Articles
ANALISIS BRAND EQUITY PARIWISATA BALI "BALI SHANTI SHANTI SHANTI" SE:OAGAI FAKTOR PENENTU WISATAWAN MEMILIH DESTINASI PARIWISATA BALI
Sasmita, M. Tanggap
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 13 No 1 (2014): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat STP Nusa Dua Bali
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Sejak tahun 2007 Bali telah memiliki Brand destinasi resmi yaitu "Bali Shanti, Shami, Shanti". Brand ini mendapatkan kritik dari Diartha. Metode yang digunakan untuk menganalisa masalah adalahAnalisis F aktor Konfirmalori yang diadaptasi dari teori brand equity yang dikemukakan oleh Aaker. Analisis ini dapat menentukan dan menurzjukkan kontirbusi dari masing-masing variabel dan faktor. Hasil menunjukkan bahwa kekuatan dari brand "Bali Shanti, Shanti, Shanti 11 mencapai pada tingkat rata-rata dengan keterbatasan "penelitian bahwa brand ini bukan merupakan alasan utama wisatawan ttntuk memilih tujuan wisatanya. Oleh karena itu disarankan imcuk memberikan perhatian khusus kepada variabel dan faktor yang memiliki kontibusi pada tingkat rendah dan menengah. Variabel danfaklor itujuga perlu ditinjau ulang dan diadakan evaluasi temang keberadaan dari brand "Bali, Shanti, Shanti, Shanti".
ANALISIS BRAND EQUITY PARIWISATA BALI "BALI SHANTI SHANTI SHANTI" SE:OAGAI FAKTOR PENENTU WISATAWAN MEMILIH DESTINASI PARIWISATA BALI
Sasmita, M. Tanggap
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 13 No 2 (2014): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Sejak tahun 2007 Bali telah memiliki Brand destinasi resmi yaitu "Bali Shanti, Shami, Shanti". Brand ini mendapatkan kritik dari Diartha. Metode yang digunakan untuk menganalisa masalah adalahAnalisis F aktor Konfirmalori yang diadaptasi dari teori brand equity yang dikemukakan oleh Aaker. Analisis ini dapat menentukan dan menurzjukkan kontirbusi dari masing-masing variabel dan faktor. Hasil menunjukkan bahwa kekuatan dari brand "Bali Shanti, Shanti, Shanti 11 mencapai pada tingkat rata-rata dengan keterbatasan "penelitian bahwa brand ini bukan merupakan alasan utama wisatawan ttntuk memilih tujuan wisatanya. Oleh karena itu disarankan imcuk memberikan perhatian khusus kepada variabel dan faktor yang memiliki kontibusi pada tingkat rendah dan menengah. Variabel danfaklor itujuga perlu ditinjau ulang dan diadakan evaluasi temang keberadaan dari brand "Bali, Shanti, Shanti, Shanti".
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PEGAWAI STP NUSA DUA BALI TERHADAP PAKET PERJALANAN WISATA INSENTIF OUTBOND 2018
Sasmita, M Tanggap
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 18 No 2 (2019): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Pulau Bali merupakan daerah tujuan wisata yang sering menjadi tempat pelaksanaan paketperjalanan insentif bagi perusahaan-perusahaan baik di dalam negeri dan luar negeri. Tidak hanya bagiperusahaan swasta namun juga instansi pemerintahan menjadikan Bali sebagai destinasi perjalananinsentifnya baik yang hanya berjumlah puluhan peserta maupun hingga ribuan peserta Untuk Tahun2018, STP Nusa Dua Bali melaksanakan kegiatan perjalanan insentif yang memang rutin setiaptahunya di Jogjakrata dengan 204 orang peserta, namun dalam pelaksanaannya berdasarkan hasilwawancara dengan ketua panitia penyelenggara mendapatkan complain diantaraya peserta tidakmendapatkan tiket keberangkatan, kacaunya prosedur check in, kurangnya kegiatan yang membangunTeam Work, dan jarak penginapan yang cukup jauh. Berdasarkan latar belakang tersebut denganmenggunakan konsep mencari kepuasan pelanggan oleh Kotler dengan melakukan survey dan denganmenggunakan konsep paket wisata yang dikemukan Yoeti, penelitian ini mencari kepuasan pelanggandari Core Product, Actual Product, dan Augmented Product, dengan 67 orang sebagai sampel, denganteknik analisis kuantitatif dari pengumpulan data dengan kuesioner yang telah diberikan skala, makadidapatkan hasil bahwa pegawai STP Nusa Dua Bali merasa puas terhadap paket wisata perjalananinsentif Outbond 2018 namun masih cukup puas di indikator konsumsi selama perjalanan yangkedepanya dapat ditingkatkan.
ANALISIS PASAR VIRTUAL EVENT DI TENGAH PANDEMI COVID-19
Sasmita, M. Tanggap
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 19 No 1 (2020): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Sejak akhir tahun 2019 dunia dilanda pandemi Covid-19 yang mengakibatkan perubahan terhadap kehidupan termasuk dunia pariwisata lebih khusus pada sector MICE dan event. Sektor MICE dan Event beradaptasi terhadap perubahan tersebut salah satunya dengan mengadakan virtual event. Virtual event semasa pandemic cukup berkembang dari webinar, conference, hingga performaces. Virtual event merupakan sesuatu hal yang baru dan perlu dianalisa mendalam, dalam penelitian ini virtual event dianalisis dari sudut pasarnya. Dengan menggunakan metode penelitian survey, dengan menyebarkan kuesioner daring pada 100 orang, ditemukan bahwa virtual event masih memiliki peluang untuk dapat terus diproduksi di masa yang akan datang dengan masih tingginya minat masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan virtual event walaupun terdapat berbagai kendala dalam pelaksanaannya seperti durasi yang terlalu lama, monoton, dan waktu tayang yang tidak tepat
The Influence of Brand Image and Brand Trust on Consumer Loyalty (Case Study on Consumers of PT Citilink Indonesia Branch Office Denpasar)
I Komang Gede Aditya Aristana;
Putu Gde Arie Yudhistira;
M. Tanggap Sasmita
Jurnal Penelitian Pariwisata Vol 6 No 1 (2022): (TRJ) Tourism Research Journal
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30647/trj.v6i1.129
This study aims to determine the effect of brand image and brand trust on consumer loyalty. This type of research is quantitative research. This research method uses multiple regression analysis. Data collection techniques using questionnaires, sampling techniques using a purposive sampling technique. The population in this study were domestic passengers of PT Citilink Indonesia Denpasar Branch Office in the last five years. The sample used the slovin formula with 100 respondents. The results showed that partially and simultaneously, the variable brand image and brand trust significantly affected consumer loyalty. The brand image formed by Citilink airline can provide a good perception to consumers and the existing efforts in building brand trust in consumers through fulfilling the needs desired by Citilink airline consumers. PT. Citilink is expected to improve its brand image further and maintain and increase the confidence of existing brands by always providing the flight services that consumers want so that consumers no longer doubt the service products that PT has produced. Citilink. Then also pay attention to consumer loyalty; for example, companies can more quickly evaluate what consumers want by providing criticism and advice services to Citilink airlines. Keywords: Customer Loyalty, Brand Image, Brand Trust
MINAT GENERASI MILLENIAL UNTUK MEMBELI VIRTUAL TOUR
M. Tanggap Sasmita
Jurnal IPTA (Industri Perjalanan Wisata) Vol 9 No 2 (2021): Jurnal IPTA (December 2021)
Publisher : Department of Tour and Travel Studies, Faculty of Tourism, Udayana University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24843/IPTA.2021.v09.i02.p11
The Covid-19 pandemic has an impact on the world of tourism due to restrictions on travel activities, resulting in the emergence of alternative virtual travel activities. Virtual tour activities are actually not new, but more popular during the covid-19 pandemic. As a new activity for travel industry needs, it’s need to do basic research for the for marketing activities in the future to be monetize by looking at the quality of service, level of satisfaction, and interest of millennial generation to buy this service. By using cross-tabulation method and descriptive analysis techniques the findings of this study that the quality of good service is in line with the level of satisfaction and interest of millennials to buy virtual tour activities in the future with a range of rp.10.000- Rp .50.000 in each activity. More research is needed to find out the right strategy in marketing virtual tour activities
POTENSI TITIK “0” KOTA DENPASAR DALAM PENGEMBANGAN PAKET WISATA DI KOTA DENPASAR
M. Tanggap Sasmita
JURNAL BISNIS HOSPITALITI Vol 7 No 1 (2018): Jurnal Bisnis Hospitaliti
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Pariwisata Bali
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.52352/jbh.v7i1.48
Penelitian ini bertujuan untuk menggali potensi wisata Kota Denpasar, khususnya wisata sejarah dengan mengangkat Titik “0” Kota Denpasar . Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualtiatif dengan melakukan wawancara dan observasi langsung ke lapangan. Berdasarkan hasil penelitian Titik “0” Kota Denpasar merupakan point yang dapat mengangkat kesan unik dan berbeda dari paket wisata yang sudah ada yaitu Denpasar Heritage City Tour sebagai titik awal pemberangkatan dan dapat dikembangkan menjadi paket wisata baru yaitu Denpasar Historical Track yang disajikan dengan metode “story telling” yang mengangkat cerita awal terbentuknya Kota Denpasar. Dengan melibatkan pihak-pihak yang terkait Titik “0” kota Denpasar dapat diangkat dengan mengambangkan Paket Wisata yang sudah ada dengan menggunakan branding Titik “0” sebagai titik awal pemberangkatan Denpasar Heritage City Tour atau membuat simpul Paket Wisata Baru yang menceritakan awal terbentuknya Kota Denpasar disamping itu juga perlu dilatih untuk menginterpretasi produk tersebut agar menarik dan lebih banyak untuk dibeli dan dikunjungi.
ANALISIS BRAND EQUITY PARIWISATA BALI "BALI SHANTI SHANTI SHANTI" SE:OAGAI FAKTOR PENENTU WISATAWAN MEMILIH DESTINASI PARIWISATA BALI
M. Tanggap Sasmita
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 13 No 2 (2014): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.52352/jpar.v13i2.221
Sejak tahun 2007 Bali telah memiliki Brand destinasi resmi yaitu "Bali Shanti, Shami, Shanti". Brand ini mendapatkan kritik dari Diartha. Metode yang digunakan untuk menganalisa masalah adalahAnalisis F aktor Konfirmalori yang diadaptasi dari teori brand equity yang dikemukakan oleh Aaker. Analisis ini dapat menentukan dan menurzjukkan kontirbusi dari masing-masing variabel dan faktor. Hasil menunjukkan bahwa kekuatan dari brand "Bali Shanti, Shanti, Shanti 11 mencapai pada tingkat rata-rata dengan keterbatasan "penelitian bahwa brand ini bukan merupakan alasan utama wisatawan ttntuk memilih tujuan wisatanya. Oleh karena itu disarankan imcuk memberikan perhatian khusus kepada variabel dan faktor yang memiliki kontibusi pada tingkat rendah dan menengah. Variabel danfaklor itujuga perlu ditinjau ulang dan diadakan evaluasi temang keberadaan dari brand "Bali, Shanti, Shanti, Shanti".
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PEGAWAI STP NUSA DUA BALI TERHADAP PAKET PERJALANAN WISATA INSENTIF OUTBOND 2018
M Tanggap Sasmita
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 18 No 2 (2019): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.52352/jpar.v18i2.380
Pulau Bali merupakan daerah tujuan wisata yang sering menjadi tempat pelaksanaan paketperjalanan insentif bagi perusahaan-perusahaan baik di dalam negeri dan luar negeri. Tidak hanya bagiperusahaan swasta namun juga instansi pemerintahan menjadikan Bali sebagai destinasi perjalananinsentifnya baik yang hanya berjumlah puluhan peserta maupun hingga ribuan peserta Untuk Tahun2018, STP Nusa Dua Bali melaksanakan kegiatan perjalanan insentif yang memang rutin setiaptahunya di Jogjakrata dengan 204 orang peserta, namun dalam pelaksanaannya berdasarkan hasilwawancara dengan ketua panitia penyelenggara mendapatkan complain diantaraya peserta tidakmendapatkan tiket keberangkatan, kacaunya prosedur check in, kurangnya kegiatan yang membangunTeam Work, dan jarak penginapan yang cukup jauh. Berdasarkan latar belakang tersebut denganmenggunakan konsep mencari kepuasan pelanggan oleh Kotler dengan melakukan survey dan denganmenggunakan konsep paket wisata yang dikemukan Yoeti, penelitian ini mencari kepuasan pelanggandari Core Product, Actual Product, dan Augmented Product, dengan 67 orang sebagai sampel, denganteknik analisis kuantitatif dari pengumpulan data dengan kuesioner yang telah diberikan skala, makadidapatkan hasil bahwa pegawai STP Nusa Dua Bali merasa puas terhadap paket wisata perjalananinsentif Outbond 2018 namun masih cukup puas di indikator konsumsi selama perjalanan yangkedepanya dapat ditingkatkan.
ANALISIS PASAR VIRTUAL EVENT DI TENGAH PANDEMI COVID-19
M. Tanggap Sasmita
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 19 No 1 (2020): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.52352/jpar.v19i1.405
Since the end of 2019 the world has been hit by the Covid-19 pandemic which has led to changes in life including the world of tourism more specifically in the MICE sector and events. MICE and Event sectors adapt to these changes, one of them is by holding virtual events. Virtual events during the pandemic developed from webinars, conferences, to performances. A virtual event is something new and needs to be analyzed in-depth, in this study virtual events are analyzed from the perspective of the market. By using survey research methods, by distributing online questionnaires to 100 people, it was found that virtual events still have the opportunity to continue to be produced in the future with the high interest of the community to participate in virtual event activities even though there are various obstacles in their implementation such as duration that is too long, monotonous, and improper broadcast time