Muhammad Satya Adhitama
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Kenyamanan Visual Melalui Pencahayaan Alami Pada Kantor (Studi Kasus Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang) Thojib, Jusuf; Adhitama, Muhammad Satya
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 11, No 2 (2013)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.392 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2013.011.02.2

Abstract

Office as a work area requires an adequate level of comfort, so that users can carry out activities smoothly and has a good working productivity . Convenience is not only dependent on the temperature in the chamber , incoming solar radiation , air quality , and weather quality , but is also determined by the quality of the lighting. Indonesia with rich conditions year-round sunshine should put natural lighting as a priority in the design ; aside as environmental response efforts , utilization also can save energy consumption of building. research was designed to evaluate the visual comfort of the application of natural lighting in the office building, on case study Dekanat Fakultas Engineering University Brawijaya ( UB FT ) Malang. method descriptive and correlational research , seeks to combine the observations ( observations made in the form of illumination with luxmeter measurement , simulation contours of natural lighting , the identification of the elements that affect the natural lighting ) with the perception of the user to get an overview of visual comfort and design characteristics of natural lighting in buildings FT UB so as at a later stage can be given recommendations for the achievement of better visual comfortKeywords: office, visual comfort, natural lighting
Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Walkability di Koridor Jalan Braga Kota Bandung Farhan Anugrah Ramadhan Erwiyanto; Muhammad Satya Adhitama
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Koridor Jl. Braga ikon koridor jalan terkenal di Kota Bandung, dengan kawasan yang diperuntukan sebagai wisata, perdagangan, dan jasa (RDTR PZ). Beragamnya fungsi bangunan, mobilitas tinggi, dan ramainya koridor Jl. Braga, banyak tindakan perbaikan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan. Oleh karena itu sudah seharusnya koridor jalan ini memiliki kualitas walkability yang baik. Nyatanya, masih terdapat kekurangan yang membuat perasaan kurang nyaman untuk beraktivitas di jalan ini. Oleh karena itu sudah seharusnya ada pengecekan mengenai persepsi masyarakat terhadap kualitas walkability di koridor jalan ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk menganalisis deskriptif kondisi eksisting walkability di Jalan Braga. Deskriptif kualitatif ini disandingkan dengan standar yang digunakan untuk menentukan secara kualitatif. Metode kuantitatif menggunakan analisis meanscore untuk mengetahui penilaian masyarakat terhadap kualitas walkability. Dari kedua analisis ini, dilakukan sintesis untuk mengetahui mengapa masyarkat memberikan penilaian, dikaitkan dengan kondisi eksisting di Jalan Braga. Hasil penelitian menunjukan aspek aksesibilitas, dan kenyamanan mendapatkan penilaian kurang. Aspek keselamatan dan keamanan mendapatkan penilaian cukup, dan aspek estetika mendapatkan penilaian baik. Penilaian dapat dijelaskan dengan terdapat pengaruh dari kondisi eksisting dan kesesuaian standar. Dapat diartikan jika penilaian kualitas walkability bernilai cukup, dengan perlunya beberapa perbaikan agar dirasa lebih baik dan walkable.
Rekayasa Tata Cahaya Alami Pada Ruang Laboratorium (Studi Kasus: Fakultas Teknik Universitas Brawijaya) Fathimah Fathimah; Jusuf Thojib; Muhammad Satya Adhitama
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.721 KB)

Abstract

Bangunan pendidikan merupakan kebutuhan penunjang aktivitas pada suatu kawasan. Penggunaan energi pada bangunan khususnya sekolah atau universitas, dapat mencapai 40% untuk pencahayaan. Laboratorium adalah salah satu jenis ruang yang menggunakan pencahayaan buatan meskipun aktivitas dilakukan pada pagi hingga sore hari. Hal ini terlihat pada sampel penelitian yang merupakan laboratorium di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang. Penggunaan pencahayaan buatan pada saat praktikum menjadi pencahayaan utama ditemukan pada keempat sampel ruang. Hal ini dipengaruhi oleh pencahayaan ruang yang tidak merata, ruang yang terlalu gelap, dan juga silau diarea dekat bukaan. Melalui penelitian ini akan dilakukan simulasi pada masing-masing ruang dan rekomendasi desain pada ruang laboratorium untuk memaksimalkan potensi pencahayaan alami pada ruang. Variabel penelitian yang diobservasi dan direkayasa adalah dimensi, posisi, material bukaan dan dimensi, posisi, material pembayang matahari. Pada penelitian ini akan diukur pencahayaan alami dalam ruang eksisting lalu melakukan simulasi dengan variabel dan memberikan rekomendasi desain. Tahapan tersebut dilakukan untuk menghasilkan desain laboratorium dengan penggunaan pencahayaan alami sebagai pencahayaan utama dan tingkat pencahayaan alami dalam ruang sesuai dengan standar ruang laboratorium. Perubahan instrumen pencahayaan mempengaruhi pencahayaan dalam ruang sehingga pencahayaan lebih terang, merata dan memenuhi standar.Kata kunci: simulasi, pencahayaan alami, laboratorium, instrumen pencahayaan
Persepsi Pengguna Terhadap Kenyamanan Jalur Pedestrian Pada jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Ahmad Faishal Ekzananda; Muhammad Satya Adhitama
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 4 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gencarnya pengembangan fasilitas jalur pedestrian di ibukota membuat penataan fasilitas pejalan kaki menjadi lebih baik, namun terdapat beberapa jalan yang masih belum adanya perbaikan salah satu jalan perlu ditinjau kembali adalah Jalan Raya Lenteng Agung. Terletak di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jalan Raya Lenteng Agung merupakan area dengan permukiman padat, perkantoran, serta perdagangan dan jasa. Adanya transportasi tetap membuat mobilitas pada jalan ini terhitung tinggi. Dengan kondisinya yang terlihat masih adanya kerusakan pada jalur pedestrian, terputusnya jalur pedestrian, serta hal lainnya mengenai kenyamanan jalur pedestrian yang masih kurang maka perlu adanya peninjauan terhadap kenyamanan jalur pedestrian pada Jalan Raya Lenteng Aguang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Dari analisis tersebut maka akan dilakukan sintesis mengenai keterkaitan penilaian kenyamanan oleh pengguna dan kenyamanan berdasarkan teori dan peraturan. Dari hasil penelitian maka didaptkan kenyamanan jalur pedestrian pada Jalan Raya Lenteng Agung masih dinilai kurang berdasarkan persepsi pengguna maupun berdasarkan teori dan peraturan yang ada. Hal yang menjadi sorotan adalah posisi jembatan penyebrangan orang yang berada tepat di tengah jalur pedestrian. Maka dari itu diperlukan adanya peninjauan dan perbaikan pada jalur pedestrian Jalan Raya Lenteng Agung untuk dapat meningkatkan kualitas kenyamanan fasilitas pejalan kaki.
Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka pada Alun-Alun Cicendo, Bandung Muhammad Fadlan Ramadhan; Muhammad Satya Adhitama
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alun-alun Cicendo sebagai ruang terbuka publik merupakan salah satu respon Pemerintah Kota Bandung terhadap peningkatan kebutuhan ruang kota akan hubungan manusia masyarakat kota dengan alam kota itu sendiri. Namun, berada di tengah kawasan permukiman, perdagangan, industri, dan jasa membuat beragamnya kebutuhan aktivitas masyarakat sehingga tercampurnya seluruh fungsi ruang yang terdistribusi di dalam alun-alun Cicendo. Kompleksitas ruang ini menimbulkan masalah tersendiri dengan ketidakmerataannya pemanfaatan ruang alun-alun Cicendo. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu mengemukakan aspek–aspek yang mempengaruhi pola pemanfaatan ruang dalam alun-alun Cicendo, Bandung. Metode penelitian yang digunakan merupakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan Behavior Setting menggunakan teknik pengambilan data Behavioral Mapping dan metode observasi Place-centered Mapping untuk dapat mengetahui aktivitas pengguna dalam alun–alun Cicendo dengan setting tertentu. Hasil penelitian didapatkan pola pemanfaatan ruang pengguna alun-alun Cicendo dipengaruhi setting fisik aspek keberhasilan ruang dalam masing-masing zona, waktu aktivitas dan aktivitas pengguna. Aspek fisik sittable berpengaruh besar dalam pemanfaatan ruang alun-alun Cicendo. Lainnya, aspek fisik accessible, active dan green juga berpengaruh sedangkan aspek clean tidak terlalu berpengaruh. Masih ditemukan pemanfaatan ruang yang belum optimal dan penyimpangan pemanfaatan aspek fisik dibeberapa area.
Kualitas Elemen Wayfinding pada Malam Hari di Universitas Brawijaya Malang Magvira Ardhia Pratiwi; Muhammad Satya Adhitama
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kampus utama Universitas Brawijaya memiliki luas sekitar 60 hektar dengan fasilitas yang tersedia beroperasional hingga pukul 22.00 WIB. Pada malam hari, mahasiswa memiliki aktivitas seperti kegiatan belajar mengajar, kerja kelompok, berorganisasi, berforum, dan sebagainya. Berbagai macam aktivitas tersebut membuat mahasiswa diharuskan bersirkulasi atau berpindah tempat dari satu lokasi menuju lokasi berikutnya untuk mencapai tujuan tertentu atau disebut ber-wayfinding. Jika kualitas elemen wayfinding pada malam hari tidak optimal dapat mengakibatkan mahasiswa tersesat dan menghabiskan banyak waktu di jalan saat mencapai lokasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas elemen wayfinding pada malam hari dan mengetahui cara untuk meningkatkan kualitasnya, khususnya pada elemen landmark dan signage. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan bantuan kuisioner untuk mengetahui persepsi mahasiswa UB. Metode analisis yang digunakan adalah Mean Score dan Korelasi Kendall’s Tau B. Hasil penelitian yang ditemukan adalah pada koridor studi memiliki kualitas yang cukup baik dan sudah optimal dengan aspek wayfinding paling baik pada landmark yaitu aspek imageability dan pada signage yaitu aspek legibility. Analisis Korelasi Kendall’s Tau B menghasilkan bahwa pada elemen landmark secara kuat dan pasti aspek pencahayaan dapat meningkatkan kualitas aspek lainnya, sedangkan pada elemen signage terdapat tiga interpretasi hubungan antara aspek pencahayaan dan aspek lainnya, yaitu berhubungan kuat, cukup, dan sangat lemah.
Pengaruh Konfigurasi Atap pada Rumah Tinggal Minimalis Terhadap Kenyamanan Termal Ruang Yogi Misbach Adisurya; Agung Murti Nugroho; Muhammad Satya Adhitama
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.224 KB)

Abstract

Global Warming merupakan permasalahan global yang belum terselesaikan hingga saat ini, dan menyebabkan kenyamanan termal di dalam ruangan menurun dikarenakan suhu di dunia meningkat, penggunaan Air Conditioner (AC) adalah solusi yang banyak digunakan banyak orang namun cara ini membutuhkan konsumsi energi listrik yang cukup besar, khususnya pada bangunan rumah tinggal. Oleh karena itu diperlukan teknologi bangunan yang dapat meningkatkan kenyamanan ruangan, salah satunya adalah teknologi atap. Atap pada rumah tinggal merupakan bagian dari bangunan yang berpengaruh paling besar dalam melindungi bangunan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental yang kemudian di analisis. Studi ini bertujuan untuk menemukan konfigurasi atap yang dapat meningkatkan kenyamanan termal di dalam ruangan pada bangunan rumah tinggal di kota Malang.Kata kunci: Kenyamanan termal, Rumah tinggal, Atap
Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal pada Ruang Hunian Rumah Susun Aparna Surabaya Anisa Budiani Arifah; Muhammad Satya Adhitama; Agung Murti Nugroho
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 4 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1054.281 KB)

Abstract

Kota Surabaya memiliki cuaca yang panas dengan suhu rata-rata dapat mencapai 35 oC.hal tersebut dapat berpengaruh pada kurangnya kenyamanan termal dalam bangunan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendukungterciptanya kenyamanan termal pada bangunan yang berada pada daerah tropis adalah dengan meningkatkan kecepatan angin dalam ruang melalui desain bukaan. Bangunan Rumah Susun Aparna Surabaya telah menerapkan sistem penghawaan alami dengan double loaded corridordan cross ventilation. Akan tetapi kondisi udara pada ruang hunian belum memenuhi kenyamanan termal dengan suhu rata-rata 31 oC dan kecepatan angin rata-rata 0,2 m/s. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja bukaan serta pengaruhnya terhadap kenyamanan termal pada ruang yang berlanjut pada perancangan bukaan dengan menyesuaikan kebutuhan kenyamanan termal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif melalui observasi lapangan dan validasi data dengan simulasi software Ansys Workbench CFX Fluid Flow yang berlanjut pada rekomendasi desain. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 2 ruang yang berbeda orientasi pada tiap massa bangunan. Hasil penelitian menunjukkan kinerja bukaan jendela dapat meningktakan kecepatan angin serta perluasan persebaran angin dalam ruang dengan mengganti tipe bukaan menjadi jendela geser vertical dan jendela nako dan menambah dimensi bukaanmenjadi 21%.Kata kunci: Kenyamanan termal, bukaan jendela, rumah susun
Preferensi Setting Fisik Pembatas Ruang pada Ruang Terbuka Publik (Studi Kasus: Alun-Alun Merdeka dan Alun-Alun Tugu Kota Malang) Wahyu Kresna Kartika; Muhammad Satya Adhitama
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang Terbuka Publik merupakan salah satu kebutuhan untuk masyarakat kota. Salah satu elemen yang berkontribusi dalam penilaian kualitas sebuah ruang publik adalah enclosure, pembatas ruang merupakan salah satu elemen pembentuk enclosure.  Pada objek studi kasus, terdapat perbedaan karakter pembatas ruang pada Alun-Alun Merdeka dan Alun-Alun Tugu Kota Malang. Sehingga memicu pertanyaan mengenai bagaimana setting fisik pembatas ruang yang sesuai dengan preferensi penggunanya, agar dapat mewujudkan ruang terbuka publik yang sesuai bagi masyarakat. Dengan menggunakan metode kuantitatif, penelitian ini mengumpulkan data preferensi pengguna menggunakan stimuli dan kuesioner berdasarkan dua objek studi kasus, yaitu Alun-Alun Merdeka dan Alun-Alun Tugu Kota Malang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa preferensi terhadap setting fisik pembatas ruang dapat bervariasi bergantung pada karakter dan aktivitas yang ada pada ruang terbuka publik tersebut. Dalam mengetahui preferensi penggunanya, terdapat tiga variabel dalam mengukur pembatas ruang yang sesuai bagi masyarakat, yaitu berdasarkan kenyamanan, keamanan, dan keindahan. Ketiganya memerlukan setting fisik pembatas ruang yang berbeda untuk mewujudkannya, yaitu dari aspek material, ketinggian, tipe, dan akses visual. Dalam penelitian ini dihasilkan bahwa pembatas ruang dengan soft-material, ketinggian 30-60 cm, bertipe batas semu, dan dengan akses visual semi bebas merupakan setting fisik pembatas ruang yang dinilai paling baik digunakan pada ruang terbuka publik. Tetapi, setting fisik yang digunakan juga perlu mempertimbangkan karakter dari ruang aktivitas tersebut.
Persepsi Pejalan Kaki Terhadap Kenyamanan Spasial Jalur Pejalan Kaki di Jalan Semeru Kota Malang Herdita Larasati; Muhammad Satya Adhitama
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan RDTR dan PZ Malang Tengah terdapat rencana perbaikan jalur pejalan kaki pada tahun 2018-2023. Salah satu lokasi tersebut berada di jalan Semeru kota Malang. Koridor jalan Semeru memiliki berbagai macam fungsi ruang, fungsi komersial, fungsi pendidikan, serta fasilitas umum. Koridor jalan Semeru banyak di lalui oleh pejalan kaki dengan tujuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu kenyamanan spasial yang ada di jalan Semeru perlu diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan pejalan kaki yang melaluinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pejalan kaki mengenai kenyamanan spasial jalur pejalan kaki di jalan Semeru kota Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan secara kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif berupa observasi pada lokasi studi mengenai elemen yang telah ditentukan, sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang berjenis close-ended question mengenai persepsi pejalan kaki yang melibatkan 110 responden. Hasil penelitian yang diperoleh adalah kenyamanan spasial yang ada di jalan Semeru masih diperlukan adanya perbaikan. Salah satunya seperti jenis vegetasi yang ada di jalan Semeru menyebabkan kerusakan material jalur pejalan kaki namun dapat memberikan peneduhan terhadap terik matahari . Hal ini berarti jalur pejalan kaki di jalan semeru belum dapat memenuhi kenyamanan spasial secara menyeluruh.