Robby Irsan
Department Of Environmental Engineering, Faculty Of Engineering, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia. Kode Pos : 78124

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Land Use Evaluation on Entikong Border Area Irsan, Robby
International Journal Pedagogy of Social Studies Vol 3, No 1 (2018): Research Social Study
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijposs.v3i1.13499

Abstract

Research on land use is very important, because land use has an influence on the physical environment as well as on the rules governing spatial planning. Various phenomenon of land use change happened from time to time. Changes in land use that occur in line with increased the number of people who directly impact on the need for increasing land. Entikong Sub district in Sanggau District is one of the areas directly adjacent to the state of Malaysia or Sarawak and is the first and the oldest cross-border entrance in Indonesia. Land use must be adjusted to the carrying capacity, because the land has limitations. Limitations can be seen from the ability of land, among others, land slope, soil type, rainfall, and lithology. The existence of land use interest is more dominant than carrying capacity, there can be land use that exceeds its ability. So the impact that occurred in the form of land and environmental degradation. The purpose of this study is to identify the type of land use and the carrying capacity of the Entikong border area to the land use change that occurred. The method of analysis used overlay method of land use map from two thousand eleven to two thousand seventeen, while the method of weighting or scoring to analyze the data by making a value to the existing circumstances. The results showed that the massive increased area from the mixed use years  of two thousand seventeen plantation land increased by sixty point six percent of the Entikong area and degreased the primary forest variables by only eighteen point six percent of the Entikong area by years of two thousand seventeen. This is indicates that the protected forests are experiencing degaradation of land use change towards mixed gardens where in this mixed plantation there are oil palm, rubber and pepper. While the results of research related to the carrying capacity of Entikong border area where the analysis of soil type with Score one which means having very bad interpretation of land carrying capacity, rainfall analysis with Score four means having good interpretation of land carrying capacity, analysis of the scores with score four which means supporting the carrying capacity of the land, while lithology analysis with Score three where the interpretation is on the carrying capacity of the land. The average total of interpretation scoring of land carrying capacity indicates number sixty, which means Entikong border area has a moderate land carrying capacity which can be recommended for the development of integrated area but must be attention to several issues related by land physical factors and environmental sustainability in order to be sustainable.
ANALISIS HUKUM MENGENAI PENY ALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH ANAK DALAM PERSPEKTIF KRIMINOLOGI (STUDI PUTUSAN N o. 311 K/PID.SUS/2014) ROBBY IRSAN; Edi Warman; Mahmud Mulyadi
Jurnal Mahupiki Vol 1, No 01 (2017)
Publisher : Jurnal Mahupiki

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.014 KB)

Abstract

ABSTRAKSIMasalah penyalahgunaan narkoba telah menjadi masalah nasionalmaupun masalah internasional yang tidak pernah henti-hentinya dibicarakan.Hampir setiap hari terdapat berita mengenai masalah penyalahgunaannarkoba.Penyalahgunaan narkoba dapat menimbulkan kerusakan fisik, mental, emosimaupun sikap dalam masyarakat. Lebih memprihatinkan lagi bahwa narkobabahkan telah mengancam masa depan anak.Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui bagaimana pengaturanhukummengenai penyalahgunaan narkotika oleh anak,mengetahui faktor penyebabterjadinya penyalahgunaan narkotika oleh anak,mengetahui kebijakan hukumpidana dalam upaya pencegahan terhadap penyalahgunaan narkotika oleh anak.Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalahPenelitianhukum normatifyaitumenggunakan berbagai data sekunder seperti peraturanperundang-undangan, keputusan pengadilan, teori hukum, buku-buku hukum,jurnal-jurnal hukum, karya tulis yang dimuat di media massa yang berkaitandengan tindak pidana yang dilakukan oleh anak dan berupa pendapat para sarjanadengan melakukan penelitian berdasarkan asas-asas hukum serta menganalisaputusanNomor311 K/PID.SUS/2014 mengenai kasus yang dilakukan oleh pelakuyang masih dibawah umur..Kesimpulan pokok yang dapat diambil dari penulisanskripsiini adalahbahwafaktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja yaitu: Faktor yang berasal dari diri remaja itu sendiri.Upaya penanggulanganpenyalahgunaan narkotika padaremaja yang dilakukan dengan sarana penal dannon penal.Perlu peningkatan aktivitas pengawasan oleh orangtua, para guru danlembaga-lembaga lainnya yang berkaitan dengan pendidikan anak-anak, remajadan dewasa.
Evaluasi Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Persampahan di Kecamatan Putussibau Utara Kabupaten Kapuas Hulu Meideristi Eka Suciutami; Arifin Arifin; Robby Irsan; Rizki Purnaini; Y. Fitrianingsih
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 3 (2022): July 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.3.588-596

Abstract

Pusat kota Putussibau terletak di Kecamatan Putussibau Utara yang memiliki aktivitas penduduk tertinggi diantara kecamatan lainnya yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu dengan kepadatan penduduknya 5,07 jiwa/km2 dengan luas wilayah 5.204,8 km2. Penanganan sampah di Kecamatan Putussibau Utara dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kapuas Hulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui laju timbulan sampah serta komposisi sampah dan mengevaluasi aspek teknis operasional pengelolaan persampahan di Kecamatan Putussibau Utara. Metode yang digunakan untuk mengukur timbulan sampah adalah pengukuran langsung dari 25 sampel perumahan dan 13 sampel non-perumahan dan komposisi sampah berdasarkan SNI 19-3964-1994 selama 8 hari, sedangkan evaluasi aspek teknis operasional dilakukan dengan observasi secara langsung serta wawancara pada key person di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kapuas Hulu dan dianalisis menggunakan metode checklist pada tabel yang telah dibuat dan evaluasi mengacu pada Permen PU No. 3/PRT/M/2013. Hasil penelitian yang didapat timbulan sampah di Kecamatan Putussibau Utara dengan jumlah penduduk 26,388 Jiwa sebesar 1,57 l/orang/hari dan timbulan sampah total kecamatan yaitu 41.607 m3/hari, sedangkan komposisi sampah organik berupa sampah sisa makanan dan daun-daun sebanyak 48% dan total anorganik dari berbagai macam komposisi sebanyak 52% yang besaran sampahnya didominasi oleh sampah plastik dan kertas yang dihasilkan oleh sumber perkantoran, pasar, dan toko, berdasarkan komposisi sampah dapat dihitung analisis pewadahan sampah organik dan anorganik dengan kapasitas wadah yang didapatkan masing-masing 3 liter. Berdasarkan timbulan sampah yang telah dihitung dapat dilakukan analisis estimasti timbulan sampah pada tahun mendatang yaitu sebesar 46.987 m3/hari, analisis kebutuhan kontainer dengan jumlah kontainer yang dibutuhkan sebanyak 2 unit dan alat angkut sebanyak 1 unit dengan proyeksi 5 tahun yaitu selama tahun 2020-2024. Pengelolaan sampah yang dihadapi adalah tingkat pelayanan yang masih rendah, sarana prasarana teknis operasional yang kurang memadai serta rendahnya peran serta masyarakat dalam praktik minimasi dan pemanfaatan sampah.ABSTRACTPutussibau city center is located in North Putussibau District which has the highest population activity among other sub-districts in Kapuas Hulu Regency with a population density of 5.07 people/km2 with an area of 5,204.8 km2. The handling of waste in North Putussibau District is carried out by the Kapuas Hulu District Environmental Service. The purpose of this study was to determine the rate of waste generation and the composition of waste and to evaluate the operational technical aspects of solid waste management in Putussibau Utara District. The method used to measure waste generation is direct measurement of 25 housing samples and 13 non-residential samples and waste composition based on SNI 19-3964-1994 for 8 days, while evaluation of operational technical aspects is carried out by direct observation and interviews with key persons at The Environmental Service of Kapuas Hulu Regency and analyzed using the checklist method in the table that has been made and the evaluation refers to the Minister of Public Works No. 3/PRT/M/2013. The results of the study obtained that the waste generation in North Putussibau District with a population of 26,388 people was 1.57 l/person/day and the total waste generation in the sub-district was 41,607 m3/day, while the composition of organic waste in the form of food waste and leaves was 48%. and a total of 52% inorganic from various compositions, the amount of which is dominated by plastic and paper waste produced by office, market and shop sources. Based on the composition of the waste, an analysis of organic and inorganic waste containers can be calculated with the capacity of each container obtained 3 liter. Based on the calculated waste generation, an analysis of the estimated waste generation in the coming year, which is 46,987 m3/day, analysis of container needs with the number of containers required is 2 units and the means of transportation is 1 unit with a projection of 5 years, namely during the year 2020-2024. Waste management faced is a low level of service, inadequate operational technical infrastructure and low community participation in the practice of minimizing and utilizing waste
Analisis Pemanfaatan Sampah Plastik dengan Metode Buang, Pisah, dan Untung Menggunakan Sistem Barcode Dawud Abdullah Azzaki; Dian Rahayu Jati; Aini Sulastri; Robby Irsan; Jumiati Jumiati
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 2 (2022): April 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.2.252-262

Abstract

Sampah yang meningkat tanpa adanya penanganan lebih lanjut akan mengakibatkan permasalahan serius. Penimbunan sampah dapat bertahan dengan waktu yang lama, yang disebabkan oleh lambatnya waktu dekomposisi dari timbunan sampah, khususnya sampah plastik. Penelitian bertujuan mengetahui jumlah sampah plastik yang dihasilkan, keuntungan yang dihasilkan dan keberlanjutan dari penerapan metode Buang, Pisah, Untung (Bungpitung) menggunakan sistem barcode. Penelitian mengambil metode purposive sampling. Pengumpulan data berupa data sekunder harga jual sampah plastik dan data primer timbulan sampah plastik dan wawancara. Penelitian menggunakan analisis metode gabungan (mixed methods) penelitian kuantitatif dan kualitatif. Total timbulan sampah plastik dari semua responden sebesar 136.508 gr dengan rata-rata timbulan sampah plastik 65 gr/orang/hari. Bentuk sampah plastik dominan terbanyak Gelas Bening Sablon (GBS) sebesar 35.526 gr. Bentuk sampah plastik dominan terbanyak dari total seluruh jenis yaitu Botol Bening Biru (BBB) sebesar 40.525 gr. Total keuntungan sampah plastik yang diperoleh dari semua responden sebesar Rp 128.945 dengan rata-rata keuntungan sampah plastik Rp 61,4 /hari. Tingginya nilai timbulan sampah plastik, tingginya nilai keuntungan yang dihasilkan, kontinuitas penerapan metode bungpitung, peningkatan wawasan mengenai pengelolaan sampah plastik, peningkatan perilaku dalam mengelola sampah plastik serta pendapat secara langsung oleh responden mengenai kelayakan metode Bungpitung merupakan bukti metode Bungpitung layak diterapkan pada masyarakat di masa yang akan datang.ABSTRACTIncreased waste without further handling will lead to serious problems. The landfill can last for a long time, which is caused by the slow decomposition time of the landfill, especially plastic waste. This study aims to determine the amount of plastic waste produced, the profits generated from the application of the Dispose, Separate, Profit (Bungpitung) method using a barcode system. The research took the purposive sampling method. Collecting data in the form of secondary data on the selling price of plastic waste and primary data on the generation of plastic waste and interviews. This study uses a combined analysis (mixed methods) of quantitative and qualitative research. The total generation of plastic waste from all respondents is 136,508 grams with an average plastic waste generation of 65 grams/person/day. The dominant form of plastic waste is Screen Printing Clear Plastic Cups (GBS) as much as 35.526 gr. The most common form of plastic waste of all types is Blue Clear Plastic Bottle (BBB) of 40,525 gr. The total profit from plastic waste obtained from all respondents is Rp. 128,945 with an average profit of Rp. 61.4/day for plastic waste. The high value of plastic waste generation, the increase in the value of the profits generated, the continuity of the application of the bungpitung method, increased insight into plastic waste management, increased behavior in managing plastic waste, and direct assessment by respondents about Bungpitung methods suitable for use in the community in the future.
PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA ALAM BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI WILAYAH KERJA RESORT SEMANGIT Sekolastika Febria Ema; Kartini Kartini; Jumiati Jumiati; Robby Irsan
EnviroScienteae Vol 18, No 1 (2022): ENVIROSCIENTEAE VOLUME 18 NOMOR 1, APRIL 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/es.v18i1.12982

Abstract

Semangit Resort is a management unit of Lake Sentarum National Park that has wealth and biodiversity as a supporter of conservation development, sustainable economy, and socio-cultural life of the local community. The natural resources available there are utilized by local communities to meet economic needs. People in the Semangit Resort Work Area conduct natural resource management based on local wisdom because local habits have been done since long ago and can support the sustainability of natural resources. This research aims to find out the available natural resources, the form of local wisdom in the management of natural resources, and their effect on improving the economy of the community in the Semangit Resort Work Area. The method of data collection in this study is done by doing field observations, semi-structured interviews, and documentation of community activities. The data obtained is then analyzed, assisted by the literature related to the purpose of research. The results of this study show that the available natural resources are divided into 3 sectors, namely the fisheries sector, the forest products sector, and the agricultural and plantation sectors. Most of the local wisdom carried out by the community related to the management of natural resources is proven to improve the economy of the community. This shows that natural resource management based on local wisdom can improve the economy in support of sustainable development.
PEMANFAATAN SERBUK PELEPAH NIPAH (Nypa fruticans) UNTUK DESALINASI DI MUARA SUNGAI KAKAP Nurhidayat Nelly Wahyuni Robby Irsan
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 2, No 1 (2014): Jurnal 2014
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v2i1.7297

Abstract

ABSTRAK Di Desa Sungai Kakap, Kecamatan Sungai Kakap terdapat air muara yang kadar salinitasnya sebesar 2,25‰, nilai ini berada diatas baku mutu air bersihyaitu 0,001‰- 0,5‰ (Water Quality with Varnier). Sehingga perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu untuk bisa digunakan sebagai air minum.Di daerah tersebut banyak ditumbuhi nipah (Nypa fruticans).Selama ini masyarakat hanya memanfaatkan bagian daunnya saja, padahal pelepah nipah memiliki kandungan selulosa yang tinggi (42,22%) dan berpotensi untuk dijadikan sebagai adsorben.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan adsorbendari pelepah nipah dan efektifitasnya dalam menurunkan salinitas.Untuk mendapatkan sampel serbuk nipah siap pakai, pelepah nipah yang sudah dihaluskan dimaserasi dalam metanol.Setelah itu residu hasil maserasi diekstraksi dengan HCl 5% disertai pemanasan selama 2,5 jam, kemudian dicuci dengan aquades lalu dikeringkan. Pada penelitian ini dilakukan optimasi volume air, kecepatan aduk dan waktu pengadukan pada proses adsorpsi. Optimasi volume air yaitu sebanyak 25, 50, 75 dan 100 mL.Optimasi pengaruh kecepatan pengadukan 40, 60, 80 dan 100 rpm.Sedangkan optimasi pengaruh waktu pengadukan selama 90, 120, 150 dan 180 menit. Air hasil pengolahan diuji dengan menggunakan TDS meter. Tiap 1 gram serbuk pelepah nipah dapat menurunkan salinitas air payau dari 2,25‰ hingga 2,18‰ pada kondisi adsorpsi: volume 75 mL, kecepatan aduk 60 rpm dan waktu pengadukan 120 menit. Nilai efektifitas penurunan salinitas yang dihasilkan dari proses tersebut adalah 3,11%. Sehingga untuk mendapat air olahan yang sesuai baku mutu yang diperbolehkan diperlukan penambahan massa serbuk pelepah nipah ± 5 kali dari massa yang telah digunakan. Kata kunci: nipah, salinitas, selulosa, adsorben
KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN LINGKUNGAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI RAYA Robby Irsan; S B Soeryamssoeka
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v6i2.176-185

Abstract

ABSTRAKPeran ruang terbuka hijau saat ini kurang optimal karena dianggap hanya sebagai pelengkap ruang kosong. Proporsi ruang terbuka hijau patut diperhitungkan karena perannya sebagai pembentuk dan keseimbangan struktur daerah. Menurut UUD No. 26 Tahun 2007 secara khusus mengamanatkan perlunya penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau dengan proporsi luasnya ditetapkan paling sedikit 30 % dari luas wilayah suatu daerah. Adapun permasalahan yang terjadi menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2019 luasan ruang terbuka hijau di Kubu Raya belum mencapai 10% dari total luas wilayah. Berdasarkan proyeksi dari tahun 2015 – 2020 Kecamatan Sungai Raya tidak bisa menunjang kebutuhan daya dukung lingkungan (oksigen) karena ketersediaan RTH Publik tidak dapat diimbangi dengan kebutuhan laju pertumbuhan penduduk, kendaraan bermotor, kebun sawit, dan permukiman. Kecenderungan menurunnya kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) mengharuskan tata ulang dan penghitungan ulang terhadap luasan RTH.ABSTRACTThe role of green open space is currently less than optimal, the proportion of green open space should be taken into account because of it’s role in shaping and balancing the regional structure. According to the UUD No. 26 Tahun 2007 specifically mandates the need for the utilization of green open space, the proportion of which is set at least 30% of the total area. problems in 2019 the area of Green Open Space in Kubu Raya has not reached 10% of the total area, based on projections from 2015 – 2020 Kecamatan Sungai Raya cannot support the needs of environmental carrying capacity (oxygen) because the availability of public green open space cannot be matched with the need for population growth, motorized vehicles, oil palm plantations, and settlements. The tendency to decrease the quality and quantity of Green Open Space (RTH) requires a reorganization and recalculation of the area of green open space.
Perencanaan Pengelolaan Sampah Di Objek Wisata Pulau Lemukutan Kabupaten Bengkayang Febri Wahyudi; Robby Irsan; Hendri Sutrisno
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 11, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v11i1.61219

Abstract

Pulau Lemukutan merupakan salah satu sektor wisata alam yang banyak dikunjungi di Kabupaten Bengkayang. Permasalahan yang muncul akibat adanya sektor pariwisata adalah meningkatnya timbulan sampah. Ada Tempat Pembuangan Sampah (TPS) tetapi tidak beroperasi dengan baik. Masalah sampah tentu akan menurunkan citra Pulau Lemukutan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan perhitungan timbulan sampah dan komposisi sampah untuk merencanakan pengelolaan sampah. Total timbulan sampah dari sumber perumahan dan penginapan adalah 1792 l/hari dan 20740 l/hari dengan komposisi sampah pemukiman sebesar 49,6% organik dan 50,4% anorganik, kemudian untuk komposisi sampah di penginapan adalah 44,6% organik dan 55,4% anorganik. Pengelolaan yang direncanakan berupa teknik operasional yaitu 31 kontainer sampah, kemudian pengumpulan secara komunal, pengangkutan dengan 2 unit gerobak motor, dan pengolahan dengan cara pengomposan dengan metode open window untuk sampah organik dan daur ulang plastik menjadi biji plastik untuk sampah anorganik. Pengolahan direncanakan dilakukan di TPST dengan kebutuhan lahan seluas 47,5 m² yang terdiri dari 3 gedung dan membutuhkan 4 karyawan untuk kegiatan operasional.
Analisis Peranserta Masyarakat Dalam Operasional Pengelolaan Sampah Di Kecamatan Pontianak Tenggara Iqbal Nur Falah; Robby Irsan; Hendri Sutrisno
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 11, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v11i1.61220

Abstract

Permasalahan sampah di Kota Pontianak menjadi permasalahan yang belum terselesaikan secara menyeluruh. kurang tertibnya masyarakat dalam melakukan pembuangan sampah pada jam yang tidak seharusnya, serta adanya masyarakat luar daerah Kecamatan Pontianak Tenggara yang membuang sampah di TPS Kecamatan Pontianak Tenggara. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis aspek teknis operasional pengelolaan sampah di Kecamatan Pontianak Tenggara dan mengetahui peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kecamatan Pontianak Tenggara. Metode yang digunakan untuk mengukur timbulan sampah adalah pengukuran langsung ke sumber perumahan dan non perumahan berdasarkan SNI 19-3964-1994 selama 8 hari, dengan sampel sampah perumahan dan kuesioner sebanyak 100 sampel, sampel non perumahan toko sebanyak 5 unit, kantor 5 unit, sekolah 5 unit, dan pasar 1 unit. analisis aspek teknis operasional dilakukan dengan observasi langsung yang mengacu pada Peraturan Peraturan Mentri PU No. 3/PRT/M/2013 sedangkan data sikap masyarakat dalam pengelolaan sampah diketahui melalui kuesioner. Aspek teknis operasional di Kecamatan Pontianak Tenggara belum sepenuhnya memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan Mentri Pu No. 3/PRT/M/2013. . Masyarakat belum melakukan pengelolaan sampah secara langsung sejak dari sumber maupun secara kelompok dengan persentase jawaban 43,3%, Sehingga sikap masyarakat dalam pengelolaan sampah dianggap tidak aktif.
Pemetaan Sebaran Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) di Kecamatan Sintang menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) Yunita Saraswati; Arifin Arifin; Robby Irsan
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 2 (2023): April 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.2.238-244

Abstract

Konsekuensi dari pertumbuhan penduduk dan aktivitas manusia adalah peningkatan jumlah sampah. Kesadaran masyarakat yang cenderung masih kurang untuk membuang sampah pada tempat yang telah ditentukan menyebabkan munculnya TPS ilegal. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran lokasi TPS legal dan ilegal menggunakan SIG dan menganalisis kesesuaian lahan yang digunakan sebagai lahan TPS legal di Kecamatan Sintang. Merupakan penelitian observasi deskriptif, dimana dilakukan survey untuk mengambil titik koordinat TPS legal dan ilegal menggunakan GPS, menentukan pola persebarannya menggunakan metode Analisis Tetangga Terdekat, dan menganalisis kesesuaian lahan yang digunakan untuk lokasi TPS legal menggunakan metode skoring. Hasil dari penelitian ini didapatkan jumlah TPS legal adalah 15 TPS yang tersebar di beberapa titik di Kecamatan Sintang dengan nilai indeks analisis tetangga terdekatnya 1,54 dan pola persebarannya menyebar (dispersed). Sementara jumlah TPS ilegal ada 8 titik dengan nilai indeks analisis tetangga terdekatnya 1,79 dan pola persebarannya menyebar (dispersed). Untuk kesesuaian lahan TPS legal didapatkan hasil 1 lokasi TPS legal termasuk dalam kelas 1 yang berkategori sangat sesuai, 6 lokasi TPS legal termasuk dalam kelas 3 yang berkategori kurang sesuai, dan 8 lokasi TPS legal termasuk dalam kelas 4 yang berkategori tidak sesuai.