Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PELATIHAN KETERAMPILAN PRODUKTIF PEMBUATAN TIE DYE (IKAT CELUP) BAGI IBU-IBU PKK RW XI KELURAHAN MADYOPURO KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTAMADYA MALANG Nurul Aini; Hapsari Kusumawardani; Idah Hadijah
Jurnal KARINOV Vol 2, No 2 (2019): Mei
Publisher : Institute for Research and Community Service (LP2M), Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.325 KB) | DOI: 10.17977/um045v2i2p127-133

Abstract

Dalam rangka ikut memberdayakan ibu-ibu yang tergabung dalam kegiatan PKK dan tidak bekerja, apalagi  kondisi sekarang di lingkungan di RW XI Madyopuro anak2nya sudah besar atau tidak memiliki anak balita lagi, sehingga waktu luang yang di miliki cukup banyak dan lebih leluasa. Berdasarkan hal ini,  kami tim pengabdian bermaksud memberikan keterampilan yang sifatnya produktif atau keterampilan yang dapat dijadikan peluang usaha serta memanfaatkan waktu luang untuk ikut menambah penghasilan keluarga,dan selanjut nanti akan dibentuk kelompok usaha jumputan di RW XI.  Jenis keterampilan produktif yang akan diberikan adalah pembuatan tie dye atau ikat celup. Tie Dye atau ikat celup pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama yaitu menghias kain dengan cara diikat atau dalam bahasa Jawa dijumput sedikit, dengan tali atau karet, dijelujur, dilipat, sampai kedap air, lalu dicelup dengan pewarna batik. Proses pembuatannya tie dye tidak terlalu sulit bagi ibu-ibu tapi hasilnya sangat menarik atau memiliki nilai jual tinggi. Tujuan pelatihan ini adalah: 1) Peningkatan keterampilan ibu-ibu  melalui pelatihan keterampilan produktif Tie Dye, yang angat bermanfaat baik untuk keluarga maupun untuk RW XI itu sendiri, 2) Diharapkan ibu-ibu yag telah mengikuti pelatihan pembuatan Tie Dye dapat mentransfer keterampilannya kepada warga di RT nya masing-masing, dan 3) Diharapkan terbentuk kelompok usaha jumputan sebagai cikal bakal membentuk kampong jumputan di RW XI. Target luaran dari kegiatan pelatihan ini adalah hasil produk berupa taplak meja jumputan dan artikel pengabdian. Jumlah ibu-ibu yang ikut pelatihan 10 orang, pelaksanaannya pada tanggal 6 Oktober 2018 di Balai RW XI  jam 08.00-16.00.
PELATIHAN PEWARNAAN BATIK DENGAN ZAT WARNA SINTETIS PADA KAMPUNG BATIK ‘SUJO’ SUMBEREJO UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI Hapsari Kusumawardani; Annisau Nafiah; Nurul Aini
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (999.413 KB)

Abstract

Abstract Sumberejo Village is a village assisted by the State University of Malang through the thematic KKN Program. Having batik in every area, triggers the desire of PKK women for batik skills, which is the goal of realizing Sumberejo Village as a batik village. However, the training at the dyeing stage had not yet been completed, and students were withdrawn from the village due to the Covid 19 pandemic at that time, so the training on dyeing batik with Napthol needed to be continued through community service. The purpose of this community service is for Sumberejo Village to be known as a SUJO batik village which has the characteristics of batik motifs from natural potential and local culture with quality batik that has a selling value. The method used for the delivery of naphol dye material uses the lecture and question and answer method. The implementation of immersion training uses demonstration and practical methods. The results of the service show that the mothers who are members of the batik core team are very enthusiastic and enthusiastic by regularly gathering on Tuesdays and Saturdays at the Tlekung village hall to produce batik with a large number of orders for village officials and teacher uniforms. Abstrak Desa Sumberejo merupakan desa binaan Universitas Negeri Malang melalui Program KKN tematik. Dimilikinya batik disetiap daerah, memicu keinginan ibu-ibu PKK akan keterampilan membatik yang merupakan cita-cita untuk mewujudkan Desa Sumberejo sebagai kampung batik. Akan tetapi belum tuntasnya pelatihan pada tahap pencelupan mahasiswa ditarik dari Desa terkait pandemi Covid 19 saat itu, sehingga pelatihan pewarnaan batik dengan Napthol perlu dilanjutkan melalui pengabdian masyarakat. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini, ingin mewujudkan Desa Sumberejo dikenal menjadi kampung batik SUJO yang memiliki ciri khas motif dari potensi alam dan budaya setempat dengan kualitas batik yang memiliki nilai jual. Metode yang digunakan untuk penyampaian materi pewarnaan naphol menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Pelaksanaan pelatihan pencelupan menggunakan metode demonstrasi dan praktik. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa ibu-ibu yang tergabung sebagai tim inti pembatik sangat antusias dan semangat dengan secara rutin pada hari selasa dan sabtu berkumpul di balai desa Tlekung untuk memproduksi batik dengan mulai banyaknya pesanan seragam perangkat desa dan guru-guru.
PEWARNAAN TEKSTUR BAHAN SESUAI DESAIN DI SMK NEGERI 3 MALANG: COLORING TEXTURE OF MATERIALS ACCORDING TO DESIGN AT SMK NEGERI 3 MALANG Almira Firda Amalia; Nurul Aini; Rizki Yulianingrum Pradani
Journal of Vocational and Technical Education (JVTE) Vol. 4 No. 2 (2022): September
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jvte.v4n2.p26-32

Abstract

Pada tahap awal peneliti melakukan observasi saat Kajian Praktik dan Lapangan, serta wawancara dengan guru pengajar terkait, kemudian mendapatkan beberapa kendala yaitu media pembelajaran berupa video tutorial yang kurang sesuai bahasa, waktu, dan cara penyampaiannya, sehingga siswa tidak bisa memahami materi dengan maksimal, berdasarkan hal tersebut peneliti mengembangkan media pembelajaran dalam bentuk video tutorial yang dapat lebih dipahami, kreatif, menarik perhatian, serta dapat di praktekkan dengan mudah bagi siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Malang. Model penelitian pengembangan yang diterapkan ialah ADDIE yang memiliki 5 tahap yaitu: (1) analisis, (2) desain, (3) pengembangan, (4) implementasi, (5) evaluasi. uji validasi dilakukan terlebih dahulu oleh para ahli materi dan ahli media sebelum melakukan uji coba lapangan. Hasil uji validasi yang para ahli materi, dan ahli media lakukan, dinyatakan sangat layak, selanjutnya peneliti melanjutkan uji coba lapangan melalui angket yang disebar ke siswa kelas XI dan XII Jurusan Tata Busana dan Desain Fesyen di SMK Negeri 3 Malang dan mendapatkan total skor 86,69% sehingga dinyatakan sangat layak. Berdasarkan data hasil penelitian diatas disimpulkan jika pengembangan video tutorial teknik pewarnaan tekstur bahan sesuai desain di SMK Negeri 3 Malang terkualifikasi sangat layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Saran pengembangan selanjutnya adalah dapat menambahkan animasi yang lebih menarik, serta dapat menambahkan macam teknik pewarnaan lainnya.
Ketahanan Warna Terhadap Gosokan Pada Pewarnaan Kain Mori Menggunakan Kulit Kopi Putri Rohmatul Azizah; Nurul Aini; Endang Prahastuti
Journal of Vocational and Technical Education (JVTE) Vol. 4 No. 2 (2022): September
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jvte.v4n2.p18-25

Abstract

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen murni. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai ketahanan warna terhadap gosokan kering, gosokan basah, serta nilai perbandingan keduanya pada pewarnaan kain mori menggunakan kulit kopi dengan menggunakan 4 jenis zat fiksator yaitu kapur, tawas, tunjung, dan gabungan ketiganya. Pada penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap). Prosedur pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti sendiri dengan didampingi oleh dosen pembimbing serta pengujian 4 sampel kain hasil pewarnaan oleh tim penguji di laboratorium Balai Besar Kerajinan Batik Yogyakarta. Hasil uji kemudian dianalisis menggunakan Anova Non Parametrik kruskall wallis dengan tingkatan standar staining scale. Dari hasil uji penelitian, didapatkan kesimpulan data; (1) Ketahanan warna terhadap gosokan kering dan basah berbeda, gosokan kering mendapat nilai lebih tinggi dari gosokan basah; (2) Ketahanan warna terhadap gosokan kering pada semua jenis fiksator mendapatkan nilai 4 dan masuk dalam kategori baik; (3) Ketahanan warna terhadap gosokan basah pada semua jenis fiksator juga mendapat nilai yang sama yaitu 3,5 dan masuk dalam kategori cukup baik. Berdasarkan standar mutu yang menjadi acuan semua kain sampel sudah memenuhi standar ISO yang ada dan layak untuk dijadikan bahan membuat pakaian. Kata kunci: Ketahanan Warna, Gosokan Kering dan Basah, Zat Fiksasi, Kulit Kopi
PEMBUATAN BATIK CAP GUNA MENDONGKRAK PENJUALAN DAN PENDAPATAN KAMPUNG BATIK “NGANTANG AGUNG” DESA SUMBERAGUNG KABUPATEN MALANG Annisau Nafiah; Eddy Sutadji; Hapsari Kusumawardani; Nurul Aini
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 (2022): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The pandemic period has a very broad impact on most people, especially in the economic field. This is experienced by batik craftsmen in the Ngantang Agung batik village. Sales turnover decreased drastically because of the public's interest in buying batik, especially written batik, which was much more expensive and became a mainstay product in the Ngantang Agung batik village. Based on the survey results, people are more interested in buying batik produced from stamps because the price is relatively cheap and can be reached by the community. Based on the results of the analysis, a new breakthrough is needed to boost sales turnover of the Ngan tang Agung Batik Village by providing training in the form of stamped batik making. Making stamped batik is relatively easier and time efficient so that craftsmen can produce on a large scale in a short time. In addition, the training also emphasized on the coloring process to produce good quality batik and worth selling. The purpose of this service is to provide knowledge and skills for batik craftsmen about making stamped batik and the coloring process in accordance with production standards. The method used is a direct demonstration in front of the batik craftsmen participants. The results achieved in this community service are that most of the craftsmen really need knowledge about stamped batik making and industry standard pearman techniques. This has an impact on the enthusiasm of the batik craftsmen to be able to produce stamped batik and produce batik that has better quality compared to previous productions. Abstrak Masa pandemic memberikan dampak yang sangat luas bagi sebagian besar kalangan masyarakat terutama dibidang perekonomian. Hal ini di alami oleh pengrajin batik di kampung batik ngantang agumg. Omset penjualan menurun drastis karena minat masyarakat untuk membeli batik terutama batik tulis yang yang harganya jauh lebih mahal dan menjadi produk andalan di kampung batik ngantang agung. Berdasarkan hasil survey masyarakat lebih berminat membeli batik yang dihasilkan dari cap karena harganya relative murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat. Berdasarkan hasil Analisa tersebut maka diperlukan terobosan baru untuk mendongkrak omset penjualan kampung batik ngantang agung dengan memberikan pelatihan berupa pembuatan batik cap. Pembuatan batik cap ini relative lebih mudah dan efisien waktu sehingga pengrajin bisa memproduksi dalam sekala besar dalam waktu singkat. Selain itu dalam pelatihan juga ditekankan pada proses pewarnaan untuk menghasilkan kualitas batik yang bagus dan layak jual. Tujuan pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi para pengrajin batik tentang pembuatan batik cap dan proses pewarnaan yang sesuai dengan standard produksi. Metode yang digunakan adalah dengan demonstrasi langsung didepan para peserta pengrajin batik. Hasil yang dicapai pada pengabdian masyarakat ini adalah Sebagian besar para pengrajin sangat membutuhkan pengetahuan tentang pembuatan batik cap dan Teknik Pearman yang standard industry. Hal ini berimbas pada semangat para pengrajin batik untuk mampu memproduksi batik cap dan menghasilkan batik yang mempunyai kualitas lebih bagus dibanding dengan produksi sebelum-sebelumnya.
STUDI TENTANG PEMBUATAN BUSANA DAUR ULANG LIMBAH METALIZED PLASTIC DI BANK SAMPAH ELTARI Nurul Aini; Esin Sintawati; Nur Simpati Istia
Journal of Vocational and Technical Education (JVTE) Vol. 5 No. 1 (2023): March
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jvte.v5n1.p31-40

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan pembuatan busana daur ulang limbah metalized plastic di Bank Sampah Eltari. Bank Sampah Malang sebagai Bank Sampah Induk tidak dapat menerima sampah plastik metalized karena jenis sampah ini tidak dapat dileburkan menjadi satu dengan bantuan mesin, sehingga mengharuskan unit Bank Sampah anggota BSM terlebih dahulu mendaur ulang sampah plastik metalized menjadi produk kerajinan kreatif yang memiliki nilai jual dan tidak berakhir pada penumpukan sampah. Salah satu unit bank sampah yang menjadi anggota BSM dan mengolah sampah plastik metalized adalah Bank Sampah Eltari.Peneliti menggunakan jenis penelitian Deskriptif dengan pendekatan Kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan 3 jenis teknik yaitu teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Penulis menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik untuk melakukan pengecekan keabsahan data. Berdasarkan temuan di lapangan, pembuatan busana daur ulang limbah metalized plastic di Bank Sampah Eltari terbagi menjadi 10 tahap proses pembuatan, meliputi: (1) Penyusunan Desain, mencakup proses awal menentukan tema busana, narasi cerita dan pembuatan desain sketsa serta desain produksi I (2) Penentuan Ukuran Busana (3) Pembuatan Pola, terdiri dari pembuatan pola dasar busana dan pecah pola yang disesuaikan bentuk busana (4) Rancangan Harga dan Bahan, ditujukan untuk memperkirakan rincian jenis dan jumlah kebutuhan busana (5) Cutting (6) Sewing (7) Pressing (8) Fitting, berfungsi untuk memastikan busana telah sesuai dan nyaman di tubuh pemakai (9) Finishing, yaitu proses pengecekak akhir busana, dan (10) Pengemasan Busana.
Tanggapan Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Tata Busana pada Pemasaran Electronic Commerce Produk Fashion Online Fenty Hullatuts Tsaniyah; Nurul Aini; Nur Endah Purwaningsih
Jurnal Inovasi Teknologi dan Edukasi Teknik Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Ngeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.839 KB) | DOI: 10.17977/UM068v1n2p89-94

Abstract

Perkembangan penggunaan internet yang semakin meningkat memberikan dampak positif terhadap beberapa hal, salah satunya pada usaha komersial atau perdagangan. Istilah perdagangan dalam internet disebut dengan perdagangan elektronik atau electronic commerce (e-commerce).Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tanggapan mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Tata Busana pada fasilitas pemasaran secara digital.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kuantitatif.Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, indikator layanan pelanggan berada pada kategori sangat baik dengan hasil 100%.Indikator produk berada pada kategori sangat baik dengan hasil 86,6 persen. Indikator distribusi berada pada kategori sangat baik dengan hasil 100 persen.Indikator harga berada pada kategori sangat baik dengan hasil 100 persen.Indikator promosi berada pada kategori sangat baik dengan hasil 100 persen. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa fasilitas pemasaran secara online memudahkan dalam perukaran informasi serta transaksi perdagangan antara pelanggan dengan pelaku usaha dan mitra usaha.
Profil Segmentasi Demografis Butik ‘Mas Freddy Kebaya’ Di Kota Malang Mustaqiema Mustaqiema; Nurul Aini; Endang Prahastuti
Jurnal Inovasi Teknologi dan Edukasi Teknik Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Ngeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.609 KB) | DOI: 10.17977/UM068v1n2p106-117

Abstract

The purpose of this study was to describe the profile of the demographic segmentation of the ‘Mas Freddy Kebaya’ boutique in Malang City. The researcher used descriptive research using qualitative methods. Data collection is obtained from the process of observation, interviews, and documentation. Checking the validity of the data using source triangulation and technique triangulation. Based on the findings in the boutique field 'Mas Freddy Kebaya' divided by the market which requires a product or marketing mix that is specifically designed with demographic variables that include: (1) age obtained data on late adulthood: 1 person, early adulthood: 7 people, late adulthood : 1 person, initial elderly period: 1 person (2) sex obtained male data: 2 people, female: 8 people, (3) young life-cycle data obtained: 1 person, married: 1 person, married- have children: 4, married - no children: 2 people, old-unmarried: 1 person. Ever married - no children: 1 person (4) family size data obtained family size 1-3: 7 people, family size 3-4: 2 people, family size 5: 1 person (5) education obtained high school data: 1 person , S1: 9 people, (6) jobs obtained by private employee data: 7 people, entrepreneurs: 3 people (7) income obtained data of more than 5 million: 10 people (8) religion obtained Islamic data: 9 people, Catholics: 1 person (9) race obtained data from Mongoloid Malays, Young Malays: 10 people (10) generations obtained data from babyboomer generation: 1 person, generation X: 1 person, generation Y: 8 people (11) Citizenship obtained data of Indonesian citizens: 10 people. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan profil segmentasi demografis butik‘Mas Freddy Kebaya’ di Kota Malang. Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data diperoleh dari proses observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengecekan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik.Berdasarkan temuan di lapangan butik ‘Mas Freddy Kebaya’ membagi pasar yang membutuhkan produk atau bauran pemasaran tersendiri berdasarkan variabel demografis yang meliputi: (1) usia diperoleh data masa dewasa akhir: 1 orang, masa dewasa awal: 7 orang, masa dewasa akhir: 1 orang, masa lansia awal: 1 orang (2) jenis kelamin diperoleh data laki-laki: 2 orang, perempuan: 8 orang, (3) siklus hidup diperoleh data muda-tunggal: 1 orang, menikah: 1 orang, menikah-punya anak: 4, menikah-tidak punya anak: 2 orang, tua-tidak menikah: 1 orang. Pernah menikah-tidak punya anak: 1 orang (4) ukuran keluarga diperoleh data ukuran keluarga 1-3: 7 orang, ukuran keluarga 3-4: 2 orang, ukuran keluarga 5: 1 orang (5) pendidikan diperoleh data SMA: 1 orang, S1: 9 orang, (6) pekerjaan diperoleh data pegawai swasta: 7 orang, wiraswasta: 3 orang (7) pendapatan diperoleh data lebih dari 5 juta: 10 orang (8) agama diperoleh data Islam: 9 orang, Katholik: 1 orang (9) ras diperoleh data Mongoloid Melayu, Melayu Muda : 10 orang (10) generasi diperoleh data generasi babyboomer: 1 orang, generasi X: 1 orang, generasi Y: 8 orang (11) Kewarganegaraan diperoleh data WNI: 10 orang
Profil Pemasaran Madame Wang Secret Garden Kota Malang Agestania Zerra Sasicha; Idah Hadijah; Nurul Aini
Jurnal Inovasi Teknologi dan Edukasi Teknik Vol. 1 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Ngeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.209 KB) | DOI: 10.17977/UM068v1n3p169-174

Abstract

The purpose of this research was to get information about Madame Wang Secret Garden marketing profile that expected to be a reference for another business development in overcoming the tight competition of business in fashion. Based on observations and interviews, Madame Wang Secret Garden started from a small boutique in 2013 with offline and online marketing and merged the marketing system concept from boutique only to boutique-café in 2014. This makes Madame Wang Secret Garden more crowded because they both have a balanced and profitable reciprocity, so that Madame Wang Secret Garden boutiques are able to survive and compete with another competitors. This is evidenced by some awards that Madam Wang Secret Garden has received until now. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang profil pemasaran Madame Wang Secret Garden yang kemudian diharapkan dapat menjadi rujukan atau referensi bagi pengembangan usaha yang lainnya dalam mengatasi ketatnya persaingan usaha pada bidang busana. Berdasarkan observasi dan wawancara, Madame Wang Secret Garden berawal dari sebuah butik kecil pada tahun 2013 dengan sistem pemasaran offline dan online. Lalu terjadi pengubahan konsep pemasaran dari butik saja menjadi butik-kafe yang menyatu pada tahun 2014. Hal ini membuat Madame Wang Secret Garden semakin ramai pengunjung karena keduanya memiliki timbal balik yang seimbang dan menguntungkan, sehingga butik Madame Wang Secret Garden mampu bertahan dan bersaing dengan kompetitor. Hal ini dibuktikan dengan beberapa penghargaan yang telah didapatkan oleh Madam Wang Secret Garden.
Analisa Blazer menggunakan Pola Dankaerts Ditinjau dari Faktor Kenyamanan pada Ukuran M, L dan XL Annissa F itriani; Nurul Aini; Esin Sintawati
Jurnal Inovasi Teknologi dan Edukasi Teknik Vol. 1 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Ngeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.612 KB) | DOI: 10.17977/UM068v1n3p185-191

Abstract

Blazer sekarang digunakan dalam acara resmi atau tidak resmi. Wanita menggunakan blazer tidak hanya dari modelnya saja tetapi juga dari kenyamanannya. Faktor kenyamanan Blazer dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu pembuatan pola. Terdapat beberapa metode pola, salah satunya yaitu metode pola Dankaerts. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor kenyamanan pada blazer menggunakan pola Dankaerts ukuran M, L dan XL ditinjau dari dua sudut pandang yaitu faktor kenyamanan statis dan faktor kenyamanan kinetis. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen penelitian ini berupa angket dan lembar pengamatan yang diberikan kepada tiga responden dan tiga panelis. Lembar pengamatan terdiri dari dua bagian variabel yaitu kenyamanan statis dan kenyamanan kinetis. Faktor kenyamanan statis terdapat 17 indikator sedangkan faktor kenyamanan kinetis terdapat 3 indikator. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis persentase. Penelitian tentang faktor kenyamanan blazer menggunakan pola Dankaerts pada ukuran M faktor kenyamanan statis mendapatkan persentase nyaman sebanyak 75,56 persen sedangkan faktor kenyamanan kinetis kategori nyaman sebanyak 78,94 persen. Untuk faktor kenyamanan blazer ukuran L ditinjau dari faktor kenyamanan statis persentase nyaman adalah 76,11 persen sedangkan faktor kenyamanan kinetis kategori nyaman sebanyak 87,34 persen. Dan faktor kenyamanan blazer ukuran XL faktor kenyamanan statis memperoleh persentase nyaman sejumlah 89,58 persen sedangkan faktor kenyamanan kinetis kategori nyaman sejumlah 81,08 persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian faktor kenyamanan tertinggi pada blazer menggunakan pola Dankaerts ditinjau dari faktor kenyamanan statis adalah ukuran XL dan faktor kenyamanan kinetis adalah ukuran L. Ini dapat disimpulkan bahwa pola Dankaerts sesuai dan nyaman pada wanita bertubuh gemuk atau ukuran besar. Disarankan: (1) bagi peneliti sejenis untuk mengembangkan dari berbagai aspek lain; (2) bagi guru dapat dijadikan sebagai masukan untuk pemilihan pola dalam pembuatan blazer; (3) bagi pelaku bisnis (pembuat pola atau produksi busana) lebih diperhatikan dalam proses pengambilan ukuran dan pembuatan pola.