Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

BEDA PENGARUH PEMBERIAN MICROWAVE DIATHERMY DENGAN ULTRASOUND PADA PENERAPAN MUSCLE ENERGY TECHNIQUE TERHADAP PERUBAHAN NYERI AKIBAT SPASME OTOT UPPER TRAPEZIUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALEWANGANG MAROS Darwis Durahim; Fahrul Islam
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 10, No 2 (2018)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (21.214 KB) | DOI: 10.32382/mf.v10i2.817

Abstract

Penguluran atau kontraksi yang berlebihan dan berulang yang berlangsung dalam waktu lama menyebabkan otot mengalami spasme yang akhirnya menyebabkan nyeri hingga keterbatasan gerak sendi leher/cervical.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh pemberian microwave diathermy dengan ultrasound pada penerapan muscle energy Technique  terhadap perubahan nyeri akibat spasme otot upper trapezius Penelitian ini adalah quasy eksperimen menggunakan pretest-posttest two group design. Populasi penelitian adalah semua pasien nyeri leher (cervical syndrome) yang berkunjung di Poliklinik Fisioterapi Rumah Sakit Umum Daerah Salewangan Maros selama penelitian berlangsung. Sampel penelitian pasien nyeri leher yang berkunjung di poliklinik Fisioterapi Rumah Sakit Umum Daerah Salewangang Maros yang diperoleh dengan teknik purposive sampling sehingga jumlah sampel 20 orang yang dibagi atas dua kelompok.Hasil penelitian diperoleh adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian microwave diathermy dan muscle energy technique dengan selisih rata-rata nilai aktualitas nyeri 2.73 + 0.40 cm dengan hasil uji wilcoxon p=0.005 < α= 0.05. Sedangkan pada intervensi ultrasound dan muscle energy technique diperoleh selisih rata-rata nilai aktualitas nyeri 2.96 + 0.56 cm dengan hasil uji wilcoxon p= 0.005 < α= 0.05. Pada uji Mann-Whitney tidak diperoleh adanya perbedaan yang signifikan diantara kedua perlakuan, dimana selisih nilai rata-rata VAS 0.2 cm  dengan p= 0.40 > α= 0.05.Kesimpulan penelitian ini adalah ada perubahan aktualitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian microwave diathermy dan muscle energy technique serta ultrasound dan muscle energy technique pada pasien nyeri leher. Tidak ada perbedaan perubahan aktualitas nyeri diantara kedua kelompok perlakuan. Kata Kunci : Microwave diathermy, Ultrasound, muscle energy technique,  Nyeri leher
MANFAAT Mc. KENZIE CERVICAL DAN MUSCLE ENERGY TECHNIQUE TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI PADA PENDERITA CERVICAL FACET SINDROME Hasnia Ahmad; Tiar Erawan; Darwis Durahim
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.406 KB) | DOI: 10.32382/mf.v10i2.805

Abstract

Cervical facet syndrome merupakan salah satu kondisi nyeri tengkuk yang bisa menjalar ke occiput, upper thoracal, shoulder, atau middle thoracal tergantung pada segmen cervical yang terkena. Penelitian ini adalah  quasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Mc.Kenzie Cervical dan Muscle Energy Technique (MET) terhadap peningkatan lingkup gerak sendi (LGS) cervical pada penderita cervical facet syndrome. Sebuah  penelitian yang dilakukan di Poliklinik Fisioterapi RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo. Sampel adalah penderita cervical facet syndrome. Pengambilan sampel secara purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 20 orang yang dibagi kedalam 2 kelompok masing-masing 10 orang. Hasil penelitian menunjukkan  cervical facet syndrome terbanyak usia 40 – 44 tahun,yaitu   4 orang (40%) dan usia 45 – 50 tahun yaitu 8 orang (80%),  lebih banyak perempuan yaitu 11 orang dan laki-laki  9 orang. Uji  Wilcoxon bahwa Mc.Kenzie berpengaruh  bermakna terhadap peningkatan LGS ekstensi dan rotasi cervical dengan rata-rata peningkatan sebesar 2,80 dan nilai p = 0,004 (p < 0,05) untuk ekstensi, serta 5,50 dan nilai p = 0,005 (p < 0,05) untuk rotasi, kemudian pemberian Muscle Energy Technique dapat menghasilkan pengaruh yang bermakna terhadap peningkatan LGS ekstensi dan rotasi cervical dengan rata-rata peningkatan sebesar 2,70 dan nilai p = 0,004 (p < 0,05) untuk ekstensi, serta 5,40 dan nilai p = 0,005 (p < 0,05) untuk rotasi. Berdasarkan hasil analisis Mann-Whitney menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara Mc.Kenzie dengan Muscle Energy Technique terhadap peningkatan LGS ekstensi dan rotasi cervical dengan nilai p = 0,651 (p > 0,05) untuk ekstensi dan nilai p = 0,841 (p > 0,05) untuk rotasi. Dengan demikian  tidak ada perbedaan pengaruh  bermakna antara Mc.Kenzie dengan Muscle Energy Technique terhadap peningkatan LGS ekstensi dan rotasi cervical. Kata Kunci : Mc.Kenzie, Muscle Energy Technique, LGS Cervical
The Differences Effect Of Giving Snags And Mc Kenzie With Manual Traction And Mc Kenzie For Pain Reduction And Lumbal Disability In HNP Conditions Asrul Sani; Darwis Durahim
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16, No 1 (2021): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v16i1.2052

Abstract

Latar Belakang : Herniated Nucleus Pulposus adalah kondisi penonjolan discus intervertebralis yang dapat menekan akar saraf yang keluar dari foramen intervertebralis sehingga menimbulkan nyeri radikular, dan pada akhirnya menyebabkan disabilitas lumbal. Metode Desain randomized two group pre test – post test dan menggunakan tehnik pulposive sampling bertujuan untuk mengetahui beda pengaruh pada intervensi SNAGs dan Mc kenzie dibandingkan dengan Manual Traction dan Mc.Kenzie terhadap penurunan nyeri dan disabilitas lumbal pada penderita HNP lumbal. Penelitian ini dilaksanakan di RSAD Tk. II Pelamonia Makassar dengan sampel adalah penderita HNP lumbal yang sesuai dengan kriteria inklusi. Jumlah sampel adalah 16 orang yang dibagi secara acak kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan 1 yang diberikan SNAGs dan Mc kenzie sebanyak 8 orang dan kelompok perlakuan 2 yang diberikan Manual Traction dan Mc Kenzie sebanyak 8 orang. Alat ukur yang digunakan adalah Oswetry Disability Index (ODI). Hasil :  Berdasarkan analisis uji paired sample t pada kelompok perlakuan I diperoleh nilai (p = 0.000 < 0,05) untuk nilai Oswetry Disability Index yang berarti bahwa pemberian Sustained Apophysial Glides dan  Mc Kenzie dapat menghasilkan penurunan nyeri dan disabilitas lumbal yang signifikan. Sedangkan kelompok perlakuan II juga diperoleh nilai (p = 0.000 < 0,05) untuk nilai Oswetry Disability Index yang berarti bahwa pemberian Manual Traction dan  Mc Kenzie dapat menghasilkan penurunan nyeri dan disabilitas lumbal yang signifikan. Kemudian berdasarkan uji Indepentent sample t diperoleh nilai (p = 0.000 < 0,05) untuk nilai Oswetry Disability Index yang berarti bahwa pemberian Sustained Apophysial Glides dan  Mc Kenzie lebih efektif secara signifikan dibandingkan dengan pemberian Manual Traction dan  Mc Kenzie terhadap penurunan nyeri dan disabilitas lumbal. Kesimpulan : Dapat disipulkan bahwa  pemberian pemberian SNAGs dan Mc Kenzie lebih efektif dibandingkan dengan Manual Traction dan Mc Kenzie terhadap penurunan nyeri dan disabilitas lumbal pada penderita HNP. Kata kunci : Sustained Natural Apophyseal Glides, Manual traction, Mc Kenzie, ODI, HNP Lumbal
PENGARUH LATIHAN FISIK ZIG-ZAG RUN TERHADAP PERUBAHAN KELINCAHAN PEMAIN FUTSAL GALAXY FC DI SUDIANG MAKASSAR 2021 Fahrul Islam; Suriani Suriani; Hendrik Hendrik; Darwis Durahim; Muhammad Awal
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14, No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v14i1.2855

Abstract

PENGARUH LATIHAN FISIK ZIG-ZAG RUN TERHADAP PERUBAHAN KELINCAHAN PEMAIN FUTSAL GALAXY FC DI SUDIANG MAKASSAR 2021 The Effect of Zig-Zag Run Physical Exercise on Changes in Agility of Galaxy Fc Futsal Players in Sudiang Makassar 2021 Fahrul Islam1; Suriani1; Hendrik1; Darwis Durahim1: Muhammad Awal11Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar*corresponding author   RINGKASANKelinchan merupakan kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan sangat erat kaitannya dengan keseimbangan, karena atlet perlu untuk mengatur pergeseran dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh latihan fisik zig-zag run terhadap perubahan kelincahan pemain futsal Galaxy Fc Sudiang Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah pra-experimental dengan menggunakan desain penelitian one-group pretest posttest design dengan variabel independent adalah latihan fisik zig-zag run dan variabel dependent adalah kelincahan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 20 orang yang yang diberi perlakuan berupa latihan fisik zig-zag run. Penentuan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen atau alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Illinois Agility Run. Penelitian ini dilakukan selama  6 bulan, Februari- Agustus 2021.Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh pemberian zig-zag run exercise terhadap perubahan kelincahan pemain Futsal Galaxy Fc Sudiang Makassar, dari niali pre test 18,269 menjadi 15,484 pada post test. Dari uji wilcoxon ada nilai beda rerata sebesar 2,5605 dengan nilai p=0,000 <0,05 yang berarti ada pengaruh yang bermakna pemberian zig-zag run exercise terhadap perubahan kelincahan dengan nilai 2,5605.Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan ada pengaruh pemberian latihan fisik zig-zag run terhadap perubahan kelincahan pemain futsal Galaxy  Fc  Sudiang  Makassar.  Disarankan  pemain  Futsal  Galaxy  Fc  Sudiang Makassar untuk tetap melakukan metode zig-zag run exercise pada saat latihan untuk meningkatkan level kelincahan.Kata Kunci : Zig-Zag Run Exercise, Kelincahan, Pemain Futsal
EFEKTIVITAS LATIHAN LARI ZIG-ZAG DENGAN SHUTTLE RUN TERHADAP KELINCAHAN PADA PEMAIN SEPAKBOLA DI SMAN KEBERBAKATAN OLAHRAGA MAKASSAR Darwis Durahim; Ardiansah Ardiansah; Siti Nurul Fajriah; Andi Halimah
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v13i1.3177

Abstract

Background : Agility is defined as a fast movement of the whole body with a change of speed or direction in response to a stimulus. It is an important motor skill in sports that involve multi-directional changes.Methods: This research is an experimental study using a quasi-experimental design using the pre test-post test two group design method. This study aims to determine the differences in the effectiveness of zig-zag running training with shuttle run training on agility in soccer players. The number of samples was 24 people using total sampling which were divided randomly into 2 groups, namely treatment group 1 which was given zig-zag running training, as many as 12 people and treatment group 2 which was given shuttle run training as many as 12 people using the Illinois agility run test measurement .Results: Based on the analysis of the Wilcoxon Test, it shows that zig-zag running practice can produce significant agility changes with an average increase of 1.14 seconds and p value = 0.002 (p <0.05), while shuttle run training also produces changes in agility which is significant with an average increase of 0.50 seconds and a value of p = 0.002 (p <0.05). Based on the analysis of the Mann-Whitney test, it was found that there was a significant difference in effectiveness between the zig-zag running exercise and the shuttle run with a value of p = 0.001 (p <0.05), seen from the mean value indicating that the zig-zag running exercise was more effective than the shuttle run practice.Conclusion: The zig-zag running exercise is more effective than the shuttle run exercise on the agility of football players at the Makassar Kebatakan Sports High School.Keywords : Zig-Zag run, Shuttle run, illinois agility run test, agility
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA GANGGUAN FUNGSIONAL LUMBAL AKIBAT HERNIA NUCLEUS PULPOSUS (HNP) DI WILAYAH TAMALANREA MAKASSAR Darwis Durahim; Aliya qisty; Sri saadiyah; Andi Halimah; Suharto Suharto
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14, No 2 (2022)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v14i2.3150

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penatalaksanaan Fisioterapi pada Gangguan Fungsional Lumbal Akibat Hernia Nucleus Pulposus (HNP) di Wilayah Tamalanrea Makassar. Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian yang mendalam pada 1 jenis kasus terhadap 2 sampel. Modalitas yang digunakan adalah Infraphill, Manual Traksi lumbal, Sustained Natural Apophyseal Glides (SNAG) dan Mc. Kenzie Exercise Hasil yang diperoleh yaitu gangguan aktivitas fungsional lumbal yang diukur menggunakan Oswestry Disability Indeks.(ODI). Problematik fisioterapi yang ditemukan melalui pemeriksaaan fisioterapis adalah terdapat nyeri radikular atau menjalar, nyeri tekan pada otot – otot erector spine, keterbatasan gerak lumbal, dan spasme otot – otot erector spine. Setelah dilakukan terapi berupa Infraphill, Manual Traksi lumbal, Sustained Natural Apophyseal Glides (SNAG) dan Mc. Kenzie Exercise sebanyak 6 kali intervensi didapatkan perubahan nilai VAS pada pasien 1 untuk nyeri diam dari 3,4 menjadi 0, nilai gerak dari 6,8 menjadi 2 dan nyeri tekan dari 7,2 menjadi 2, sedangkan pada pasien 3 untuk nyeri diam dari 5,2 menjadi 0, nilai gerak dari 7,5 menjadi 2 dan nyeri tekan dari 8,0 menjadi 4. Untuk perubahan aktivitas fungsional pada pasien 1 persentase skor awal yaitu 23% yang termasuk cacat sedang menjadi 3% yaitu kategori cacat minimal, sedangkan pasien 2 persentase skor awal 29% yang termasuk cacat sedang menjadi 2% yaitu kategori cacat minimal Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Infraphill, Manual Traksi lumbal, Sustained Natural Apophyseal Glides (SNAG) dan Mc. Kenzie Exercise dapat memberikan efek terhadap penurunan nyeri, penurunan spasme otot dan peningkatan aktivitas fungsional pada penderita Hernia Nucleus Pulposus (HNP).Kata kunci: Hernia Nucleus Pulposus (HNP), Infraphill, Manual Traksi lumbal, Sustained Natural Apophyseal Glides (SNAG) dan Mc. Kenzie Exercise.
BEDA PENGARUH ANTARA PEMBERIAN CONTRACT RELAX DENGAN HOLD RELAX TERHADAP PENINGKATAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA ATLET SMAN 18 MAKASSAR La Ode Muhammad Syarwan; Darwis Durahim
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v13i2.3182

Abstract

Background: Flexibility is the ability of a tissue or muscle to experience maximum lengthening so that the body can move with the full range of motion of the joints, without the onset of pain. Decreased hamstring flexibility can be caused by several factors, such as shortening of the hamstring muscles, acute or chronic injury to the hamstring muscles, decreased hip joint, excessive activity, and improper training patterns.Methods: This study was a quasi-experimental study using a two-group pre-test and post-test design. The aim was to determine the different effects of the Contract Relax intervention compared to the Hold Relax on increasing the flexibility of the Hamstring muscles. This research was conducted at SMA N 18 Makassar, with the sample being students who fit the inclusion criteria. The number of samples was 20 people who were randomly divided into 2 groups, namely the treatment group I who were given Contract Relax as many as 10 people and the treatment group II who were given Hold Relax as many as 10 people.Results: Based on the analysis of the paired sample t-test in the treatment group I obtained a p value <0.05 with pre and post test results of 0.00 for the Sit and Reach value which means that Contract Relax can result in a significant increase in Hamstring muscle flexibility. While the treatment group II also obtained a p value <0.05 with pre and post test results of 0.00 for the Sit and Reach value which means that holding Relax can result in a significant increase in Hamstring muscle flexibility. Then based on the Independent sample t-test, a p value <0.05 was obtained for the Sit and Reach value, which means that Hold Relax is significantly more effective than Contract Relax for increasing hamstring muscle flexibility.Conclusion : Hold Relax is better than Contract Relax in increasing the flexibility of the Hamstring musclesKeywords: Contract Relax, Hold Relax, Hamstring Flexibility
HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN REFLEKS PRIMITIF TERHADAP TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS SUDIANG Darwis Durahim; Fahrul Islam; Sri Saadiyah
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v12i2.3168

Abstract

The size of a normal baby's head circumference shows normal primitive reflexes. Primitive reflexes are very important and essential in the process of child development. The development of good primitive reflexes will cause the child's growth and development to run smoothly.This type of research is analytic with a cross sectional design. The sample of this study was 46 respondents who were taken based on the incidental method with the aim of knowing the relationship between head circumference and primitive reflexes on the growth and development of infants aged 0-6 months at the Sudiang Health Center. The results of statistical analysis using the chi-square test obtained P=0.001 for the relationship of head circumference to growth and development and P=0.000 for the relationship of primitive reflexes to growth and development. When P<0.05 then H0 is rejected and Ha is accepted. So the result is that there is a relationship between head circumference and primitive reflexes for the growth and development of babies aged 0-6 months.Neurological examination, especially primitive reflexes, is an important thing that must be considered in order to minimize injuries or neurological diseases that will have an impact on delays or even disrupt the growth and development of the baby. While the physical examination, especially the measurement of head circumference, is equally important in order to determine the volume or development of the brain in babies every month. Keywords: Head Circumference, Primitive Reflexes, Growth and Development, Babies
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA GANGGUAN FUNGSIONAL LUMBAL AKIBAT HERNIA NUCLEUS PULPOSUS (HNP) DI WILAYAH TAMALANREA MAKASSAR: Physiotherapy Management of Lumbal Functional Disorders Due To Hernia Nucleus Pulposus (HNP) In The Tamalanrea Area, Makassar Darwis Durahim; Aliya Qisty; Sri Saadiyah; Andi Halimah; Suharto Suharto
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14 No 2 (2022): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v14i2.46

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penatalaksanaan Fisioterapi pada Gangguan Fungsional Lumbal Akibat Hernia Nucleus Pulposus (HNP) di Wilayah Tamalanrea Makassar. Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian yang mendalam pada 1 jenis kasus terhadap 2 sampel. Modalitas yang digunakan adalah Infraphill, Manual Traksi lumbal, Sustained Natural Apophyseal Glides (SNAG) dan Mc. Kenzie Exercise Hasil yang diperoleh yaitu gangguan aktivitas fungsional lumbal yang diukur menggunakan Oswestry Disability Indeks.(ODI). Problematik fisioterapi yang ditemukan melalui pemeriksaaan fisioterapis adalah terdapat nyeri radikular atau menjalar, nyeri tekan pada otot – otot erector spine, keterbatasan gerak lumbal, dan spasme otot – otot erector spine. Setelah dilakukan terapi berupa Infraphill, Manual Traksi lumbal, Sustained Natural Apophyseal Glides (SNAG) dan Mc. Kenzie Exercise sebanyak 6 kali intervensi didapatkan perubahan nilai VAS pada pasien 1 untuk nyeri diam dari 3,4 menjadi 0, nilai gerak dari 6,8 menjadi 2 dan nyeri tekan dari 7,2 menjadi 2, sedangkan pada pasien 3 untuk nyeri diam dari 5,2 menjadi 0, nilai gerak dari 7,5 menjadi 2 dan nyeri tekan dari 8,0 menjadi 4. Untuk perubahan aktivitas fungsional pada pasien 1 persentase skor awal yaitu 23% yang termasuk cacat sedang menjadi 3% yaitu kategori cacat minimal, sedangkan pasien 2 persentase skor awal 29% yang termasuk cacat sedang menjadi 2% yaitu kategori cacat minimal Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Infraphill, Manual Traksi lumbal, Sustained Natural Apophyseal Glides (SNAG) dan Mc. Kenzie Exercise dapat memberikan efek terhadap penurunan nyeri, penurunan spasme otot dan peningkatan aktivitas fungsional pada penderita Hernia Nucleus Pulposus (HNP). Kata kunci: Hernia Nucleus Pulposus (HNP), Infraphill, Manual Traksi lumbal, Sustained Natural Apophyseal Glides (SNAG) dan Mc. Kenzie Exercise.
Investigating The Link Between Sitting Habits And Low Back Pain In Administrative Staff: A Cross-Sectional Study Sappe, Muhajir Muhajir; Nurwalmi Nurwalmi; Darwis Durahim; Syamsuddin Syamsuddin
Proceeding of The International Conference on Economics and Business Vol. 3 No. 1 (2024): Proceeding of The International Conference on Economics and Business
Publisher : Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/iceb.v3i1.385

Abstract

The research aims to determine the relationship between sitting habits (position and duration) and the occurrence of low back pain in administrative employees at the Regional General Hospital of Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng Regency in 2024. This study employs a quantitative descriptive design with cross-sectional study. A sample of 28 participants from 30 populations based on inclusion criteria using total sampling techniques. Data analysis used the chi-square test (X2) and Spearman's rank correlation coefficient (ρ) with a confidence level of 95%. Based on the analysis, there is a relationship between sitting position and the incidence of low back pain (p= 0.025), the level of relationship is moderate (ρ=0,573), and there is a relationship between sitting duration and the occurrence of low back pain (p= 0.044), the level of relationship is moderate (ρ=0.534).