Rosalia Dewi Nawantara
Program Studi Bimbingan Dan Konseling, Universitas Nusantara PGRI Kediri

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

SKALA EMOTIONAL WELL BEING (EWB) BAGI MAHASISWA DI MASA PANDEMI COVID 19 Rosalia Dewi Nawantara; Setya Adi Sancaya
Jurnal Bimbingan dan Konseling Borneo Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jbkb.v3i2.2346

Abstract

ABSTRACTEmotional Well Being (EWB) is an individual's positive feelings in living life including a sense of happiness and life satisfaction. The COVID-19 pandemic is an extraordinary event that has an impact on all lines of life. The education sector has not been spared the impact of the COVID-19 pandemic. The study from home appeal, which has been running for more than a year, continues to suppress the spread of Covid-19 cases. However, behind this policy, there are problems that arise regarding the emergence of several psychological problems experienced by students related to EWB. The purpose of this research is to develop an emotional well-being scale for students during the Covid 19 Pandemic. The approach and stages of research used in this study are Research Development. The EWB scale in this study has been tested by experts on guidance and counseling materials, as well as field tests to determine the acceptability of the scale in terms of scale validity and reliability. Keywords: Scale, Emotional Well Being, Students, Covid 19 Pandemic ABSTRAKEmotional Well Being (EWB) merupakan perasaan positif individu dalam menjalani kehidupan meliputi rasa bahagia dan kepuasan hidup. Pandemi covid 19 merupakan kejadian luar biasa yang berdampak bagi seluruh lini kehidupan. Pada bidang pendidikan juga tidak luput dari imbas pandemi Covid-19. Himbauan study from home yang sudah berjalan selama satu tahun lebih terus dilakukan demi menekan penyebaran kasus Covid-19. Akan tetapi, dibalik kebijakan tersebut terdapat permasalahan yang muncul tentang munculnya beberapa masalah psikologis yang dialami oleh peserta didik yang berkaitan dengan EWB. Tujuan penelitian ini adalah unuk mengembangkan skala emotional well being bagi mahasiswa di Masa Pandemi covid 19. Pendekatan dan tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research Development. Skala EWB dalam penelitian ini telah dilakukan uji ahli materi bimbingan dan konseling, serta dilakukan uji lapangan untuk mengetahui keberterimaan skala dilihat dari segi validitas dan reliabilitas skala. Kata Kunci : Skala, Emotional Well Being, Mahasiswa, Pandemi Covid 19
PERBEDAAN KOMITMEN TUGAS SISWA SMP DALAM PENERAPAN TEKNIK REFRAMING DAN SELF INSTRUCTION Rosalia Dewi Nawantara; Andi Mappiare -AT; Carolina Ligya Radjah
Jurnal Pendidikan Humaniora Vol 4, No 4: Desember 2016
Publisher : Pascasarjana UM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.732 KB)

Abstract

Abstract: This study aimed at knowing (1) the differences of student’s task commitment at SMPN 4 Malang in application of reframing and self-instruction techniques; (2) the differences of student’s task commitment at SMPN 4 Malang based on sex in application of reframing and self-instruction techniques; (3) the interaction effect of sex with reframing and self-instruction techniques in increasing student’s task commitment at SMPN 4 Malang. This study used factorial experiment with a 2x2 factorial design. Subjects were 20 students. Data were analyzed with statistical procedures Two Ways Anova. The results showed that there was a difference in students' task commitment at SMPN 4 Malang in the application of reframing and techniques of self-instruction, and there is no significant difference in students' task commitment at SMPN 4 Malang based on sex in the application of reframing and self-instruction techniques, and also there is no interaction between sex and techniques (reframing and self-instruction) in increasing students' task commitment at SMPN 4 Malang. Key Words: task commitment, cognitive behavior therapy, reframing, self-instruction Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan komitmen tugas siswa di SMPN 4 Malang pada penggunaan teknik reframing dan instruksi mandiri; (2) perbedaan komitmen tugas siswa berdasarkan jenis kelamin pada penggunaan teknik reframing dan instruksi mandiri; (3) dampak interaksi antar jenis kelamin dengan teknik reframing dan instruksi mandiri dalam meningkatkan komitment tugas siswa SMPN 4 Malang. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen faktorial 2 x 2. Subyek penelitian ini berjumlah 20 siswa. Two Ways Anova digunakan dalam penelitian ini untuk mengaanalisis data statistik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada komitmen tugas siswa SMPN 4 Malang dalam penggunaan teknik reframing dan instruksi mandiri. Akan tetapi, tidak ditemukannya perbedaan yang signifikan dalam penggunaan teknik reframing dan instruksi mandiri berdasarkan jenis kelamin dan juga tidak terdapat interaksi antara jenis kelamin dan penggunaan teknik reframing dan instruksi mandiri dalam meningkatkan komitmen tugas siswa SMPN 4 Malang.Kata kunci: komitmen tugas, terapi kognitif tingkah laku, reframing, instruksi mandiri
KELAYAKAN PAKET KONSELING KELOMPOK BERBASIS RASIONAL–EMOTIF–PERILAKU UNTUK MEREDUKSI BURNOUT SISWA SMA Ikke Yuliani Dhian Puspitarini; Rosalia Dewi Nawantara
JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia) Vol 6, No 1 (2021): Volume 6 Number 1, March 2021
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jbki.v6i1.2056

Abstract

Pendekatan Rational–Emotif–Behavior Therapy (REBT) dapat dirujuk oleh Guru BK sebagai pendekatan yang efektif untuk mengatasi berbagai permasalahan. Penerapan sistem full day school dapat berdampak terhadap psikologi siswa, salah satunya yaitu mengalami kejenuhan belajar (burnout) karena jangka waktu kegiatan belajar yang lama di sekolah. Peneliti bertujuan untuk mengembangkan Paket Konseling Kelompok Berbasis Rasional–Emotif–Perilaku (REP) untuk mereduksi burnout siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Metode peneltian yang digunakan adalah research and development. Sedangkan teknik pengumpulan data dengan skala akseptabilitas yang dikembangkan berdasarkan kritreria keberterimaan. Skala akseptabilitas digunakan untuk memperoleh penilaian dari 2 orang uji ahli BK, 2 orang orang uji media, 2 orang calon pengguan guru BK dan 5 orang calon pengguna dari siswa kelas XI SMAN 2 Nganjuk. Teknik analisis data menggunakan rumus perhitungan rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan Paket Konseling Kelompok Berbasis REP untuk mereduksi burnout siswa SMA layak untuk digunakan dan dapat diterima sebagai panduan untuk Guru BK dan siswa, dengan hasil perhitungan rata-rata sebesar 86% yang berada pada rentang kategori sangat baik. Adapun hasil penilaian uji ahli BK sebesar 92% dengan kategori sangat baik, penilaian uji ahli media sebesar 93% dengan kategori sangat baik, uji calon pengguna guru BK sebesar 75% menunjukkan kategori baik, serta uji calon pengguna siswa sebesar 84% dengan kategori sangat baik.
Badranaya: A Board Game to Enhance Prospective Multicultural Counselors’ Impartial Character Nora Yuniar Setyaputri; Yuanita Dwi Krisphianti; Rosalia Dewi Nawantara
Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um001v6i12021p024

Abstract

Abstract: The discriminative behavior upon individual personalities that multicultural counselors have frequently operated causes low neutrality in encountering an issue and individual labeling. That behavior indicates the counselors lack impartial character. Thus, this study aims to develop a guidance and counseling media of Badranaya (multicultural counseling board game) that promote unbiased character, referring to Semar’s great characters. It used modified Borg and Gall development procedures, while its data were obtained through valid and reliable experts assessment questionnaire and impartial character scale. The numerical data analysis results from guidance and counseling experts, as well as educational media development experts, signify that this media is highly feasible to be used. Meanwhile, the qualitative data from experts in the related fields also confirms the media’s feasibility to be adopted as a new educational media breaktrough, primarily in prospective counselors’ education. Additionally, the paired sample test results also show an increase in the multicultural counselors’ impartial character after they play Badranaya.Abstrak: Perilaku membeda-bedakan kepribadian individu satu dengan yang lain, kurang netral ketika menghadapi suatu permasalahan, dan munculnya pelabelan pada individu lain yang dilakukan oleh para calon konselor multibudaya sering kali terjadi. Perilaku tersebut menandakan kurangnya karakter adil pada calon konselor multibudaya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengembangkan media bimbingan dan konseling untuk memperdalam karakter adil yang mengacu pada nilai luhur Semar. Media yang dipilih adalah Badranaya (Board game Karakter Konselor Multibudaya). Metode penelitian yang digunakan adalah model pengembangan Borg dan Gall yang dimodifikasi. Data penelitian digali menggunakan Kuesioner Penilaian Ahli dan Skala Pengukuran Karakter Adil yang valid dan reliabel. Berdasarkan hasil analisis data numerikal ada ahli materi bimbingan dan konseling serta ahli pengembangan media pendidikan, media dikategorikan sangat layak digunakan. Setelah ditandingkan dengan diskusi hasil data verbal pada ahli-ahli terkait ditarik sebuah kesimpulan bahwa media ini layak digunakan sebagai salah satu terobosan media pendidikan baru khususnya pada pendidikan calon konselor. Berdasarkan hasil perhitungan paired sample test, dapat disimpulkan bahwa tingkat karakter adil calon konselor multibudaya naik setelah memainkan Badranaya.
Perbedaan Tingkat Komitmen Tugas Siswa Kelas Akselerasi dan Siswa Kelas Reguler di SMA Negeri Se-Kota Kediri Rosalia Dewi Nawantara; Laelatul Arofah
Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling Vol 1, No 4 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.51 KB)

Abstract

Abstract: Education plays an important role in shaping the character of students. One of the characters to be instilled by teachers is task commitment. However, what happens in the field, students have lack of responsibility in completing tasks. Task commitment identical with gifted academic children which is acceleration class students. Despite that commitment to duty is basically owned by everyone including regular students. The purpose of this study was to determine level of commitment differences of acceleration class students and regular class students. The method used is descriptive survey research. Data analysis technique used is Mann Whitney test. From the calculation results obtained t value of 0.009 < 0.05, so there is a difference between the commitment level of labor between acceleration class students and students’ regular classroom.Abstrak: Pendidikan berperan penting dalam pembentukan karakter siswa. Salah satu karakter yang harus ditanamkan oleh guru adalah komitmen terhadap tugas. Akan tetapi, yang terjadi di lapangan siswa kurang memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas. Komitmen tugas identik dengan anak berbakat akademik yaitu siswa kelas akselerasi. Meskipun begitu komitmen tugas pada dasarnya dimiliki oleh semua orang termasuk siswa  kelas reguler. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat komitmen tugas siswa kelas akselerasi dan siswa kelas reguler. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survey deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan adalah Mann-Whitney Test. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai t hitung sebesar 0,009<0,05 bahwa terdapat perbedaan antara tingkat komitmen tugas antara siswa kelas akselerasi dan siswa kelas reguler.Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um001v1i42016p165
MENINGKATKAN KETERAMPILAN EMPATI SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PAKET BIMBINGAN PENINGKATAN EMPATI Santy Andrianie; Restu Dwi Ariyanto; Rosalia Dewi Nawantara
Jurnal Bikotetik (Bimbingan dan Konseling: Teori dan Praktik) Vol. 1 No. 2 (2017): Volume 1 Nomer 2, November 2017
Publisher : Jurusan Bimbingan dan Konseling

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/bikotetik.v1n2.p66-72

Abstract

The results of a survey by Plan International and International Center for Research on Women (ICRW) survey released in early March 2015 show that 84% of children in Indonesia are experiencing violence in schools. Handling bullying behavior will not be effective if not accompanied by a prefentive effort. The lack of efforts and media prevention of bullying behavior becomes a problem that needs to get a settlement in order to realize the ideals of a character that can be realized. Individual abusers who refer to bullying have low empathy skills and high aggressiveness, so training empathy can be used as an effort to prevent aggressive behavior that refers to bullying.This study aims to determine the effectiveness of empathy based guidance package based on experiential learning in improving the empathy skills of elementary school students. This research is a type of quasi experiment in which there are experimental groups that will be given treatments in the form of application of empathy based guidance counseling based on experiential learning and control group which will be given empathy material expository. The research was conducted at SDN Bulu Purwoasr. The subjects used were class V students according to the characteristics of the empathy improvement guidance package, which amounted to 32 students and then grouped randomly into the experimental group and the control group. The control group will receive empathic treatments using classical methods while the experimental group will get treatments using empathy based empathy guidance package based on experiential learning. Each will get four treatments with a duration of 35 minutes each session. Empathic skills are measured using the empathy scale developed by M.H Davis, the Interpersonal Reactivity Index (IRI) that has been adapted to Indonesian children's language and has been through expert test, validity test, and reliability.Based on the results of data analysis, based on Independent T test scores, there are differences in empathy skills possessed by both groups both before and after treatment. It is shown from the score of the independent T test both before and after treatment, has a score of 0.37 and 0.02 or less than 0.05 which is the threshold of the significance score of the T test. In the postest activity, the control group has a mean more score high compared with the experimental group, ie 64.1: 62.9. However, after the treatment was given, the mean score of the control group was lower than the experimental group of 76.5: 79.1. The difference in percentage increase from pretest to posttest was also greater in the experimental group with 16.2% than in the control group with 12.4%. The effective contribution of the use of empathy based experiential learning guidance package is 25.8% -19.5% = 6.3%. It can be concluded that This means that the guidance package of empathy improvement based on experiential learning is effective to be applied to grade V elementary school students. Keywords: Empathy Improvement, Elementary School Students, Empathy Improvement Guidance Package
PENGEMBANGAN PANDUAN SOLUTION FOCUSED BRIEF COUNSELING UNTUK GURU BK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI (SMPN) 1 KOTA KEDIRI Laelatul Arofah; Rosalia Dewi Nawantara; Arinda Dwi Puspitasari
Jurnal Bikotetik (Bimbingan dan Konseling: Teori dan Praktik) Vol. 2 No. 1 (2018): Volume 2 Nomer 1, Mei 2018
Publisher : Jurusan Bimbingan dan Konseling

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/bikotetik.v2n1.p100-104

Abstract

Salah satu bentuk profesionalisme guru BK dalam praktik konseling yaitu melakukan konseling dengan tahapan yang sesuai dengan pendekatan yang dilakukan. Berbagai pendekatan dalam konseling cukup beragam, dan salah satunya adalah SFBC (Solution Focused Brief Counseling) atau sering dikenal dengan konseling ringkas berfokus solusi. Konseling ini memfokuskan pada solusi yang dibangun oleh konseli, bukan pada masalahnya. Konseli diajak untuk membangun solusinya sendiri dengan berpegang pada kemampuan yang dimiliki konseli. Akan tetapi kenyataan yang terjadi dilapangan menunjukkan bahwa para guru BK di sekolah belum mengenal pendekatan SFBC ini. Sehingga peneliti tertarik untuk mengembangkan panduan SFBC untuk siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan tujuan agar guru BK memiliki tambahan pengetahuan seputar pendekatan konseling. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian research and development. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan tujuh tahap yaitu 1) tahap pengumpulan data; 2) tahap perencanaan; 3) mengembangkan produk awal; 4) uji coba terhadap ahli materi BK dan media; 5) revisi media; 6) uji calon pengguna produk; dan 7) revisi tahap akhir. Berdasarkan hasil penilaian uji ahli materi BK, ahli media, dan calon pengguna produk, maka diperoleh deskripsi penerimaan pemakai atas bentuk dan isi dari panduan konseling SFBC untuk guru BK SMPN 1 Kota Kediri. Beberapa aspek yang menujukkan keberterimaan panduan Solution Focused Brief Counseling dari ahli materi BK, ahli media, dan calon pengguna produk meliputi aspek ketepatan, kesesuaian, kejelasan, dan kemenarikan. Tiap aspek tersebut dinilai oleh para ahli dan calon pengguna produk yang secara keseluruhan menunjukkan kategori sangat baik.