Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

EVALUASI KANDUNGAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, DAN PROTEIN KASAR LIMBAH SERAI WANGI AMONIASI SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA Astuti, Tri; Akbar, Syahro Ali; Basyirun, Fajri; Trenggani, Melia
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Vol. 12 No. 2 (2024)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jitp.v12i2.32210

Abstract

Limbah padat sisa penyulingan minyak serai wangi cukup melimpah, dan berpotensi dijadikan sebagai pakan sumber hijauan ternak ruminansia, akan tetapi terkendala dengan tingginya kadar air dan tidak optimal disimpan dalam waktu lama. Penelitian ini bertujuan mengetahui dosis urea untuk meningkatkan kandungan bahan kering, bahan organik, dan protein kasar limbah serai wangi sebagai bahan pakan ternak ruminansia. Penelitian dilakukan berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2×3 dengan 3 ulangan. Faktor A adalah lama inkubasi (14 dan 21 hari) dan faktor B adalah dosis urea(3, 5, dan 7%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi diantara lama inkubasi dan dosis urea yang digunakan terhadap kandungan bahan kering dan bahan organik amoniasi limbah serai. Kandungan bahan kering amoniasi limbah serai wangi dengan dosis hingga 7% adalah 74,31%, dan kandungan bahan organik rata-rata 87,69%. Terdapat interaksi antara lama inkubasi denan dosis urea terhadap kandungan protein kasar dengan nilai rata-rata 9,59%. Hasil terbaik pada penelitian ini terdapat di pada perlakuan lama inkubasi 21 hari pada dosis urea 7% dengan kandungan bahan kering 74,5%, kandungan bahan organik 87,37%, dan protein kasar 16,01%.
The Evaluation of Substituting Native Grass with Citronella Waste on the Digestibility of Dry Matter, Organic Matter, and Crude Protein in Ruminants Feeding Tri; Sapoti, Yunita; Ali Akbar, Syahro; Basyirun, Fajri; Surtina, Dara
Bantara Journal of Animal Science Vol. 6 No. 2 (2024): BJAS
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/bjas.v6i2.5880

Abstract

This study aims to determine the effect of substituting native grass with citronella waste on the digestibility of ruminants' dry matter, organic matter, and crude protein. A completely randomized design with 6 (six) treatments and 3 (three) replications is used in this research. The treatments were as follows: P1 = 50% native grass + 0% citronella waste + 50% concentrate; P2 = 40% native grass + 10% citronella waste + 50% concentrate; P3 = 30% native grass + 20% citronella waste + 50% concentrate; P4 = 20% native grass + 30% citronella waste + 50% concentrate; P5 = 10% native grass + 40% citronella waste + 50% concentrate; and P6 = 0% native grass + 50% citronella waste + 50% concentrate.  The results showed that substituting native grass with citronella waste significantly affects (P<0.01) the digestibility of dry matter, organic matter, and crude protein. The highest digestibility values were observed in the treatment using 100% native grass, with dry matter digestibility at 52.67%, organic matter at 56.58%, and crude protein at 67.55%. The study concludes that while native grass cannot be entirely replaced by citronella waste, it can substitute up to 50% of the complete feed when native grass availability is limited.
The Effect of Moringa Leaf Supplementation on Lemongrass Waste-Based Rations on Crude Fiber, Crude Fat, and Nitrogen-free Extract: Evaluasi kandungan Serat Kasar, Lemak Kasar, dan BETN pada Ransum Berbasis Limbah Serai Wangi yang disuplementasi ekstrak Daun Kelor sebagai Antioksidan Astuti, Tri; Alfajar, safitri; Akbar, Syahro Ali; Basyirun, Fajri; Surtina, Dara
Buletin Peternakan Tropis Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.5.2.214-220

Abstract

This research was conducted to determine the effect of moringa leaf extract supplementation as a source of natural antioxidants in a complete ration based on fermented citronella oil distillation by-products on the content of crude fiber, crude fat, and nitrogen-free extract. This research used a Completely Randomized Design, five treatments, and three replications for each treatment. The treatments consisted of antioxidant supplementation with doses: of 0% (P0/control), 0.125% (P1), 0.25% (P2), 0.375% (P3), and 0.50% (P4). The variables measured included crude fiber, crude fat, and NFE content. The results of the study showed that the lowest average crude fiber content was in treatment P3 (25.43%), the lowest crude fat content was in P4 (1.88%), and the highest NFE content was in P4 (47.83%). Supplementation of moringa leaf antioxidants in fermented lemongrass waste-based rations with various doses (0%, 0.125%, 0.25%, 0.375%, 0.50%) showed no significant effect (P>0.05) on crude fiber, crude fat, and BETN content. The research concludes that supplementation of moringa leaf extract as a source of natural antioxidants showed no significant effect on crude fiber, crude fat, and NFE content
SILASE RUMPUT GAJAH DAN AMONIASI JERAMI SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POTONG UNTUK MENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELOMPOK TANI BANDA GADANG , PADANG PARIAMAN Evitayani Evitayani; Novirman Jamarun; Arni Amir; Rusmana Setia Ningrat; Ferry Lismanto; Hajime Kumagai; Tri Astuti; Bela Putra
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): Volume 6 No. 1 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i1.42017

Abstract

Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan meningkatkan perekonomian peternak di Kelompok Tani Banda Gadang, Padang Pariaman, melalui inovasi pakan ternak berbasis silase rumput gajah dengan teknologi Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dan amoniasi jerami padi. Teknologi ini mampu menyediakan pakan berkualitas tinggi secara berkelanjutan dengan memanfaatkan bahan lokal yang mudah dijangkau oleh peternak. Melalui program ini, dilakukan berbagai kegiatan mulai dari sosialisasi teknologi, pelatihan pembuatan silase dan amoniasi, hingga implementasi teknologi secara langsung pada sapi potong. Evaluasi program menunjukkan peningkatan performa ternak, terutama dalam penambahan bobot badan harian yang signifikan. Program ini diharapkan dapat mendukung keberlanjutan usaha peternakan sapi potong, sekaligus berkontribusi pada pencapaian program swasembada daging nasional pada tahun 2034. Selain itu, program ini juga memberikan manfaat tambahan berupa peningkatan pengetahuan peternak dalam manajemen pakan ternak secara efisien.
PEMBANGUNAN SCREEN HOUSE MODREN UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS HOLTIKULTURA SAYURAN DI KABUPATEN MUKO-MUKO, BENGKULU Pitriyani Pitriyani; Tri Astuti
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): Volume 6 No. 1 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i1.42056

Abstract

Kebutuhan sayuran di Kabupaten Muko-Muko yang harus dikonsumsi sebagai sumber serat dan vitamin oleh masyarakat, sebagian besar masih dipasok dari wilayah luar kabupaten. Oleh karena itu, diperlukan sebuah model budidaya sayuran yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan masyarakat. Pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi residu pestisida dalam sayuran, menjaga ketersediaan pasokan sayuran, serta menjamin kualitasnya demi kesehatan masyarakat. Sebagai langkah strategis, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian Kabupaten Muko-Muko berupaya mengembangkan sistem budidaya modern dengan menerapkan teknologi inovatif berupa pembangunan screen house,  yang merupakan teknologi smart farming pada budidaya hortikultura yang menggunakan bahan-bahan inovasi teknologi canggih dengan struktur pelindung berupa rangka dan jaring,  layer UV untuk melindungi tanaman dari serangan hama, penyakit, serta kondisi cuaca ekstrem seperti hujan deras dan angin kencang, sistem irigasi otomatis, sensor suhu dan kelembapan,  shading net yang dapat dikendalikan. Teknologi ini memungkinkan pengelolaan lingkungan mikro secara optimal dengan memanfaatkan sistem Internet of Things (IoT), yang merupakan penerapan smart agriculture.