Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK PADA PASAR PEDURUNGAN KOTA SEMARANG Astuti, Rahayu; Handarsari, Erma; Hidayati, Ana; Purnomo, Purnomo; Sukesti, Fatmasari
Jurnal Abdimas Vol 18, No 1 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampah merupakan problem yang belum terpecahkan di kota-kota besar termasuk kota Semarang. Penanggulangan untuk mencegah timbunan sampah dan melakukan pengolahan sampah secara tepat perlu dilakukan. Salah satu cara untuk menangani sampah khususnya sampah organik adalah menerapkan teknologi, dengan mengolah sampah menjadi kompos. Dengan bantuan mesin pengolah sampah, pembuatan sampah organik menjadi kompos dapat dilakukan dalam jumlah yang besar yang tidak saja bermanfaat bagi tanaman tetapi juga dapat dijual untuk menambah ekonomi masyarakat. Metode dalam kegiatan Ipteks bagi Masyarakat ini adalah penerapan alat pencacah sampah untuk membantu dalam mencacah sampah organik di pasar Pedurungan dalam kaitannya dengan pengelolaan sampah organik pasar menjadi kompos. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil kegiatan adalah terlaksananya kegiatan pendidikan dan pelatihan kepada pengepul sampah untuk memilah sampah organik dan non organik, juga tentang cara membuat kompos, serta manajemen usaha. Alat pencacah sampah digunakan untuk mencacah sampah dalam skala besar. Hasil lainnya adalah telah diproduksinya kompos dan sudah di packing dalam kemasan yang menarik serta telah dipasarkan di sekitar wilayah pasar termasuk di perumahan sekitar wilayah Pedurungan. Terbentuk pula tim manajemen usaha yang terdiri dari unsur UPTD Pasar Pedurungan Kota Semarang dan pengepul sampah.
KOMPOSISI KIMIA DAN ORGANOLEPTIK FORMULA NUGGET BERBASIS TEPUNG TEMPE DAN TEPUNG RICEBRAN Bintanah, Sufiati; Handarsari, Erma
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.581 KB)

Abstract

Abstrak Di Indonesia terjadi perubahan pola penyakit dari infeksi dan kekurangan gizi ke degeneratif dan kanker akibat perubahan gaya hidup dan pola makan  tinggi lemak dan rendah serat serta modernisasi pola hidup. Tempe kedelai merupakan bahan makanan yang dapat menurunkan trigliserida, kolesterol total, kolesterol LDL, serta meningkatkan kolesterol HDL. Bekatul juga merupakan bahan makanan yang dapat menurunkan kadar lemak darah karena mengandung oryzanol, tokoferol, dan asam felurat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyeleksi formula nugget berdasarkan karakteristik fisik, kimia dan organoleptik serta aktifitas antioksidan. Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif dengan perlakuan formulasi tepung tempe dan tepung ricebran sebanyak 10 formula. Analisis komposisi kimia dilakukan terhadap bahan mentah dan nugget meliputi analisis protein (mikro kjedhl), lemak (soxhlet), air (oven), karbohidrat (Luff Schoorl l), penetapan kadar Vitamin E (Alfa-Tokoferol), analisa aktivitas anti bakteri metode difusi agar. Pengujian organoleptik menggunakan metode scoring. Hasil menunjukkan nugget dengan formula tepung tempe 50% dan tepung bekatul 50% (formula A7), mempunyai komposisi kimia terbaik yaitu protein 19,5g%, lemak 18.33g%, air 35.59%, abu 1,62%, serat kasar 9,57g%, Karbohidrat 25,41 g%, Vitamin E 148,92 µg/g, aktifitas antioksidan 197,1 µg/ml. Hasil pengujian organoleptik terhadap warna, rasa, aroma maupun tekstur yang paling disuka pada formula A7. Kesimpulan: Optimasi tepung tempe dan rice bran yang diterima berdasarkan sifat fisik, organoleptik dan analisa zat gizi adalah dengan perlakuan sangrai 20 menit. Formula nugget yang optimum A7 dengan perbandingan tepung tempe dan rice bran 50:50 g. Kata Kunci: Komposisi Kimia, Organoleptik, Formula Nugget, Tepung Tempe, Ricebran Abstract In Indonesia, there has been a changing disease pattern from infectious and food deficiency diseases to degenerative and cancerous diseases. Soy bean cake is a food which is capable of decreasing the level of trygliceride, total cholesterol, LDL cholesterol as well as rising HDL cholesterol. Ricebran is also food material which can reduce the blood fat level because of its oryzanol, tokoferol and felurat acid contents. This research aimed to select nugget formula based on its physical, chemical and organoleptic characteristics and its antioxidant activity. Research type is descriptive with  formulation treatment of soy bean and ricebran fluor that consisted of 10 formulas. The analysis of chemical composition was performed on raw materials and nugget comprising protein analysis (micro kjedhl), fat (soxhlet), water (oven), carbohydrate (luff schoorl 1), fixed rate of vitamin E level (alfa-tokoferol), analysis of anti bacterial activities using diffusion method of gelatine. Organoleptic test used scoring method. Research indicated that nugget using soy bean fluor method that accounted for 50% and ricebran comprising 50% (formula A7)  gained the highest chemical composition which made up 19.5g% protein, 18.33g% fat, 35.59% water, 1.62% ash, 9.57g% crude fiber, 25.41 g% carbohydrate, 148,92 µg/g vitamin E, 197,1 µg/ml antioxidant activity. Organoleptic test result indicated that it was in formula A7 which was the most favoured. Conclusion: soybean flour, which was optimally gained, was fried without oil for 20 minutes and rice bran optimally gained was fried without oil for 20 minutes. The optimal nugget formula was A7 with a ratio of soybean flour and rice bran 50:50 gr. Keywords: Chemical composition, Organoleptic, Nugget Formula, soy bean fluor, soy bean cake, Ricebran
PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK PADA PASAR PEDURUNGAN KOTA SEMARANG Astuti, Rahayu; Handarsari, Erma; Hidayati, Ana; Purnomo, Purnomo; Sukesti, Fatmasari
Jurnal Abdimas Vol 18, No 1 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampah merupakan problem yang belum terpecahkan di kota-kota besar termasuk kota Semarang. Penanggulangan untuk mencegah timbunan sampah dan melakukan pengolahan sampah secara tepat perlu dilakukan. Salah satu cara untuk menangani sampah khususnya sampah organik adalah menerapkan teknologi, dengan mengolah sampah menjadi kompos. Dengan bantuan mesin pengolah sampah, pembuatan sampah organik menjadi kompos dapat dilakukan dalam jumlah yang besar yang tidak saja bermanfaat bagi tanaman tetapi juga dapat dijual untuk menambah ekonomi masyarakat. Metode dalam kegiatan Ipteks bagi Masyarakat ini adalah penerapan alat pencacah sampah untuk membantu dalam mencacah sampah organik di pasar Pedurungan dalam kaitannya dengan pengelolaan sampah organik pasar menjadi kompos. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil kegiatan adalah terlaksananya kegiatan pendidikan dan pelatihan kepada pengepul sampah untuk memilah sampah organik dan non organik, juga tentang cara membuat kompos, serta manajemen usaha. Alat pencacah sampah digunakan untuk mencacah sampah dalam skala besar. Hasil lainnya adalah telah diproduksinya kompos dan sudah di packing dalam kemasan yang menarik serta telah dipasarkan di sekitar wilayah pasar termasuk di perumahan sekitar wilayah Pedurungan. Terbentuk pula tim manajemen usaha yang terdiri dari unsur UPTD Pasar Pedurungan Kota Semarang dan pengepul sampah.
AROMA, PENAMPILAN DAN SISA MAKANAN PADA PASIEN KANKER Kusuma, Hapsari Sulistya; Putri, Astrid Rossalia; Handarsari, Erma
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 10, No 01 (2018): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v10i01.2248

Abstract

AbstractNutrition intake is one of  a key factor that support the medication process of cancer patient. Food waste is mainly found on cancer patients due to several internal and external factors. This research aiming to describe the the flavor, food appearance, and food waste of cancer patients. This research used cross-sectional method that was done to 10 hospitalized cancer patients in Public Hospital (RSUD) of Tugurejo Semarang. The respondents used consecutive sampling during 2 months of research. The research showed scoring of flavor about 46,7% say “good” and 53,3% say “not good”, and the scoring of food appearance about 67,5% say “attractive” and 32,5% say “not attractive”. The results of food waste showed about, 33.9% for main food, 25.7% for animal based side dishes, 37.5% for non-animal based side dishes and 38.1% for vegetables and 1.1% for fruits. Respondents that declare unsatisfactory aroma have a low appeal to consume the food served because the aroma is able to cause nausea and decreased appetite. The appearance of food served by the hospital is less varied. Both of these reason may increase the food waste. Keywords : flavor, food appearance, and food waste AbstrakAsupan gizi adalah salah satu faktor kunci yang mendukung proses pengobatan pasien kanker. Sisa makanan terutama ditemukan pada pasien kanker karena beberapa faktor internal dan eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aroma, penampilan makanan, dan sisa makanan penderita kanker. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional yang dilakukan pada 10 pasien kanker yang dirawat di Rumah Sakit Umum (RSUD) Tugurejo Semarang. Responden menggunakan sampling berurutan selama 2 bulan penelitian. Penelitian menunjukkan skor rasa sekitar 46,7% menyatakan "baik" dan 53,3% menyatakan "tidak baik", dan skor penampilan makanan sekitar 67,5% mengatakan "menarik" dan 32,5% mengatakan "tidak menarik ". Hasil pengamatan pada jumlah sisa makanan adalah 33,9 % untuk makanan pokok, 25% untuk lauk pauk hewani, 37,5% untuk lauk pauk nabati dan 38,1% untuk sayuran dan 1,1% untuk buah-buahan. Responden yang menyatakan aroma tidak memuaskan memiliki daya tarik rendah untuk mengkonsumsi makanan yang disajikan karena aromanya  menyebabkan mual dan nafsu makan menurun. Penampilan makanan yang disajikan oleh rumah sakit kurang bervariasi. Kedua alasan ini dapat meningkatkan jumlah sisa makanan. Kata kunci: aroma, penampilan makanan, sisa makanan
Kadar Air dan Warna Penyedap Alami Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) Berdasarkan Perlakuan Awal (Pre-treatment) Nadhifah, Ainun; Kholifatuddin, Yunan; Handarsari, Erma
Jurnal Gizi Vol 10, No 2 (2021): Jurnal Gizi UNIMUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jg.10.2.2021.33-41

Abstract

Flavoring seasonings are food additives added with the aim of increasing flavor (palatability) and covering up deficiencies in food in terms of taste. The natural glutamate content of mushrooms has the potential to be used as a flavoring ingredient, one of which is oyster mushrooms. The quality of natural flavoring of oyster mushrooms is determined by the formula of the ingredients and the way they are produced. The drying process can affect the water content and color of seasoning.This study aims to determine the water content and natural flavoring of oyster mushrooms based on initial treatment. This study was an experimental study using a Completely Randomized Design with 6 treatment trials (non-blanching, blanching, sodium bisulfite immersion, citric acid immersion, blanching + sodium bisulfite immersion, and blanching + citric acid immersion), and 3 test replications. The moisture content test was performed by the AOAC oven method and color analysis was measured using Konica Minolta CR-10 Color Reader. Observational data were analyzed using univariate analysis.The results showed that the initial treatment had a tendency to increase water content. Moisture content for all samples based on pretreatment meets the quality criteria for dry products that is 10%. The results of the color analysis showed an increase in the value of each treatment but did not show any real difference in color. The treatment using sodium bisulfite immersion and blanching showed an increase in brightness intensity and a good chroma value category compared to the control value. Based on OHue value in each treatment has the same color scheme, namely yellow – red.Keywords: Oyster mushroom, Water Content, Color, Pre treatment, blanching
Kadar Protein, Kalsium Dan Karakteristik Sensoris Nugget Lele Formulasi Sorgum Dan Tepung Cangkang Kulit Telur Habbibillah, Muhammad Shiddiq; Handarsari, Erma; Sulistyaningrum, Hersanti; Aminah, Siti
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 7 (2024): Transformasi Teknologi Menuju Indonesia Sehat dan Pencapaian Sustainable Development G
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tepung sorgum memiliki kandungan pati tinggi serta protein yang lebih tinggi daripada tepung tapioka dandapat dijadikan bahan pengisi nugget. Cangkang telur memiliki kandungan kalsium yang dapat digunakan untuk menambah nilai gizi nugget. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh formulasi sorgumdan cangkang telur terhadap kadar protein, kalsium dan karakteristik nugget serta memperoleh formulasinugget terbaik. Jenis penelitian eksperimental dengan desain RAL terdiri dari 4 perlakuan dengan 6 kaliulangan menggunakan perbandingan tepung sorgum dan tepung cangkang yaitu F0 (0:0), F1 (16:4), F2(12:8), F3 (8:12). Parameter penelitian yaitu kadar protein (Kjeldahl), kadar kalsium (Kompleksometri) danuji karakteristik sensoris (Mutu hedonik) dan formulasi terbaik (metode Bayes). Uji paramater kadar protein(uji Anova dan uji lanjut Duncan), kadar kalsium (uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Man-Whitney),karakteristik sensoris (uji Friedman Test dan uji lanjut Wilcoxon). Formulasi sorgum dan tepung cangkangtelur berpengaruh terhadap kadar protein p=0.00 (p<0,05), kadar kalsium p=0,00 (p<0,05) dan karakteristiksensoris warna p=0,00 (p<0,05), tekstur p=0,02 (p<0,05) sedangkan parameter rasa p=0,182 (>0,05), aromap=0,096 (p>0,05) tidak menunjukan adanya pengaruh. Formulasi terbaik pada F1 dengan rata-ratakandungan protein 21,73±3.02, kalsium 1,38±0.35 dan hasil penilaian sensori warna kuning coklat tua,sedikit beraroma ikan, tekstur lembut dan rasa cukup gurih.Kata Kunci : Nugget, tepung cangkang telur, tepung sorgum
Gambaran Tingkat Kecukupan Lemak, Karbohidrat dan Kejadian Obesitas Siswa Menengah Kejuruan Arsita, Anggun Tri; Sulistiani, Ria Purnawian; Handarsari, Erma; Isworo, Joko Teguh
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 7 (2024): Transformasi Teknologi Menuju Indonesia Sehat dan Pencapaian Sustainable Development G
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obesitas merupakan ketidakseimbangan antara jumlah asupan energi yang dikonsumsi dengan kebutuhantubuh. Berbagai penelitian sebelumnya mengungkapkan asupan lemak dan asupan karbohidrat berkaitandengan obesitas. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi obesitas di wilayah perkotaanpada remaja usia 15 tahun sebesar 41,28%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecukupanlemak, karbohidrat dan kejadian obesitas siswa SD SMK. Jenis penelitian deskriptif, dengan sampelsebanyak 30 siswa kelas X dan XI dengan menggunakan metode total sampling. Kadar kecukupan lemakdan karbohidrat diukur dengan menggunakan metode food recall 2 x 24 jam berturut-turut. Status gizidiukur berdasarkan BMI/U. Analisis data menggunakan univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwasiswa SD SMK dengan obesitas memiliki BMI 27,74 – 42,94 kg/m2. Hasil penelitian menunjukan 63,3%responden dengan obesitas berjenis kelamin laki-laki. 43,3% responden dengan obesitas memiliki riwayatkeluarga dengan obesitas. Responden dengan obesitas hanya sebanyak 30% yang membawa bekalmakanan. rata-rata uang saku responden Rp 16.700 ± 4,71 dengan uang saku terendah sebesar Rp 10.000dan tertinggi Rp 30.000,-.  Siswa dengan obesitas memiliki tingkat kecukupan asupan lemak (36,7%) dantingkat kecukupan karbohidrat (26,7%) yang melebihi Angka Kecukupan Gizi. Siswa dengan obesitascenderung mengonsumsi asupan lemak lebih tinggi daripada asupan karbohidrat.  Kata Kunci: Obesitas, Karbohidrat, Lemak, Remaja.
Protein, Fiber and Albumin Content of The Formulation of Snakefish Flour (Channa striata) and Cock Flour (Stenochlaena palustris) in Bingka Cake Octavia, Tera; Handarsari, Erma; Sulistyaningrum, Hersanti; Sya’di, Yunan Kholifatuddin
Ahmar Metastasis Health Journal Vol. 3 No. 4 (2024): Ahmar Metastasis Health Journal
Publisher : Yayasan Ahmad Mansyur Nasirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53770/amhj.v3i4.252

Abstract

A type of food that is ready to consume known as "ready-to-use supplementary food" is strong in macronutrients like fat and protein and is high in energy content. It can be used as a nutritional supplement. Ready-to-use supplementary food is a category of prepared food that is high in macronutrients like protein and fat. One of the ready-to-use supplementary foods is Bingka Cake, which is made with a combination of kelakai flour and snakehead fish flour. Snakehead fish has many benefits as it forms new tissues in the body and also regulates fluid balance in tissues and blood vessels. Meanwhile, kelakai has benefits as a blood booster, anti-diarrhea, increases breast milk, and can treat cancer. This research aimed to examine the effect of bingka cake formulations using processed snakehead and kelakai fish flour on protein content, fiber content, and albumin content. This type of research is experimental using the RAL method. Using the formula by comparing the formulations of snakehead fish flour and kelakai flour at P0 (100:0), P1 (25:10), P2 (50:15), and P3 (75:20), with 6 repetitions. Testing protein levels using Kjedahl, fiber levels using Gravimetry, and albumin levels using Bromocresol Green. Data normality testing utilized Shapiro Wilk and was analyzed using the ANOVA test. One-way ANOVA results and further tests using Duncan and Kruskkal Wallis. The highest protein content test results were in P3 (8.59 ± 4.50). The highest fiber content test results were in P3 (3.54 ± 0.79). The highest albumin level test results were in P2 (17.87 ± 2.53). There was an effect of the formulation of snakehead fish and kelakai flour on protein content, fiber content, and albumin content.
Kadar Protein, Lemak, dan Tekstur Kue Semprit Formulasi Tepung Kacang Kedelai (Glycine max) dan Tepung Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) Putri, Adelia Andini; Handarsari, Erma; Fitriyanti, Addina Rizky; Sulistyaningrum, Hersanti
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 7 (2024): Transformasi Teknologi Menuju Indonesia Sehat dan Pencapaian Sustainable Development G
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tepung kacang kedelai dikenal sebagai sumber protein nabati yang tinggi, sementara daun katukmengandung protein asparagin dan triptofan yang dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI padaibu menyusui. Salah satu inovasi pangan yang dapat mendukung ibu menyusui adalah kue semprityang dimodifikasi dengan menambahkan tepung kacang kedelai dan tepung daun katuk. Tujuanpenelitian ini yaitu menganalisis pengaruh formulasi tepung kacang kedelai dan tepung daun katukterhadap kadar protein, kadar lemak, dan tekstur kue semprit. Penelitian ini menggunakaneksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat formulasi.Formulasi tepung terigu, tepung kacang kedelai, dan tepung daun katuk yaitu F0 (100%:0%:0%),F1(75%:10%:15%),F2 (70%:20%:10%), F3 (65%:30%,5%), dengan enam kali pengulangan. Ujikadar protein menggunakan metode Kjeldahl, kadar lemak menggunakan metode Soxhlet, dananalisis tekstur menggunakan Texture Analyzer CT3 Brookfield. Analisis data menggunakan ujiOne Way ANOVA dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan kadar protein kuesemprit 6,79-11,79%, kadar lemak 8,27-23,70%, dan tekstur 1,34-2,48 gf. Formulasi tepung kacangkedelai dan daun katuk memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap kadar protein, kadarlemak, dan tekstur (p<0,001). Formulasi terbaik menurut metode Bayes adalah F3 dengan kadarprotein 11,79%, kadar Lemak 23,70%, dan tekstur 1,67 gf.Kata kunci: daun katuk, kedelai, kue semprit, lemak, protein, tekstur
Kadar Protein, Karbohidrat Dan Kadar Air Pasta Gnocchi Formulasi Tepung Terigu, Tepung Umbi Garut Dan Tepung Ikan Teri Luthfiyyah, Sella; Handarsari, Erma; Sulistyaningrum, Hersanti; Nurhidajah, Nurhidajah
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 7 (2024): Transformasi Teknologi Menuju Indonesia Sehat dan Pencapaian Sustainable Development G
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasta gnocchi diharapkan memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang lebih tinggi dari pasta yangada dipasaran maka untuk meningkatkan kandungan gizi dapat memanfaatkan bahan pangan lokal yangmemiliki nilai gizi tinggi seperti umbi garut dan ikan teri. Tujuan dari penelitian untuk mengetahuipengaruh formulasi tepung terigu, tepung umbi garut dan tepung ikan teri terhadap kadar protein, kadarkarbohidrat dan kadar air. Jenis penelitian experimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5formulasi yaitu perbandingan tepung umbi garut dan ikan teri F0 (100:0:0), F1 (80:20:5), F2 (70:30:10),terendah F3 2,06%. Hasil formulasi terbaik F3(60:40:15) dengan kadar protein (p=0,00) 21,30%, kadarkarbohidrat (p=0,00) 41,62%, kadar air (p=0,00) 2,06%. Hasil analisis ada pengaruh formulasi tepungterigu, tepung umbi garut dan tepung ikan teri terhadap kadar protein, kadar karbohidrat dan kadar air pastagnocchiF3 (60:40:15), F4 (50:50:20) dengan 5 kali pengulangan. Analisis kadar protein menggunakanmetode Kjedahl, kadar karbohidrat metode luff schoorl, kadar air metode gravimetri. Uji normalitas datamenggunakan Shapiro Wilk. Analisis bivariat menggunakan uji Anova (p<0,05), dilanjutkan uji Duncan.Hasil uji kadar protein tertinggi F4 24,90%, Karbohidrat tertinggi F4 46,63% dan Kadar air. Kata Kunci : ikan teri, kadar protein, kadar karbohidrat, pasta gnocchi, umbi garut