Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Analisis Hubungan Konstruksi Sumur Gali dan Sanitasi Lingkungan Terhadap Jumlah Bakteri Coliform Dalam Air Sumur Gali (Studi Kasus: Desa PAL IX, Kecamatan Sungai Kakap) Utin Yeni Syafarida; Dian Rahayu Jati; Aini Sulastri
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 3 (2022): July 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.3.437-444

Abstract

Desa Pal IX merupakan wilayah yang terletak di Kecamatan Sungai Kakap yang masih banyak menggunakan sumur gali untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun masih banyak sumur gali yang belum memenuhi persyaratan konstruksi dan sanitasi sesuai dengan SNI 03-2916-2992. Menurut data WHO 2013, diare merupakan satu diantara jenis penyakit yang dapat disebabkan akibat mengkonsumsi air yang telah tercemar oleh bakteri Coliform. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kondisi bakteriologis air sumur gali berdasarkan Permenkes RI No.32 Tahun 2017, hubungan konstruksi sumur gali dan sanitasi lingkungan terhadap jumlah bakteri Coliform dalam air sumur gali. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan metode MPN dengan sampel penelitian sebanyak 10 sumur gali. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa 8 dari 10 sampel tidak memenuhi syarat jumlah Coliform. Berdasarkan hasil analisis statistik, didapatkan bahwa ada hubungan antara konstruksi sumur dan sanitasi lingkungan gali terhadap kandungan bakteri Coliform yang ditandai dengan nilai P<0,05. Hubungan sanitasi lingkungan terhadap kandungan bakteri Coliform adalah semakin dekat jarak sumur gali dengan sumber pencemaran, maka semakin tinggi kemungkinan kandungan bakteri Coliform yang terkandung dalam sumur gali. Hubungan konstruksi sumur gali terhadap bakteri Coliform adalah semakin buruk konstruksi sumur gali, maka kandungan bakteri Coliform di dalam air sumur gali akan semakin tinggi. Secara keseluruhan tidak ada sumur gali yang memenuhi persyaratan bakteriologis dan kondisi lingkungan yang terdapat di Desa Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.ABSTRACTPal IX Village is an area located in Sungai Kakap District which still uses many dug wells to meet their daily needs. However, there are still many dug wells that do not meet the construction and sanitation requirements in accordance with SNI 03-2916-2992. According to 2013 WHO data, diarrhea is one of the types of diseases that can be caused by consuming water that has been contaminated with Coliform bacteria. The purpose of this study was to analyze the bacteriological condition of dug well water according to the quality Standars regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 32 year 2017, the relationship of dug well construction and environmental sanitation on the number of Coliform bacteria in dug well water. This study used the observation method and the MPN method with a sample of 10 dug wells. Based on the research that has been done, it is known that 80% of the samples do not meet the requirements for the number of Coliforms. Based on the results of statistical analysis, it was found that there was a relationship between well construction and environmental sanitation on the content of Coliform bacteria which was indicated by a P value <0.05. The relationship between environmental sanitation and Coliform bacteria content is that the closer the dug well is to the source of pollution, the higher the possibility of Coliform bacteria content contained in the dug well. The relationship between dug well construction and Coliform bacteria is that the worse the dug well construction, the higher the Coliform bacteria content in the dug well water. Overall, there are no dug wells that meet the bacteriological requirements and environmental conditions in Pal IX village, Sungai Kakap district, Kubu Raya regency.
Analisis Pemanfaatan Sampah Plastik dengan Metode Buang, Pisah, dan Untung Menggunakan Sistem Barcode Dawud Abdullah Azzaki; Dian Rahayu Jati; Aini Sulastri; Robby Irsan; Jumiati Jumiati
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 2 (2022): April 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.2.252-262

Abstract

Sampah yang meningkat tanpa adanya penanganan lebih lanjut akan mengakibatkan permasalahan serius. Penimbunan sampah dapat bertahan dengan waktu yang lama, yang disebabkan oleh lambatnya waktu dekomposisi dari timbunan sampah, khususnya sampah plastik. Penelitian bertujuan mengetahui jumlah sampah plastik yang dihasilkan, keuntungan yang dihasilkan dan keberlanjutan dari penerapan metode Buang, Pisah, Untung (Bungpitung) menggunakan sistem barcode. Penelitian mengambil metode purposive sampling. Pengumpulan data berupa data sekunder harga jual sampah plastik dan data primer timbulan sampah plastik dan wawancara. Penelitian menggunakan analisis metode gabungan (mixed methods) penelitian kuantitatif dan kualitatif. Total timbulan sampah plastik dari semua responden sebesar 136.508 gr dengan rata-rata timbulan sampah plastik 65 gr/orang/hari. Bentuk sampah plastik dominan terbanyak Gelas Bening Sablon (GBS) sebesar 35.526 gr. Bentuk sampah plastik dominan terbanyak dari total seluruh jenis yaitu Botol Bening Biru (BBB) sebesar 40.525 gr. Total keuntungan sampah plastik yang diperoleh dari semua responden sebesar Rp 128.945 dengan rata-rata keuntungan sampah plastik Rp 61,4 /hari. Tingginya nilai timbulan sampah plastik, tingginya nilai keuntungan yang dihasilkan, kontinuitas penerapan metode bungpitung, peningkatan wawasan mengenai pengelolaan sampah plastik, peningkatan perilaku dalam mengelola sampah plastik serta pendapat secara langsung oleh responden mengenai kelayakan metode Bungpitung merupakan bukti metode Bungpitung layak diterapkan pada masyarakat di masa yang akan datang.ABSTRACTIncreased waste without further handling will lead to serious problems. The landfill can last for a long time, which is caused by the slow decomposition time of the landfill, especially plastic waste. This study aims to determine the amount of plastic waste produced, the profits generated from the application of the Dispose, Separate, Profit (Bungpitung) method using a barcode system. The research took the purposive sampling method. Collecting data in the form of secondary data on the selling price of plastic waste and primary data on the generation of plastic waste and interviews. This study uses a combined analysis (mixed methods) of quantitative and qualitative research. The total generation of plastic waste from all respondents is 136,508 grams with an average plastic waste generation of 65 grams/person/day. The dominant form of plastic waste is Screen Printing Clear Plastic Cups (GBS) as much as 35.526 gr. The most common form of plastic waste of all types is Blue Clear Plastic Bottle (BBB) of 40,525 gr. The total profit from plastic waste obtained from all respondents is Rp. 128,945 with an average profit of Rp. 61.4/day for plastic waste. The high value of plastic waste generation, the increase in the value of the profits generated, the continuity of the application of the bungpitung method, increased insight into plastic waste management, increased behavior in managing plastic waste, and direct assessment by respondents about Bungpitung methods suitable for use in the community in the future.
Kualitas Air dan Udara dari Kota Tepian Air : Analisis Morfologi pada Kota Pontianak Dian Rahayu Jati; Bontor Jumaylinda Br Gultom; Affrilyno Affrilyno; Andi Andi
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 19, No 1 (2021): April 2021
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.19.1.170-180

Abstract

Penelitian ini mengangkat permasalahan rawannya penurunan kualitas air dan udara pada kota tepian di seluruh dunia. Tanda penurunan kualitas air dan udara terlihat di Pontianak di mana kualitas air sangat buruk dan tercatat memiliki kualitas udara terburuk di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan morfologi kota dan tingkat pencemaran lingkungan yang terjadi di Kota Pontianak melalui analisis korelasi. Metode yang digunakan adalah metode space syntax kombinasi analisis korelasi. Space syntax menganalisis morfologi kota dari segi faktor jaringan perkotaan dengan analisis integration dan analisis choice. Dalam penelitian ini, faktor tata fungsi lahan juga dipertimbangkan. Data pencemaran lingkungan di Kota Pontianak menggunakan data penelitian terdahulu berupa data hasil pengukuran tingkat polutan air dan udara pada beberapa titik lokasi yang tersebar di Kota Pontianak. Analisis korelasi menganalisis hubungan nilai dari variabel morfologi kota dengan variabel pencemaran lingkungan. Penelitian ini menemukan nilai korelasi yang bervariasi antara pencemaran lingkungan dengan morfologi kota. Secara umum, tingkat pencemaran air berkorelasi rendah dengan morfologi Nilai korelasi pencemaran air secara fisik dan kimia dengan analisis integration adalah sebesar 0,23 (rendah) dan -0,20 (rendah), secara berurutan. Sedangkan dengan analisis choice, nilai korelasinya sebesar 0,08 (tidak berkorelasi) dan 0,49 (sedang), secara berurutan. Di lain sisi, nilai korelasi antara tingkat pencemaran udara dengan morfologi kota memiliki nilai yang bervariasi tergantung pada jenis polutannya. CO (Karbon monoksida) berkorelasi tinggi dengan analisis integration dan choice dengan koefisien korelasi masing-masing 0,73(tinggi) dan 0,64 (tinggi). Sedangkan NO3 tidak memiliki korelasi dengan analisis integration (0,02 sampai dengan 0,16) tetapi berkorelasi rendah dengan analisis choice (0,30 sampai dengan 0,32). 
Identifikasi dan Pencegahan Daerah Rawan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut Di Kalimantan Barat Tamas Faiz Dicelebica; Aji Ali Akbar; Dian Rahayu Jati
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 1 (2022): January 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.1.115-126

Abstract

Kalimantan Barat memiliki potensi bencana kebakaran hutan dan lahan gambut yang tinggi karena banyaknya titik api dan jenis lahan gambut yang mudah terbakar pada musim kemarau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan dan menentukan kecenderungan titik pamas dan mengidentifikasi dan mencegah kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan gambut dengan data hotspot, peta curah hujan, peta tutupan lahan, peta kesatuan hidrologis gambut, dan peta cekungan air tanah menggunakan Sistem Informasi Geografis atau SIG. Metode overlap digunakan untuk menganalisis kecenderungan titik panas sedangkan Overlay dan Scoring digunakan untuk mengidentifikasi kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan. Setelah dilakukan analisis titik panas, terdapat kecenderungan curah hujan pada kelas curah hujan 1.500-3.000 mm/tahun dengan 2.192 kejadian. Perubahan tutupan lahan di kawasan hutan mengalami penurunan sebesar 7,96%. Peningkatan tutupan lahan di kawasan non-hutan sebesar 11,26%, mempengaruhi potensi dan kecenderungan titik api dan bencana kebakaran hutan dan lahan. Kubu Raya memiliki tingkat kerawanan bencana kebakaran pada kelas sangat rawan dengan luasan 0,26%, dan Kapuas Hulu memiliki tingkat kerawanan bencana kebakaran pada kelas tidak rawan dengan luas 0,19%. Kabupaten Ketapang merupakan daerah dengan tingkat pencegahan tertinggi, dengan luas cekungan airtanah sebesar 26,46%.ABSTRACTWest Kalimantan has a high potential for forest and peatland fire disasters due to the high number of hotspots and the type of peatland which burns easily during the dry season. The purpose of this research is to map and determine the trend of hotspots and areas prone to forest and peatland fires and prevent them with hotspot data, rainfall maps, land cover maps, maps of peat hydrological units, and maps of groundwater basins using Geographic Information Systems or GIS. The overlap method is used to analyze the trend of hotspots; meanwhile, Overlay and Scoring are used to identify areas prone to forest and land fires in this research. After analyzing the hotspots, there is a tendency for rainfall with a class of 1,500-3,000mm/year with 2,192 events. Land cover change in forested areas decreased by 7.96%. It increased land cover in non-forest areas by 11.26%, affecting the potential and tendency of hotspots and forest and land fire disasters. Kubu Raya has a fire disaster vulnerability level in the very vulnerable class with an area of 0.26%, and Kapuas Hulu has a fire disaster vulnerability level in the non-prone class with an area of 0.19%. Ketapang Regency is the area with the highest prevention rate, with a groundwater basin area of 26.46%.
KOMPARASI ADAPTASI BENCANA BANJIR DI KAWASAN WATERFRONT SUNGAI KAPUAS (PONTIANAK) DAN SUNGAI KAKAP Bontor Jumaylinda Br Gultom; Dian Rahayu Jati; A Andi
Jurnal Pengembangan Kota Vol 8, No 1: Juli 2020
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2812.928 KB) | DOI: 10.14710/jpk.8.1.12-22

Abstract

Kawasan Waterfront Seng Hie dan Kawasan Waterfront Kakap merupakan kawasan waterfront yang sering dilanda bencana banjir rob tahunan. Ancaman ini tidak membuat penduduk pindah melainkan beradaptasi dengan bencana tersebut. Kedua lokasi ini memiliki batas alam dan sumber daya yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk lihat perbedaan tindakan adaptasi bencana yang dilakukan oleh masyarakat pada dua lokasi yang memiliki kondisi yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode concurrent embedded dengan model metode kualitatif sebagai metode primer (dominan) dan kuantitatif sebagai metode sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulasi (kualitatif) teknik kuesioner (kuantitatif). Hasil dari penelitian adalah ditemukan bahwa bencana yang sejenis yaitu banjir akibat air pasang tinggi terjadi di dua lokasi tetapi skala bencana di Kawasan Waterfront Kakap lebih ekstrim. Sedangkan dari segi tindakan adaptasi, di Kawasan Waterfront Seng Hie masyarakat melakukan tindakan yang sejenis, sedangkan di Kawasan Waterfront Kakap tindakan adaptasi yang bervariatif.
IDENTIFIKASI JENIS DAN JUMLAH SAMPAH LAUT DI KABUPATEN BENGKAYANG DAN KOTA SINGKAWANG (Monitoring of Marine Litter in Bengkayang District and Singkawang City) Dian Rahayu Jati; Kiki Prio Utomo
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 8, No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.247 KB) | DOI: 10.26418/jtllb.v8i1.39900

Abstract

AbstractIndonesia has committed to reducing 70% of marine waste up to 2025. Monitoring of waste in the coastal area is needed to determine the characteristic of waste found on the beach, both medium-sized (meso debris, 0,5 -2,5 cm) and large (macro debris), ( measuring > 2,5 cm) This research was conducted in Batu Payung Beach, Sedau Village, Bengkayang Regency, and Pasir Panjang Beach, Karimunting Village, Singkawang City, West Kalimantan. A sampling of plastic waste is carried out through several stages, namely: determination and making of the transect line, followed by the distribution of transects into 5 lanes measuring 5 m X 5m, at each lane. Waste taken is rubbish that is on the surface of the sand to a depth of 30 cm. The results found that the heaviest amount of waste was plastic waste in Batu Payung Beach, which reached 83,5 % of macros and meso waste, while the highest type of waste was plastic waste, which took the form of food packages, straws, and cigarette butts.Keywords: Amount of garbage, Indonesia, plastic waste, rubbish, the garbage of type. AbstrakIndonesia telah berkomitmen untuk menurunkan 70% sampah laut hingga 2025. Sehingga pemantauan sampah di kawasan pantai diperlukan untuk mengetahui karakteristik sampah yang ditemukan di pantai, baik sampah yang berukuran sedang (meso debris, berukuran 0.5-2.5 cm) maupun yang berukuran besar (makro debris, berukuran >2.5 cm). Penelitian ini dilakukan di Pantai Batu Payung, Desa Sedau,  Kabupaten Bengkayang dan Pantai Pasir Panjang, Desa Karimunting, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat. Pengambilan sampel sampah plastik dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu : Penentuan dan pembuatan garis Transek, dilanjutkan dengan pembagian transek menjadi 5 lajur yang berukuran 5 m x 5 m, pada setiap lajur. Sampah yang diambil adalah sampah yang berada di atas permukaan pasir hingga kedalaman 30 cm. Hasil penelitian mendapatkan bahwa jumlah sampah terberat adalah sampah plastik di Pantai Batu Payung yang mencapai 83,5 % dari sampah makro dan meso, sedangkan jenis sampah terbanyak adalah sampah plastik, yang berupa bungkus makanan, sedotan, dan puntung rokok. Kata Kunci: Jenis sampah, jumlah sampah,  sampah pantai, sampah plastik, Indonesia.
PEMANFAATAN TULANG IKAN TONGKOL (Euthynnusaffinis C) DARI LIMBAH HOME INDUSTRY ABON SEBAGAI TEPUNG Edo Septiansyah; Oggi Agustiandi Putra; Khairul Abshar; Dian Rahayu Jati; Isna Apriani
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 8, No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.788 KB) | DOI: 10.26418/jtllb.v8i2.44169

Abstract

Abstract Waste minimization is an effort to reduce the volume, concentration, toxicity, and hazard level of waste originating from the production process by reducing its source and / or utilizing waste. Shredded fish is a processed product in the form of fine and dry fish meat fiber where the manufacturing process is a combination of boiling and frying by adding spices. The amount of industrial production of tuna shredded typical of Pontianak every Saturday and Sunday can reach 5-10 kg (depending on the order) with attractive packaging which is sold for IDR 50,000 per 200 grams. In processing tuna shredded it produces waste such as head, bones, tail, skin , and entrails. The minimization of waste that is carried out is the waste of fish bones produced by shredded fish which is used to become flour which contains lots of calcium. Keywords: Clean Technology, Fish Bone Flour, Shredded Fish Waste , Tongkol Fish, and Waste Minimization Abstrak Minimisasi limbah adalah upaya untuk mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang berasal dari proses produksi, dengan jalan reduksi pada sumbemya dan atau pemanfaatan limbah. Abon ikan adalah hasil olahan berupa serat daging ikan yang halus dan kering dimana proses pembuatannya merupakan kombinasi antara perebusan dan penggorengan dengan melakukan penambahan bumbu. Jumlah produksi Industri Abon ikan tongkol khas Pontianak setiap hari sabtu dan minggu bisa mencapai  5-10  kg (tergantung pesanan) dengan kemasan menarik yang dijual Rp50 ribu per 200 gram.Dalam Pengolahan abon ikan tongkol tersebut menghasilkan limbah seperti kepala,tulang,ekor, kulit, dan isi perut. Minimisasi limbah yang dilakukan adalah Limbah tulang ikan hasil produksi abon dimanfaatkan menjadi tepung yang banyak mengandung kalsium. Kata Kunci : Ikan Tongkol , Limbah Abon Ikan, Minimasi Limbah, Teknologi Bersih dan Tepung Tulang Ikan
Pembuatan Pupuk Kompos Cair dari Air Buangan Industri Tahu Indah Rakhmayani; Nabila Shafa Aulia; Noviyanti Noviyanti; Dian Rahayu Jati; Isna Apriani
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 8, No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v8i2.44182

Abstract

Abstract Cleaner production is an environmental processing strategy that is implemented on an ongoing basis to increase eco-efficiency in order to reduce risks to human health and the environment. The tofu industry in its production process produces waste, both solid and water. Disposal of waste directly to water bodies will damage the environment by creating unpleasant odors and the hot temperature of waste water which can affect the growth of aquatic biota. Tofu production produces 150 L of liquid waste from the soaking and filtering process. Meanwhile, 50 kg of solid waste is produced from milling soybeans. Solid waste will be used as animal feed and liquid waste will be processed into liquid compost. Keywords: Tofu Production, Cleaner Production, Liquid Compos, Waste Minimization, Mass Balance. Abstrak Produksi bersih merupakan strategi pengolahan lingkingan yang diterapkan secara berkelanjutan untuk meningkatkan ekofisiensi agar dapat mengurangi resiko terhadapat kesehatan manusia dan lingkungan. Industri tahu dalam proses produksinya menghasilkan limbah, baik padat maupun air. Pembuangan limbah langsung ke badan air akan merusak lingkungan dengan timbulnya bau tidak sedap dan suhu air limbah yang panas dapat mempengaruhi pertumbuhan biota air. Produksi tahu menghasilkan limbah cair sebanyak 150 L dari proses perendaman, dan penyaringan. Sedangkan limbah padat yang dihasilkan sebanyak 50 kg yang berasal dari penggilingan kacang kedelai. Limbah padat akan dijadikan pakan ternak dan limbah cair akan diolah menjadi pupuk kompos cair. Kata Kunci : Industri Tahu, Produksi Bersih, Pupuk Kompos, Minimasi Limbah, Neraca Massa.
Peluang Penerapan Produksi Bersih pada Industri Rumahan Mie Ayam dan Kulit Pangsit (Studi Kasus di Kuala Dua Kabupaten Kubu Raya) Shintya Murhaliza Fitri; Nur Astinning Tiyas; Lisa Astridni Putri; Dian Rahayu Jati; Isna Apriani
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 8, No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v8i2.44210

Abstract

Abstract The application of clean production in the home industry of chicken noodles and dumpling skin in Kuala Dua, Kabupaten Kubu Raya, can reduce waste that can have a negative impact on the environment. This study aims to provide opportunities for solid waste utilization to determine the factors that affect its management and provide information to formulate steps that can be used to improve and improve solutions to the waste treatment system in accordance with the applicable procedures. The method used in this research is qualitative approach. The data obtained from the field survey are collected and then processed and analyzed from the literature journal. The results of this study indicate that the application of clean production can minimize the adverse impacts that will be caused to the environment. The benefits of clean production that have been implemented are that it can prevent and overcome environmental pollution due to solid waste that is not properly managed by the industry. Keywords: clean production; noodle industry; waste Abstrak Penerapan produksi bersih pada industri rumahan mie ayam dan kulit pangsit di Kuala Dua Kabupaten Kubu Raya dapat mengurangi limbah yang dapat berdampak buruk bagi lingkungan. Penelitian ini bertujuan memberi peluang pemanfaatan limbah padat, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaannya dan memberikan informasi untuk menyusun langkah-langkah yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan meningkatakan solusi pada sistem pengolahan limbah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitaif. Data-data yang didapatkan dari survey lapangan dikumpulkam kemudian diolah dan dianalisis dari literatur ilmiah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan produksi bersih dapat meminimalisir dampak buruk yang akan ditimbulkan terhadap lingkungan. Manfaat produksi bersih yang sudah diterapkan yaitu dapat mencegah dan mengatasi pencemaran lingkungan akibat limbah padat yang tidak dikelola oleh industri dengan baik. Kata Kunci: industri rumahan mie; limbah; produksi bersih
POTENSI PENERAPAN TEKNOLOGI BERSIH DAN MINIMASI LIMBAH PADA INDUSTRI KOPI PURNAMA Athalia Meifira; Nurul Fadilah; Tiara Insanul Oktariana; Dian Rahayu Jati; Isna Apriani
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 8, No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v8i2.44199

Abstract

Abstract The application of clean production to the Purnama Coffee industry can reduce the negative impact on the environment. This study aims to analyze the coffee industry and consider the potential for implementing clean production by the industry. This research was conducted using the Field Research method (field research). The data collected is then processed into data used for the application of clean production. The results of this study indicate that the implementation of clean production can minimize the impact on the environment. The benefit of clean production for the environment is a reduction in solid waste in the industry. This step in implementing clean production will reduce the impact on the environment towards a more environmentally friendly coffee industry. Keywords: clean production, coffee waste, industry coffee Abstrak Penerapan produksi bersih pada industri Kopi Purnama dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pada industri kopi serta menganalisis potensi penerapan produksi bersih yang sesuai dengan industri tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan metode Field Research (penelitian lapangan). Data-data tersebut dikumpulkan kemudian dianalisis untuk dijadikan potensi penerapan produksi bersih. Hal-hal yang bisa dilakukan dalam penerapan produksi bersih pada industri kopi purnama, antara lain : pembuatan pupuk bokashi dari sekam kulit kopi, sehingga diharapkan ada pengurangan timbulan limbah padat di industri tersebut, sehingga menjadi industri kopi yang lebih ramah lingkungan. Kata Kunci: industri kopi, limbah kopi, produksi bersih