim Missing Document
Check
Articles

STRATEGI PENGELOLAAN DAN ANALISIS STATUS KEBERLANJUTAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN HALMAHERA TENGAH , Syafruddini; Hadi Sutjahjo, Surjono; Farida Baliwati, Yayuk; Nurmalina, Rita
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 10, No 1 (2007): Juni 2007
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aim of the research is to construct the planning of the desirable dietary based on potential area in sustainability food security development frame. This research was done on a survey research basis. The types of data consist of primary and secondary data. The Rapfish method was used for continuing analysis, whereas the Analysis Hierarchy Process (AHP) method was used to decide the strategy for sustainability food security management. The results of this research are: I) the sustainability index or scales value of ecology dimension falls into "good" category, the cultural-society dimension is in -fine" category and the economy dimension is included in "less" category. And (2) Management strategy in an attempt to achieve the sustainability of food security in Central Halmahera is low food price as the first priority, this is then followed by the increases of food production, farming incentive, friendl environmental in agriculture, eradication of poor society, and the improvement of human resource quality Key words: management strategy, food security, sustainability, Central Halmahera.   Penelitian ini bertujuan untuk menyusun perencanaan pangan harapan berbasis potensi wilayah dalam kerangk pembangunan ketahanan pangan berkelanjutan. Penelitian ini merupakan penelitian survey. Jenis data yank digunakan adalah data primer dan data sekunder. Untuk analisis keberlanjutan digunakan metode rapfish selanjutnya untuk menentukan strategi pengelolaan ketahanan pangan digunakan metode Analysis Hierarchy Proces (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Nilai indeks keberlanjutan dimensi ekologi termasuk kategori baik dimensi sosial-budaya termasuk kategori cukup dan dimensi ekonomi termasuk kategori kurang berkelanjutan pa skala sustainabilitas, 2) Strategi pengelolaan dalam upaya pencapaian ketahanan pangan berkelanjutan di Kabupaten Halmahera Tengah adalah harp pangan murah sebagai prioritas pertama, diikuti peningkatan produksi pangan insentif usahatani, pertanian ramah lingkune,an, pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas SDM. Key words: strategi manajemen, ketahanan pangan, keberlanjutan, Halmahera Tengah
ANALYSIS OF COMBINING ABILITY, HETEROSIS EFFECT AND HERITABILITY ESTIMATE OF YIELD-RELATED CHARACTERS IN SHALLOT (Alium cepa var. ascalonicum Baker) Farid, Noor; Sugiharto, Arifin Noor; Herison, Catur; Purwito, Agus; Sutjahjo, Surjono Hadi
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 34, No 1 (2012)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya and Indonesian Agronomic Assossiation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Low productivity of shallot in Indonesia can be improved through development of high yielding variety. The availability of genetic information related to the character being improved is inevitable for effective breeding program. In this study, seven shallot genotypes were evaluated for their combining ability for yield improvement using half diallel cross.  Heterosis effect and heritability estimate was also investigated for yield-related characters.  The results showed that there were significant differences in general combining ability (GCA) and specific combining ability (SCA) among the evaluated genotypes. Tiron and Timor had the greatest GCA.  The greatest SCA and heterosis value was found in crosses of Kuning/Tiron, Timor/Bima Juna, Tiron/Timor and Kuning/Sibolangit. Heterosis effect varied from low to high. Broad sense heritability estimate for all characters was high, but narrow sense heritability was low for most charaters.  The dominant gene action observed on all yield-related characters suggests that the evaluated genotypes are potential to be used in breeding for high yielding hybrid varieties.   Keywords: GCA, SCA, heterosis, heritability, shallot
PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN INFRASTRUKTUR DASAR DI LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN (STUDI KASUS DI KOTA BANDUNG) Kusumawardhani, Veronica; Sutjahjo, Surjono Hadi; Dewi, Indarti Komala
Nalars Vol 15, No 1 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 1 Januari 2016
Publisher : Nalars

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Bandung sebagai salah satu kota metropolitan yang berkembang di Indonesia tidak dapat menghindar dari masalah-masalah yang berkaitan dengan permukiman kumuh. Masalah permukiman kumuh biasanya dikarakteristikan dengan menurunnya kondisi lingkungan seperti masalah keterbatasan ketersediaan air tanah dan polusi. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengkalkulasi kesenjangan sumber daya dalam hal kuantitas maupun kualitas air dan tanah, bagi masyarakat yang tinggal di daerah kumuh di Kota Bandung yang didasari pada standar pelayanan minimum dan standar kualitas lingkungan serta menentukan bentuk dari infrastruktur dasar seperti penyedia pengganti dari sumber daya alam air dan tanah yang paling tepat. Penelitian ini menetapkan tiga kelurahan yang mewakili tia tipologi kawasan kumuh yaitu, kumuh berat pada Kelurahan Tamansari, kumuh sedang pada Kelurahan Babakan Ciamis, dan kumuh ringan pada Kelurahan Cihargeulis.  Hasilnya menunjukkan bahwa kaitannya dengan kuantitas air pada ketiga kelurahan tersebut dipenuhi dari air tanah dan juga sumber PDAM. Hal ini mengingat bahwa ketersediaan tanah untuk perumahan pada ketiga kelurahan tersebut sudah mencukupi. Sementara bila dikaitkan dengan kualitas air pada ketiga kelurahan, nampaknya kualitas air dari PDAM memenuhi standar lingkungan namun kualitas air dari air tanah tidak memenuhi standar tersebut. Sehingga untuk kualitas tanah dengan mengacu pada Soil Quality Index dari BPS terlihat bahwa indeks kualitas tanah di Kelurahan Tamansari-lah yang paling rendah, dan di Kelurahan Cihargeulis-lah yang paling tinggi. Bentuk dari prioritas infrastruktur pada Kelurahan Tamansari untuk pengadaan air adalah melalui pipa dari PDAM atau pengolahan air permukaan tanah tingkat kelurahan, sementara untuk air buangan adalah MCK untuk “black water” dan instalasi pengolahan air buangan untuk “grey water”. Sementara itu untuk buangan padat adalah merupakan buangan bukan organik dan pengolahan kompos buangan organik serta dari buangan rumah berlantai banyak atau hunian vertikal. Bentuk dari  prioritas infrastruktur dari Kelurahan Babakan Ciamis untuk air adalah sama dengan Kelurahan Tamansari. Sementara itu pada Kelurahan Cihargeulis, prioritas infrastruktur untuk air adalah juga melalui pemipaan PDAM, dan untuk buangan air menggunakan instalasi pengolahan air buangan pada tingkat kota, untuk buangan padat adalah merupakan buangan bukan organik, pengolahan kompos buangan organik dan perumahan horizontal.  Kata Kunci: kumuh, sumber daya alam dan air, standar layanan minimum, standar lingkungan, insfrastruktur dasar permukiman  ABSTRACT. Bandung as one of the growing metropolitan in Indonesia did not escape from the problems of slums emerging. The problem of slums is characterized by such as a decrease in environmental conditions such as lack of raw water availability and pollution. Based oh those facts, this study aimed to calculate the resource gap in terms of quantity and quality of water and land, for people living in the slums in Bandung city based on minimum service standards and environment quality standards, and determining the form of basic infrastructure as a substitute provider of natural resources water and land that most appropriate. The study was conducted in three kelurahan which represent the three typologies of slums that are heavy is Kelurahan Tamansari, moderate is Kelurahan Babakan Ciamis, and light is Kelurahan Cihargeulis.   The results showed that in terms of quantity water in the three kelurahans are met from the ground water and piped water from PDAM.  As for the existing land for housing in the three kelurahans are sufficient. In terms of water quality in the three kelurahans is seen that the quality from PDAM have met the environment standards but the quality from ground water have not.  Then for soil quality with reference to Soil Quality Index of BPS was seen that the Land Quality Index in the Kelurahan Tamansari is the lowest, and Kelurahan Cihargeulis is the highest.  The shape of the priority infrastructure for Kelurahan Tamansari for water is piping from PDAM or local surface water treatment, for wastewater is MCK Communal for black water and local wastewater instalation treatment plant for grey water, for solid waste is anorganic waste bank and composting for organic waste, and multistorey housing.  The shape of the priority infrastructure for Kelurahan Babakan Ciamis for water is piping from PDAM, for wastewater is MCK Communal for black water and local wastewater instalation treatment plant for grey water, for solid waste is anorganic waste bank and composting for organic waste, and multistorey housing. The shape of the priority infrastructure for Kelurahan Cihargeulis for water is piping from PDAM, for wastewater is city level wastewater installation treatment, for solid waste is anorganic waste bank and composting for organic waste, landed housing Keywords: Slums, water and natural resources of land, minimum service standards, environmental standards, the basic infrastructure of the settlements
EVALUASI VIGOR DAYA SIMPAN BENIH PADA BERBAGAI GENOTIPE CABAI (CAPSICUM ANNUUM L.) DENGAN METODE PENGUSANGAN CEPAT Ekowahyuni, Luluk Prihastuti; Sutjahjo, Surjono Hadi; Sujiprihati, Sriani; Suhartanto, Mohamad Rahmad; Syukur, Muhamad
E-Journal Widya Kesehatan dan Lingkungan Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : E-Journal Widya Kesehatan dan Lingkungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.015 KB)

Abstract

Abstrak:       Percobaan ini bertujuan mengevaluasi metode pengusangan cepat methanol 20% selama 0, 2, 4, 6 dan 8 jam pada benih cabai hibrida, non hibrida, lokal, introduksi, rawit dan besar yang diproduksi pada tahun 2009 dan 2010. Jumlah genotipe benih non hibrida 4 (2009) dan 4 (2010). Jumlah genotipe benih hibrida 10 (2009) dan 8 (2010). Analisis data dilakukan dengan analisis sudut kemiringan garis regressi yang merupakan sudut  perbandingan ordinat dan axis. Rekapitulasi hasil evaluasi vigor daya simpan benih cabai menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara benih produksi tahun 2009 dan 2010, dan benih cabai hibrida dan  non hibrida, serta benih cabai lokal dan introduksi. Perbedaan terdapat pada benih cabai rawit dan besar dan laju penurunannya cabai besar lebih cepat dibandingkan benih cabai rawit.  Hal ini terjadi juga pada tolok ukur daya hantar listrik yang merupakan tolok ukur terbaik untuk vigor daya simpan benih. Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh lingkungan terhadap vigor daya simpan benih cabai. Kata kunci: deteriorasi alami, laju kemiringan vigor daya simpan benih cabai. Abstract    The experiment was designed to evaluate the accelerated aging method with 20% methanol for 0, 2, 4, 6 and 8 hours which is the first stage of the experimental results at several pepper seed genotypes including hybrid seeds, non hybrid, local, introduction, pepper and great pepper produced in 2009 and 2010. The seeds used are non-hybrid seed as much as 4 genotype seed production in 2009 and 4 genotype seed production in 2010. Hybrid seeds used were 10 genotypes of production in 2009 and 8 genotypes of production in 2010. Data analysis done is the analysis of the slope angle of regression line slope which is resulting from the comparison of the ordinate and the axis. Recapitulation of the pepper seeds vigor storage evaluation results showed that the seed production in 2009 and 2010 there was no difference between the hybrid and non-hybrid pepper seeds and the local and introduction pepper seeds, but there are consistent differences between great chili and chili pepper seeds, the rate of decline of the great chili is greater than the chili pepper. This shows the magnitude of environmental influences on seed pepper seeds vigor storage. Exclusively in electrical conductivity benchmark, which is one of the pepper seeds vigor storage best benchmark shows that the rate of decline in seed vigor between the hybrid and non hybrid seeds and the local and introduction pepper seeds.. Key words: natural deterioration, the rate of decline seed pepper vigor test in relation  to storability
PENGOLAHAN LINDI SEBAGAI PUPUK CAIR UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN TPA SAMPAH LESTARI Nurhasanah, Nurhasanah; Darusman, Latifah K; Sutjahjo, Surjono Hadi; Lay, Bibiana Widiati
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 11 No 1 (2010)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A laboratory scale research to obtain environmentally safe effluent and liquid fertilizer from leachate from Final Waste Disposal Site in Galuga owned by Regional Government of Bogor City was conducted from July 2006 through to April 2007. The experiment was initiated by aerating the leachate in 4 difference aeration rates (0, 10, 30 and 70 liters/minute) followed by processing the sediment to product the liquid fertilizer. The experiment of production liquid fertilizer was carried out by adding lime with different dosage into sediment generated from processing by aerating at 70 liters/minute followed by centrifugation process or secher. Further, the liquid fertilizer generated from such experiment was applied to chilis planting (Capsicum annum). The research found that the processing conducted by aerating at the rate 70 liters/minute was the most effective in reducing pollutant from leachate. The addition of 1000 ppm CaO or Ca(OH)2 limes in sediment from aeration is the most effective in depositing the dissolved material compared to the addition of limes in other dosage. Liquid fertilizer generated through the addition of 1000 ppm CaO have the content of N = 375,83 ppm, P = 121,44 ppm, K = 948,11 ppm, Ca = 827,20 ppm, Mg = 959,50 ppm, S = 48,53 ppm, Cu = 8,23 ppm, Zn = 30,02 ppm, Mn = 230,57 ppm, Fe = 320,95 ppm, Pb = 10,34 ppm, Cd = 7,46 ppm and Cr = 2,05 ppm. The use of liquid fertilizer generated by adding 1000 ppm CaO was the most effective in enhancing vegetation growth and production of chili. The non essential elements (Pb, Cd and Cr) in fruits from vegetation given liquid fertilizer produced from such treatment did not exceed tolerable threshold.
ANALYSIS OF COMBINING ABILITY, HETEROSIS EFFECT AND HERITABILITY ESTIMATE OF YIELD-RELATED CHARACTERS IN SHALLOT (Alium cepa var. ascalonicum Baker) Farid, Noor; Sugiharto, Arifin Noor; Herison, Catur; Purwito, Agus; Sutjahjo, Surjono Hadi
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 34, No 1 (2012)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v34i1.142

Abstract

Low productivity of shallot in Indonesia can be improved through development of high yielding variety. The availability of genetic information related to the character being improved is inevitable for effective breeding program. In this study, seven shallot genotypes were evaluated for their combining ability for yield improvement using half diallel cross.  Heterosis effect and heritability estimate was also investigated for yield-related characters.  The results showed that there were significant differences in general combining ability (GCA) and specific combining ability (SCA) among the evaluated genotypes. Tiron and Timor had the greatest GCA.  The greatest SCA and heterosis value was found in crosses of Kuning/Tiron, Timor/Bima Juna, Tiron/Timor and Kuning/Sibolangit. Heterosis effect varied from low to high. Broad sense heritability estimate for all characters was high, but narrow sense heritability was low for most charaters.  The dominant gene action observed on all yield-related characters suggests that the evaluated genotypes are potential to be used in breeding for high yielding hybrid varieties.   Keywords: GCA, SCA, heterosis, heritability, shallot
MODEL PENGENDALIAN LINGKUNGAN DALAM PEMBANGUNAN KOTA BARU BERKELANJUTAN Hadi, Syamsul; Pramudya, Bambang; Sutjahjo, Surjono Hadi; Hadi, Setia
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 13 No. 1 (2012)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.663 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v13i1.1400

Abstract

AbstrakPembangunan kota baru diharapkan dapat memecahkan masalah seperti pengurangan migrasi ke kota-kota besar, pembangunan ekonomi regional, dll, tetapi kenyataannya tidak sesuai dengan tujuan. Perubahan lingkungan adalah salah satudampak yang tidak dipertimbangkan dengan hati-hati ketika kota baru direncanakan dan dikembangkan. Tujuan penelitian ini untuk merumuskan model pengendalian lingkungan selama pembangunan kota baru, untuk mencapai tujuan keberlanjutan.Studi kasus penelitian dilakukan di kota baru Bumi Serpong Damai (BSD) di Propinsi Banten, Indonesia. Penelitian ini menganalisis kualitas udara dan air dan kemudian membandingkan keduanya dengan kualitas lingkungan standar, analisis keberlanjutan BSD menggunakan skala multidimensional (MDS), dan merumuskan parameter kuncimenggunakan “prospective tools”, model mengembangkan pengendalian lingkungan menggunakan sistem dynamic, dan merumuskan prioritas kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air dan tanah di sekitar daerah BSD terkontaminasi limbah organik seperti BOD dan COD, sedangkan atmosfer mengandung gas toksik seperti: CO, SOx, NOx, ozon (O3) dan TSP. Di dalam analisis keberlanjutan mengungkapkan bahwa kota BSD mempunyai kategori kurang berkelanjutan (46,75), kurang dari 50 poin. Hanya dalam aspek seperti infrastruktur dan teknologi (52,20), ekonomi (53,17) dan hukum dan lembaga (59,95) mendekati kategori berkelanjutan. Sementara dalam aspek ekologi (42,22) dan sosial budaya (26,49) kota BSD dikategorikan tidak berkelanjutan.Terdapat 22 faktor pengaruh dan 5 parameter kunci untuk dapat dipertimbangkan kota BSD di dalam mencapai kota yang keberlanjutan. Disarankan kebijakan untuk pengembangan kota berkelanjutan baru harus ada penyediaan teknologi produksibersih, penyediaan fasilitas sistem pembuangan kotoran, pengembangan jaringan jalan, transportasi umum yang efektif dan efisien, mempertimbangkan budaya lokal, peningkatan lembaga yang sesuai. kata kunci: kota baru, kualitas air dan udara, system pembuangan kotoran, model, strategi, dan kebijakan.kata kunci: kota baru, kualitas air dan udara, system pembuangan kotoran, model, strategi, dan kebijakan.
Status Keberlanjutan Wilayah Berbasis Peternakan di Kabupaten Situbondo untuk Pengembangan Kawasan Agropolitan Suyitman, Suyitman; Sutjahjo, Surjono Hadi; Herison, Catur; Muladno, nFN
Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 2 (2009): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v27n2.2009.165-191

Abstract

EnglishThe government of Situbondo Regency has not decided the location of  the agropolitan development. In this regard, a study on livestock-based regional sustainability development is necessary before the implementation of the agropolitan program  This study aims to analyze the sustainability index and the status of Situbondo area through five dimensions of sustainability. The study used a Multidimensional Scaling analysis (MDS) method called Rap-BANGKAPET and the results are shown in the form of sustainability index and status. The Leverage and Monte Carlo analyses were used to determine the attributes that sensitively affect the index and the status of sustainability and its impact. Sustainability analysis indicate that the ecological dimension is less sustainable (46.50%), economic dimention is sufficiently sustainable (69.53%), social and cultural dimensions is also sufficiently sustainable (55.14%), infrastructure and technology dimensions are at low level of sustainability (45.48%), and similarly at low level of sustainability for legal and institutional dimensions (47.46%). Of the 73 attributes, 24 of these attributes require direct treatment immediately because of its sensitive effect on sustainability index and status (significant at 95% of confidence level). The study suggests a progressive-optimistic scenario to improve the sustainability of the future status (long term) with overall improvement of sensitive attributes. IndonesianPemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Situbondo sampai saat ini masih belum menetapkan wilayahnya untuk pengembangan kawasan agropolitan. Untuk itu sebelum program agropolitan dilaksanakan perlu dikaji terlebih dahulu tingkat keberlanjutan wilayah berbasis peternakan di Kabupaten Situbondo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indeks dan status keberlanjutan wilayah berbasis peternakan di Kabupaten Situbondo ditinjau dari lima dimensi keberlanjutan, yaitu: dimensi ekonomi, sosial budaya, infrastruktur dan teknologi, serta hukum dan kelembagaan. Penelitian meggunakan metode analisis Multidimensional Scaling (MDS) yang disebut RAP-BANGKAPET dan hasilnya dinyatakan dalam bentuk indeks dan status keberlanjutan. Untuk mengetahui atribut yang sensitif berpengaruh terhadap indeks dan status keberlanjutan dan pengaruh galat dilakukan analisis Leverage dan Monte Carlo.   Hasil analisis keberlanjutan menunjukkan bahwa dimensi ekologi berada pada status kurang berkelanjutan (46,50%), dimensi ekonomi cukup berkelanjutan (69,53%), dimensi sosial budaya cukup berkelanjutan (55,14%), dimensi infrastruktur dan teknologi kurang berkelanjutan (45,48%), serta dimensi hukum dan kelembagaan kurang berkelanjutan (47,46%). Dari 73 atribut yang dianalisis, 24 atribut yang perlu segera ditangani karena sensitif berpengaruh terhadap peningkatan indeks dan status keberlanjutan dengan tingkat galat (error) yang sangat kecil pada taraf kepercayaan 95 persen. Dalam rangka meningkatkan status keberlanjutan ke depan (jangka panjang), skenario yang perlu dilakukan adalah skenario progresif-optimistik dengan melakukan perbaikan secara menyeluruh terhadap semua atribut yang sensitif dalam peningkatan status kawasan.
Pendugaan Keragaman Genetik Beberapa Karakter Pertumbuhan dan Hasil pada 30 Genotipe Tomat Lokal Sutjahjo, Surjono Hadi; Herison, Catur; Sulastrini, Ineu; Marwiyah, Siti
Jurnal Hortikultura Vol 25, No 4 (2015): Desember 2015
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v25n4.2015.p304-310

Abstract

Tomat (Lycopersicum esculantum) merupakan jenis sayuran yang terus berkembang menjadi komoditas penting di dunia termasuk Indonesia. Permintaan yang terus meningkat secara kuantitas dan kualitas menuntut ketersediaan varietas unggul tomat. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi keragaman genetik beberapa karakter pertumbuhan dan karakter produksi 30 genotipe tomat lokal. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB, menggunakan 30 genotipe tomat lokal hasil eksplorasi dari berbagai provinsi di Indonesia, yaitu Aceh, Riau, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur,Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua. Penelitian disusun berdasarkan rancangan kelompok lengkap teracak dengan tiga ulangan. Tiap unit percobaan terdiri dari 20 tanaman. Penanaman di lapangan dilakukan dalam bedeng berukuran 1 m x 6 m dengan jarak tanam 50 cm x 60 cm. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa genotipe berpengaruh sangat nyata terhadap karakter tinggi tanaman, jumlah daun, persentase tanaman hidup, jumlah buah total, bobot buah per tanaman, dan persentase pecah buah. Karakter-karakter yang diuji memiliki keragaman genetik yang luas sehingga efektif dilakukan seleksi. Seleksi terhadap karakter bobot buah dapat dilakukan pada generasi awal karena memiliki nilai heritabilitas yang tinggi. Genotipe Aceh5, KEF9,LOM4, MER2, dan PAPUA memiliki potensi hasil yang tinggi. Genotipe KEF12, KEF6, dan MAK1 toleran terhadap pecah buah.
Strategi Peningkatan Produktivitas Kopi serta Adaptasi terhadap Variabilitas dan Perubahan Iklim melalui Kalender Budidaya Sarvina, Yeli; June, Tania; Surmaini, Elza; Nurmalina, Rita; Hadi, Sutjahjo Surjono
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 14, No 2 (2020)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jsdl.v14n2.2020.65-78

Abstract

Abstrak. Rendahnya produktivitas kopi merupakan salah satu permasalahan utama dalam sistem produksi kopi Indonesia. Hal ini diantaranya disebabkan tidak adanya perawatan kopi yang optimal dengan memperhatikan fase fenologi kopi, serta dampak variabilitas dan perubahan iklim. Berbagai teknologi adaptasi kopi sudah banyak dihasilkan namun langkah adaptasi dengan memanfaatkan prakiraan iklim dalam bentuk penyesuian kegiatan budidaya dengan fase fenologi atau disebut sebagai kalender budidaya belum dikembangkan. Tulisan ini memaparkan tentang dampak variabilitas dan perubahan iklim pada tanaman kopi, teknologi adaptasi kopi yang sudah tersedia, perlunya pengembangan kalender budidaya kopi sebagai bentuk strategi adaptasi dan peningkatan produktivitas serta potensi dan tantangan pengembangan kalender budidaya kopi di Indonesia. Hasil review ini menunjukkan kalender budidaya kopi berpotensi dikembangkan sebagai strategi peningkatan produktivitas serta adaptasi terhadap variabilitas dan perubahan iklim. Abstract. Low productivity is one of the main challenges in Indonesia's coffee production system .It is low due to cultivation management; most of the coffee farmer does not manage their plantation base on the coffee phenology phase.  Moreover climate variability and change also have important effect on coffee productivity. Various technologies on adaptation and measurement to climate change and variability have been identified. Unfortunately, the technology which use climate forecast through adjusting cultivation activity and coffee phenology called as cultivation calendar do not exist yet. This paper provides an overview on the impact of climate variability and change to coffee production, the existing adaptation strategy, and the importance of cultivation calendar as a strategy for adapting and increasing productivity, and the potential and challenges to develop cultivation calendar in Indonesia. This review reveals that coffee cultivation calendar is a potential strategy for increaseing productivity and adapting climate change and variability.
Co-Authors , Rustikawati , Yustiana A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abi Ardhillah Yasinda Agus Purwito Ahmad Ansori Mattjik Ahmad Ansori Mattjik Amin Nur Andrea Emma Pravitasari, Andrea Emma Anita Rosliana Anton Yulianto Arifin Noor Sugiharto Arifin Noor Sugiharto Atra Romeida Bambang Pramudya BIBIANA W LAY Bibiana Widiati Lay Budi Setyo Utomo Budi Setyo Utomo Catur Herison Desta Wirnas Devi Tania Dewi Sukma Didy Sopandie Dwi Purwantoro Sasongko Edison Jambormias EDIZON JAMBORMIAS Ekasari Putri, Nurwanita Elza Surmaini Ermawaty - Maradhy Faqih Udin Gilang Fauzi Dzikrillah Hadiatmi Hadiatmi Hefni Effendi Herison, Catur HESTI MAULIDA Imas S. Sitanggang, Imas S. Imas Sukaesih Sitanggang Indah Dwi Putri Indah Dwi Putri Indarti Komala Dewi, Indarti Komala Ishmatalhaq, Zannuba Jaisyurahman, Usamah Jonni Jonni Khairunnisa Lubis Khairunnisa Lubis Laksono Trisnantoro latifah K Darusman Latifah K Darusman Latifah K. Darusman Lena Monita Lubis, Khairunnisa Luluk Prihastuti Ekowahyuni M. Fedi Alfiadi Sondita M. Syamsul Maarif MARIA AGUSTINA Marlina Mustafa, Marlina Maryamah, Umi Maulida, Hesti Meika Syahbana Rusli Melta Rini Fahmi Meynilivia Meynilivia Mohamad Rahmad Suhartanto Mohammad, Farid Muhamad Syukur Naomi Fransiska Panjaitan Nindita, Anggi Noor Farid NUR KHOLISOH Nurhasanah . Nurhasanah Nurhasanah Nurhasanah Nurhasanah Nurhayati Nurhayati Pipit Werdhiwati Qonita, Anelia Rini, Erin Puspita Rita Nurmalina Rizal Syarief Rizal Syarief Nazriel Romadhon, Muhammad Roiyan Rosadi rosadi Rosliana, Anita S. Sobir Sarvina, Yeli Setia Hadi Siti Marwiyah Siti Marwiyah Sobir Sobir Sobir Sobir SRIANI SUJIPRIHATI Sulastrini, Ineu Sulhajji Jompa Sumardjo Sumiati, dan Surmaini, Elza Suyitman Suyitman Suyitman, Suyitman Syafruddini Syafruddini ; Syaiful Anwar Tania June TRI KOESOEMANINGTYAS Trikoesoemaningtyas Trikoesoemaningtyas Trikoesoemaningtyas Umi Maryamah Uswatun Hasanah Uswatun Hasanah Veronica Kusumawardhani Veronica Kusumawardhani Veronica Kusumawardhani, Veronica Wage Ratna Rohaeni Widiatmaka Willy Bayuardi Suwarno Yasinda, Abi Ardhillah Yayuk Farida Baliwati Yeli Sarvina Yudiwanti Wahyu E. Kusumo YUSURUM JAGAU