Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA (COCOFIBER) MENJADI POT SERABUT KELAPA (COCOPOT) (The Potential Utilization of Coconut Fiber Waste into Vase of Coconut Fiber (Cocopot)) Dawud Abdullah Azzaki; Muhammad Iqbal; Vera Maulidia; Arifin Arifin; Isna Apriani; Dian Rahayu Jati
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 8, No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v8i1.42730

Abstract

Abstract This study aims to examine the strength of cocopot, analyze cocopot as a seedling media, evaluate the potential utilization of coconut waste from making cocopot and analyze economic development from making cocopot to organic plant farmers. The study used a burlap karoni mold with dimensions of 30 cm x 15 cm. The study was carried out with variations in adhesives namely starch adhesives, wood glue and polybags as controls. Research on air falls and immersion in the air is done to fight cocopot's durability and adhesiveness. Research on the impact of using cocopot on plants was carried out with indicators of the height and number of leaves of cayenne. The results of the research on the strength of durability, the adhesiveness of cocopot and the impact of cocopot on plants prove that cocopot with starch adhesives is better than adhesives of wood glue and polybags. Keywords: Cocopot, cocofiber, organic pot. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kekuatan cocopot, menganalisa pengaruh cocopot sebagai media semai, mengevaluasi potensi pengurangan limbah serabut kelapa dari pembuatan cocopot dan menganalisa pengaruh ekonomi dari pembuatan cocopot terhadap petani tanaman organik. Penelitian ini menggunakan alat cetakan berlapis karung goni dengan dimensi 30 cm x 15 cm. Penelitian dilakukan dengan variasi perekat yaitu perekat kanji, lem kayu dan polybag sebagai kontrol. Penelitian terhadap jatuhan air dan perendaman dalam air dilakukan untuk menguji kekuatan daya tahan dan daya rekat cocopot. Penelitian dampak penggunaan cocopot terhadap tanaman dilakukan dengan indikator tinggi dan jumlah daun tanaman cabai rawit. Hasil penelitian kekuatan daya tahan, daya rekat cocopot dan dampak cocopot terhadap tanaman menunjukkan bahwa cocopot dengan perekat kanji lebih baik daripada perekat lem kayu dan polybag. Kata Kunci: Cocopot, cocofiber, pot organik.
PERBANDINGAN KUAT TEKAN BATA PLASTIK BERJENIS POLYPROPYLENE (PP) POLYETHYLENE TEREPHTHALATE (PET) DAN HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) Muhammad Ridho Reksi; Dian Rahayu Jati; Yulisa Fitrianingsih
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 9, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v9i1.46772

Abstract

AbstractPlastic waste needs attention because it can cause serious problems if not managed properly. Of the various types of plastics, the most widely disposed of to the environment are Polypropylene, Polyethylene Terephthalate, and High-Density Polyethylene which are usually in the form of plastic bags and bottles. This research was conducted to make bricks made of plastic as an alternative material for infrastructure that is economical, strong, and durable, which is seen based on the compressive strength value based on its type, namely PP, PET, and HDPE plastic bricks. The compressive strength testing phase is carried out three times in each type. The selling price of plastic bricks is determined by the Markup pricing method. The process of plastic brick making includes collecting plastic waste, washing, drying, chopping, melting, and printing. Based on the research results, the plastic bricks produced from the types of PET, HDPE, and PP are in the form of blocks with a size of 19 cm x 10 cm x 6.5 cm, where the PET type brick requires 5.1 kg of waste, 3.6 kg of HDPE type, and the type of PP as much as 3 kg. The compressive strength test values for PP, PET, and HDPE plastic bricks have met the compressive strength standards based on SNI 15-2094-2000, with the highest average compressive strength test values found in PP plastic bricks of 246 kg/cm², plastic bricks HDPE type 166 kg/cm², and plastic brick type PET 98.7 kg/cm². The selling price of plastic bricks without including the purchase price of plastic as raw material for making plastic bricks (Scenario I) for PP plastic bricks costs Rp1.907,00/brick, PET types Rp3.024,00/brick, and HDPE types Rp3.464,00/brick. While the selling price of plastic bricks by entering the purchase price of plastic as raw material for making plastic bricks (Scenario II) for PP plastic bricks Rp2.867,00/brick, PET type Rp4.624,00/brick, and HDPE type Rp3.944,00/brick.Keywords: Compressive Strength, Markup Pricing, Plastic Brick. AbstrakSampah plastik perlu mendapatkan perhatian karena menimbulkan masalah yang serius jika tidak dikelola dengan baik. Dari berbagai jenis plastik, yang paling banyak dibuang ke lingkungan adalah jenis Polypropylene, Polyethylene Terephthalate, dan High Density Polyethylene yang biasanya dalam bentuk kantong dan botol plastik. Penelitian ini dilakukan guna membuat bata berbahan plastik sebagai bahan alternatif infrastruktur yang bersifat ekonomis, kuat dan tahan lama yang dilihat berdasarkan nilai kuat tekan berdasarkan jenisnya, yaitu bata plastik jenis PP, PET, dan HDPE. Tahap pengujian kuat tekan dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan di setiap jenisnya. Harga jual bata plastik ditentukan dengan metode Markup pricing. Proses pembuatan bata plastik yaitu pengumpulan sampah plastik, pencucian, penjemuran, pencacahan, pelelehan, dan pencetakan. Berdasarkan hasil penelitian, bata plastik yang dihasilkan dari jenis PET, HDPE, dan PP berbentuk balok dengan ukuran 19 cm x 10 cm x 6,5 cm, dimana bata jenis PET memerlukan sampah sebanyak 5,1 kg, jenis HDPE sebanyak 3,6 kg, dan  jenis PP sebanyak 3 kg. Nilai uji kuat tekan pada bata plastik jenis PP, PET, dan HDPE telah memenuhi standar kuat tekan berdasarkan SNI 15-2094-2000, dengan nilai uji kuat tekan rata-rata tertinggi terdapat pada bata plastik jenis PP sebesar 246 kg/cm², bata plastik jenis HDPE 166 kg/cm², dan bata plastik jenis PET 98,7 kg/cm². Harga jual bata plastik tanpa memasukkan harga beli plastik sebagai bahan baku pembuatan bata plastik (Skenario I) pada bata plastik jenis PP seharga Rp1.907,00/bata, jenis PET Rp3.024,00/bata, dan jenis HDPE Rp3.464,00/bata. Sedangkan harga jual bata plastik dengan memasukkan harga beli plastik sebagai bahan baku pembuatan bata plastik (Skenario II) pada bata plastik jenis PP Rp2.867,00/bata, jenis PET Rp4.624,00/bata, dan jenis HDPE Rp3.944,00/bata.Kata Kunci: Bata Plastik, Kuat Tekan, Markup Pricing.
Identifikasi Penerapan Produksi Bersih di Industri Keripik Singkong Shafira Viana Febriyanti; Utin Mahdiyah; Ayu Afifa Maharani; Dian Rahayu Jati; Isna Apriani
G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan Vol 7 No 2 (2023): G-Tech, Vol. 7 No. 2 April 2023
Publisher : Universitas Islam Raden Rahmat, Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.15 KB) | DOI: 10.33379/gtech.v7i2.2016

Abstract

The industrial production process of cassava chips does not only produce positive value products but can be detrimental to the environment if not processed. This negative impact can be reduced through the implementation of cleaner production. The study aimed to conceptualize the application of clean production in the cassava chip industry, to determine the efficiency of implementing clean production in the cassava chip industry in reducing environmental pollution, and to determine the efficiency of implementing clean production in the cassava chip industry in improving the people's economy. The application of clean products in the Cassava Chips Industry, namely: (a) utilization of cassava peels as activated carbon generates a profit of Rp. (d) the use of wood pellets as a substitute for firewood, so that the profit if applying net production is IDR 294,000 per production. The application of cleaner production will have a good impact and be environmentally friendly.
EVALUASI PENILAIAN AKSESIBILITAS KOTA SINGKAWANG BERDASARKAN KEPADATAN DALAM GRID Bontor Jumaylinda Br Gultom; Dian Rahayu Jati; Affrilyno Affrilyno
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 10, No 1 (2023): April
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lantang.v10i1.56335

Abstract

Kepadatan penduduk akan terus bertambah sejalan dengan peningkatan populasi dan kebutuhan tempat tinggal. Kepadatan penduduk di suatu kota dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara ruang yang tersedia dengan daya dukung lingkungannya. Perbedaan yang terjadi dapat menyulitkan dalam pengalokasian sumber daya atau bantuan jika terjadi bencana. Saat ini, catatan persebaran penduduk hanya berupa data kepadatan kota atau kabupaten. Data ini tidak dapat menunjukkan secara pasti area dengan kepadatan penduduk yang spesifik. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai persebaran spasial penduduk dan aksesibilitas antar segmen spasial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran penduduk pada grid 1 km dan penilaian aksesibilitas di Kota Singkawang. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pemetaan populasi dan space syntax. Penelitian ini melakukan pemetaan kuadran serta analisis korelasi sebagai penilaian aksesibilitas kota. Hasil persebaran penduduk Kota Singkawang menunjukkan kepadatan tertinggi dan terkonsentrasi di Kecamatan Singkawang Barat. Peta kuadran menunjukkan Kota Singkawang memiliki aksesibilitas yang baik. Peta ini dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk pengembangan kota. Dengan adanya peta pembagian kuadran, pemerintah dapat mengkonsentrasikan pengembangan dan perbaikan di unit jaringan dengan aksesibilitas rendah terlebih dahulu. Nilai koefisien korelasi 42% dan 19% menunjukkan korelasi positif dan sedang antara distribusi kepadatan dan aksesibilitasnya pada setiap unit grid.EVALUATION OF SINGKAWANG CITY ACCESSIBILITY ASSESSMENT BASED ON GRID DENSITYPopulation density will continue to increase in line with the increase in population and housing needs. The population density in a city can cause a mismatch between available space and the carrying capacity of its environment. Differences can make it challenging to allocate resources or assistance in a disaster. Currently, records of population distribution are only in the form of city or district density data. These data cannot clearly show the area with a specific population density. In this regard, it is necessary to research the population's spatial distribution and accessibility between spatial segments. Data on the spatial distribution of the people and accessibility can be used as a basis for consideration in urban development. This study aims to determine the population distribution on a 1 km grid and assess accessibility in Singkawang City. The methodology used in this research is the population mapping method and space syntax. This study carried out quadrant mapping and correlation analysis to assess city accessibility. City population distribution of Singkawang City results shows the highest density is concentrated in the West Singkawang district. Quadrant map showing Singkawang City has good accessibility. This map can be used as a recommendation for city development. With the quadrant division map, the government can concentrate on development and improvement in network units with low accessibility first. The correlation coefficient values of 42% and 19% indicate a positive and moderate correlation between the density distribution and accessibility on each grid units 
Analisis Sebaran Limbah Plastik Cup Sebagai Salah Satu Sumber Potensi Bank Sampah Di Kota Pontianak Achmad Ravi Taufani; Robby Irsan; Dian Rahayu Jati
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 11, No 3 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v11i3.67342

Abstract

Fenomena rumah minum saat ini sudah menjadi gaya hidup bagi masyarakat khususnya anak muda, seiring kemajuan teknologi dapat berdampak negatif. Pola kehidupan perkotaan, masyarakat membutuhkan suatu wadah seperti rumah minum yang dapat mereka percayai dalam mengemukakan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kehidupannya, atau setidaknya satu tempat dimana mereka bisa berkumpul dan saling berbagi cerita. Penggunaan plastic cup perlu menjadi perhatian karena kini penggunaannya menjadi tren baru mengingat aktivitas rumah minum yang melonjak tinggi. Kecenderungan atau tren ini membuat rumah minum menggunakan kemasan sekali pakai, yaitu plastic cup sebagai alasan praktis dalam penyajian kopi. Sehingga terjadi peningkatan sampah plastic cup di Kota Pontianak akibat peningkatan jumlah rumah minum. Analisis timbulan sampah plastic cup dan potensi nilai ekonomi sampah plastic cup dari aktivitas rumah minum di Kota Pontianak dilakukan untuk menggambarka besaran keuntungan dari sampah plastic cup yan dijual ke bank sampah terdekat dengan rumah minum di tiap kecamatan. Hasil analisis timbulan sampah dan potensi nilai ekonomi sampah plastic cup dari aktivitas rumah minum di Kota Pontianak disajikan dalam bentuk peta. Hasil menunjukkan Timbulan sampah plastic cup dari aktivitas rumah minum di Kota Pontianak mencapai 90,65 kg/hari setara dengan 33.087,25 kg/tahun. Potensi ekonomi sampah plastic cup di Kota Pontianak berdasarkan harga jual bank sampah umum terdekat bahwa nilai ekonomi sampah plastic cup tertinggi berasal dari Kecamatan Pontianak Kota yakni sekitar Rp. 8.337.330,00 dan nilai ekonomi sampah plastic cup terendah berasal dari Kecamatan Pontianak Utara sekitar Rp. 2.838.240,00.