Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pengaruh Intervensi Peer Group terhadap Kemampuan Koping Anak yang Menghadapi Abuse dan Neglect Yupi Supartini; Ratna Ningsih
Jurnal Keperawatan Vol 3 No 1 (2018)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.006 KB) | DOI: 10.32668/jkep.v3i1.197

Abstract

The purpose of this research to assess the influence of the peer group on coping abilities of teenagers who face abuse and neglect. Design studies used Quasi experiment. The population was children aged adolescents at high school, which was potentially facing abuse and neglect, in East Jakarta. The methode of sample selection was purposive sampling, determination of sample selection methdos have been due to a case of child abuse is a case that does not come to the surface/an iceberg phenomenon, so that a relatively small number reported. Methodes of data collection using questionnaires that have been tested. The results showed no significant effect of group therapy activities against child coping skills in the face of abuse and neglect (p value=0,019). The implications of this study can give an idea of how carers can provide care to children potentially exposed to violence and neglect, especially in school and can be input for health services, especially in health centers School health programs in designing the program in anticipation of or prevention of abuse and neglect in children school environment. This program provide feedback on the guidance counselor to develop a counseling program using a model of peer group. For the future studies it is advisabled to involve the parents as respondents.
Dampak Kecanduan Smartphone Terhadap Kualitas Tidur Siswa SMP Yupi Supartini; Puput Dwi Martiana; Titi Sulastri
Jurnal Keperawatan Vol 6 No 1 (2021): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32668/jkep.v6i1.463

Abstract

Excessive smartphone use has a higher risk of sleep disturbances and affects a person’s sleep quality. The purpose of this research is to determine the relationship between respondent’s characteristics and smartphone addiction to the sleep quality of adolescents at Budi Cendikia Islamic School Depok. This type of research is quantitative with a descriptive analytic approach and a cross sectional research design. The population is all 359 students. Sampling in this study using stratified random sampling technique with 112 respondents. The SAS-SV questionnaire was used to measure the level of smartphone addiction, while the PSQI questionnaire was used to measure sleep quality in adolescents. The statistical test used Chi Square and Mann Whitney with a significance level of α = 0.05. The results of the univariate statistical test showed that most of the respondents were male (52.7%), 13 years old (35.7%), had a high rate of smartphone addiction (61.6%), and poor sleep quality (70.5%). Meanwhile, the results of the bivariate statistical test showed that there was a significant difference between gender (p = 0.020) and smartphone addiction (p = 0.007) with sleep quality, but there was no significant difference between age and sleep quality (p = 0.938). This study concludes that there is a relationship between gender and smartphone addiction on students' sleep quality, but there is no relationship between age and sleep quality of students. Hence, it is necessary to limit the use of smartphones so that smartphone addiction can be minimized and sleep quality is good.”
Manajemen Informasi tentang Perencanaan Pemulangan Pasien (Discharge Planning) untuk anak yang dirawat dengan Bronchopneumonia Yupi Supartini
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 5 No 1 (2001): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v5i1.105

Abstract

Informasi dalam keperawatan semakin dirasakan pentingnya, baik dalam penyusunan rencana strategis, pengambilan keputusan maupun dalam menilai efektifitas dan efesiensi dari pelayanan keperawatan. Salah satu contoh manajemen informasi yang akan dikemukan adalah tentang kebutuhan anak yang dirawat dengan Bronchopneumonia pada setiap tahapan discharge planning (rencana pemulangan pasien). Tahapan yang satu meyediakan informasi penting, dan sangat menetukkan pada tahapan selanjutnya. Semua data yang didapatkan pada fase akut yang dilaksanakan di klinik anak dan atau di ruang gawat darurat, diproses oleh tim kesehatan dengan menggunakan pengetahuan dasar dan membandingkannya (comparing system) dengan data dasar keperawatan dan pengetahauan kedokteran, fisiologi, patofisiolohi, sosiologi, psikologi, dan farmakolohi. Dengan demikian akan didapat informasi tentang masalah anak tersebut dan kebutuhan pada fase berikutnya yaitu fase transisi yang dijalankan di ruang rawat. Demikian pula proses manajemen informasi dari fase transisi yang dilakukan di ruang rawat akan sangat menentukan langka selanjutnya yaitu perawatan lanjutan di rumah/di masyarakat. Mengingat kegiatan penyusunan rencana pemulangan pasien pada anak yang dirawat dengan BP melibatkan tim multidisiplin, maka penting adanya seorang coordinator yang dapat mengatur kegiatan dari setiap anggota tim, sehingga tujuan dari rencana pemulangan pasien dapat dicapai dengan optimal. Perawat adalah orang yang paling tepat sebagai coordinator penyusunan rencana pemulangan pasien, karena berada di dekta pasien selama 24 jam, memahami segala kebutuhan pasien dengan baik, dan memungkinkan untuk dapat memfasilitasi peran dari setiap anggota tim untuk mengelola informasi rencana pemulangan pasien bagian anak yang dirawat dengan BP. It has been discussed that information in nursing becomes important in making a strategic planning. Decision making or evaluating the affectivity an the efficiency of the nursing service. One of the example of Information Management that would be describe is the children’s need who are hospitalized with Bronchopneumonia in every step of Discharge Planning. Each step provides the essential information, which could determine the next step. All the data which have been gained in the acute phase at the out patient department and/ or at the emergency department are processed by using the knowledge base, compare it with the data base of nursing, medical knowledge, physiology, patophysiology, sociology, psychology and pharmacology. As the outcome from this process, the information about the child’s problems and their needs in the transitional step will be gained. It is also occur on the management information at the transitional step in the ward, it will determine the following step as the preparation for discharge planning. Discharge Planning for the child to have a coordinator, because he/she is in the ward 24 hours and understand the patients’ condition and their needs well. He/she also could facilitate the role of each member of Discharge Planning team, to manage the information about Discharge Planning for a child with Broncho Pneumonia.
Efektivitas Edukasi PKPR Menggunakan Buku “Aku Remaja Sehat” Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Tentang Kesehatan Remaja Pada Kader Kesehatan Remaja Di Wilayah Puskesmas Cipayung Jakarta Timur Ratna Ningsih; Yupi Supartini; Eviana S. Tambunan
Jurnal Keperawatan Vol 7 No 1 (2022): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32668/jkep.v7i1.930

Abstract

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) merupakan program pelayanan kesehatan remaja Puskesmas, yang diharapkan dapat memberikan pelayanan yang mendukung terwujudnya generasi muda yang sehat. Untuk mengaktifkan layanan tersebut, sekolah membutuhkan beberapa tenaga kesehatan remaja untuk mendukung program PKPR di Puskesmas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efektivitas buku “Aku Remaja Sehat” terhadap pengetahuan dan keterampilan siswa sebagai pelaksana kesehatan remaja di sekolah. Desain penelitian menggunakan quasi experiment pre-post test with control, sedangkan metoda pemilihan sampel dilakukan dengan non probability sampling yaitu purposive sampling di wilayah kerja puskesmas kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Sampel penelitian terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok intervensi berjumlah 35 orang dan kelompok kontrol berjumlah 35 orang. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon and Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan yang signifikan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol dengan p value 0,000.
PENGEMBANGAN MODEL DETEKSI DINI KEKERASAN PADA REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DALAM MENDETEKSI ADANYA KEKERASAN PADA REMAJA: DEVELOPMENT OF A MODEL OF EARLY DETECTION OF VIOLENCE IN ADOLESCENT AS AN EFFORT TO INCREASE ABILITY IN DETECTING THE EXISTENCE OF VIOLENCE IN ADOLESCENT Yupi Supartini; Eviana S Tambunan; Titin Suheri; Ratna Ningsih
Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 16 No. 2 (2022): Quality : Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/qjk.v16i2.792

Abstract

Kekerasan Kekerasan terhadap anak merupakan tindak kekerasan secara fisik, seksual, penganiyaan emosional atau pengabaian terhadap anak yang menempatkan anak dalam situasi berbahaya atau membuat anak merasa tidak berdaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model deteksi dini kekerasan pada remaja di SMP Wilayah Jakarta Timur dan Kota Semarang sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan remaja mendeteksi adanya kekerasan pada dirinya. Desain yang digunakan adalah quasi-experiment pre-postest with control group design. Populasi seluruh anak remaja yang masih duduk dibangku kelas 7 di wilayah Jakarta Timur dan Kota Semarang dengan sampel 323 siswa. Kelompok intervensi yaitu dilakukan edukasi tentang deteksi dini kekerasan pada remaja dan pendampingan kelompok sebaya di sekolah sebanyak dua kali.  Sementara pada kelompok kontrol hanya mendapatkan buku saku tentang deteksi dini kekerasan pada remaja. Perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok terdapat pada deteksi kekerasan verbal (p=0,018) dan kekerasan fisik (p=0,045), sementara pada kekerasan seksual tidak ada perbedaan signifikan di antara kelompok intervensi dan kontrol (p=0,130), artinya kemampuan remaja di kelompok intevensi dan control dalam mendeteksi kekerasan seksual adalah sama. Pada pemodelan akhir yang terbentuk dari kekerasan verbal adalah hubungan pemberian edukasi dan pendampingan pada remaja dengan kemampuan deteksi dini kekerasan pada remaja dipengaruhi oleh pola asuh keluarga (p=0,00), sementara pada kekerasan fisik, model akhir statistic yang terbentuk adalah adanya pengaruh poal asuh keluarga dan jenis kelamin dalam hubungan pemberian edukasi dan pendampingan pada remaja dengan kemampuan melakukan deteksi dini kekerasan fisik (p=0,00), sebaliknya pada kekerasan seksual, hubungan yang terbentuk tidak signifikan (p=0,534). Dengan demikian model deteksi dini kekerasan pada remaja dengan melibatkan guru sebagai pendamping dalam memberikan edukasi dan pendampingan dapat dikembangkan karena memberikan hasil yang signifikan untuk meningkatkan kemampuan remaja mendeteksi kekerasan adanya kekerasan, khususnya untuk kekerasan verbal dan fisik.
Perilaku Phubbing dengan Kecerdasan Emosional Remaja pada Remaja SMA Titi Sulastri; Khansa Khairunnisa; Santun Setiawati; Eviana S Tambunan; Yupi Supartini; Ratna Ningsih
Jurnal Keperawatan Vol 8 No 1 (2023): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32668/jkep.v8i1.962

Abstract

Background: The phenomenon of phubbing is often found where a person is too engrossed on his smartphone so they don't care about the other person they are interacting with. The impact of this phubbing behavior makes a person unable to control his emotions and has emotional feelings that change easily because he feels that he has been controlled by his smartphone. The purpose of this study was to determine the relationship between the characteristics of the respondents and phubbing behavior with the emotional intelligence of adolescents. Methods: This research is a quantitative study with a correlational analytic approach. The sampling method was carried out using a stratified random sampling technique. The population of this study was 781 students, sample are 108 students. The independent variable is individual characteristics and phubbing behavior, the dependent variable is emotional intelligence. Data collection using the Generic Scale of Phubbing (GSP) questionnaire and the Trait Emotional Intelligence Questionnaire Adolescent Short Form (TEIQue-ASF). Data Analysis are Chi-Square, Mann Whitney, and Spearman Correlation with a significance level of α = 0.05. Results: 53.7% of respondents had phubbing at a moderate level and 56.5% of respondents had moderate emotional intelligence. There is a significant relationship between phubbing behavior and adolescent emotional intelligence (p=0.004), but there is no significant relationship between gender and age with emotional intelligence (p>0.05). Conclusion: There is a relationship between phubbing behavior and emotional intelligence, but there is no relationship between the characteristics of the respondents and emotional intelligence. In order to maintain adolescent emotional intelligence, adolescents need to avoid phubbing behavior when interacting or communicating with friends
Perilaku Ibu dan Pemenuhan Gizi Pada Balita Usia 3-5 Tahun Ratna Ningsih; Adella Winda Priana; Eviana S Tambunan; Yupi Supartini; Titi Sulastri
Jurnal Keperawatan Vol 8 No 1 (2023): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32668/jkep.v8i1.1188

Abstract

Background: The problem of eating difficulties in toddlers is a common thing. Knowledge and attitudes that exist within a person are the main factors that can affect behavior. This includes the mother's method of feeding the child, regulating the atmosphere at mealtime, the variety of food provided by the mother and the type of food, the timing of feeding and the frequency of feeding the child. Mother's behavior if based on good knowledge will encourage mothers to provide optimal results in fulfilling nutrition for children. The purpose of this study was to see the relationship between the factors that affect the behavior of mothers in fulfilling nutrition for toddlers aged 3-5 years in Bahagia Village. Methods: This research used a quantitative design with observational analytics and a cross sectional approach. The population in this study were all mothers with toddlers in Bahagia Village with a total sample of 126 respondents. This study uses the Disproportionate Stratified Random Sampling technique and data analysis using the Chi-Square test. Results: The results of research conducted on 126 respondents, showed a significant relationship between mother's education, mother's knowledge, and family support with the p value of mother's education (p = 0.007), mother's knowledge (p = 0.008), and family support (p = 0.008) =0.000. Conclusion: Factors that significantly affect the mother's behavior in providing nutrition of children age 3-5 years are mother's education, mother's knowledge and family support.
EDUKASI DETEKSI DINI KEKERASAN DAN SOSIALISASI APLIKASI DETEKSI DINI KEKERASAN ANAK PADA GURU DAN SISWA JAKARTA TIMUR Ratna Ningsih; Tri Sulastri; Eviana Sumarti Tambunan; Yupi Supartini; Dina Carolina; M. Vito Rizki Rubiyanto; Putri Nabila Fitrianti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia
Publisher : IFI cabang Kota Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59946/jpmfki.2023.264

Abstract

Di Indonesia, kekerasan pada remaja tetap menjadi fenomena yang dapat meyebabkan gangguan kesehatan mental anak. Payung hukum dan lembaga perlindungan yang menangani kekerasan anak di Indonesia belum mampu menekan angka korban kekerasan anak. Pada kenyataannya tidak cukup hanya komitmen pemerintah saja yang melakukan berbagai upaya perlindungan anak, masyarakat dapat berkontribusi aktif dimulai dari upaya pencegahan, peningkatan (promosi) dan pelaporan jika ada indikasi kejadian kekerasan pada anak, baik di tingkat keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat pada umumnya. Salah satu solusi adalah edukasi untuk meningkatkan kemampuan remaja dalam melakukan deteksi dini kekerasan pada dirinya maupun oranglain. Selain pemberian edukasi dan pendampingan pada remaja, deteksi dini kekerasan juga dapat dinilai dari penggunaan aplikasi, yaitu Aplikasi Denican, yang merupakan produk hasil penelitian. Mitra merupakan guru dan siswa di SMPN 208 Jakarta dan SMPN 6 Bekasi. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat adalah meningkatkan kemampuan siswa SMP di wilayah Jakarta Timur dalam mendeteksi adanya kekerasan pada dirinya dengan menggunakan aplikasi Denican. Kegiatan yang dilakukan adalah 1).Pembuatan video penggunaan Aplikasi Denican, 2). Sosialisasi Aplikasi Denican pada guru-guru sekolah, 3). Pemberian edukasi tentang deteksi dini kekerasan pada remaja, dan 4). Pendampingan cara menggunakan aplikasi Denican untuk siswa. Target dan luaran adalah 1). Publikasi artikel, 2). Video Aplikasi Denican, dan 3). Mempersiapkan pembentukan fasilitator siswa untuk mendeteksi kekerasan. Perubahan yang terjadi setelah dilakukan pelatihan pada siswa adalah peningkatan pengetahuan dan sikap dengan nilai rata-rata 16,29 (pre test 15,53), hasil uji statistik didapatkan nilai 0,001 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan nilai pengetahuan sebelum dan setelah pelatihan. Sebanyak 60% siswa mengalami perbaikan sikap, namun sekitar 40% siswa masih cenderung bersikap statis. Keterlibatan mitra dalam hal ini sekolah memiliki peran penting untuk melakukan intervensi tingkat masyarakat meliputi program integrasi penerimaan teman sebaya untuk siswa dan modifikasi dalam lingkungan fisik sekolah.
PENGGUNAAN APLIKASI UNTUK MEMANTAU STATUS KESEHATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH MITRA PUSKESMAS PASAR REBO JAKARTA TIMUR Ratna Ningsih; Eviana Tambunan; Titi Sulastri; Yupi Supartini; Dina Carolina; M. Vito Rizki Rubiyanto; Putri Nabila Fitrianti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia Vol 3 No 01 (2024): Jurnal Pengabdian Masyarakat Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia
Publisher : IFI cabang Kota Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59946/jpmfki.2024.317

Abstract

Latar Belakang: Kemajuan dalam kelangsungan hidup bayi berat lahir rendah (BBLR) di rumah sakit ditandai dengan pulangnya BBLR ke rumah. Peralihan BBLR dari rumah sakit ke rumah harus dipersiapkan sebagai langkah penting untuk kelangsungan hidup BBLR selanjutnya (Wade et al., 2008; Underwood et al., 2007). Perawatan berkelanjutan hingga ke rumah dinilai menjadi komponen penting dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan terutama untuk pasien rentan, seperti BBLR (Guthrie et al., 2008). Metode: menjelaskan tentang aplikasi Chubby BBLR dan melakukan wawancara peserta berdasarkan kuesioner. Kuesioner terdiri dari dua komponen, yaitu karakteristik peserta dan pengetahuan tentang aplikasi Chubby BBLR. Hasil: 93% kader menyatakan bahwa aplikasi Chubby BBLR mudah dipahami, dapat menambah wawasan tentang perawatan BBLR di rumah, dan menu-menu yang ada di aplikasi memberikan kejelasan dan kemudahan untuk memahami informasi tentang perawatan BBLR. 90% kader menyatakan bahwa penyajian gambar-gambar dalam aplikasi jelas, penyajian grafik pertumbuhan mudah digunakan, materi atau bahan bacaan dalam aplikasi mudah dipelajari, video-video pembelajaran dalam aplikasi juga mudah dipahami, kalimat yang digunakan dalam aplikasi komunikatif dan bahasa yang digunakan dapat mempermudah ibu untuk memahami isinya. 86% kader menyatakan penyusunan layout dan desain aplikasi menarik, cetakan gambar dan tulisan dalam aplikasi jelas. Kesimpulan: Aplikasi ini sangat membantu kader dan orang tua yang memiliki bayi BBLR dalam mendapatkan layanan kesehatan secara jarak jauh.
Analysis of Factors That Influence Bullying Behavior in Adolescents in Public Middle School in East Jakarta Region Amin, Ade Nuriah; Supartini, Yupi; Tambunan, Eviana Sumarti; Sulastri, Titi; Ningsih, Ratna; Hapsari, Dina Carolina
Jurnal Keperawatan Vol 9 No 2 (2024): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32668/jkep.v9i2.1678

Abstract

Bullying is intentional aggressive behavior by a stronger individual or group of peers against a weaker individual or group of peers, whether physically, verbally, or psychologically. This behavior occurs repeatedly and has a negative impact on the victim. The discussion in this research that will be examined are the factors that influence bullying behavior, including: age, gender, parents' educational background, parents' parenting patterns, and peer factors. This research was conducted to determine the factors that influence bullying behavior among teenagers at State Middle Schools in the East Jakarta Region. This type of research is quantitative correlation research with a cross sectional approach and the sampling technique in the research was carried out using non-random sampling with a purposive sampling technique. The sample size in this study was 115 respondents and was analyzed using the chi square test for bivariate and univariate analysis. Based on the results of the analysis, there is a relationship between parental parenting factors and bullying behavior (p value 0.014), and peer factors (p value 0.006) and bullying behavior. Based on the research results from the data presentation and discussion as described in the previous chapter, the results of this research explain based on the characteristics of the respondents (age, gender, and educational background of parents) which are of particular concern regarding internal factors that can be formed in the family to pay attention to each age stage of their child's development.