Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Mitigasi Bencana Tsunami di Pantai Losari Makassar, Sulawesi Selatan Achmad Yasir Baeda; Syerly Klara; Hendra Hendra; Rita Muliyati
Jurnal Penelitian Enjiniring Vol 20 No 1 (2016)
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.892 KB)

Abstract

Pantai Losari yang merupakan salah satu ikon penting Kota Makassar, ternyata memendam potensi bahaya yang cukup besar, yakni kerentanan terhadap terpaan tsunami. Hal ini lebih disebabkan karena posisinya yang tepat berada di depan Selat Makassar bagian Selatan yang kurang mempunyai sejarah seismik yang cukup signifikan untuk membangkitkan tsunami. Walaupun demikian, adanya Spreading Center serta kenyataan akan meningkatnya stress pada ujung-ujung lempeng aktif di sekitar Pulau Sulawesi, justru meningkatkan potensi gempa bawah laut, yang pada akhirnya dapat menyebabkan tsunami. Belum adanya konsep mitigasi bencana tsunami di Pantai Losari, semakin memperbesar peluang jatuhnya korban jiwa dan material yang besar, jika terjadi tsunami. Olehnya diperlukan kajian khusus mengenai mekanisme evakuasi yang tertuang pada Manual Mitigasi Bencana Tsunami jika terjadi di Pantai Losari Makassar. Kajian dilakukan dalam dua tahap, pertama adalah pemodelan penjalaran tsunami Selat Makassar bagian Selatan menuju Pantai Losari Makassar, dan kedua adalah kajian khusus mitigasi tsunami itu sendiri. Dengan pemodelan penjalaran tsunami menggunakan SiTProS Ver. 1.5, didapatkan bahwa tsunami dapat mencapai Pantai Losari Makassar sekitar 6.07 menit setelah gempa pertama dan dapat mencapai 9.0 meter run-up. Hal ini menjadi dasar pembuatan peta evakuasi sebagai alternatif terbaik mitigasi tsunami di Pantai Losari Makassar.
Potensi Energi Gelombang sebagai Sumber Energi Alternatif di Pulau-Pulau Terluar Wilayah NKRI Sabaruddin Rahman; Achmad Yasir Baeda; Hasdinar Umar
Jurnal Penelitian Enjiniring Vol 20 No 2 (2016)
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.208 KB)

Abstract

Ketergantungan terhadap minyak sebagai bahan bakar pembangkit listrik di pulau-pulau terluar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sangat terkendala pada pengadaannya. Sehingga potensi energi gelombang yang secara alami tersedia dapat dimanfaatkan untuk mengatasi persoalan tersebut. Pada penelitian ini dikaji potensi energi gelombang di beberapa pulau terluar wilayah NKRI. Data gelombang dalam rentang sepuluh tahun terakhir (2006-2015) diperoleh dari hasil prediksi yang dirilis oleh European Center for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF). Program Fortran digunakan untuk membuat program aplikasi sederhana yang berfungsi dalam pengolahan data tersebut untuk mendapatkan variabel tinggi dan periode gelombang. Variabel tersebut kemudian digunakan dalam penentuan energi gelombang. Hasil analisis menunjukkan bahwa energi gelombang rata-rata per tahun terbesar terjadi di pulau Rondo yang berada pada kisaran 14.05 ~ 14.13 kW/m selama lima belas tahun terakhir selanjutnya diikuti pulau Dana sebesar 10.01 ~ 10.27 kW/m. Sementara energi gelombang di pulau lainnya seperti Berhala, Sebatik, Nipah tidak berpotensi untuk dikembangkan.
Pengenalan Perangkat Keselamatan Sarana Pelabuhan Moda Waterway Sungai Tallo Makassar Taufiqur Rachman; Juswan -; Daeng Paroka; Achmad Yasir Baeda; Sabaruddin Rachman; Chaerul Paotonan; Hasdinar -; Muhammad Zubair MA; Ashury -; Firman Husain
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 1 (2018): Teknologi untuk Masyarakat
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1747.518 KB) | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v1i1.21

Abstract

Pengoperasian sebuah pelabuhan moda waterway harus memenuhi syarat adanya perangkat keselamatan yang memenuhi standar pelayanan sandar dan tambat secara layak dan aman bagi penumpang dan barang. Sarana pelabuhan dermaga 3 Lakkang yang melayani moda waterway Sungai Tallo dengan rute Kera-kera - Pulau Lakkang yang merupakan kawasan wisata sejarah ini tidak dilengkapi dengan perangkat keselamatan dan kondisi trestle dermaga 3 yang dibangun sejak tahun 2013 ini sudah mulai mengalami kerusakan. Hal ini mengakibatkan mutu pelayanan sandar dan tambat kurang aman ditinjau dari aspek keselamatan bongkar muat penumpang dan kendaraan roda dua. Sosialisasi kebutuhan perangkat keselamatan dan pemenuhan sarana pelabuhan yang layak dan aman secara mandiri perlu dilakukan dalam penerapan keselamatan sarana pelabuhan angkutan moda. Transfer pengetahuan melalui sosialisasi ini akan meningkatkan standar mutu layanan sandar dan tambat secara aman dan nyaman bagi penumpang dan barang angkutan moda waterway Sungai Tallo sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 perubahan atas Peraturan Pemerintah 61 Tahun 2009 tentang kepelabuhanan. Sosialisasi dan perbaikan jembatan penghubung (trestle) dan geladak moda waterway kepada kelompok moda waterway ini dapat menambah keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penumpang lokal dan pengunjung wisata Lakkang baik turis domestik maupun mancanegara dalam pelayaran dan proses bongkar dan muat waterway di dermaga 3 Lakkang. Respon positif diberikan oleh penumpang dan pemilik moda waterway. Mereka berharap bahwa kegiatan serupa yang memberi nuansa pengetahuan baru bagi kelompok moda waterway sebagai operator khususnya dan kepada khalayak warga Kelurahan Lakkang umumnya.
Badan Pusat Stratistik Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang (BPS Enrekang), (2017). Peraturan Pemerintah nomor 78 tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Daerah Undang-Undang Dasar Tahun 1945. RPJMD Kabupaten Enrekang 2014 Taufiqur Rachman; Juswan Sade; Muhammad Zubair M Alie; Chairul Paotonan; Hasdinar Umar; Achmad Yasir Baeda
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2019): Membangun Masyarakat yang Kuat dan Ulet
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.4 KB) | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v2i1.60

Abstract

Mode of transport waterway river tallo Makasar has been operated since long transports passengers, luggage and a motor vehicle, and the only access mode for the island lakkang people through tallo to kera-kera, the eastern and the southern of Makassar city. In the operation of waterway mode, the owner ignored the shipping safety of waterway. It was proven that there is not any other safety devices above the waterway mode. Shipping safety device is an absolutely thing must be required for sea transportation, rivers and lakes. Hence it is necessary to disseminate the importance of shipping safety device for the owner of the river tallo makassar to increase the quality of service of shipping safety for passengers mode independently in accordance with national and international regulations. The safety of the device is based on land transport minister regulation no. PM 25 years 2015, transportion safety standards on the river lakes and crossing. Disseminate gives users of security and safety and public service quality shipping safety for passengers in the river tallo makassar when sailing and the process of loading and unloading of passengers and a motor vehicle.
Sosialisasi Keselamatan Di Laut Bagi Masyarakat Pulau Balang Lompo Hasdinar Umar; Daeng Parokka; Achmad Yasir Baeda; Chairul Paotonan; Sabaruddin Rahmanr
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 1 (2021): Kesadaran Sosial dalam Memperkuat Kehidupan Masyarakat dalam Era Pandemi
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v4i1.159

Abstract

Public sea transportation is a vital means for people living on small islands, such as Balang Lompo. This facility functions as sea transportation tools, for both goods and passengers. Lack of operators and users understanding of these facilities, is one of the factors causing accidents at sea. The aim of this activity is to increase Balang Lompo community understanding, due to the importance of the safety at sea when they are using a ship as a public transportation facility. This activity was carried out using a questionnaire survey to 57 respondent which also residents of Balang Lompo Island; with an atractive activity also carried out at the distribution of safety equipment instructions to respondent due to their activity as users of public transportation facility. The successfulness of the program then evaluated by using a questionnaire distributed before and after the socialization of on board safety. After the socialization, there was an increase of 3.6 to 4.1 points in the average value of the public understanding of the safety aspects before the socialization; besides that the respondents generally understood well that if an accident at sea occurs, they can use not only the door but also sidescuttles that have been made wider, to exit the ship calmly and in safely manner.
Socialization of Boat Hull Measurement Using Total Station to Traditional Boatbuilding Group in Tanah Beru, Bulukumba Regency Sabaruddin Rahman; Daeng Paroka; Achmad Yasir Baeda; Chairul Paotonan; Hasdinar Umar; F.M. Assidiq
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 (2022): Mengembangkan Kehiodupan Masyarakat melalui Kesatuan dan Kekuatan
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v5i2.320

Abstract

Wooden boat construction in a traditional boatbuilding group in Tanah Beru, Bulukumba district, continues to meet domestic and foreign orders. After construction, the craftsmen did not re-measure the hull so the boat’s characteristics were not well documented. This may be due to not being well understood how important these measurements are. This activity aims to introduce craftsmen to an easy way of measuring boat hull using a total station. The main dimensions of the boat that became the object of socialization were the deck length, breadth, and height of 37.75, 10.15, and 3.85 m, respectively. At the implementation stage, pre-test and post-test were conducted in the form of a questionnaire to determine the extent to which the program was successful. Among six participants of the socialization, there were two participants (33.33%) who understood the six definitions of the ship’s main dimension, namely the distance between perpendicular (LBP), length of waterline (L1), draft (T), deck length (L2 ), width of waterline (BWL) and overall width (B). While the other participants did not fully understand it. There was even one person who did not understand all of it. After socialization was carried out, 66.67% fully understood it. The measurement results show that the width and height of the built ship are 10.38 m and 4.00 m, respectively. These sizes are 0.20 and 0.15 m larger than the designed dimension.
Study of the Madden-Julian Oscillation (MJO) Scheme in South Sulawesi Province Tri Utari; Achmad Yasir Baeda; Chairul Paotonan
Jurnal Riset & Teknologi Terapan Kemaritiman Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jrt2k.122022.05

Abstract

The Madden-Julian Oscillation (MJO) is a phenomenon of the propagation of oscillatory waves that move eastward to the earth with a repetition time of 30-90 days and the impact is very strongly felt in low-latitude areas, near the equator and occurs for the first time in the Indian Ocean and moves eastward between 100 latitude and 100 latitude. MJO is closely related to an increase in excessive rainfall during the rainy season and even the dry season in Indonesia. This research was conducted with the aim of analyzing the effect of the rainfall parameter on MJO and the scheme for the emergence of MJO in South Sulawesi Province, through empirical methods with statistical calculations, based on MJO data in the form of MJO amplitude index values and daily rainfall data for South Sulawesi Province. MJO data was taken from BoM while rainfall data was obtained from NASA TRMM 3B42RT with a time range from 2010 to 2019. Both data were filtered for MJO focusing on phases 2 and 3 (Indian Ocean) and 4 and 5 (Indonesian Maritime Continent) and then analyzed the correlation with sensitivity analysis by simple linear regression, and data plotted on a graph for each year. South Sulawesi Province is one in Indonesia which is located in the southern part of Sulawesi Island. Astronomically, South Sulawesi is located at 0°12' - 8° South Latitude and 116°48' - 122°36' East Longitude. Its geographical location is in the middle of the Indonesian Maritime Continent (BMI), there is a strong positive dominant correlation effect in the province of South Sulawesi with an r of 0.712. This means that the rainfall parameter in South Sulawesi Province can have a strengthening influence on the MJO. Based on the graphical scheme of the emergence of MJO in the province of South Sulawesi, there was an increase in rainfall during phases 4 and 5 which occurred for eight days. In addition, the influence of ENSO and IOD can strengthen MJO or even trigger MJO and still cause excessive rainfall which is influenced by these global factors, besides that local factors also affect rainfall such as monsoon winds and topographical conditions that are different in each province. So not all of the rainfall that occurs is caused by MJO activity.
Skema Mitigasi Tsunami Mendatang di Pelabuhan Garongkong, Barru, Sulawesi Selatan Didit Fahrudin Muhamad Saleh; Achmad Yasir Baeda; Sabaruddin Rahman
Jurnal Riset & Teknologi Terapan Kemaritiman Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jrt2k.122022.06

Abstract

Indonesia merupakan negara yang sangat rawan dilanda bencana gempa yang dapat diikuti oleh tsunami. Bencana tsunami merupakan fenomena alam ataupun bencana alam yang sama sekali tidak dapat diprediksi kapan tepatnya akan terjadi. Oleh karenanya karakteristik bencana tersebut tidak dapat diprediksi maka satu – satunya pilihan yang logis dan rasional adalah mengupayakan agar dampak bencana tersebut bisa diminimalisir. Pelabuhan Garongkong merupakan pelabuhan peengumpul. Posisinya berada bersebelahan dengan pelabuhan penyeberangan Andi Matalata, di pantai Garongkong. Kegiatan yang dilakukan di pelabuhan garongkong didominasi oleh kegiatan bongkar muat curah kering non pangan berupa batubara, klinker, sirtu gunung dan gipsum. Yang berarti pelabuhan garongkong memiliki peran penting untuk memajukan perekonomian wilayah Barru, Sulawesi Selatan. Upaya sistem peringatan dini dengan membuat skema mitigasi di suatu wilayah dengan berbagai perencanaan rekayasa pembangkit gempa bumi yang bermagnitude 5,1 - 5,6 SR dengan mekanisme bangkitan Dip-Slip-Strike tertentu. Kajian dilakukan dengan dua tahap. Dengan kajian tahap awal pengolahan data parameter gempa bumi pembangkit, yang dilanjutkan dengan pemodelan numerik menggunakan SiTProS, yang akan menghasilkan sebaran tinggi tsunami dan waktu tempuhnya. Kajian kedua ialah skema mitigasi yang dapat diterapkan di pelabuhan garongkong. Penelitian ini menghasilkan pemodelan tsunami dengan tinggi 3,22 m dengan jarak tempuh selama 34,78 menit, dan run-up dapat mencapai 11.26 m. Hasil simulasi ini kemudian dijadikan acuan untuk menentukan skema mitigasi tsunami mendatang yang sesuai untuk pelabuhan garongkong. Skema mitigasi terebut berupa sistem peringatan dini, mitigasi struktural (berupa pembuatan greenbelt dan sistem perlindungan buatan), mitigasi non struktural (berupa pembuatan peta zona rawan bencana dan melakukan sosialisasi dan tsunami drill), mitigasi menggunakan metode evakuasi dan mitigasi vertikal yang merupakan pilihan terbaik untuk mitigasi bencana tsunami mendatang di Pelabuhan Garongkong.