Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Determinan Kelengkapan Imunisasi Lanjutan Pada Batita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanga Pinoh Kabupaten Melawi Tahun 2021 Dian Indahwati Hapsari; Puspawati; Ria Risti Komala Dewi
SEHATMAS: Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2022): April 2022
Publisher : Yayasan Literasi Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.702 KB) | DOI: 10.55123/sehatmas.v1i2.215

Abstract

Follow-up immunization is an activity that aims to ensure that the level of immunity is maintained in children under the age of five, school-aged children, and women of childbearing age (WUS), including pregnant women. Follow-up immunization is the administration of DPT-HB-Hib and rubella measles vaccines. Follow-up immunization coverage in 2018 at the Nanga Pinoh Health Center DPT/HB/Hib 20.8%, MR 25.9%, coverage in 2019 DPT/HB/Hib 28.8%, MR 27.5%, 2020 DPT/HB/ The advanced Hib of 41.4% and the follow-up MR of 37.4% are still far from the set target, which must reach 95%. The purpose of the study was to determine the determinants of the completeness of advanced immunization for toddlers in the working area of the Nanga Pinoh Health Center, Melawi Regency in 2021. This research uses a cross sectional design. The population is toddlers in the working area of the Nanga Pinoh Health Center as many as 941 people, the research sample is 181 taken by proportional random sampling technique. The statistical test used was the chi-square test with a 95% confidence level. The results showed that there was a significant relationship between mother's work (p-value = 0.013), mother's knowledge (p-value = 0.000), mother's behavior (p-value = 0.006), and family support (p-value = 0.008) with follow-up immunizations for toddlers. The unrelated variables were mother's attitude (p-value = 0.087) and support from health workers (p-value = 0.921). It is suggested to the Melawi District Health Office to improve the posyandu cadre training program, provide advice on information communication, home visit programs, and cross-sectoral advocacy, in collaboration with the Puskesmas in counseling and monitoring the follow-up immunization program.
Gambaran Penerimaan Vaksin Covid-19 Di Kecamatan Sintang Tahun 2021 Gandha Sunaryo Putra; Ria Risti Komala Dewi
SEHATMAS: Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2022): April 2022
Publisher : Yayasan Literasi Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.849 KB) | DOI: 10.55123/sehatmas.v1i2.216

Abstract

The Covid-19 vaccination is an effort made by the government to overcome the Covid-19 pandemic. However, the results of a survey conducted by the Ministry of Health in 2020 stated that only 65% ​​of the people were willing to be vaccinated. The specific objective to be achieved from this research is to find out the description of the acceptance of the Covid-19 vaccine in the community in Sintang District in 2021. This study is a quantitative study with a cross-sectional design. The sample in this study were 380 people. Primary data collection in this study was conducted by interview. The data collection instrument used a structured questionnaire. Data analysis in this study used univariate analysis. The results showed that 50.8% of the people in Sintang District were not ready to be vaccinated. This is because 42.6% of the public's perception of vaccines is still not good, 44.5% of the public stated that they did not get information about vaccines and 56.9% of people stated that they did not get information on when to implement the vaccine. 47.6% of the public's attitude is also less supportive regarding the implementation of the Covid-19 vaccination and 48.2% of the public also lacks confidence in the Covid-19 vaccine. Based on this research, it is suggested to the Sintang District Health Office to increase efforts to vaccinate the community by providing education, socializing the timing of vaccine implementation and correct information about vaccines.
Pemanfaatan Daun Kelor Untuk Meningkatkan Imunitas Dimasa Pandemi COVID-19 Agus Samsudrajat; Ria Risti Komala Dewi; Gandha Sunaryo Putra; Usman Gumanti
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 19, No 1 (2022): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/br.v19i1.3981

Abstract

Tanaman kelor merupakan tanaman yang memiliki kandungan untuk meningkatkan imunitas tubuh. Penggunaan kelor sebagai obat herbal alami yang sudah diklaim oleh banyak budaya dan komunitas berdasarkan pengalaman kehidupan nyata sekarang mulai perlahan dikonfirmasi oleh sains. Zat yang terkandung dalam daun kelor bekerja sebagai sumber antioksidan alami yang efektif. Daun kelor juga mengandung sejumlah asam amino. Asam amino yang terkandung di daun kelor diduga mampu meningkatkan sistem imun. Mengonsumsi daun kelor juga membantu perkembangan tubuh dan menjadi bahan obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit. Pada masa pandemi seperti sekarang, mengonsumsi sayuran dan buah yang memiliki banyak zat antioksidan yang tinggi dapat menambah imun itas tubuh sehingga dapat menangkal virus dan penyakit
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) DI DESA NANGA PEMUBUH KABUPATEN SEKADAU TAHUN 2020 Gandha Sunaryo Putra; Ria Risti Komala Dewi
Jumantik Vol 8, No 2 (2021): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jjum.v8i2.3553

Abstract

Perilaku penduduk dan warga masyarakat terbiasa buang air besar sembarangan  (BABS) masih menjadi tantangan sanitasi di sejumlah negara. BABS di area terbuka dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatatan lingkungan masyarakat serta berbagai penyakit yang kompleks akibat tinja mauusia. Data menunjukkan bahwa sekitar 73% dari 637 kepala keluarga di Desa Nanga Pemubuh Kabupaten Sekadau masih melakukan BABS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Di Desa Nanga Pemubuh Kabupaten Sekadau tahun 2020”. Metode dalam penelitian ini survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Instrumen pengumpul data berupa lembar observasi dan kuisioner. Sampel penelitian 84 orang dan teknik pengambilan sampel dengan proportional random sampling. Uji statistik menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan, tingkat ekonomi dan budaya dengan perilaku BABS di Desa Nanga Pemubuh, Kabupaten Sekadau Tahun 2020. Tidak terdapat hubungan antara faktor pengetahuan (p value 0,587) dengan perilaku BABS di Desa Nanga Pemubuh. Faktor determinan dari kebiasaan BABS pada masyarakat di Desa Nanga Pemubuh adalah karena faktor tingkat pendidikan yang rendah, sehingga diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya jamban sehat kepada masyarakat Desa Nanga Pemubuh.
Pemberdayaan Guru dan Siswa Sekolah SD Muhammadiyah Binjai Hulu Menuju Sekolah Siaga COVID-19 Gandha Sunaryo Putra; Ria Risti Komala Dewi
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 19, No 2 (2022): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/br.v19i2.4551

Abstract

Jumlah kasus COVID-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan. Kasus pun merambah ke daerah Desa di Kabupaten Sintang salah satunya Desa Dak Jaya. Di Desa Dak Jaya terdapat SD Muhammadiyah Binjai Hulu yang kondisi sarana dan prasarana pendukung dalam pencegahan COVID -19 kurang  memadai. Hasil survey awal juga menunjukkan masih sangat minimnya pembinaan dalam penerapan protokol kesehatan selama masa pandemi. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk melaksanakan pemberdayaan pada guru SD Muhammadiyah Binjai Hulu untuk menjadi pelopor dalam penerapan protokol kesehatan selama masa pandemi Covid-19. Target khusus yang  ingin dicapai antara lain mengaktifkan peran UKS di SD Muhammadiyah Binjai Hulu dan memberikan pelatihan kepada guru mengenai peran vital UKS selama masa pandemi Covid-19. Metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi penyuluhan dan pelatihan pengelolaan UKS, dan penyuluhan kebugaran fisik dan gizi anak sekolah. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2022 di SD Muhammadiyah Binjai Hulu. Metode pelaksanaan kegiatan yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan ceramah, diskusi, serta ada simulasi pemantauan status gizi anak. Hasil kegiatan menunjukkan p value sebesar 0,001 yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah dilaksanakan penyuluhan dimana terdapat peningkatan skor pengetahuan peserta sebesar 1,53. Kegiatan pengabdian ini juga sudah mengaktifkan kembali peran UKS di SD Muhammadiyah Binjai Hulu.
Determinan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Kalimantan Barat (Studi Data Riskesdas Tahun 2018) Ria Risti Komala Dewi; Ekhsan Fazri
Jumantik Vol 9, No 2 (2022): JUMANTIK : Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jjum.v9i2.4734

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis, penyakit ini masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat secara global. Termasuk di Indonesia TB Paru masih menjadi masalah yang belum dapat terselesaikan. Jumlah kasus TB Paru berdasarkan data Riskesdas pada Tahun 2018 sebesar 7.331 kasus yang terdiri dari laki-laki (64%) perempuan (36%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi resiko terkena TB Paru diwilayah Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunkan desain case control. Sampel penelitian sebanyak 194 orang (97 kasus dan 97 kontrol) yang diambil dengan teknik total sampling. Uji statistik yang digunakan ialah uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin ( p =0,015) pendidikan ( p = 0,044) perilaku merokok ( p = 0,008), konsumsi alkohol (p = 0,000), akses pelayanan kesehatan (p = 0,004), dengan kejadian TB Paru. Sementara tidak terdapat hubungan antara kebiasaan membuka jendela (p = 0,885) dan ventilasi (p = 0,224) dengan kejadian TB Paru. Disarankan agar masyarakat mengubah kebiasaan buruk yang berisiko seperti merokok dan konsumsi alkohol. Perlu pula dukungan petugas kesehatan untuk memberikan edukasi langsung ke masyarakat dengan cara home visit agar semua masyarakat mendapatkan informasi mengenai bahaya merokok dan konsumsi alkohol
Analisis Spasial dan Gambaran Kejadian Tuberkulosis Paru pada Masyarakat di Wilayah Perbatasan Ria Risti Komala Dewi; Selviana Selviana
Jurnal Vokasi Kesehatan Vol 5, No 1 (2019): JANUARI 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.187 KB) | DOI: 10.30602/jvk.v5i1.210

Abstract

Abstract: Spatial Analysis and Description of the Event of Pulmonary Tuberculosis in Communities in the Border Areas. Pulmonary TB is an easily transmitted disease from year to year. Pulmonary TB is still a global concern, including in West Kalimantan Province, especially Sintang District. One of the puskesmas with TB cases is always high, Sepauk Health Center. A simple Information System makes it difcult for health workers to identify locations of patients with pulmonary TB based on the condition of the physical environment of the house making it difcult to intervene. This study aims to obtain a spatial picture, the condition of the physical environment of the house and the incidence of pulmonary TB in the working area of Sepauk Health Center. This type of research is an observational descriptive survey with a sample of 23 cases, with a total sampling technique. The results of the spatial picture of the study showed that the areas with high risk of pulmonary TB occurring were Lengkenat Village by 44%, while the Nanga Sepauk Village, Sepulut Village, Tanjung Ria Village, and Tanjung Hulu Village were 13%, Kapuas village was 4%. The pattern of the spread of cases of pulmonary TB occurs around the river flow. Most pulmonary TB sufferers live in environmental conditions that do not meet requirements such as lighting (73.9%), temperature (73.9%), humidity (91.3%), and occupancy density (65.2%). It is expected that the Health Ofce and Puskesmas will be more active in providing health counseling specifcally about the importance of paying attention to the physical environment of the house to overcome the spread of transmission of pulmonary TB. Abstrak: Analisis Spasial dan Gambaran Kejadian Tuberkulosis Paru pada Masyarakat di Wilayah Perbatasan. TB Paru merupakan penyakit yang mudah menular dari tahun ke tahun. TB Paru masih menjadi perhatian dunia termasuk di Provinsi Kalimantan Barat khususnya Kabupaten Sintang. Salah satu puskesmas yang kasus TB Parunya selalu tinggi adalah Puskesmas Sepauk. Sistem Informasi yang sederhana menyebabkan sulitnya petugas kesehatan mengidentifkasi lokasi penderita TB Paru berdasarkan kondisi lingkungan fisik rumah sehingga menyulitkan dalam melakukan intervensi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran spasial, kondisi lingkungan fsik rumah dan kejadian TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Sepauk. Jenis penelitian ini bersifat survey deskriptif observasional dengan sampel sebanyak 23 kasus, dengan teknik total sampling. Hasil gambaran spasial penelitian menunjukkan bahwa daerah wilayah yang berisiko tinggi terjadi TB Paru adalah Desa Lengkenat sebesar 44%, sedangkan Desa Nanga Sepauk, Desa Sepulut, Desa Tanjung Ria, dan Desa Tanjung Hulu sebesar 13%, Desa temiang Kapuas sebesar 4%. Pola penyebaran kasus TB Paru terjadi disekitar aliran sungai. Penderita TB paru sebagian besar tinggal di kondisi lingkungan yang tidak memenuhi syarat seperti pencahayaan (73,9%), suhu (73,9%), kelembaban (91,3%), dan kepadatan hunian (65,2%). Diharapkan kepada pihak Dinas Kesehatan dan Puskesmas lebih aktif dalam memberikan penyuluhan kesehatan khususnya tentang pentingnya memperhatikan kondisi lingkungan fsik rumah untuk mengatasi penyebaran penularan TB Paru.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT OLEH RUMAH TANGGA DI INDONESIA (LITERATUR REVIEW) Fransiska Meri; Ria Risti Komala Dewi
Jumantik Vol 7, No 2 (2020): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jjum.v7i2.2558

Abstract

Jamban sehat merupakan fasilitas sanitasi keluarga yang wajib dimiliki oleh setiap rumah tangga. Masalah penyehatan lingkungan pemukiman penduduk khususnya pada pembuangan tinja, masyarakat merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan seperti diare yang menjadi penyebab kematian kedua pada balita di dunia setelah pneumonia. Cakupan penduduk yang dapat mengakses jamban sehat hanya 67,80% masih jauh dari target PISPK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang paling berhubungan dengan kepemilikan jamban sehat oleh rumah tangga di Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan desain Literature Review, pencarian artikel dengan rentang waktu 10 tahun terakhir. Hasil penelitian menunjukan terdapat 7 jurnal yang menunjukkan hubungan antara pendidikan dengan kepemilikan jamban sehat, terdapat 11 jurnal yang menunjukan hubungan antara pengetahuan dengan kepemilikan jamban sehat dan 9 jurnal yang menunjukkan hubungan antara sikap dengan kepemilikan jamban sehat oleh rumah tangga di Indonesia. Disarankan kepada penentu kebijakan baik tingkat nasional hingga tingkat desa, pentingnya membuat kebijakan yang mendukung masyarakat agar lebih mudah mendapatkan edukasi dan informasi tentang kepemilikan jamban sehat rumah tangga.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Pemuar Tahun 2022 Marsa Yanti; Gandha Sunaryo Putra; Ria Risti Komala Dewi
Jumantik Vol 10, No 1 (2023): JUMANTIK : Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Muhammadiyah Pontianak University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jjum.v10i1.5451

Abstract

Pemberian makanan yang baik sejak lahir hingga usia dua tahun merupakan salah satu upaya mendasar untuk menjamin pencapaian kualitas tumbuh kembang sekaligus memenuhi hak. Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA). Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan studi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 404 jiwa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 190 responden yang diambil dengan proportional random sampling yang diambil dari 17 Desa. Uji statistik yang digunakan adalah chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu (p-value = 0,017), ketersediaan sarana informasi (p-value = 0,008), pengetahuan (p-value = 0,000), sikap (p-value = 0,000), peran tenaga kesehatan (p-value = 0,039), dukungan keluarga ( p-value = 0,039) dan dukungan kader posyandu (p-value = 0,000) dengan PMBA. Faktor determinan dalam penelitian ini adalah pengetahuan. Disarankan bagi puskesmas agar meningkatkan edukasi kepada masyarakat mengenai PMBA.
ANALISIS PREDISPOSING FACTOR DAN SANITASI LINGKUNGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA BALITA DAN ANAK-ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG PURI KABUPATEN SINTANG Ria Risti Komala Dewi; GANDHA SUNARYO PUTRA
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 9, No 2 (2024): September
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30604/jika.v9i2.2497

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang prevalensinya cukup tinggi di Indonesia, terutama pada kelompok kasus balita. Penting bagi setiap keluarga untuk memahami dan merespon dengan baik untuk mencegah kasus DBD muncul di lingkungan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor predisposisi, dan kondisi sanitasi lingkungan dengan kejadian DBD pada balita dan anak-anak di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Puri. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi case control 1:2. Jumlah sampel yaitu 45 kasus dan 90 kontrol yang diperoleh menggunakan teknik total sampling. Variabel penelitian meliputi pengetahuan, sikap, status ekonomi, keberadaan jentik nyamuk, PSN, TPS, kebiasaan memakai pakaian panjang, dan pemakaian obat anti nyamuk. Analisis data berupa analisis univariat, bivariat, serta multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan keberadaan jentik air (OR=8,5; 95% CI 1,896-38,400 p=0,005), kebiasaan memakai pakaian panjang (OR=2,9; 95% CI 1,126–7,660 p=0,028), tempat pembuangan sampah (OR=0,2; 95% CI 0,032–0,877 p=0,034), pengetahuan responden (OR=4,0; 95% CI 1,614–10,080 p=0,003), terhadap kejadian DBD pada balita dan anak-anak di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Puri. Perlu ada upaya lintas sektor untuk mengurangi kejadian DBD. Upaya-upaya ini termasuk pemberantasan sarang nyamuk, edukasi, perbaikan TPS, dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko dan pencegahan DBD.